Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Surianti
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lanawati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan atas dasar kenyataan bahwa prestasi akademik yang tercermin dalam indeks prestasi kumulatif (IPK) tidak selamanya mencerninkan kemampuan intelektual yang dimiliki mahasiswa. Mereka yang memiliki kemampuan intelektual tinggi dapat saja memiliki IPK rendah karena faktor nonintelektual dan lingkungan yang kurang mendukung, sebaliknya mereka yang memiliki kemampuan intelektual sedang atau rata-rata dapat memiliki IPK tinggi karena faktor nonintelektual dan lingkungan yang mendukung. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk menguji sejauh mana peran faktor intelektual dan nonintelektual yang mencakup inteligensi, kreativitas, kecerdasan emosional dan kepribadian berperan dalam mewujudkan prestasi akademik mahasiswa di perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini diyakini bahwa faktor intelektual dan nonintelektual berperan dalam mewujudkan prestasi akademik. Tujuan penelitian ini adalah menguji model struktural yang menggambarkan pengaruh langsung dari inteligensi dan kepribadian, serta pengaruh tidak langsung dari kecerdasan emosional dan kreativitas untuk menjelaskan prestasi akademik.
Penelitian ini melibatkan sampel sejumlah 222 mahasiswa yang berasal dari tiga universitas di Jakarta. Data diperoleh dari tes inteligensi (CFIT), tes kreativitas verbal dan figural (TKV dan TKF), inventori kecerdasan emosional (EII), Mayer SaIovey Caruso Emotional Intelligence Test (MSCEIT) dan inventori kepribadian yang terdiri dari tiga skala penelitian MMPI yaitu skala college arjustment, ego strength dan social responsibility. Prestasi akademik diperoleh dari IPK semester empat dan jumlah SKS empat semester yang dicapai oleh mahasiswa. Data dianalisis dengan menggunakan program LISREL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model struktural yang diuji dalam penelitian, terbukti sesuai (fit) untuk menjelaskan prestasi akademik. Dengan demikian inteligensi dan kepribadian memberikan pengaruh langsung dan bermakna terhadap prestasi akademik, sedangkan keoerdasan emosional dan kreativitas memberikan pengaruh tidak Iangsung namun berrnakna, yaitu melalui kepribadian.
Saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan ialah penggunaan sampel yang Iebih bervariasi agar dapat digeneralisasikan secara lebih Iuas. Skor prestasi akademik hendaknya diperoleh dari tes prestasi akademik yang dibuat khusus untuk penelitian yang bersangkutan- Saran yang diajukan untuk universitas ialah peningkatan program pembentukan karakteristik kepribadian yang menunjang keberhasilan belajar mahasiswa melalui konseling individu dan bimbingan kelompok. Berilah perhatian khusus pada perkembangan kemampuan mengatasi masalah emosional mahasiswa. Sediakan kesempatan dan fasilitas untuk pengembangan kreativitas mahasiswa. Dalam mengambil keputusan pendidikan yang berkaitan dengan seleksi, gunakan kepribadian sebagai salah satu kriteri untuk menentukan penerimaan dalam suatu program perguruan tinggi atau program beasiswa.

Abstract
The purpose of this research was to prove a theoretical model of students characteristics, the cognitive and non cognitive factors in determining academic achievement at university. Specifically, the objectives of the research is to prove that intelligence and personality will have direct and significant elfect to the academic achievement; creativity and emotional intelligence will have indirect yet signilicant effect through the personality to the academic achievement. The result of this research may provide input about the predictors that influence student's academic achievement at university.
Structural equation model with LlSREL program is used to analyze the direct effect of intelligence, personality and indirect effect of creativity emotional intelligence, through the personality, to the academic achievement.
Results supported that the intelligence and personality have direct etfects on academic achievement, while creativity and emotional intelligence has an indirect elfect. These findings are consistent with previous researches that show how cognitive and non cognitive factors affect the student?s academic achievement at university."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Syafitri Widianti
"ABSTRAK
Pada awalnya kompetisi atau persaingan merupakan bagian dari hidup
manusia. Pada awalnya persaingan yang terjadi antara saudara kandung bertujuan
untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua. Bagaimana seorang
anak mengembangkan tingkah laku kompetitif tergantung dari sikap orang tua
dan masyarakat dalam memandang kompetisi, apakah mendukung atau tidak
mendukung terjadinya suatu kompetisi (Medinnus & Johnson, 1969).
Menurut Scheinfeld (1973), sekolah merupakan salah satu media yang
memiliki pengaruh dalam menengahi perbedaan dan kompetisi di antara anak
kembar dengan memisahkan mereka ke dalam kelas yang berbeda. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk melihat gambaran kompetisi yang terjadi pada remaja
kembar identik ketika mereka berada pada satu kelas dan ketika berada pada pisah
kelas dan bagaimana pengaruh kompetisi terhadap kegiatan belajar dan prestasi
belajar mereka di sekolah, serta faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya
kompetisi.
Subyek yang dipilih adalah remaja kembar identik yang pernah berada
pada satu kelas dan pisah kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah studi
kasus dengan melakukan wawancara terhadap enam orang subyek (3 pasang
remaja kembar identik).
Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa kompetisi yang
terjadi pada subyek adalah kompetisi dalam hal berprestasi di sekolah. Kompetisi ini terjadi karena adanya sikap membandingkan dari teman, guru atau orang tua
dalam masalah prestasi belajar. Perbandingan dalam masalah fisik atau masalah
lainnya tidak menimbulkan kompetisi pada subyek. Faktor utama yang
mendorong subyek untuk berkompetisi adalah keinginan untuk mendapatkan
prestasi yang lebih baik atau paling tidak sama baiknya dengan saudara
kembamya. Pada umumnya adanya perasaan kompetisi juga menjadikan subyek
menjadi lebih bersemangat dalam belajar, walaupun belum tentu meningkatkan
prestasi seperti yang dicapai saudara kembarnya. Subyek juga merasa
berkompetisi dengan saudara kembamya ketika mereka berada pada satu kelas
karena lebih sering diperbandingkan dan kondisi yang mereka hadapi sama."
1998
S2682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Hendrawati Widyanto
"enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inteligensi umum dan
inteHgensi emosional terhadap prestasi belajar dan terhadap ctrt
kepemimpinan translOrrnasional di SMU Al Azhar Bumi Serpong Damai
lnteligensi umum dan inteligensi emosional merupakan dua sisi kecakapan
dasar yang dimiliki siswa, Sedangkan prestasi belajar dan kepernimpinan
dipifih sebagai ukuran keberhasilan pendidikan, masing-masing dari sisi
pengetahuan dan ketrampilan,
Siswa SMU yang terlibat dalam penelilian ini berjumlah 124 orang. Alasan
dirunbilnya siswa SMU sebagai subyek penelitian karena pada usia ini sudah
menunjukkan mulai adanya kematangan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial
Untuk mengukur keempat variabel tersebut digunakan: (1) tes pengukuran
intcligensi umum Raven's Advanced Progressive Matrices (R.-\PM). (2) tes
pengukuran inteligensi emosional dengan Inventori Kecerdasan Emosional
(IKE) yang disusun oleh Sri Lanawati. (3) tes pengukuran ciri kepemimpinan
transfommsional yang dikernbangkan pada penelitian ini dari MLQ-5S olch
Bass dan Avolio. dan (4) data prestasi belajar dari buku nilai siswa.
Penelilian ini bcrsifal ex post facto Pengolahan data menggunakan bantuan
program komputer SPSS versi 10.0 untuk analisis dcskriptif korelasi dan
regresi
Hasil penelitian menunjukkan:
1. lnteligensi umum dan inteligensi emosional secara bersama memberi
sumbangan efektif yang bermakna terhadap prestasi belajar dengan
koefisien regresi yang distandarkan. p. masing-masing sebesar 0.22 dan
0.22 pada signifikasi yang ditcrima yaitu masing-masing sebcsar 0,01
dari 0.02
2. Intelegensi umum dan intelegensi emosional secara bersama memberi sumbangan yang bermakna terhadap ciri kepemimpinan transformasional. Walaupun demikian hanya intelegensi emosional yang secara signifikan (dengan nilai hamper nol) memberikan sumbangan tinggi yaitu dengan B sebesar 0,5. Dipandang dari sisi komponennya ketrampilan sosial dan kesadaran diri memberikan sumbangan yang
bermakna dengan ~ sekitar 0,3 pada signifikansi yang diterima, yaitu
hampir nol Pengamatan lebih lanjut pada pengelompokan siswa dengan
ciri kepemirnpinan transfonnasional yang semakin tinggi memmjukkan
adanya sumbangan dari inteligensi umurn hingga sebesar 0,2 walaupun
tidak siginifikan.
3. Hasil sosiometri mengenai pemimpin berdasarkan pilihan siswa
berkorelasi secara signifikan berkorelasi dengan ciri kepemimpinanan
transformasional dengan koefisien detenninasi, R2
, sebesar 13%. Namtm
pada kelompok siswa dengan aknr inreligensi di atas rata-rata (IU:: 14)
diperoleh R = 44%.
4. Alat ukur ciri perilaku kepemimpinan transformasional memiliki
validitas dan reliabilitas yang tinggi dan pada signifikansi yang diterima
yaitu hampir nol. Ditemukan hanya ada satu butir kuesioner yang berada
sedikit di bawah batas ambang reliabilitas yang diterima, yaitu dengan
nilai r = 0,22. Pada penelitian ini ditetapkan reliabilitas diterima pada r;
0.25.
Secara umum disarankan bagi pendidik dan orang tua untuk lebih
memperhatikan peningkatan inteligensi emosional di samping inteligensi
umum karena dari penelitian ini terlihat bahwa inteligensi emosional
berperan pada peningkatan prestasi belajar dan pembentukan ciri
kepcmimpinan transformasional. Sedangkan bagi peneliti disarankan untuk
mengembangkan alat ukur kepemimpinan transformasional menjadi
kepemimpinan mullifaktor seperti halnya konstruk asli dari MLQ-SS.
Dcngan demikian diharapkan dapat diperoleh peta ciri kepemimpinan rernaja
yang lebih lengkap dari transformasional hingga laissez-faire."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Dewiningsih
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1982
S2074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Musdalifah
"Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah membangun dan membentuk konsep diri (Grinder, 1990). Bagi anak kembar, adanya kesamaan dan kekompakan yang merupakan hal paling menonjol terutama pada kembar identik, menyebabkan orangtua dan orang-orang di sekitar memperlakukan mereka dengan sama., seolah-olah mereka sebagai suatu unit bukan sebagai individu (Mulyadi, 1996). Selain itu, adanya kecenderungan pada anak kembar untuk mengambangkan hubungan yang terlalu dekat dan saling tergantung satu sama lain juga dapat menghambat mereka untuk berkembang menjadi diri sendiri serta menghambat perkembangan mental dan sosialnya (Scheinfeld, 1973) Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran konsep diri pada remaja kembar identik. Gambaran konsep diri ini mengacu pada 3 dimensi dari Hattie (1992), yaitu Academic Self Concept, Social Self Concept dan Self Regard atau Presentation of Self berdasarkan tes Human Figure Drawings, House Tree Person dan Sack’s Sentence Completion Test. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan dokumentasi serta catatan arsip sebagai metode pengumpulan data yang diperoleh dari arsip-arsip kasus yang tersedia di klinik bimbingan anak Pakultas Psikologi UI pada tahun 2002. Namun karena keterbatasan data yang tersedia, maka hanya ditemukan satu kasus sepasang remaja kembar identik dengan jenis kelamin laki-Iaki yang dijadikan subyek dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisa dan mengacu pada 3 dimensi konsep diri dari Hattie (1992), terlihat bahwa ada beberapa konsep diri yang digambarkan sama namun juga beberapa di antaranya digambarkan berbeda. Pada dimensi academic self concept terdapat perbedaan konsep diri yang ditunjukkan oleh kedua subyek. Namun pada dimensi social self concept dan seff regard/presentation of self beberapa sub dimensi tersebut sebagian diantaranya digambarkan sama dan sebagian lainnya berbeda. Adanya persamaan sekaligus perbedaan ini menunjukkan bahwa proses pembentukan konsep diri yang dialami kedua subyek terlihat lebih kompleks dimana di satu sisi mereka harus dapat menunjukkan pribadi mereka masing-masing, namun di sisi lain keberadaan mereka sebagai anak kembar menyebabkan adanya berbagai kesamaan dalam hal-hal tertentu. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar jumlah sampel yang digunakan lebih banyak. Pengambilan sampel sebaiknya tidak hanya terpaku pada data yang tersedia di bagian arsip namun juga berusaha untuk mencari subyek di lapangan. Selain itu sebaiknya penelitian juga dilakukan pada remaja kembar identik perempuan
sehingga diharapkan dapat terlihat perbedaan dinamika konsep diri yang mungkin muncul dari perbedaan jenis kelamin ini. Lebih lanjut lagi, dapat juga dilakukan penelitian dengan membandingkan antara remaja kembar yang tergolong identik serta fratemal. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka diharapkan hasil penelitian ini juga dapat lebih dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang sama dengan menggunakan pendekatan kuantitatif serta instrumen penelitian lainnya yang lebih sesuai untuk menggambarkan konsep diri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Hapsari
"Penelitian ini bertujuan untuk melibat pengaruh kecenderungan kepribadian dan lingkungan belajar terhadap kreativitas menulis remaja. Hipotesis yang dikemukgkan pada penelitian ini adalah (1) kecenderungan kepribadian remaja yang kreatif dalam menulis adalah introvert, (2) lingkungan belajar memberi pengaruh signifikan terhadap kreativitas menulis remaja, (3) lingkungan belajar dan kecenderungan kepribadian secara bersama-sama memberi pengaruh signifikan terhadap kreativitas menulis remaja.
Subyek penelitian ini adalah remaja SMP yang juga siswa Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional (LBPP) LIA. Subyek diminta untuk mengisi kuisioner dan mengarang berbahasa Inggris sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Mat ukur variabel kecenderungan kepribadian diadaptasi dan dimodifikasi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang dikembangkan Isabel Briggs-Myers da Katherine Briggs. Kuisioner untuk variabel lingkungan belajar dikembangkan peneliti berdasarkan kerangka teoritis yang ada. Tulisan dievaluasi dengan menggunakan skema penilaian tulisan kreatif yang dirancang oleh Utami Munandar. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dengan bantuan SPSS for Windows versi 13.00.
Analisis hasiI penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan kepribadian dan lingkungan belajar tidak memberi pengaruh bermakna terhadap kreativitas menulis remaja. Alasan-alasan yang menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis penelitian ini serta beberapa analisis tambahan dibahas pads bagian diskusi dari tesis.
Beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya antara lain (1) melakukan penelitian serupa dalam konteks pendidikan formal, (2) penggunaan metode kualitatif pada penelitian selanjutnya, dan (3) penggunaan seluruh komponen dari keempat dikotomi MBTI pada variabel kecenderungan kepribadian.

This research aims to examine the effects of personality preferences and learning environment to adolescents' creativity in writing. The objective of this study is to demonstrate these following hypotheses: (1) that introversion is the personality preference of adolescents who are creative in writing, (2) that learning environment gives significant effect to adolescents' creativity in writing, and (3) that both personality preferences and learning environment give significant effects to adolescents' creativity in writing.
Subjects of this study are junior-high school adolescents who at the same time are students of LBPP LIA Galaxy English course. Subjects are supposed to fill in questionnaires and write an English composition based on a topic given. Instrument used to measure personality preference variable is adopted and modified from the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) developed by Isabel Briggs-Myers and Katherine Briggs. Questionnaire for learning environment variable is developed based on related theoretical framework. Scoring system used to examine the English composition is adopted from the Creative Writing Scoring Scheme developed by Utami Munandar. Multiple Regression Analysis with the help of a computer software called Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) version 13.00 for Windows is used to examine whether the two independent variables (personality preferences and learning environment) can be predictors for adolescents' creativity in writing.
The result shows that neither personality preferences nor learning environment can be predictor for adolescents' creativity in writing. Contradictive evidences with previous studies and shortcomings in terms of methodology are discussed.
Suggestions for subsequent studies are proposed Similar research in formal educational context is needed The use of qualitative method as well as the whole MBTI dichotomies will enrich information for this research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisylla Inggitacestyakara Dewaji
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan-keterampilan dan kepribadian terhadap minat beli konsumen terhadap produk Sensatia Botanicals. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel data dengan metode survei. Pada penelitian ini sampel yang diambil dengan metode purposive sampling sebanyak 100 responden, dengan kriteria individu yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta berusia 18 tahun ke atas dan
tahu tentang Sensatia Botanicals tetapi belum pernah membelinya. Hasil dari Penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan-keterampilan dan kepribadian yang dimiliki oleh responden memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli produk Sensatia Botanical.

This study aims to determine the effect of knowledge-skills and personality on consumer buying interest in Sensatia Botanicals products. This study uses a quantitative approach with data sampling techniques with survey methods. In this study, samples were taken using purposive sampling method as many as 100 respondents, with the criteria of individuals who are domiciled in the DKI Jakarta area aged 18 years and over and knew about Sensatia Botanicals but had never bought one. The results of this study prove that the knowledge-skills and personality possessed by the respondents have a significant influence on buying interest in Sensatia Botanical products.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sr. Michael Sumiyati
"Penelitian ini berangkat dari adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada mengenai penguasaan Teknik Komunikasi Sosial siswa SMPS yang pada umumnya lebih rendah dari bidang studi lainnya yang di Ebtanaskan. Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara inteligensi, kecakapan sosial, sikap siswa terhadap bidang studi teknik komunikasi sosial dan konsep diri, terhadap penguasaan teknik komunikasi sosial siswa.
Berdasarkan kajian teori diajukan enam hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Penelitian dilakukan pada siswa SMPS Marsudirini Jakarta kelas tiga semester enam tahun ajaran 1991/1992. Berdasarkan perhitungan korelasi sederhana, parsial dan korelasi ganda, hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1 yang berbunyi, ?ada hubungan yang positif dan signifikan antara inteligensi dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial? ditolak atau tidak terbukti.
2. Hipotesis 2 yang berbunyi ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecakapan sosial dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak
3. Hipotesis 3 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap Teknik Komunikasi Sosial dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak.
4. Hipotesis 4 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri siswa dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial? ditolak.
5. Hipotesis 5 yang berbunyi, "ada hubungan yang positif dan signifikan secara bersana-sama antara inteligensi, kecakapan sosial, sikap siswa terhadap Teknik Komunikasi Sosial, dan konsep diri dengan Penguasaan Teknik Komunikasi Sosial" ditolak.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kelima hipotesis tersebut dalam penelitian ini ditolak atau tidak terbukti. Selanjutnya dengan hasil temuan itu diajukan saran-saran yang berkaitan dengan pengajaran TKS antara lain; agar dikembangkan sifat asertif siswa melalui jalur pendidikan formal yaitu sekolah maupun pendidikan informal yaitu dalam keluarga. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memperluas sampel penelitian, menggunakan alat ukur yang sudah dibakukan dan metode pengumpulan data secara terpadu, serta dimanfaatkannya hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya peningkatan penguasaan Teknik Komunikasi Sosial. Selain itu perlu ditambahkan variabel minat dan motivasi dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertolak dari adanya kesenjangan antara kemajuan yang pesat di era globalisasi dengan pengembangan sumher daya manusia di Indonesia, karena pendidikan formal di sekolah tidak dapat mengejar kemajuan ilmu pengetahuan dan teknnlogi yang demikian cepatnya. Oleh karena itu, peran Kelompok ilmiah Remaja
(KIR), sebagai kegiatan ekstrakudkuler diperlukan untuk mengisi kekurangan materi pelajaran yang diterima siswa di kelas. Di samping itu KIR juga memiliki peran terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, karena KIR memiliki tiga bidang kajian
dalam kegiatannya, yaitu bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA),
ilmu pengetahuan sosial (IPS), dan aplikasi teknologi (Aptek). Melihat pentingnya manfaat partisipasi siswa dalam kegiatan KIR, membuat pengkajian tentang peran
partisipasi siswa dalam KIR terhadap prestasi belajar menjadi perlu.
Penelitian ini untuk mengkaji beberapa faktor psikologis yang dianggap
memberi sumbangan terhadap prestasi belajar. Dari beberapa faktor psikologis yang perlu mendapat perhalian adalah inteligensi dan motivasi berprestasi. Inteligcnsi penting diteliti karena adanya angggapan bahwa siswa yang berpanisipasi dalam KIR
adalah siswa-siswa yang memiliki prestasi yang baik di kelasnya dan memiliki inteligensi yang tinggi. Adapun motivasi berprestasi juga dianggap panting karena melalulkegiatan KIR siswa memperoleh kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi pengembangan dirinya. Pengalaman dan hasil yang mereka peroleh dalam kegiatan
tersebut akan internalisasikan dalam dirinya, yang pada akhirnya ditujukan untuk mencapai prestasi yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti
sumbangan inteligcnsi, motivasi berprestasi dan partisipasi siswa dalam KIR terhadap prestasi belajar siswa remaja.
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas l dan II SMUN di wilayah Jakarta Timur yang berpartisipasi dalam kegiatan KIR Sampel berjumlah 83 omng yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Data tentang kemampuan tes inteligensi
diperoleh dari hasil tes Standard progresive Marrics (SPM). Adapun data tentang motivasi berprestasi dan partisipasi siswa dalam KIR diperoleh dari kuesioner motivasi bcrprcstasi dan partisipasi siswa dalam KIR. Sedangkan data tentang prestasi
belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata evaluasi hasil belajar (EI-IB) cawu II.
Analisis data dilakukan dengan memanfaatkan program Statistic Package for Social Science (SPSS).
Penelitian ini menunjukkan bahwa inteiigensi memberikan sumbangan yang
signihkan terhadap prestasi belajar. Adapun motivasi berprestasi dan partisipasi siswa dalam KIR tidak memberikan sumbangan signifikan terhadap prestasi belajar, baik pada saat dihitung sendiri maupun bersama-sama.
Walaupun tidak ditemukan sumbangan yang signifikan dari motivasi
berprestasi dan partisipasi siswa terhadap prestasi belajar, namun ditemukan hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dan partisipasi siswadalam KIR.
Motivasi berprestasi ini pada gilirannya memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar kegiatan KIR dikelola secara
optimal, sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan motivasi berprestasi para siswa remaja.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan melakukan pengontrolan terhadap aspek sekolah (guna metode, sarana sekolah) agar hasil penelitian dapat digeneralisir
secara lebih luas Di samping itu, untuk mendapatkan hasil yang layak untuk keperluan generalisasi hendaknya penelitian juga dilakukan di beberapa SMUN di berbagai wilayah Jakarta."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>