Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trio Hadiwibowo
"Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk menunda dan mencegah oksidasi. Tumbuhan bandotan (Ageratum conyzoides L.) diteliti memiliki beberapa konsitituen yang mengandung antioksidan, seperti senyawa flavanoida & alkaloida. Pada penelitian ini akan dilakukan ekstraksi daun bandotan untuk memperoleh ekstrak kasar. Untuk memperoleh ekstrak kasar digunakan ekstraksi berbantu gelombang mikro dengan pelarut etanol. Parameter yang divariasikan berupa volume pelarut (20, 40, 60, 80, dan 100 mL) dan waktu ekstraksi (5, 10, 15, 20, dan 25 menit). Pada volume pelarut 100 mL dan waktu ekstraksi 15 menit, diperoleh aktivitas antioksidan terbaik, sebesar 73,21 % dan waktu 20 menit untuk yield terbesar sebesar 10,28 %.

Antioxidants are compounds that have the ability to delay and prevent oxidation. Bandotan plant (Ageratum conyzoides L.) has been studied contain some constituent which have antioxidant activity, such as flavanoids & alkaloids compounds. In this study will be conducted extraction to obtain crude extract of bandotan leaves. Microwave assisted extraction with ethanol as solvent is used to obtain the crude extract. Varied parameters such as volume of solvent (20, 40, 60, 80, and 100 mL) and extraction time (5, 10, 15, 20, and 25 minutes). At 100 mL solvent volume and extraction time 15 minutes, obtained the best antioxidant activity amounted to 73.21 % and 20 minutes for the largest yield amounted to 10,28 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51940
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agustino Mardika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kapasitas antioksidan dari ekstrak etanol daun Ageratum conyzoides dengan menggunakan metode ekstraksi bertekanan tinggi dengan sirkulasi pelarut. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh variasi tekanan ekstraksi dan waktu ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan dari ekstrak yang dihasilkan. Waktu ekstraksi antara 5-75 menit dan tekanan ekstraksi antara 2-12 bar.
Pada ekstrak dilakukan pengujian aktivitas antioksidan menggunakan spektofotometer UV dengan metode carotene bleaching. Semakin lama waktu ekstraksi, maka semakin besar aktivitas kemudian turun pada waktu ekstraksi di atas 30 menit. Sedangkan semakin besar tekanan ekstraksi akan membuat nilai aktivitas antioksidan semakin besar. Nilai aktivitas antioksidan yang dihasilkan pada tekanan dan waktu ekstraksi optimum sebesar 75,89%.

The objective of this study is to measure the antioxidant capacity of the ethanol extract of leaves of Ageratum conyzoides by using high-pressure extraction with solvent circulation. This study will examine the influence of pressure variations of extraction and extraction time on antioxidant activity of compounds produced. Extraction time between 5-75 minutes and the extraction pressure between 2-12 bar.
On the antioxidant activity of extracts was tested using UV spectrophotometer by carotene bleaching method. The longer time of extraction, the greater the activity then decreased at the time of extraction after 30 minute. Meanwhile, the greater the pressure will make the value of antioxidant activity greater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miessya Wardani
"Nanokomposit SiO2/NiMoO4 telah berhasil disintesis menggunakan fraksi air ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai sumber basa dan capping agent dalam proses sintesis. Keberhasilan sintesis nanomaterial dikonfirmasi dari hasil karakterisasi yang dilakukan. Spektra FTIR menunjukkan adanya vibrasi khas logam dengan oksigen pada rentang bilangan gelombang 1000-400 cm-1. Karakterisasi XRD menunjukkan bahwa terbentuknya kristalin nanopartikel SiO2, nanopartikel NiO dengan struktur kubik, MoO3 dengan struktur ortorombik, NiMoO4 dengan struktur monoklinik, dan SiO2/NiMoO4 memiliki pola difraksi 2θ gabungan dari penyusunnya. Komposisi logam Ni dan Mo pada nanokomposit SiO2/NiMoO4 dikarakterisasi menggunakan AAS didapatkan masing-masing sebesar 19,36% w/w dan 22,36% w/w. Uji aktivitas katalitik nanokomposit SiO2/NiMoO4 dilakukan sebagai katalis reduksi untuk senyawa 2,4,6-trinitrofenol dengan NaBH4. Kondisi optimum nanokomposit untuk mereduksi senyawa nitro didapatkan pada massa katalis 3 mg dengan konsentrasi 2,4,6-trinitrofenol 5x10-5 M dan NaBH4 0,1 M. Hasil studi kinetika menunjukkan bahwa reaksi reduksi mengikuti hukum laju orde pertama dengan nilai tetapan laju reaksi reduksi sebesar 0,01 menit.

Nanokomposit SiO2/NiMoO4 nanocomposite was successfully synthesized using water fraction of bandotan (Ageratum conyzoides L.) leaf extract as a base source and capping agent in the synthesis process. The success of nanomaterial synthesis was confirmed from the results of the characterization being carried out. FTIR spectra showed the presence of a typical metal vibration with oxygen in the wave number range 1000-400 cm-1. XRD characterization showed that SiO2 nanoparticles, NiO nanoparticles crystalized on cubic structure, MoO3 on orthorhombic structure, NiMoO4 on monoclinic structure. The XRD of SiO2/NiMoO4 nanocomposite showed a 2θ diffraction pattern from their constituents. The composition of Ni and Mo metals on SiO2/NiMoO4 characterized using AAS was obtained at 19.36% w/w and 22.36% w/w, respectively. The catalyst SiO2/NiMoO4 nanocomposite was used as the reduction catalyst for 2,4,6-trinitrophenol compounds with NaBH4. The optimum condition of nanocomposite to reduce nitro compounds was obtained at a weight of 3 mg with 2,4,6- trinitrophenol concentration at 5x10-5 M and NaBH4 0,1 M. The results of the kinetic study show that the reduction reaction follows the first order rate law with the reduction reaction rate constant of 0.01 minutes-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T51684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Ismawati
"Berdasarkan data WHO tahun 2008, angka kematian di Asia Tenggara yaitu 14,5 juta, sekitar 55% atau 7,9 juta disebabkan oleh penyakit degeneratif. Paparan radikal bebas merupakan penyebab utama penyakit degeneratif. Radikal bebas dapat diatasi dengan penggunaan antioksidan. Salah satu sumber senyawa antioksidan alami adalah tanaman Mimusops elengi L dengan kandungan senyawa yaitu quercetin, hentriacontane, dan β-carotene yang diperoleh dari ekstrak daun Mimusops elengi L. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan daun Mimusops elengi L dalam ekstrak etanol. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1 difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil menunjukkan jika ekstrak etanol dengan variasi waktu ekstraksi 45 menit memiliki nilai aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 yaitu 10,6. Nilai IC50 dari seluruh sampel uji variasi waktu ekstraksi tergolong antioksidan yang sangat kuat (nilai IC50 <50).
Based on WHO?s data, in 2008 the value of mortality in South-East Asia Region are 14.5 million, 7.9 million (55%) were due degenerative diseases. Free radicals are believed to be a major causes of degenerative diseas. Free radicals can be minimized with antioxidant. Mimusops elengi L is one of the plant that have potential as antioxidant such as quercetin, hentriacontane, and β-carotene which can be used to treat various disease. The main aim of this study is to evaluate the in vitro antioxidant (DPPH) for ethanolic extracts of Mimusops elengi L leaves. Extraction using reflux method by varying the extraction time 15, 30, 45, 60 and 75 minutes. 2,2?-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) are radical scavenging capacity for measuring the antioxidant capacity of Mimusops elengi L leaves extract. The optimal conditions for ethanolic extract recovery for 45 minutes with IC50 values were 10.6. All extraction conditions had significant effect (IC50<50) on the antioxidant capacities of Mimusops elengi L leaves extract. The results indicate that M. elengi leaves show weak antioxidant properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Anita Paulina
"Bandotan Ageratum conyzoides L. merupakan salah satu tanaman herbal Indonesia yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, salah satunya dalam terapi peradangan inflamasi. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa isolat kuersetin dari ekstrak daun bandotan memiliki aktivitas anti-inflamasi. Namun, dibutuhkan waktu yang lama dalam proses ekstraksi.
Penelitian bertujuan mencari metode ekstraksi yang cocok yang dapat mempersingkat waktu ekstraksi dan meningkatkan kadar kuersetin dalam ekstrak, serta bertujuan menginvestigasi mekanisme molekuler anti-inflamasi dari ekstrak. Kuersetin, methotrexate dan piroxicam digunakan sebagai kontrol positif.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dan digesti, dengan air dan etanol 70 sebagai pelarut. Profil metabolit sekunder dianalisis dengan kromatografi lapis tipis KLT dan Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy LC-MS. Aktivitas anti inflamasi dari ekstrak dievaluasi dengan sel RAW 264.7 distimulasi oleh lipopolisakarida LPS dan dilakukan deteksi ekspresi gen-gen dengan Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction RT-PCR ditingkat messenger ribonucleic acid mRNA. Uji aktivitas juga dilakukan terhadap nitrit oksida NO dengan metode Griess.
Hasil uji memperlihatkan bahwa kadar kuersetin tertinggi 52,71 ppm diperoleh dari metode digesti pada suhu 60 C selama 2 jam dengan pelarut etanol 70 . Kromatogram KLT menunjukkan pola yang khas dan kromatogram LC-MS memperlihatkan beberapa puncak metabolit sekunder, salah satunya adalah kuersetin. Pada dosis 50 ?g/ mL, ektrak dapat menurunkan ekspresi messenger ribonucleic acid mRNA cyclooxygenase-2 COX-2 , tumor necrosis factor-? TNF-? , interleukin-1betha IL-1? , IL-6, dan nuclear factor-kappa betha NF-?? , serta menurukan produksi NO. Berdasarkan hasil yang diperoleh, disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70 daun bandotan memiliki mekanisme aksi anti-inflamasi seperti kuersetin dalam menekan mediator pro-inflamasi.

Bandotan Ageratum conyzoides L. is one of Indonesian herbs are widely used in traditional medicines one of them is in treating inflammation. Previous research has revealed that the isolated quercetin from bandotan leaves extract has anti inflammatory activity. However, the extraction process takes a long time.
The aim of the present study was to find the suitable method which can reduce the time of extraction process and also increase quercetin content in extract, and also investigates the anti inflammatory molecular mechanism of extract. Quercetin, methotrexate, and piroxicam were used as positive control.
Two extraction methods were used maceration and digestion method, which used water and ethanol 70 as a solvent. Secondary metabolites profiles were analyzed by thin layer chromatography TLC and liquid chromatography mass spectroscopy LC MS . The anti inflammatory activity of extract was evaluated using RAW 264.7 cells stimulated by lipopolysaccharides LPS and the genes were detected by reverse transcription polymerase chain reaction RT PCR at messenger ribonucleic acid mRNA . The activity test was also performed on nitric oxide NO by Griess method.
The results showed that the highest quercetin content 52.71 ppm was obtained from digestion method at 60 C for 2 hours with ethanol 70 as a solvent. TLC chromatograms shows a typical pattern and LC MS chromatograms shows some peaks of secondary metabolites, one of them is quercetin. The dose extract at 50 g mL can decrease mRNA expression of cyclooxygenase 2 COX 2 , tumor necrosis factor TNF , interleukin 1betha IL 1 , IL 6, dan nuclear factor kappa betha NF , and also can decrease of NO production. As a result, it is concluded that 70 ethanolic leaves extract of bandotan has anti inflammatory activity such as quercetin in suppressing pro inflammatory mediators.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T48706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia memiliki banyak jenis tanaman obat. Setidaknya ada lebih dari 1000 jenis tanaman yang diidentifikasi sebagai tanaman obat. Daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai khasiat sebagai obat. Telah dilakukan penelitian untuk memformulasikan sediaan krim dari ekstrak daun bandotan. Ekstraksi serbuk simplisia dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 50%. Ekstrak kental daun bandotan kemudian dibuat menjadi sediaan krim dengan menggunakan perbandingan asam stearat 10% dan 14% serta perbandingan emulgator 4%, 6% dan 8% (tween 60; tween 80 dan span 60). Krim dievaluasi secara fisik dengan menggunakan alat sentrifuge kecepatan 3800 rpm selama 5 jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa formula krim yang mengandung asam stearat 14% dengan emulgator 8% (tween 80 dan span 60 (3:2)); asam stearat 10% dengan jumlah emulgator 8% (tween 60 dan span 60 (3:2)), emulgator 6% dan 8% (tween 80 dan span 60 (3:2)) menghasilkan fisik krim yang stabil."
Universitas Indonesia, 2007
S32595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Harfiani
"Artritis rematoid AR adalah penyakit inflamasi sistemik kronik dan progresif, yang menyerang sendi secara simetris. Daun babandotan yang banyak terdapat di Indonesia dan di berbagai negara diharapkan dapat dijadikan alternatif penanganan AR karena obat anti-artritis rematoid yang digunakan saat ini mempunyai efek samping toksisitas yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti-rematoid artritis dari ekstrak etanol daun babandotan berupa pengamatan pada volume edema kaki yang diinduksi Complete freund rsquo;s adjuvant CFA , gambaran histopatologi membran sinovial pada sendi pergelangan kaki berupa skor sinovitis dan jumlah osteoklas pada tulang calcaneus kaki tikus. Setelah tikus diinduksi dan ditunggu 28 hari, diberikan perlakuan dengan ekstrak daun babandotan 40, 80, 160 mg/200 g bb , larutan normal salin kontrol normal dan negatif dan metotreksat kontrol positif pada hari ke-29 dan dilakukan pengamatan pada hari 29, 36, 43 dan 50. Pada hari ke- 50, dibuat sediaan histoPA untuk mengamati skor sinovitis dan jumlah osteoklas. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun babandotan dapat menurunkan volume edema kaki, skor sinovitis, dan jumlah osteoklas pada tulang calcaneus secara signifikan P.

Rheumatoid arthritis RA is a systemic chronic and progressive inflammatory disease, which attacks the joints symmetrically. Babandotan leaves are widely available in Indonesia and in various countries are expected to be used as an alternative in the treatment of RA because anti rheumatoid arthritis drugs are used today have major toxic side effects. This study aims to determine the effect of anti rheumatoid arthritis of the ethanol extract of the babandotan leaves by observations on paw edema volume induced by Complete freund 39 s adjuvant CFA, inflammation of the synovial membrane at the ankle joint as synovitis score and the number of osteoclasts in calcaneus bone. RA animal models created by inducing the CFA on the left hindpaw of rats. Volume paw edema observed at the day of induction and wait until the 28th day. Given treatment babandotan leaves extract 40, 80, 160 mg 200 g bb, normal saline normal and negative control and methotrexate control positive on day 29 and was observed on day 29, 36, 43 and 50. On day 50, preparations histopathology made at the ankle joint to observe synovitis score and the number of osteoclasts. The results showed that treatment babandotan leaves extract can reduce significantly P "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T46878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nurazizah
"Osteoartritis (OA) merupakan sekumpulan nyeri kronik, yang terjadi karena kegagalan kartilago artikular dan diinduksi oleh faktor genetik, metabolik, biokimia dan biomedik. Pilihan terapi untuk OA masih terbatas, sehingga penelitian mengenai hal terebut terus dikembangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun babandotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap kartilago artikular pada tikus model yang diinduksi natrium iodoasetat. Parameter yang digunakan adalah volume edema, tebal dan area kartilago serta jumlah proteoglikan. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok tersebut diinduksi 0,05 ml natrium iodoasetat (20mg/ml) padahari ke-1, kecuali kontrol normal yang diinduksi larutan salin. Bahan uji diberikan secara oral pada hari ke 29 sampai 49 pada kontrol positif (glukosamin dan kondroitin) dan tiga kelompok dosis bahan uji yaitu 40mg/200g bb, 80mg/200g bb, dan 160mg/200g bb. Volume edema diukur pada hari ke-0, 8, 15, 22, 29, 43,dan 50. Histopatologi kartilago dengan pewarnaan H&E dan Safranin O-fast green pada hari ke-50. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dosis 2 dan Dosis 3 memiliki efek menurunkan volume edema, meningkatkan nilai tebal dan area kartilago artikular serta jumlah proteoglikan. Dosis 3 (160mg/200g bb) merupakan dosis terbaik. Hasil ini menunjukan bahwa daun babandotan dapat diteliti lebih lanjut sebagai pengobatan osteoartritis.

Osteoarthritis (OA) is a group of chronic painful, result from articular cartilage failure induced by genetic factor, metabolic, biochemical and biomedical factor. The choice for OA theraphy are limited, so the research about this have to be developed. The aim of this research is to analyze the anti-inflammatory effect and the effect of 70% ethanolic extract of the leaves of Ageratum conyzoides on articular cartilage in rat model induced by natrium iodoacetate. The parameters evaluated were the edema volume, articular cartilage area and thickness, and proteoglican content. Thirty male white Sprague Dawley rats were divided into 6 different groups. These groups were induced with 0.05ml natrium iodoacetate (20mg/ml) on day 1, except normal control induced by saline. Test materials were administered orally once daily on days 29 until 49 to positive group (glucosamine and chondroitin) and 3 doses groups 40mg/200g bw, 80mg/200g bw,dan 160mg/200g bw. Edema volume measurements of rat knee were performed on days 0, 8, 15, 22, 29, 43,and 50. Cartilage histopathology with H&E and Safranin O-fast green staining on days-50. The results showed that dose 2 and dose 3 ethanolic extract of the leaves of Ageratum conyzoides can decrease the edema volume, increase articular cartilage thickness, area, and proteoglycan level. Dose 3 (160mg/200g bw) is the best result. These result indicate that babandotan leaves can be further investigated as a treatment for osteoarthritis."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Nurul Suci
"Artritis reumatoid merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan inflamasi kronik pada daerah persendian. Daun babandotan terbukti memiliki khasiat dalam terapi inflamasi. Tetapi belum ada data terkait efeknya terhadap artritis reumatoid sehingga dapat dijadikan alternatif terapi artritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiartritis ekstrak etanol 70% daun babandotan diamati dari volume edema kaki tikus yang diinduksi complete freund?s adjuvant, serta pengaruh ekstrak terhadap kadar TNF-α dan parameter hematologi darah diamati dari jumlah leukosit, limfosit, granulosit, hemoglobin, eritrosit, dan mean cells volume of RBCs (MCV). Penelitian ini menggunakan 30 tikus putih jantan Sprague-Dawley, dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok kontrol normal dan negatif diberikan CMC 0,5%, kelompok kontrol positif diberikan suspensi metotreksat 0,05 mg/200 g bb, kelompok variasi dosis ekstrak diberikan 6,48 mg; 12,96 mg; dan 25,92 mg/200 g bb. Semua kelompok diinduksi 0,1 ml CFA pada hari ke-1 kecuali kelompok kontrol normal. Bahan uji diberikan satu kali sehari secara oral pada hari ke-29 sampai hari ke-49. Pengukuran volume telapak kaki dilakukan pada hari ke- 1, 29, dan 50. Perhitungan parameter hematologi dilakukan pada hari ke-29 dan 50, serta uji kadar TNF-α dilakukan pada hari ke-50. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% daun babandotan, mampu menurunkan volume edema, kadar TNF-α, jumlah leukosit, limfosit, dan granulosit pada kelompok dosis 25,92 mg/200 g BB melalui mekanisme penghambatan sitokin inflamasi seperti TNF-α. Namun pemberian bahan uji tidak signifikan dalam mempengaruhi jumlah hemoglobin, eritrosit, dan MCV.

Rheumatoid arthritis is an autoimmune disease characterized by chronic inflammation in joints. Babandotan leaves is proven to be used in inflammation theraphy, but there is yet any data regarding the effects of the leaves on rheumatoid arthritis. At the same time, the extract can be an alternative arthritis therapy. The aim of this research is to determine the anti-arthritic effect of 70% ethanolic extract of babandotan leaves in terms of reduction in edema volume on rat paw induced by complete freund?s adjuvant (CFA), and the effect of extract to TNF-α and haematological parameters observed the number of leukocytes, lymphocytes, granulocytes, haemoglobin, erythrocytes, and mean cells volume of RBCs (MCV). This research used white male Sprague-Dawley rats which were divided into 6 groups; normal control and negative control groups, both given 0.5% CMC; positive control group, given methotrexate suspension 0.05 mg/200 g bw; the dose variation extract are 6.48 mg; 12.96 mg; 25.92 mg/200 g bw. All the groups were induced with 0.1 ml CFA on day-1, except normal control group. Test material were administered orally once daily on days-29 to 49. Foot-pad volume measurements were performed on days-1, 29, and 50. The number of leukocytes, lymphocytes, granulocytes, haemoglobin, erythrocytes, and mean cells volume of RBCs (MCV) were counted on days-29 and 50, and TNF-α assay were counted on days-50. The results showed that the 70% extract ethanolic of babandotan leaves with a given dose variation have been able decrease edema volume, TNF-α, the number of leukocytes, lymphocytes, granulocytes at 25.92 mg/200 g bw dose groups by inhibit cytokins inflammation. However, administration of the test materials did not significantly influence the number of haemoglobin, erythrocytes, mean cells volume of RBCs (MCV)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirza Roselina
"Osteoartritis adalah penyakit degeneratif oleh peradangan kronis pada sendi. Penelitian menunjukkan, daun babandotan memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek kuratif dari ekstrak etanol 70% daun babandotan pada parameter hematologi. Penelitian ini menggunakan 30 tikus putih jantan galur Sprague Dawley dan dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok negatif, kelompok positif (glukosamin-kondroitin sulfat 540, g mg / 200 g BB) dan kelompok 3 variasi ekstrak (6,48 mg ; 12,9 mg; dan 25,9 mg) / 200 g BB. Semua kelompok diinduksi oleh 0,05 ml monosodium iodoasetat kecuali kelompok normal. bahan uji diberikan secara oral sekali sehari pada hari ke-29 sampai 49.
Parameter penelitian ini adalah nilai leukosit, limfosit, granulosit, eritrosit, hemoglobin, dan volume rata-rata eritrosit (MCV) yang dihitung pada hari ke-29 dan 50, TNF alfa pada hari ke-50, dan volume edema pada hari ke-0, 29, dan 50. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% daun babandotan dengan 3 variasi dosis mampu mengurangi volume edema, nilai TNF-α, jumlah leukosit, limfosit, granulosit dan juga tidak signifikan mempengaruhi jumlah hemoglobin, eritrosit, MCV.

Osteoarthritis is a degenerative disease by chronic inflammation in joints. Research shown, babandotan leaf has anti-inflammatory effects. This study aimed to analyse curative effects of 70% ethanolic extract of the leaf of babandotan on hematology parameters. This study used 30 male white Sprague Dawley rats and divided into 6 groups they are normal group, negative group, positive group (glucosamine-chondroitin sulfate 540.g mg/ 200 g BW) and 3 doses variation of extract groups (6.48 mg, 12.9 mg, and 25.9 mg)/ 200 g BW. All groups were induced by 0.05 mL of monosodium iodoacetate except normal group. Test materials were given orally once daily on day 29 to 49.
The parameters of this study are level of leukocytes, lymphocytes, granulocytes,erythrocyte, hemoglobin, and mean corpular volume those counted on day 29th and 50th, TNF alpha on day 50th, edema volume on day 0, 29th, and 50th. Results showed 70% ethanolic extract of the leaf of babandotan with 3 doses variation have been able to decrease edema volume, TNF-α level, the number of leukocytes, lymphocytes, granulocytes and also did not significantly influence the number of haemoglobin, erythrocytes, mean cells volume of RBCs (MCV).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>