Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132966 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Romadhona
"Pada proses pemurnian gas dari komponen - komponen pengotornya, diterapkan prinsip adsorpsi. Adsorpsi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang ada dalam suatu campuran. Pemisahan yang terjadi pada adsorpsi ini terjadi karena adanya perbedaan afinitas suatu komponen terhadap adsorben yang ada pada kolom adsorpsi sehingga dengan demikian komponen tersebut dapat dipisahkan. Salah satu persamaan yang paling sering digunakan dalam menggambarkan proses adsorpsi adalah persamaan Langmuir. Persamaan ini dapat menjelaskan fenomena adsorpsi gas pada tekanan rendah dengan baik tetapi pada kondisi adsorpsi gas tekanan tinggi, data yang dihasilkan dengan menggunakan persamaan ini tidaklah baik. Hal ini disebabkan terutama karena persamaan Langmuir menggambarkan kondisi adsorpsi absolut sedangkan untuk data eksperimen didasarkan pada persamaan adsorpsi Gibbs, dimana ada perbedaan persepsi dalam menyatakan volum gas yang terlibat.
Penelitian ini bermaksud untuk melakukan modifikasi terhadap persamaan Langmuir dalam merepresentasikan data eksperimen adsorpsi gas pada tekanan tinggi. Sehingga kelemahan dari persamaan Langmuir dalam merepresentasikan data eksperimen pada kondisi ini dapat teratasi atau menjadi lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persamaan hasil modifikasi merepresentasikan data eksperimen lebih baik dibandingkan persamaan Langmuir. Hal ini dapat ditunjukkan secara umum dari nilai AAPD (Average Absolute Percent Deviation) persamaan modifikasi lebih rendah dibandingkan nilai AAPD persamaan Langmuir.
Hasil pengolahan data dengan persamaan modifikasi dengan menggunakan karbon aktif sebagai adsorben memiliki nilai AAPD sebesar 3,04 sedangkan untuk persamaan Langmuir sebesar 3,54. Begitu pula dengan hasil pengolahan data yang menggunakan zeolit dan batu bara sebagai adsorben. Nilai AAPD persamaan modifikasi dengan zeolit sebagai adsorben sebesar 3,75 dan nilai AAPD persamaan Langmuirnya sebesar 4,09. Nilai AAPD untuk sistem yang diolah dengan menggunakan persamaan modifikasi dengan batu bara sebagai adsorben lebih rendah dibandingkan dengan nilai AAPD persamaan Langmuirnya. Nilai AAPD persamaan modifikasi dengan batu bara sebagai adsorben sebesar 0,69 sedangkan nilai AAPD persamaan Langmuirnya sebesar 0,73.

Adsorption is a method which used to separate a mixed into components. Separation can occur because of affinity differentiation from one component into adsorbent than others component at adsorption coloumn. Principle of adsorption is applied for gas purification from impurities. Langmuir model is an equation which usually used for represent adsorption process. This model can explain gas adsorption phenomenon at low pressure very good but it couldn't do that at high pressure. At high pressure a data which represented by this model is not fit with experiment data, it's ultimately because of Langmuir model represented adsorption proces based on absolute adsorption, meanwhile experiment data represented adsorption process based on Gibbs adsorption. There are differentiation gas volume involved perseption between absolute adsorption and Gibbs adsorption. The experiment is conducted to modify Langmuir model.
An objective of experiment is try to solve a weakness of Langmuir model when it represent gas adsorption data at high pressure. From experiment a weakness of Langmuir model to represent gas adosprtion data at high pressure try to be solved so it will be better than before. We can know about it from AAPD (Average Absolute Percent Deviation) both for Langmuir model or modification model. As generally, result of experiment shows that modification model had better performance than Langmuir model on represent gas adsorption data which it's show AAPD value from modification lower than AAPD value from Langmuir model.
From data calculation with modification model the AAPD value of a system which used activated carbon as adsorbent is 3.04. Meanwhile for data calculation with Langmuir model in the same system, the AAPD value is 3,54. We also can find out this result in data calculation of a system which used zeolit and coal as adsorbent. Data calculation with modification model got AAPD value of a system which used zeolit as adsorbent is 3,75 but in the same system which used calculation with Langmuir model got it's value as 4,09. And for data calculation with modification model got AAPD value of a system which used coal as adsorbent is 0,69, in otherwise calculation with Langmuir model got AAPD value as 0,73.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52200
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Dermawan
"Pada umumnya proses pengolahan gas yang berlangsung di dalam industri terjadi terjadi pada keadaan tekanan tinggi sehingga pengetahuan dan pengembangan teknik adsorpsi gas pada tekanan tinggi sangatlah diperlukan. Dalam suatu proses, biasanya dilakukan beberapa pendekatan melalui model atau persamaan empiric untuk mengoptimasikan proses secara efektif dan efisien.
Salah satu model yang biasa digunakan adalah model BET. Model BET memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan untuk adsorpsi gas secara multilayer, tetapi juga memiliki kelemahan jika digunakan untuk merepresentasikan data adsorpsi gas pada tekanan tinggi. Hal ini disebabkan model adsorpsi BET merupakan adsorpsi absolut yaitu suatu angka hipotesis yang tidak pernah dapat terukur secara percobaan karena yang terukur dari suatu percobaan sebenarnya adalah apa yang disebut sebagai - adsorpsi Gibbs - .
Data adsorpsi Gibbs seiring dengan kenaikkan tekanan akan menunjukkan kenaikkan dari jumlah zat yang teradsorpsi sampai pada titik tekanan tertentu (maksimum) kemudian saat tekanan terus dinaikkan akan mengalami penurunan jumlah zat teradsorpsi sedangkan model BET nilainya akan terus naik. Perbedaan ini menggambarkan bahwa model BET merupakan kondisi yang nyata (absolut) sedangkan model Gibbs merupakan kondisi yang ideal dari eksperimen Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita memerlukan modifikasi pada model BET.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model modifikasi BET dapat merepresentasikan data eksperimen adsorpsi gas pada tekanan tinggi dengan lebih baik dibandingkan dengan model BET. Hal ini dapat diketahui dari nilai Average Absolute Percent Deviation (AAPD) yang dihasilkan dari model modifikasi BET nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai AAPD dari model BET. Hasil pengolahan data dari eksperimen adsorpsi gas dengan menggunakan adsorben karbon aktif, zeolit, batu bara, dan silika gel masing-masing diperoleh nilai AAPD untuk model modifikasi BET adalah 1,98 %; 1.00 %; 3,12 %; dan 3,38 % sedangkan model BET adalah 2,48 %; 2,02 %; 3,29 %; dan 3,36 %.

Gas treatment processes in industry are usually occurred at high pressure condition. In the gas adsorption process, some approach can be used a model or empirical equation to optimize gas adsorption process effectively and efficiently.
BET model is one of the popular models used. BET model can be used for multilayer gas adsorption, but it has also weakness to present the gas adsorption data at high pressure condition. As an absolute model, BET has hypothetical value that never be measured in practice because the result of the experiment is 'Gibbs adsorption'.
Gibbs adsorption shows that if the pressure increases it will also increase the amount of adsorption, until it reaches maximum value, then the amount of adsorption will decrease by increasing pressure, while the BET model will decrease. This phenomenon shows that BET model is a real (absolute) condition, while Gibbs model is an ideal condition of experiment. To solve this problem we need some modification of BET model to make better representation of the adsorption data.
The results of experiment prove that the modification of BET can represent gas adsorption data better than BET model. This can be shown by its lower value of AAPD, compared to BET without modification. The AAPD value for BET modification from gas adsorption evaluation using active carbon, zeolite, coal, and silica gel as adsorbent are 1,98 %; 1.00 %; 3,12 %; and 3,38 % while BET model are 2,48 %; 2,02 %; 3,29 %; and 3,36 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52205
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Ruhiat
"Adsorpsi merupakan salah satu proses pemisahan yang biasa dilakukan dibidang industri gas dan petrokimia. Penelitian mengenai adsorpsi banyak dilakukan terutama mengenai adsorben dan peningkatan siklusnya. Penelitian juga dilakukan untuk pengembangan model-model mengenai adsorpsi. Banyak model adsorpsi yang telah dikembangkan diantaranya Langmuir, BET, Dubinin-Radushkevich (DR), dll. Setiap model yang digunakan dalam merepresentasikan data adsorpsi memiliki tingkat keakuratan yang berbeda. Model Langmuir dan BET memiliki tingkat akurasi yang tidak terlalu baik terutama dalam merepresentasikan data adsorpsi pada tekanan tinggi.
Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan modifikasi persamaan Langmuir dan BET dengan penambahan koreksi terhadap densitas gas teradsorpsi, tetapi modifikasi persamaan tersebut hanya merubah tingkat akurasi yang tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan digunakan persamaan DR untuk merepresentasikan data adsorpsi dari literatur. Persamaan DR ini telah terbukti dapat merepresentasikan data adsorpsi dengan baik. Selain itu akan dilakukan modifikasi pada persamaan DR dengan harapan dapat memperbaiki tingkat akurasi dibandingkan dengan persamaan DR secara aslinya. Modifikasi model DR dilakukan dengan memasukan pengaruh densitas adsorpsi sehingga memiliki tingkat akurasi yang lebih baik. Tingkat akurasi yang dihasilkan dapat ditunjukan dengan suatu parameter yaitu Average Absolute Percent Deviation (AAPD).
Hasil pengolahan data dengan menggunakan model DR pada data adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif sebagai adsorben memiliki nilai AAPD sebesar 1,75% sedangkan untuk model hasil modifikasinya sebesar 1,12%. Pada adsorben lainnya yaitu zeolit AAPD yang dihasilkan model DR adalah sebesar 2,18% sedangkan model hasil modifikasinya adalah 1,98%. Sedangkan adsorpsi dengan jenis adsorben batubara nilai AAPD yang dihasilkan model DR adalah 1,37% dan model hasil modifikasinya adalah 0,98%. Secara kesuluruhan nilai AAPD yang dihasilkan oleh model DR dan modifikasinya lebih baik dari model Langmuir dan BET yang ditunjukkan oleh nilai AAPD yang dihasilkan oleh model tersebut lebih rendah daripada kedua model lainnya.

Adsorption is one of the separation process commonly used in gas and petrochemical industry. Many research on adsorption have concerned on adsorbent development, lifecycle and regeneration process. There are many research carried out for the development of models concerning the adsorption. Many models adsorption that have been developed. Among of them are Langmuir, BET, and Dubinin-Radushkevich. Each model can represent the adsorption data in the different level of accuracy. Langmuir model and BET have less accuracy in the representing the adsorption data at the high pressure conditions.
Previous researches modified had the Langmuir and BET models by substituting the density of the absorbate, but this modification give in significant changes in the accuracy level. In this research, the DR equation is used represent to the adsorption data from the literature. DR equation has been proven to be able to represent the adsorption data very well. Modification of DR equation is carried out to improve the accuracy level of the original DR equation. Modification of DR equation has been conducted by considering adsorption density influence. Accuracy level had been showed by level of Average Absolute Percent Deviation (AAPD) parameter.
The results on the DR equation on the adsorption data which use activated carbon as adsorbent gave AAPD 1.75%, whereas on the modified DR equation was 1.12%. On zeolite adsorbent the AAPD using DR equation was 2.18% while on the modified DR equation was 1.98%. The adsorption with coal as adsorbent on the AAPD value using DR equation was 1.37% and the modified DR equation result was 0.98%. DR equation and the DR modified gave better accuracy than the Langmuir model and BET; shown by lower AAPD value than the two other models (Langmuir & BET).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51745
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaki Muliawan
"Penelitian adsorpsi masih sangat jarang, demikian juga model yang akurat menggambarkan adsorpsi gas. Model sekarang yang paling banyak dipakai dalam permodelan seperti adorpsi isoterm BET biasanya diterapkan untuk aplikasi adsorpsi gas tunggal. Sedangkan penggunaan dan akurasinya didalam adsorpsi multikomponen masih banyak dipertanyakan, terutama pada gas tekanan tinggi. Sehingga, diperlukan suatu kajian yang lebih untuk mengevaluasi penerapan model adsorpsi isoterm BET pada adsorpsi gas multikomponen dan tekanan tinggi, serta memodidikasinya jika diperlukan untuk dapat merepresentasikan data percobaan secara lebih akurat.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data eksperimen adsorpsi dari literatur baik berupa adsorpsi gas tunggal maupun gas campuran. Data eksperimen ini melibatkan adsorben yaitu karbon aktif dan zeolit, pada range suhu 213-373 K, dan tekanan 7x10-4-3,84 Mpa. Data adsorbsi gas tunggal digunakan untuk menentukan parameter-parameter setiap komponen yang ada dalam model BET dengan cara meminimalkan error dari model BET kemudian parameter ini digunakan untuk memprediksi adsorpsi campuran gas.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model BET dapat merepresentasikan data experimen untuk adsorbsi gas tunggal baik dengan adsorben karbon aktif maupun zeolit hal ini dapat dilihat dari nilai AAPD total rata-rata dibawah 6 %. Model BET untuk campuran yang berasal dari modifikasi Langmuir kurang dapat memprediksi nilai adsobsi gas dua komponen dan tiga komponen yang ditunjukkan dengan AAPD total ± 20 %. Penambahan faktor koreksi Eij dapat memperbaiki model BET untuk sistem dua dan tiga campuran hal ini dilihat dari menurunnya AAPD total secara signifikan sebesar 8%.

Experiments in adsorption are seldom, and also about the model that can accurately represent adsorption gas. Current model that mostly used in adsorption as BET model is usually used for single gas adsorption. But its application and the accuracy in multi-component adsorption are still questioned, especially in high pressure gas adsorption. So we need to study to evaluate the use of BET adsorption isotherm model for multi-component and high pressure, and also modify it if necessary for accurately representing the adsorption gas experiment.
This study is done using experimental data adsorption from literature including single and mixture adsorption gas. This experimental data used active carbon and zeolite adsorbent. The range of temperature is 213-373 K and pressure from 7x10-4 to 3, 84 MPa. Single gas data adsorption is used to determine the parameters of each component in BET model, by minimalizing error in BET model. After that these parameters are used to predict mixture adsorption gas.
The result of study prove that the BET model can represent single gas adsorption data experiment reasonably good on carbon active and zeolite adsorbent represented by AAPD total under 6 %. BET model for mixture from Langmuir modification cannot reasonably predict the binary and ternary adsorption gas value, shown by AAPD total ± 20 %. Adding Eij corection factor on BET model can improve the binary and ternary gas adsorption prediction, this can be seen from significantly decreasing AAPD total to 8%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51902
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Siti Eris Nova Vidya
"Sektor energi merupakan sektor yang sangat penting di Indonesia. Konsumsi energi di Indonesia yang semakin meningkat, membuat para ahli untuk mencari solusi energi alternatif, salah satunya adalah coalbed methane (CBM) yang sangat potensial di Indonesia. Untuk mengetahui potensi CBM di Indonesia, maka dilakukan penelitian adsorpsi tekanan tinggi gas metana dan nitrogen pada substrat karbon aktif dan juga dikembangkan alternatif model yang lebih sederhana namun cukup akurat dalam merepresentasikan data adsorpsi yang ada.
Penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu tahap percobaan dan tahap pemodelan. Tahap percobaan meliputi preparasi karbon aktif, karakterisasi karbon aktif, dan uji adsorpsi tekanan tinggi gas metana dan nitrogen pada karbon aktif dengan variasi tekanan antara 150 psia - 900 psia, dan variasi temperatur antara 30°C- 50°C. Tahap pemodelan meliputi pemodelan menggunakan model Ono-Kondo yang didasarkan pada Lattice Theory dan model Langmuir Modifikasi, serta evaluasi terhadap pemodelan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur maka kapasitas adsorpsi gas yang terjadi semakin kecil. Selain itu, model Langmuir Modifikasi dapat merepresentasikan data percobaan secara lebih akurat dibandingkan dengan model Ono-Kondo. Namun, baik model Langmuir Modifikasi (dengan 2 parameter) ataupun model Ono-Kondo (dengan 1 parameter) sama-sama menghasilkan nilai AAPD yang cukup rendah, sehingga cukup baik untuk diaplikasikan dalam proses adsorpsi.

Energy sector is an important sector in Indonesia. High energy consumption in Indonesia makes the researchers are trying to find renewable energy solution, which is coalbed methane (CBM). To know about CBM potential in Indonesia, so I do the research about High Pressure Gas Adsorption of Methane and Nitrogen on Activated Carbon, and also developed more simple model alternative but accurate enough to representate the adsorption datas.
This research is do in two steps, there are experimental step and modeling step. The experimental step included activated carbon preparation, activated carbon characterization, and also do an adsorption experiment of gas methane and gas nitrogen on dry activated carbon with variation pressure between 150 psia'900 psia and variation temperature between 30°C-50°C. For the modeling step is used Ono-Kondo modeling based on Lattice Theory and Modifcation of Langmuir.
The results indicated that more higher the temperature, so the adsorption capacity is getting low. Besides, Modification of Langmuir model can representate data more accurate than Ono-Kondo model. Besides, both Modification of Langmuir model (with 2 parameters) and Ono-Kondo model (with 1 parameter) are representating a less AAPD, so both of them are good enough for applicated in adsorption process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Anzifa
"Gas alam merupakan bahan bakar yang lebih menjanjikan untuk berbagai aplikasi di kendaraan bermotor. Harganya yang lebih murah dari bensin atau solar, dan berpengaruh sedikit merugikan ke lingkungan tetapi memberikan keuntungan dalam hal kebersihan dan keamanan. Kendaraan berbahan bakar gas alam mengeluarkan sedikit karbon dioksida (penyebab efek rumah kaca) dan polutan lainnya ke udara bila dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin. Namun, energi yang rendah membuat gas alam kurang aplikasinya sebagai bahan bakar mobil. Satu liter minyak bumi pada pembakaran menghasilkan sekitar 3,5 x 104 kJ energi, tapi satu liter gas alam hanya menghasilkan energi 40 kJ pada pembakaran, sekitar 0,1% dari minyak bumi. Dengan demikian, masalah utama menggunakan gas alam sebagai bahan bakar kendaraan adalah penyimpanannya untuk mendapatkan kepadatan energi yang tinggi.
Sebuah alternatif sistem penyimpanan NG bertekanan rendah (3,5-4 MPa) adalah dengan adsorpsi (Adosrbed Natural Gas / ANG), merupakan pilihan yang seimbang dari segi biaya kompresi dan kapasitas penyimpanan. Adsorpsi merupakan fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh keadaan temperature terhadap proses adsorpsi selama masuknya gas, serta pengaruh laju aliran massa terhadap proses keluarnya gas pada sistem penyimpanan ANG.

Natural gas is a fuel with rather promising application in all automotive vehicles. It costs less then gasoline or diesel, and has less adverse effect on the environment which provides benefits as cleanliness and safety. Vehicles fuelled with natural gas emit less carbon dioxide (chiefly greenhouse gas) and other pollutants into the air when compared to gasoline-fed vehicles. However, the low energy density of natural gas retards its wide application as automobile fuel. One liter of petroleum on combustion produces about 3.5 x 104 kJ energy, but one liter of natural gas produces only 40 kJ energy on combustion, which approximately 0.1% of petroleum. Thus, the major problem for using natural gas as a vehicle fuel is its storage to obtain high-energy density.
An alternative low-pressure (3.5'4 MPa) system for storing NG is the storage by adsorption (Adosrbed Natural Gas / ANG), which constitutes a good conciliatory choice between compression costs and storage capacity. Adsorption is a physical phenomenon that occurs between the molecules of gas or liquid contacted with a solid surface. In this work, comparative experiments were carried out to study the thermal effect of the adsorption heat during charge and massflow rate effect on the discharge performance of an adsorbed natural gas (ANG) storage system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bhujangga Binang Jalantara
"Coalbed Methane (CBM) merupakan gas alam dengan kandungan utama gas metana yang tersimpan atau terabsorbsi ke dalam pori-pori permukaan pada matriks lapisan batubara. Coalbed Methane(CBM) merupakan salah satu sumber potensial untuk digunakan sebagai energi alternatif. Indonesia memiliki cadangan CBM cukup besar sekitar 453 TCF yaitu sekitar 6% dari total cadangan CBM dunia. Oleh karena itu, CBM dapat menjadi solusi bagi Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional. Namun, masih sedikitnya informasi mengenai kapasitas adsorpsi metana pada batubara Indonesia menghambat pengembangan CBM di Indonesia. Prediksi kapasitas adsorpsi gas metana pada batubara Indonesia pada penelitian ini menggunakan pemodelan Generalized Ono-Kondo. Pemodelan Generalized Ono-Kondo merupakan salah satu pemodelan adsorpsi yang dapat digunakan untuk memprediksi kapasitas adsorpsi khususnya adsorpsi gas tekanan tinggi. Penggunaan pemodelan pada penelitian ini meliputi perhitungan dua parameter, yaitu nilai energi interaksi antara adsorben dengan adsorbat ( ) dan kapasitas maksimum adsorpsi pada adsorben (C). Pada penelitian ini, jenis batubara Indonesia yang akan digunakan adalah Barito dan Ombilin dengan tekanan tinggi diatas suhu kritis. Berdasarkan hasil simulasi pemodelan Ono-Kondo, batubara barito kering memiliki kapasitas adsorpsi maksimum yang lebih besar dibandingkan dengan batubara ombilin. Kapasitas adsorpsi terbesar untuk batubara barito adalah 0,1879 mmol/g dan untuk batubara ombilin adalah 0,16944 mmol/g. Kapasitas adsorpsi terbesar untuk batubara Indonesia terdapat pada batubara barito kering suhu 30 ⸰C dengan kapasitas 0,1879 mmol/g. Batubara yang bukan berasal dari Indonesia yaitu jenis Pocahontas dan fruitland memiliki kapasitas adsorpsi yang lebih besar dibandingkan batubara Indonesia. Batubara Pocahontas memiliki kapasitas 0,6479 mmol/g dan untuk batubara fruitland adalah 0,5828 mmol/g. Berdasarkan hasil simulasi, pemodelan Ono-Kondo dapat merepsentasikan adsorpsi metana pada batubara Indonesia dan batubara yang bukan berasal dari Indonesia dengan akurat karena memiliki nilai AAPD dibawah 1%.

 


Coalbed Methane (CBM) is natural gas with the main content of methane gas that is stored or absorbed into the surface pores of the coal seam matrix. Coalbed Methane (CBM) is one of the potential sources to be used as an alternative energy. Indonesia has quite large CBM reserves of around 453 TCF, which is about 6% of the world's total CBM reserves. Therefore, CBM can be a solution for Indonesia to fulfill national energy needs. However, there are still little information about the adsorption capacity of methane in Indonesian coal, which hampers the development of CBM in Indonesia. Prediction of methane gas adsorption capacity in Indonesian coal in this study using Generalized Ono-Kondo modeling. Generalized Ono-Kondo modeling is one of the adsorption modeling that can be used to predict adsorption capacity, especially for high pressure gas adsorption. The use of modeling in this study includes the calculation of two parameters, namely the value of the interaction energy between the adsorbent and the adsorbate ( ) and the maximum adsorption capacity of the adsorbent (C). In this study, the types of Indonesian coal that will be used are Barito and Ombilin with high pressure above the critical temperature. Based on the simulation results of Ono-Kondo modeling, dry barito coal has a higher maximum adsorption capacity than ombilin coal. The largest adsorption capacity for barito coal is 0.1879 mmol/g and for ombilin coal is 0.16944 mmol/g. The largest adsorption capacity was found in dry barito coal at 30 C with a capacity of 0.1879 mmol/g. The Coal that is not come from Indonesia, namely the Pocahontas and fruitland types, has a higher adsorption capacity than Indonesian coal. Pocahontas coal has a capacity of 0.6479 mmol/g and for fruitland coal is 0.5828 mmol/g. Based on the simulation results, Ono-Kondo modeling can represent methane adsorption on Indonesian coal and coal that is not from Indonesia accurately because it has an AAPD value below 1%."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviandy Sabran Syahputra
"Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) tidak diimbangi dengan sumber daya yang ada. Penggunaan terbesar bahan bakar minyak (BBM) adalah kendaraan bermotor. Produksi kendaraan bermotor semakin meningkat sepanjang tahun sehingga mengakibatkan kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) semakin besar dan makin lama sumber daya minyak yang ada akan habis sedangkan sumber bahan bakar gas (BBG) masih sedikit dimanfaatkan. Selain itu efek BBM di pembakaran kendaraan bermotor dapat menghasilkan CH4 dan CO2 serta gas lainnya yang bisa menyebabkan efek rumah kaca. Dari efek rumah kaca tersebut mengakibatkan suhu permukaan bumi memanas yang disebabkan kadar CO2 dan CH4 meningkat. Hal tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan dibumi. Untuk itu kita perlu suatu cara agar emisi dari pembakaran kendaraan bermotor berkurang dan memanfaatkan sumber bahan bakar gas (BBG) yang ada. Walaupun ada, penggunaannya masih sedikit karena tabung yang digunakan berukuran besar dan bertekanan 150 bar yang membuat konsumen ragu untuk memakainya serta stasiun pengisian yang sangat langka. Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk mengurangi emisi gas buang. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Penelitian ini membahas tentang kapasitas adsorpsi CH4 murni pada karbon aktif. Dalam penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif komersial (Carbotech). Pengukuran adsorpsi menggunakan metode yang mendekati yaitu metode volumetrik (isotermal) pada temperatur 30ºC dengan tekanan 30 bar. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan data kapasitas dan laju penyerapan pada karbon aktif hingga beberapa siklus kerja.

Fuel is one of non renewable resources. The consumption of fuel are not balanced with another resources. The biggest consumption of fuel is vehicle. The production of vehicles are increasing every year so that the consumption of fuel to high and longer of time, the fuel resources will be lost while the gas resources are less to use. Furthermore, the effect of fuel in combustion engine can produce CH4 and CO2 and another gases can create green house effect. From green house effect make increase temperature in the earth because the content of CO2 and CH4 are increasing. It has a dangerous impact for another life in the earth. For that we need something way to decrease the emission from the engine combustion vehicles and utilizing the gas resources. Although the gas resources are utilized by vehicle, the consumption of gas still little because the vessel to big size and has the pressure about 150 bar, that is make the people are so confuse to use it and the gas stations are rare. Adsorption is effective way to reduce gas emission which released. Adsorption is phenomena physics which happen between molecule-molecule gas or liquid to contact with a solid surface. This study discusses the capacity adsorption CH4 at activated carbon. In this research the activated carbon used is a commercial active carbon (Carbotech). Adsorption measurement use volumetric method (isothermal) at temperatures 30ºC with 30 bar pressure. The objective from this research is to get capacity data and the rate adsorption at activated carbon until several work cycle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50974
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Indah R.L.
"Penggunaan bahan bakar minyak (BBM), seperti bensin, solar, minyak tanah, mengakibatkan peningkatan produksi untuk bahan bakar minyak, sehingga ketersediaan minyak bumi yang ada semakin menipis, selain itu hasil pembakaran pada kendaraan bermotor menghasilkan polusi udara yang menjadi salah satu faktor pemanasan global. Masalah tersebut perlu dipecahkan dengan cara mencari energi alternatif yang lebih bersih dengan nilai oktan tinggi serta ketersediaanya di alam masih banyak yaitu gas alam dengan komposisi utama gas metana (CH4). Sebagai tempat penyimpanan digunakan compressed natural gas (CNG) dengan tabung bertekanan 20 MPa. Adsorbed natural gas (ANG) merupakan solusi untuk mengurangi tekanan dalam tabung sekitar 3,5 - 4 MPa memanfaatkan proses adsorpsi menggunakan karbon aktif. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Dalam penelitian ini, dirancang tabung alat uji adsorpsi metana serta sistem adsorpsi dan desorpsi yang diaplikasikan untuk tabung tersebut.

The consumption of oil fuel, such as gasoline, solar and kerosene demand an increasing production of the oil fuel itself, so its availability are getting decreased every moment. Beside that, the combustion waste in motor vehicle produce air pollution which is one of the main factor in global warming. To overcome this problem, we should find a cleaner alternative energy with a higher octane value and still much available in the nature. One of this alternative energy is a natural gas with the main composition consist of methane (CH4). But to store this compressed natural gas (CNG), a 20 MPa of pressure vessel is needed. Adsorbed natural gas (ANG) is a solution to reduce the pressure in the tube of about 3.5 to 4 MPa by utilizing the process of adsorption using activated carbon. Adsorption is a physical phenomenon that occurs between the molecules of gas or liquid contacted with a solid surface. In this study it will be designed an adsorption and desorption system for methane as well as the pressure vessel used for testing it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husin A.
"Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah sumber alam yang tidak dapat diperbaharui. Meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) tidak seimbang dengan ketersediaan bahan bakar lain padahal setiap tahun produksi kendaraan bermotor naik. Selain itu hasil pembakaran pada kendaraan bermotor menghasilkan polusi udara yang menjadi salah satu faktor pemanasan global. Masalah tersebut perlu dipecahkan dengan cara mencari energi alternatif yang lebih bersih dengan nilai oktan tinggi serta ketersediaanya di alam masih banyak dan dipilih gas alam dengan komposisi utama gas metana (CH4). Walaupun penggunaan gas alam masih sedikit disebabkan tempat penyimpanan yang memiliki tekanan besar 150 bar (CNG), keadaan masyarakat sosial yang bingung akan dalam menggunakannya dan masih jarangnya stasiun bahan bakar gas. Maka dibuatlah sistem ANG yang dianalisa lebih rendah tingkat tekanan gas yang digunakan. Metode isotermal (volumetrik) yang digunakan untuk proses adsorpsi dengan memvariasikan suhu adsorpsi yaitu 5°C, 15°C dan 15°C dengan 5-35 bar dengan menggunakan metode bertahap dalam memasukkan tekanan gas metana (interval 5 bar).

Fuel is one of non renewable resources. The consumption of fuel are not balanced with another resources. The biggest consumption of fuel is vehicle. The production of vehicles are increasing every year so that the consumption of fuel to high and longer of time, the fuel resources will be lost while the gas resources are less to use. Furthermore, the effect of fuel in combustion engine can produce CH4 and CO2 and another gases can create green house effect. From green house effect make increase temperature in the earth because the content of CO2 and CH4 are increasing. It has a dangerous impact for another life in the earth. For that we need something way to decrease the emission from the engine combustion vehicles and utilizing the gas resources. Although the gas resources are utilized by vehicle, the consumption of gas still little because the vessel to big size and has the pressure about 150 bar (CNG), that is make the people are so confuse to use it and the gas stations are rare. Adsorption is effective way to reduce pressure in vessel and gas emission which released. This study discusses the capacity adsorption CH4 (ANG) at activated carbon. In this research the activated carbon used is a commercial active carbon. Adsorption measurement use volumetric method (isothermal) at temperatures 5°C, 15°C and 15°C with 5-35 bar pressure with step-by-step method?s (interval 5 bar). The objective from this research is to get capacity data and the rate adsorption at activated carbon until several work cycle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>