Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchammad Ali Lukman
"Biosorpsi adalah proses penyerapan logam berat oleh padatan yang berasal dari bahan alam. Cara ini merupakan metode yang sangat menjanjikan untuk mengolah buangan industri, terutama karena harganya yang murah dan memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi. Oleh karenanya perlu dilakukan pengembangan proses yang dapat mengadsorpsi ion logam berat yang berbiaya murah, dengan memanfaatkan material adsorben yang mudah diperoleh dari tanaman.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan proses penghilangan ion logam kromium melalui proses adsorpsi menggunakan biomaterial yang berasal dari kulit batang tanaman jambu klutuk (Psidium guajava). Hasilnya dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan biomaterial yang digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan ion krom dari dalam larutan air.
Eksperimen yang akan dilakukan akan memvariasikan waktu kontak dan pH awal larutan untuk mengetahui kinetika adsorpsi dan pengaruh pH terhadap sifat adsorpsi. Selain itu juga digunakan variasi temperatur untuk mengetahui pengaruh perubahan temperatur dan parameter termodinamika. Eksperimen terakhir adalah memvariasikan konsentrasi awal ion logam krom pada temperatur yang sama untuk mendapatkan parameter adsorpsi isotermis yang dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas dan intensitas adsorpsi.
Seluruh eksperimen dilakukan dengan sistem batch pada jumlah biosorben tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, pada temperatur ruang, kulit batang jambu klutuk dapat menyerap lebih dari 99% ion logam krom terlarut pada pH 2. Sistem adsorpsi tidak dapat bekerja pada pH 7 dan 10. Kemampuan adsorpsi ion logam krom oleh kulit batang jambu klutuk menurun seiring dengan peningkatan temperatur operasi.
Dari uji adsorpsi isotermis diketahui bahwa kapasitas adsorpsi ion logam krom oleh kulit batang jambu klutuk adalah 1,17 mmol/g biosorben dan berdasarkan intensitasnya dapat dinyatakan bahwa penggunaan kulit batang jambu klutuk sebagai adsorben menguntungkan. Proses ini diharapkan dapat diaplikasikan pada unit pengolahan air limbah industri seperti pada industri pelapisan krom, automotif, baja dan penyamakan kulit. Logam kromium harus dihilangkan dari air limbah sebelum limbah tersebut dapat dibuang ke air permukaan terutama karena sifatnya yang sangat beracun, nonbiodegradabel, karsinogenik dan beracun untuk kehidupan aquatik.

Biosorption is a heavy metal removement process by solid which come from nature. This is a promising method for industrial waste water treatment, especially because of the cheap price and have high adsorption capacity. Because of that, development for cheap heavy metal ion adsorption process by using nature base adsorbent are needed.
Purpose of this study is to learn about heavy metal removement process by adsorption process using Psidium guajava s epiderm. The result can be used for evaluate biomaterial performance which is use as adsorbent to remove chromium ions from water.
In this experiment, contact time and pH of the solution will be variated to learn about adsorption kinetic and effect of pH to adsorption characteristic. Beside that, operation temperature will be variated too to learn about effect of temperature difference and thermodynamic parameter. In the last experiment, initial concentration will be variated at the constant temperature to learn about adsorption isotherm parameters which can be used to evaluate adsorption capacity and intensity.
All of the experiment will be done by batch system with certain amount of biosorbent. Based on the experiment results, at room temperature, Psidium guajava s epiderm can adsorp more than 99% of chromium ions that dissolve at pH 2 solution. This system can t work at pH 7 and 10 solution. Performance of chromium ions adsorption by Psidium guajava s epiderm is decreasing through operation temperature increasement.
Due to adsorption isoterm experiment, known that chromium ions adsorption capacity by Psidium guajava s epiderm is 1.17 mmol/g biosorbent and based on the intensity, can be pronounced that this biosorbent is favorable for remove chromium ions for water. This process is expected to be applicated in industrial waste water treatment unit such as electroplating, automotive, and steel industry. Chromium ions must be removed from waste water before it can be disposed to the environment exspecially because of its poisonous, non-biodegradable, carsinogenic, and toxic behavior.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49671
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Giyot Partohap
"Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mendapatkan proses penyisihan ion logam krom melalui proses adsorpsi menggunakan biomaterial yang berasal dari daging buah tanaman jambu biji (Psidium guajava). Hasilnya dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan biomaterial yang digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan ion krom dari air limbah. Percobaan dilakukan dengan sistem batch dengan dosis biosorben sebesar 2 gr/L. Percobaan yang dilakukan akan memvariasikan waktu kontak dan pH awal larutan untuk mengetahui kinetika adsorpsi dan pengaruh pH terhadap sifat adsorpsi. Sedangkan variasi temperatur digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan temperatur dan parameter termodinamika. Selain itu, variasi konsentrasi awal ion logam krom dalam larutan dilakukan untuk mendapatkan parameter adsorpsi isotermis yang dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas dan intensitas adsorpsi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa daging buah tanaman jambu biji dapat menyerap lebih dari 99% ion logam krom terlarut pada pH 2. Proses adsorpsi tidak dapat bekerja pada pH 7 dan 10. Konstanta kesetimbangan adsorpsi ion logam krom dapat dihitung menggunakan persamaan isotermis Freundlich dan titik kesetimbangan dicapai pada 240 menit. Berdasarkan uji adsorpsi isotermis diketahui bahwa kapasitas adsorpsi ion logam krom oleh daging buah tanaman jambu biji sebesar 0,349 mmol/g biosorben terjadi pada pH 2. Dengan kenaikan temperature maka konstanta kesetimbangan adsorpsi ion logam krom akan cenderung berkurang.

Purpose of this study is to learn about chromium ions removal by adsoprtion process using Psidium guajava's fruits. The result can be used for evaluate biomaterial performance as adsorbent to remove chromium ions from waste water. The experiment will be done by batch system with dosage of the biosorbent is 2 gr/L. In this experiment, contact time and pH of the solution will be variated to learn about adsorption kinetic and effect of pH to adsorption characteristic. The temperature of solution will be variated to learn about effect of temperature difference and thermodynamic parameter. Beside that, initial concentration will be variated to learn about adsorption isoterm parameters which can be used to evaluate adsorption capacity and intensity. The experiment results show that, Psidium guajava's fruits can adsorp more than 99% of chromium ions that dissolve at pH 2 solution. The adsorption process can't work at pH 7 and 10 of solution. Batch equilibrium tests showed that the chromium ions removal was fitted with Freundlich isotherm and the adsorption reached equilibrium in 240 min. Due to adsorption isoterm experiment, known that chromium ions adsorption capacity by Psidium guajava's fruits is 0,349 mmol/g biosorbent was achieved at pH of 2.0. The rise in temperature caused a slight decrease in the value of the equilibrium constant (Kc) for the sorption of chromium ions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyani Fitria Utami
"Biosorpsi adalah suatu proses yang menggunakan padatan berasal dari bahan alam untuk mengikat logam berat yang terdapat dalam larutan. Metode ini sangat menjanjikan untuk mengolah limbah industri yang mengandung logam berat berbahaya karena biaya materialnya yang murah serta memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan ion logam krom dari limbah cair buatan melalui proses biosorpsi menggunakan biomaterial yang berasal dari daun jambu biji (Psidium guajava) sebagai biosorben.
Percobaan dilakukan pada kondisi batch menggunakan variasi waktu kontak, pH awal larutan, suhu operasi, dan kosentrasi awal ion logam krom dalam larutan. Dosis biosorben yang digunakan adalah 2 gram/liter. Sedangkan, konsentrasi awal ion logam krom dalam larutan adalah 10 mg/liter. Pertama-tama, daun jambu biji sebagai biosorben dipreparasi dengan cara dihaluskan, dicuci, dan dikeringkan. Tahapan berikutnya yaitu pengujian penyerapan, kinetika, serta pengujian kesetimbangan dari proses biosorpsi tersebut. Pada tahapan ini variasi suhu dilakukan untuk melihat kemampuan penyerapan biosorben. Variasi pH dilakukan untuk melakukan uji kesetimbangan, sedangkan variasi waktu kontak dilakukan untuk menguji kinetika penyerapan. Variasi konsentrasi awal ion logam krom dalam larutan dilakukan untuk mendapatkan kurva adsorpsi isotermis.
Pengujian ini diketahui hasilnya dari pengukuran konsentrasi krom yang terdapat baik dalam larutan maupun dalam filtrat. Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa proses adsorpsi terjadi pada pH 2 dan tidak dapat belangsung pada pH 7 dan 10. Pada pH 2, kondisi kesetimbangan dicapai untuk waktu kontak 90 menit dengan kemampuan penyerapan ion logam krom hingga 99,67%.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan kenaikan temperatur maka konstanta kesetimbangan proses akan cenderung berkurang. Uji adsorpsi isotermis menunjukkan kapasitas adsorpsi ion logam krom oleh daun jambu biji (k) adalah 4,2314 mmol/gram biosorben dan intensitasnya (n) adalah 2,155. Nilai intensitas yang didapat menunjukkan bahwa penggunaan daun jambu biji sebagai adsorben menguntungkan. Berdasarkan hasil percobaan, daun jambu biji berpotensi sebagai biosorben ion logam krom dalam limbah.

Biosorption is a process using solid biomaterial to remove heavy metal from a solution. This is a potential method to treat industrial waste containing toxic heavy metals because of its low-cost and its high sorption capacity. This biosorption process was studied to observe hexavalent chromium removal from artificial waste solution using biomaterial from guava (Psidium guajava) leaves as biosorbent.
Chromium biosorption was studied in batch condition, as function of contact time, solution pH, temperature, and initial concentration of metal ion in solution. The dosage of biosorbent is 2 gram/L. And, initial of chromium ion in solution is 10 mg/L for the experiment of sorption, kinetics, and equilibrium. Before used as biosorbent, guava leaves was being preparated first by crushed, washed, and dried. After preparation, the experiment of sorption, kinetics, and equilibrium was observed. Temperature variation was used to investigate sorption ability of the material. pH solution and contact time variation were used to investigate the equilibrium of the process and sorption kinetics. Adsorption isotherm was investigated from variation of chromium initial concentration in solution.
Result of the experiments wre known from measurement of residual chroium concentration in solution and filtrate. Experiment result showed that adsorption process only occured in pH 2 not in pH 7 and 10. And, the experiment was reached equilibrium condition in contact time 90 minutes with amount chromium adsorbed until 99,67%.
Experiment result showed that equilibrium constants for Cr(VI) decreased as temperature increases and adsorption decreased with temperature for guava leaves. From adsorption isotherm experiment, guava leaves sorption capacity (Kf) was 4,2314 mmol/gram of biosorbent and the intensity of adsorption process (n) was 2,155. The intensity value showed that guava leaves is very valuable as chromium adsorbent. And then, it can be concluded that guava leaves is potential biosorbent for chromium removal from wastewater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
F. Anjani Adyani D.
"Kolesterol merupakan zat lunak dari hasil metabolisme tubuh yang terdapat di dalam darah, menyerupai lemak, serta dihasilkan dari asam empedu dan asupan makanan. Pektin merupakan salah satu senyawa aktif yang mampu menurunkan kadar kolesterol. Sumber pektin yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daun jambu biji (Psidium guajava L.). Tahapan dalam penelitian ini yaitu ekstraksi oleh asam asetat dengan bantuan gelombang mikro, pemurnian/isolasi ekstrak asam asetat dengan dua cara yaitu melalui kolom kromatografi terbuka dan pengendapan oleh etanol 96 %, identifikasi pektin dengan LC/MS dan uji iodin, dan uji in vitro oleh pektin. Waktu ekstraksi tertinggi adalah 15 menit dengan % berat filtrat ekstrak kasar sebesar 16,66 %. Yield hasil pemurnian/isolasi ekstrak asam asetat dari pengendapan oleh etanol 96 % sebesar 0,30 %. Sampel dari isolasi menggunakan metode pengendapan oleh etanol 96 % merupakan sampel pektin yang paling efisien dalam menurunkan kadar kolesterol.

Cholesterol is a soft substance from the body's metabolism in blood, resembling a fat, as well as the resulting from bile acids and food intake. Pectin is one of active compounds that are able to lower the cholesterol levels. Source of pectin used in this research come from the leaves of guava (Psidium guajava L.). The stage in this research is extraction using Microwave Assisted Extraction (MAE) method with acetic acid solvent, purification/isolation of acetic acid's extract in two ways: open coloumn chromatography and sedimentation using etanol 96 %, identification/isolation of pectin with LC/MS and iodin test, and in vitro test of pectin. The highest extraction time is 15 minutes with percent of filtrates's crude extract is 16.66 %. Yield results of acetic acid's extract purification/isolation from sedimentation by ethanol 96 % is 0.30 %. Sample from isolation with method of sedimentation by ethanol 96 % is the most efficient pectin's sample in lowering cholesterol levels."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Priambodo
"Hiperkolesterolemia merupakan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh yang telah menjadi perhatian masyarakat karena dapat memicu berbagai penyakit seperti penyakit jantung koroner, stroke dan aterosklerosis. Penderita hiperkolesterolemia di Indonesia mencapai 18% total penduduk atau sekitar 43 juta orang. Salah satu herbal yang berpotensi sebagai antihiperkolesterolemia yaitu daun jambu biji. Kandungan gallic acid, catechin, epicatechin dan quercetin dalam jambu biji memiliki aktivitas antioksidan dan antihiperkolesterolemia yang baik. Guvacap hadir sebagai produk herbal dalam bentuk kapsul yang berisi ekstrak daun jambu biji yang berkhasiat membantu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Proses produksi dilakukan melalu metode maserasi untuk mendapatkan ekstrak daun jambu biji. Produk dijual dengan harga Rp.20.500 per botol dengan isi 60 kapsul. Dari segi keekonomian, harga jual yang terjangkau menjadi keunggulan produk ini. Pabrik Guvacap ini memiliki nilai NPV sebesar Rp 3.310.787.323,99, IRR sebesar 18% dan break event point selama 2,14 tahun sehingga pabrik Guvacap ini sangat layak untuk didirikan.

Hypercholesterolemic is the high levels of cholesterol in the body that have become the public's attention because it can lead to various diseases such as coronary heart disease, stroke and atherosclerosis. Patients with hypercholesterolemic in Indonesia reaches 18% of the total population or about 43 million people. One herb that is potentially as anti-hypercholesterolemic is guava leaf. The content of gallic acid, catechin, epicatechin and quercetin in guava leaf have antioxidant and anti-hypercholesteromic activity. Guvacap present as herbal products in capsule that contains extract of guava leaves are potent to help lowering cholesterol in the body. The production process is carried out through maceration method to get the guava leaf extract. Products sold at Rp.20.500 per bottle which contains 60 capsules. Based on investment feasibility study, Guvacap plant has NPV Rp3,310,787,323,99, IRR of 18% and break event point 2.14 years. Those show Guvacap factory is feasible to be established."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Auliawati
"Tanin merupakan kelompok metabolit sekunder bagian dari senyawa polifenol yang cukup banyak ditemukan di dalam daun jambu biji (Psidium guajava). Tanin diketahui berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase, enzim yang berperan dalam hiperurisemia. Peningkatan produksi enzim ini akan berdampak pada penyakit pirai atau encok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yield ekstrak kasar daun jambu biji yang di ekstrak dengan metode sonikasi dengan pelarut yang berbeda, yaitu aseton 70%, etanol 70%, dan akuades, serta menguji inhibisi ekstrak terhadap aktivitas enzim xantin oksidase secara in vitro dan mengetahui kandungan senyawa tanin pada sampel yang memiliki persentase inhibisi tertinggi.
Dari ketiga jenis pelarut tersebut, diketahui ekstrak akuades memiliki persentase inhibisi tertinggi yaitu sebesar 58,2% diikuti oleh ekstrak etanol 70% dan aseton 70% dengan persentase inhibisi masing-masing 38,6% dan 28,5%. Kandungan tanin dalam ekstrak akuades daun jambu biji cukup besar, yaitu sebesar 32,42 mg/g atau 3,242% (b/b).
Hasil yang diperoleh menjelaskan dan mendukung penggunaan ekstrak dari daun jambu biji (Psidium guajava) untuk mencegah dan mengobati hiperurisemia.

Tannin is secondary metabolite and one of polyphenolic substances that can be found in Psidium guajava leaves. Tannin is known for its potential as xanthine oxidase inhibitor, a key enzyme playing role in hyperuricemia. Overproduction of xanthine oxidase can cause gout.
This study aimed to obtain yield of crude extract from Psidium guajava leaves by using three different solvents, acetone 70%, ethanol 70%, and water. The crude extracts were used for in vitro xanthine oxidase inhibitory activity assay. Tannin content in the sample showing the highest degree of inhibition was also determined.
Aqueous extract exhibited the highest activity with an inhibition of 58.2%, followed by ethanol 70% and acetone 70% with an inhibition of 38.6% and 28.5% respectively. Tannin content in aqueous extract of Psidium guajava leaves is 32.42 mg/g or 3.242% (m/m) of total weight.
These results may explain and support the dietary use of the extracts of Psidium guajava leaves for the prevention and treatment of hyperuricemia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Beauty
"Kontaktor berbasis membran memiliki banyak keunggulan sebagai media kontak antara fasa cair dan cair, seperti luas permukaan kontak yang besar, kemudahan dalam scale-up dan pengkombinasian dengan proses lain, ramah lingkungan, serta efisien ruang. Salah satu aplikasi kontaktor membran adalah proses pemisahan amonia dari air limbah pada industri pupuk dan besi baja.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas kontaktor membran serat berongga dalam memisahkan amonia terlarut dari dalam air limbah menggunakan cairan penyerap sumber air alami dari Ciater. Variabel penelitian yang diterapkan adalah variasi pH absorben 2, 1 dan 0,7 serta variasi laju sirkulasi limbah 5, 4 dan 3,5 Lpm.
Hasil evaluasi kontaktor membran menunjukkan bahwa koefisien perpindahan massa berbanding terbalik dengan nilai pH, namun berbanding lurus dengan laju sirkulasi limbah.

Membrane based contactor has many advantages as a medium for liquid and liquid phase contact, such as larger surface area, easiness in scale-up and combining with other process, environmentally friendly and space efficient. One of the applications for membrane contactor is ammonia removal from waste water in fertilizer and steel industries.
This study aims to determine the effectiveness of hollow fiber membrane contactor in removing dissolved ammonia from waste water using natural water source from Ciater as absorbent. Variables applied are absorbent's pH variation of 2, 1 and 0.7 and variations in wastewater circulation flow rate of 5, 4 and 3.5 Lpm.
Evaluation results show that mass transfer coefficient is proportional to wastewater circulation flow rate, but inversely proportional to value of pH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51805
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ibramsyah
"ABSTRAK
Kekurangan utama dari membran kontaktor adalah penurunan performa membran ketika terbasahi oleh air limbah atau penyerap. Penelitian dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan membran superhidrofobik. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi (100, 200, 400, 800 ppm), pH air limbah (10, 11, 12), pH penyerap (0,5;1;2), laju alir, dean jumlah serat membran. Koefisien perpindahan massa menyeluruh tertinggi diperoleh ketika jumlah serat 2000, konsentrasi air limbah 200 ppm, pH air limbah 11, pH absorben 1, dan lajyu alir air limbah 60 rpm yaitu sebesar 0,018 cm/s.

ABSTRACT
The main weakness in the membrane contactor is the decline in the performance of the membrane when wetted by wastewater or absorbent solution. The proposed research will try to overcome that weakness by using membranes that has superhydrophobic properties. This experiment is done with variety of feed concentration (100, 200, 400, 800 ppm), pH of feed (10,11,12), pH of absorben (0,5; 1; 2), flowrate feed, and the amount of stiff from the membrane. The highest mass transfer coeficients obtained in membrane with 2000 stifs, synthetic waste water concentration is 200 ppm, pH of waste water is 11, pH of absorben is 1, and the flowrate of synthetic waste water is 60 rpm, is 0,018 cm/s.
"
2016
T45491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candrika Ajeng Ramadhanti
"Kontaktor membran serat berongga sudah banyak digunakan sebagai kontaktor pada proses pemisahan gas-cair. Peningkatan laju sirkulasi dipandang sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas penyisihan pada kontaktor membran serat berongga. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan efektivitas kombinasi proses absorbsi melalui membran serat berongga dengan proses ozonasi pada penyisihan amoniak dari air limbah dengan memvariasikan laju alir sirkulasi limbah. Karena hanya molekul amoniak volatil (NH3) yang bisa disisihkan oleh membran maka pH limbah dikondisikan di atas 10 yang akan membuat sebagian besar amoniak terlarut dalam fasa volatil. Penggunaan ozon selain sebagai penghasil OH yang dapat mengoksidasi amonia juga untuk mencegah penurunan pH limbah. Dari penelitian ini, efisiensi penyisihan amonia terbesar yang dicapai adalah 89% pada laju sirkulasi limbah 5 liter per menit dan dihasilkan koefisien perpindahan massa amoniak sebesar 0,0023 cm/s.

Hollow fiber membrane contactors have been widely used as gas-liquid contactor, for example in ammonia removal. The circulation configuration of the solutions was found to have a strong effect on the efficiency of the process. Combining membrane absorption and ozone processes aims to reduce ammonia load allowance by membrane and also to increase effectiveness of ammonia removal. Since only the volatile ammonia molecule which can be set aside by the membrane. With the ozonation process at alkalinity degree higher than 10 which can oxidize ammonia and neutralize the possibility of a decrease in the pH. This research result obtain the maximum ammonia removal efficiency was 89% when the waste water circulation rate was 5 litre per minute with ammonia mass transfer coefficient of 0.0023 cm/s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43278
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seruni Hanna Ardhia
"ABSTRAK
Tingkat kejadian infeksi DENV telah meningkat 30 kali lipat dengan penyebaran ke negara-negara baru dalam beberapa dekade terakhir. Di Indonesia sendiri, terdapat peningkatan 126.675 kasus dari tahun 2014 ke tahun 2015. Sampai saat ini, obat antiviral spesifik untuk DENV belum tersedia. Alternatif dari masalah tersebut adalah dikembangkan penelitian mengenai pengobatan menggunakan tanaman herbal. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun Psidium guajava memiliki potensi sebagai antiviral DENV dalam percobaan in vitro, dengan nilai IC50 dan CC50 sebesar 7,2 µg/mL dan 153,18 µg/mL. Namun, mekanisme penghambatan spesifik terhadap infeksi DENV belum diketahui. Penelitian ini melakukan studi eksperimental terhadap DENV Serotipe 2, sel HUH7it-1, dan ekstrak daun Psidium guajava pada dua mekanisme penghambatan, yaitu pada tahap pre-post infeksi dan post infeksi. Penentuan persentase penghambatan DENV menggunakan focus assay dan penentuan persentase viabilitas sel HUH7it-1 menggunakan MTT assay untuk mengetahui efek toksisitas dari ekstrak. Hasil dari kedua pengujian tersebut, didapatkan persentase penghambatan DENV dan persentase viabilitas sel pada pre-post infeksi adalah 6,58% dan 110,20%. Sedangkan, persentase penghambatan DENV dan viabilitas sel pada post-infeksi adalah 21,15% dan 108,26%. Perlakuan post-infeksi menyebabkan penurunan infektivitas yang lebih besar dibandingkan pre-post infeksi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Psidium guajava akan lebih baik setelah sel terinfeksi DENV.

ABSTRACT
Over the last few decades, the incidence of DENV infection has seen a 30-fold increase, with the outspread to new countries. In Indonesia, the data from 2015 shown an increase of 126,675 cases than in 2014. To date, antiviral drugs against DENV are not yet available. Nowadays, researches on herbal plants are being carried out. Previous studies have shown that Psidium guajava leaf extract has the potential to be an antiviral for DENV in in vitro experiments, with IC50 and CC50 values of 7,2µg/mL and 153,18g/mL. However, the specific inhibitory mechanism is remained unknown. This study conducted an experimental study using DENV-2, HUH7it-1 cell, and Psidium guajava leaf extract, testing two inhibitory mechanisms, pre-post infection and post infection. This study determined the inhibitory percentage using focus assay and the cell viability percentage using MTT assay. The results showed the inhibitory percentage and the cell viability percentage of the pre-post infection mechanism were 6,58% and 110,20%, whereas for the post-infection were 21,15% dan 108,26%. The result in post-infection mechanism caused a greater decrease in infectivity compared to pre-post infection, therefore the extract is found to be more effective when administered after the cells have been infected by the virus."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>