Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safri Saipulloh
"Konversi katalitik minyak sawit menjadi hidrokarbon fraksi gasoline memerlukan pendekatan baru yang lebih ekonomis. Penggunaan senyawa basa untuk mendapatkan biogasoline dari minyak sawit dapat menjadi salah satu solusinya, karena ketersediaan senyawa basa yang lebih banyak dibandingkan senyawa seperti alkohol dan aseton yang pernah digunakan dalam pretreatment konversi minyak sawit menjadi biogaoline.
Saponifikasi minyak sawit menggunakan dua jenis basa yang berbeda yaitu KOH dan Al(OH)3 dengan rasio mol stoikiometrik, 10% dan 20% kelebihan minyak sawit. Reaksi katalitik dilangsungkan dalam fixed bed reactor pada suhu 350°C, 400°C dan 450°C dan tekanan atmosferik. Reaksi menggunakan katalis B2O3/Al2O3 dengan loading B2O3 10%, 15%, dan 20% dalam katalis.
Produk hidrokarbon dianalisa menggunakan analisa fraksinasi untuk mengetahui kuantitas fraksi gasoline yang dihasilkan. Analisa FTIR digunakan untuk mengetahui kandungan produk yang dihasilkan secara kualitatif. Selain itu, digunakan pula analisa GC dan GC-MS untuk memperjelas kandungan produk yang dihasilkan. Persentase yield digunakan sebagai dasar untuk menentukan kondisi terbaik reaksi dalam penelitian ini.
Hasil yang didapatkan menunjukkan, temperatur terbaik reaksi adalah 450°C. Pada temperatur tersebut, katalis yang paling baik adalah 10% B2O3/Al2O3 dengan rasio umpan terbaik adalah 10% kelebihan minyak sawit. Spektra FTIR dan analisa fraksinasi menunjukkan performa basa Al(OH) 3 lebih baik dari pada KOH dalam penelitian ini.

The Conversion of palm oil to biogasoline trough catalytic cracking needed new approach which economical. One of the solution in producing biogasoline from palm oil is employing base (alkaline). It could become more efficient because their availability are much more compared to alcohol and acetone groups which used in pretreatment of catalytic conversion palm oil to biogasoline.
The Saponification of palm oil used two bases, KOH and Al(OH) 3, that varied in mole ratio, stoichiometric, 10% and 20% excess of palm oil. The catalytic cracking reactions occurred in fixed bed reactor at 350°C, 400°C and 450°C in atmospheric pressure. Reactions used B2O3/Al2O3 catalyst with 10%, 15%, and 20% B2O3 loaded in catalyst.
Hydrocarbon products analyzed using fractionation analysis to obtain quantities of biogasoline which produced. FTIR analysis was used to identify quality of products by detecting their spectra. To accomplish the analyzing, GC and GC-MS were used to identify specifications of products. Yield percentage was used as basic to know best condition of reactions in this research.
It showed that the best temperature was 450_C. At that temperature, the best loading of B2O3 in catalyst was 10% and the best feed ratio was 10% excess of palm oil. Spectra from FTIR analysis showed that Al(OH) 3 performed better than KOH as base in saponification of palm oil to obtain biogasoline. The fractionation analysis showed the same conclusion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49678
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
"Dewasa ini, kelangkaan bahan bakar fosil menjadi perhatian dunia. Kelangkaan tersebut menyebabkan harga minyak mentah melambung tinggi. Salah satu jenis bahan bakar yang banyak digunakan adalah gasoline yaitu fraksi hidrokarbon C5 sampai C10. Gasoline banyak digunakan pada sektor transportasi. Menipisnya persediaan bahan bakar memaksa kita berusaha keras untuk mencari sumber energi alternatif. Peneltian ini bertujuan untuk mensintesis hidrokarbon setaraf fraksi gasoline (C5-C10) dari minyak jarak yang telah disaponifikasi melalui reaksi perengkahan katalitik pada tekanan atmosferik. Pertama, minyak jarak disaponifikasi oleh senyawa basa dan membentuk garam asam lemak. Garam asam lemak tersebut diumpankan ke dalam fixed bed reactor untuk direngkah menggunakan katalis B2O3/Al2O3. Reaksi dilakukan dalam tiga variasi temperatur, yaitu 350°C, 400°C dan 450°C. Pada temperatur optimum, reaksi dilakukan dalam tiga variasi komposisi berat katalis, 10%, 15% and 20% B2O3 dari berat katalis. Kemudian, pada temperatur reaksi dan komposisi berat katalis yang optimum, reaksi divariasikan pada tiga jenis rasio berat umpan (minyak jarak : senyawa basa), yaitu rasio untuk habis bereaksi atau reaksi stoikiometrik, 10% berat minyak jarak berlebih dan 20% berat minyak jarak berlebih. Terakhir, pada ketiga kondisi optimum tersebut, dilakukan perbandingan yield yang diperoleh antara pretreatment saponifikasi menggunakan KOH dan Al(OH)3. Produk cair didistilasi untuk mengetahui yield hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dan dianalisis dengan FTIR, GC-MS dan GC-FID untuk membuktikan terjadinya reaksi perengkahan. Sedangkan, produk gas dianalisis dengan GC-TCD untuk mengetahui komponen dan komposisinya. Kondisi optimum untuk menghasilkan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dilakukan pada temperatur 400°C, 10% B2O3, dan rasio berat stoikiometrik pada pretreatment saponifikasi. Pada kondisi optimum, umpan dengan pretreatment saponifikasi menggunakan KOH memberikan yield yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan Al(OH)3. Yield tertinggi untuk jenis umpan menggunakan KOH diperoleh sebesar 47,87% dan 37,23% untuk jenis umpan yang menggunakan Al(OH)3.

Nowadays, the rarity of fossil fuel has become the world's concern because it inflicts the increasing of the crude oil's price. The most fossil fuel that has been used is gasoline--which contains hydrocarbon fractions of C5-C10. Gasoline is widely used in transportation needs. The decreasing of world's crude oil stock--especially in Indonesia--pushes us to strive for discovering any alternative energy sources. This research aims to synthesize hydrocarbon fractions of gasoline (C5-C10) from jatropha oil'which has been reacted by alkali compound'through catalytic cracking reaction in atmospheric pressure. First, jatropha oil is reacted by alkali compound, and the reaction produces fatty acid salt. This fatty acid salt is fed into the fixed bed reactor to be cracked using B2O3/Al2O3 catalyst. The reaction is done in three temperature variables'i.e. 350°C, 400°C, and 450°C. In the optimum temperature, the reactions are varied in weight composition of catalyst'i.e. 10%, 15%, and 20% B2O3 of catalyst weight. Then, in the optimum condition of temperature and composition of catalyst, the reaction are varied in three kinds of weight ratio of feed (jatropha oil : alkali compound)'i.e. ratio for complete or stoichiometric reaction, 10% wt excess of jatropha oil, and 20% wt excess of jatropha oil. Finally, in the optimum condition of the variables, the yield of gasoline between saponification pretreatment using KOH and Al(OH)3 is compared. Liquid product is distilled to find yield of gasoline and analyzed by FTIR, GC-MS, and GC-FID to ensure that catalytic reaction happened. Gas product is analyzed by GC-TCD to know its components and composition of gas. The research results that the optimum condition of reactions for obtaining hydrocarbon fractions of gasoline is in 400°C, 10% B2O3, and stoichiometric feed weight ratio for saphonification pretreatment. For the optimum conditons, the yield of gasoline for the feed with saphonification pretreatment using KOH is higher than the yield of gasoline using Al(OH)3. The highest yield of gasoline for feed using KOH is 47,87% and for feed using Al(OH)3 is 37,23%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Tantono
"Penelitian sebelumnya tentang sintesis hidrokarbon fraksi C4 dari minyak jarak (SJO) menggunakan katalis zeolit menunjukkan terjadinya penurunan yield C4 akibat deaktivasi katalis. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi sintesis hidrokarbon fraksi C4 dengan meningkatkan suhu pemasukan katalis menjadi 320°C dan melakukan sistem siklus pergantian katalis. Reaksi dilakukan pada pada fasa cair dan tekanan atmosferik dalam reaktor tumpak, dengan suhu reaksi 340°C dan rasio massa katalis/SJO sebesar 1:100.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem siklus pergantian katalis dapat meningkatkan yield C4, dimana kondisi optimal reaksi perengkahan katalitik berupa 5 siklus reaksi perengkahan katalitik dengan waktu reaksi total 335 menit dan yield C4 rata-rata sebesar 29,6%.

Past research regarding hydrocarbon fraction C4 synthesis from Jatropha oil (SJO) by using Zeolit catalyst shows decrease of C4 yield due to catalyst deaktivation. In this research optimation of hydrocarbon fraction C4 synthesis is done by increasing the catalyst feeding temperature to 320°C and by doing catalyst replacement cycle system. Reaction was done in liquid phase and atmospheric pressure in batch reactor, with reaction temperature of 340°C and ratio of catalyst mass/SJO 1:100.
The result of the research shows that the replacement cycle system can improve the yield of C4, where the optimum condition of the catalytic cracking is at 5 cycle of catalytic cracking reaction with total reaction time of 335 minutes and average C4 yield of 29.6 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51784
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rieski Anna Dewi
"Program konversi energi yang dicanangkan pemerintah sejak 2004 telah meningkatkan permintaan LPG, namun produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Akibatnya, kapasitas produksi dalam negeri dan import LPG harus ditingkatkan. Menipisnya cadangan minyak bumi Indonesia dan meningkatnya harga minyak bumi sebagai bahan baku pembuatan LPG menuntut ditemukannya sumber energi alternatif. Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil, CPO) merupakan sumber energi paling potensial rnengingat komponen trigliseridanya yang memiliki rantai hidrokarbon panjang menyerupai minyak bumi. Selama ini CPO dimanfaatkan dalam pembuatan biogasoline yang pada prosesnya juga dihasilkan hidrokarbon fraksi C3 ? C4 dengan yield < 10%massa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mensintesis hidrokarbon C3 ? C4 dari minyak kelapa sawit melalu_ reaks_ perengkahan katalitik menggunakan katalis komersial berbasis zeolit, RCC. Reaksi dilakukan secara tumpak dengan kondenser full reflux pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 90 menit. Pada reaksi divariasikan suhu reaksi (370°C; 360°C; 350°C) dan rasio massa CPO/katalis (75:1 ; 100:1 ; 125:1). Produk gas dianalisis dengan GC, sedangkan produk cairnya diperoleh melalui proses distilasi untuk kemudian dilakukan uji densitas, IBP, dan analisis FTIR. Berdasarkan hasil penelitian, pada reaksi dengan suhu 370°C dan rasio massa CPO/katalis = 125:1 didapatkan hasil maksimum, yaitu konversi 57.45 %massa dan yield hidrokarbon C3 ? C4 25.28 %massa. Produk gas berupa CO2, C2H4, C2H2, dan fraksi hidrokarbon C3 ? C4 (C3H6, C3H8, dan n-C4H10). Produk cair hasil distilasi memiliki densitas 0.707 gr/m dan IBP 380°C. Berdasarkan analisis FTIR, perengkahan CPO dibuktikan dengan berkurangnya gugus ester, berkurangnya ikatan ?(CH2)n?, dan meningkatnya alkil (?CH3) pada produk cair dibandingkan dengan CPO. Produk gas C3H8 dan n-C4H10 selanjutnya dapat diproses dan dicairkan menjadi LPG. Sedangkan produk gas C2H4, C2H2, dan C3H6 dapat menjadi bahan baku petrokimia yang memegang peranan penting dalam industri polimer. Karenanya, keberhasilan penelitian ini akan membuka jalan untuk produksi LPG dari sumber energi terbaharukan dan produk polimer (seperti plastik) yang dapat diuraikan sehingga lebih ramah lingkungan.

Energy conversion program that government proposed since 2004 has increase LPG demand, but domestic production can?t fulfill it. It increase domestic production capacity and import of LPG. Running out and price increasing of crude oil as the material for producing LPG forced the invention of alternative energy resources. Crude palm oil (CPO) is the most potential energy resources because it consist of trigliserida that has a long chain of hydrocarbon just like crude oil. Now days, CPO has been used to produce biogasoline which in the process hydrocarbon fraction of C3 ? C4 also produced, even in a little yield less than 10%mass. Because of that, this research aimed to synthesizing hydrocarbon of C3 ? C4 from crude palm oil by catalytic cracking reaction using commercial catalyst based on zeolit, RCC. The reaction run in batch with full reflux condenser at liquid phase and atmospheric pressure for 90 minutes. The reaction was varied by cracking temperature (370°C; 360°C; 350°C) and CPO/catalyst mass ratio (75:1 ; 100:1 ; 125:1). The gas product was analyzed using GC and the liquid product was gathered by distillation process for being tested of it?s density, IBP, and analyzed by FTIR. Based on the research, reaction at 370°C cracking temperature and 125:1 CPO/catalyst mass ratio the maximum result was gained by 57.45 %mass conversion and 25.28 %mass hydrocarbon fraction of C3 ? C4. The gas product was CO2, C2H4, C2H2, and hydrocarbon fraction of C3 ? C4 (C3H6, C3H8, and n-C4H10). The liquid product result of distillation has density 0.707 gr/m and IBP 380°C. based on the FTIR analysis, CPO cracking was proven by the decreasing of ester cluster, decreasing of ? (CH2)n? bond, and increasing of (?CH3) alkyl in liquid product. C3H8, dan n-C4H10 gas product can be processed further more and liquefied to produce LPG. While C2H4, C2H2, dan C3H6 gas product can be made to be petrochemical building block that play important role in polymer industry. Because of that, the success of this research will start the production of LPG from renewable energy resources and a degradable polymer product (such as plastic)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Diyanto
"Dalam penelitian ini dilakukan sintesa fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak jarak yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dari CPO. Kandungan asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap ini memudahkan pemutusan ikatan lebih banyak oleh katalis, menghasilkan yield C3 dan C4 yang lebih banyak. Untuk menghasilkan fraksi C3 dan C4 dari minyak jarak digunakan metode perengkahan katalitik menggunakan katalis ZSM-5. Reaksi dilakukan secara tumpak pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 60 menit. Pada reaksi divariasikan suhu reaksi (320°C; 330°C;340°C) dan rasio massa katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan GC sedangkan produk cair menggunakan FTIR Berdasarkan hasil penelitian, pada reaksi dengan suhu 340°C dan rasio katalis/SJO = 1:100 didapatkan hasil maksimum yaitu yield hidrokarbon C4 mencapai 12 %. Produk gas yang diperoleh kebanyakan berupa produk i-C4 dan n-C4 . Sedangkan produk C3 tidak diperoleh secara konsisten.

In this research, synthesis of hydrocarbon fraction C3 and C4 will be held using Jatropha Oil which has more unsaturated fatty acid compared to Crude Palm Oil. This content of unsaturated fatty acid will make it easier for the catalyst to cut the bond, producing more product of C3 and C4. To produce C3 and C4, catalytic cracking method is used with ZSM-5 catalyst. Reaction is performed in batch reactore in liquid phase with atmospheric pressure within 60 minutes. The temperature will be varied within 320°C; 330°C;340°C and the ratio of catalyst/SJO mass of 1:75 and 1:100. The gas product will be analyzed with GC and the liquid product with FTIR. According to the research, the maximum yield is obtained in the 340°C temperature and of catalyst/SJO mass of 1:100, with the result of 12%. The gas product mainly consist of i-C4 and n-C4. Whild the C3 product is not obtained consistently."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hidayat
"Akhir-akhir ini problem kelangkaan bahan bakar fosil menjadi sorotan utama dunia. Salah satunya ditunjukkan dengan kenaikan harga minyak bumi dan kelangkaan bahan bakar di mana-mana, salah satu nya adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang berasal dari hidrokarbon fraksi C3 dan C4. LPG saat ini digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. Disamping itu, fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dalam struktur olefin juga berfungsi sebagai bahan baku petrokimia, yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Cadangan minyak bumi yang terus berkurang menuntut ditemukannya sumber energi alternatif. Telah dipublikasikan sebelumnya bahwa minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi senyawa bio-bensin dengan hasil samping hidrokarbon C3 dan C4 sebesar 6%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak kelapa sawit melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 1.5 jam. Minyak kelapa sawit direngkah menggunakan katalis asam alumina (Al2O3). Reaksi dilakukan pada variasi suhu reaksi 350°C, 360°C dan 370°C dengan kondenser full reflux agar produk cair dapat mengembun kembali dan menjalani perengkahan lanjutan. Pada suhu reaksi optimum, dilakukan variasi rasio katalis/CPO 1:75, 1:100 dan 1:125. Analisis produk gas dilakukan dengan Gas Chromatography. Disamping itu, untuk mengetahui telah terjadinya reaksi perengkahan katalitik, pada produk cair hasil reaksi dilakukan distilasi, pengujian densitas dan analisis FTIR. Produk gas yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah CO2, C2H4, C2H2, dan fraksi hidrokarbon C3 ? C4 (C3H6, C3H8, dan n-C4H10).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum reaksi untuk memperoleh produk C3 dan C4 dilakukan pada suhu 370°C dengan rasio massa katalis/CPO = 1:125. Pada kondisi tersebut diperoleh fraksi C3 sebesar 2.12% dan fraksi C4 sebesar 11.53%. Konversi yang dihasilkan adalah 50.09%. Perbedaan densitas produk cair terhadap densitas CPO menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi perengkahan katalitik pada CPO, yang menghasilkan densitas distilat sebesar 0.73 g/ml, IBP dicapai pada suhu 350°C. Berdasarkan analisis FTIR, perengkahan CPO dibuktikan dengan berkurangnya gugus ester, berkurangnya ikatan ?(CH2)n?, dan meningkatnya alkil (?CH3) pada produk cair dibandingkan dengan CPO.

Nowadays, the rare of fossil fuel has become the world?s concern. One of them is showed by increasing price of crude oil and limited fuel supply in some regions. One of them is Liquefied Petroleum Gas (LPG) which contains hidrocarbon fractions of C3 and C4. LPG is widely used in household needs.. Besides, hidrocarbon fractions of C3 and C4 in olefin chemical groups also used in petrochemical feedstocks. The decreasing of oil reserves make people strive for discovering any alternative energy sources. It has been published that crude palm oil can be cracked to be biogasoline compound with C3 and C4 as by product for about 6% in amount.
This research aims to synthesize hidrocarbon fractions of C3 and C4 from crude palm oil through catalytic cracking in liquid phase and atmospheric pressure for 1.5 hours. Crude palm oil is cracked using acid alumina (Al2O3) catalyst. The reactions done in three temperatures variables, those are 350°C, 360°C dan 370°C with full reflux condenser. The condenser is used for cracking the condensed liquid product which is not converted to gas. In optimum reaction?s temperature, the reactions are varied in catalyst/CPO mass ratio 1:75, 1:100 and 1:125. Gas product is analyzed by Gas Chromatography apparatus. Besides, to ensure that catalytic reaction happened, the liquid product is distillated, checked for density and analyzed by FTIR. The gas products were CO2, C2H4, C2H2, and hydrocarbon fraction of C3 ? C4 (C3H6, C3H8, and n-C4H10).
The research results that the optimum condition in reactions for obtaining hydrocarbon fractions of C3 and C4 was done in 370_C and catalyst/CPO mass ration 1:125. The C3 fractions yielded for 2.12% and 11.53% for C4 fractions. The mass conversion was 50.02%. The difference of density between liquid product and CPO shows that catalytic cracking reaction is occurred. The distillate density was 0.73 g/ml and the IBP was 350°C. The liquid product analysis shows that catalytic reaction occurred, it was showed by the density of distillate is 0.73 g/ml and the loss of ester bond from CPO. Based on the FTIR analysis, CPO cracking was proven by the decreasing of ester cluster, decreasing of ?(CH2)n? bond, and increasing of (?CH3) alkyl in liquid product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Arifianto
"Bahan bakar minyak merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Bahan bakar minyak yang ada sekarang diperoleh melalui reaksi perengkahan melalui minyak bumi. Tetapi ketergantungan manusia akan bahan bakar fosil perlu dikurangi karena cadangan minyak bumi yang semakin berkurang setiap tahunnya. Karena hal inilah dikembangkan bahan bakar minyak yang didapat melalui proses perengkahan minyak nabati. Salah satu jenis minyak nabati yang banyak terdapat di alam adalah minyak kelapa sawit. Metode perengkahan katalitik merupakan suatu cara untuk memecahkan rantai karbon yang cukup panjang, menjadi suatu molekul dengan rantai karbon yang lebih sederhana, dengan bantuan katalis.
Bantuan katalis ini bertujuan untuk menurunkan suhu dan tekanan pada saat reaksi. Sementara itu, katalis yang digunakan dalam penelitian ini adalah katalis B203/Al203 yang bersifat asam. Penambahan B203 dimaksudkan untuk membentuk spesi peroksida (022-) pada permukaan katalis. Sedangkan Al203 bersifat asam dan sangat baik untuk memutuskan ikatan antar karbon.
Metode yang digunakan dalam menguji hasil reaksi adalah dengan FT-IR, dan GC-FID. Penelitian ini dilaksanakan pada tekanan atmosferik dengan reaktor fixed bed. Berbagai variasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah variasi temperatur (350°C, 400°C, 450°C, dan 500°C), kandungan B203 (5%, 10% 15%, 20%, dan 25%) pada katalis dan variasi jenis umpan yang di treatment. Uji aktivasi katalis dengan menggunakan katalis 10% B203/Al203 memberikan hasil yield fraksi bensin terbaik sebesar 58% pada temperatur 450°C dengan umpan POME (Palm Oil Methyl Ester). Ini menunjukkan terjadinya peningkatan keasaman katalis, dan peranan spesi peroksida (O22-) sebagai inti aktif baru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Augustian Wijaya
"Perkembangan kendaraan bermotor yang semakin pesat, memicu naiknya konsumsi bensin di dunia. Namun naiknya konsumsi tidak diimbangi dengan naiknya produksi. Cadangan minyak bumi di dunia yang kian menipis menyebabkan perlu adanya sumber lain yang dapat diperbaharui untuk diolah menjadi hidrokarbon setaraffraksi gasoline. Minyak sawit (CPO) dipilih untuk dijadikan sumber baru dalam pembuatan gasoline karena CPO memiliki struktur rantai karbon yang dapat dikonversi dan diolah menjadi hidrokarbon setaraffraksi gasoline dengan metode perengkahan. Metode perengkahan pada penelitian ini dilakukan secara katalitik dengan menggunakan katalis ZSM-5/Alumina. Katalis alumina digunakan untuk merengkahkan struktur karbon yang panjang dari minyak sawit dan ZSM-5 digunakan sebagai aditif karena katalis ini merupakan katalis sintetik dengan keasaman yang sangat tinggi, sehingga sangat baik digunakan untuk reaksi perengkahan. Namun jumlah katalis ZSM-5 yang dipakai hanya sebagai aditif karena konsentrasi ZSM-5 yang tinggi akan menyebabkan produk reaksi perengkahan menjadi gas C2-C4 dan bukan produk bensin. Reaksi ini dilakukan pada fixed bed reactor sederhana. Umpan yang akan direngkahkan dipreparasi terlebih dahulu dengan cara oksidasi, transesterifikasi dan penambahan metanol. Temperatur reaksi akan dilakukan dari 350 °C sampai dengan 500 °C dengan space velocity 1,8 h-1 . Selain itujuga akan dilakukan variasi berat HZSM-5 dari 5 sampai 20 % berat total katalis. Metode yang digunakan dalam menguji hasil reaksi adalah GC-TCD dan FT-IR. Hasil reaksi dengan umpan POME menghasilkan yield tertinggi pada komposisi ZSM-5/Alumina 5 % yaitu sebesar 63,1 % pada saat temperatur reaksi sebesar 400 °C. Untuk reaksi dengan umpan minyak yang ditambah metanol, juga didapatkan yield tertinggi sebesar 26,75 % pada kondisi reaksi yang sama (temperatur reaksi 400 °C; 5 % berat H-ZSM-5 dalam katalis)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Konversi minyak kelapa sawit menjadi fraksi bensin merupakan salah satu upaya pencarian energi alternatif sebagai pengganti suplai energi berbasis minyak bumi. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi hidrokarbon melalui reaksi perengkahan katalik dengan katalis asam, salah satunya adalah katalis γ-alumina. Dalam penelitian ini dilakukan reaksi minyak sawit dengan katalis γ-alumina di dalam reaktor tumpak berpengaduk yang dilakukan dengan variasi perbandingan berat minyak/katalis 100:1, 75:1 dan 50:1 pada variasi suhu reaksi antara 260 - 340 °C dalam variasi waktu reaksi 1-2 jam. Pasca reaksi perengkahan, produk bensin alternatif ini (biogasoline) diperoleh setelah perlakuan distilasi tumpak 2 tahap. Uji densitas dan viskositas produk ini menunjukkan hasil yang mendekati sifat fisika bensin komersial. Dari hasil uji densitas, viskositas, dan Fourier Transform Infra Red Spektrofotometer (FTIR) produk reaksi perengkahan dapat disimpulkan bahwa produk optimum reaksi terjadi pada perbandingan berat minyak/katalis 100:1 dalam waktu 1.5 jam dan suhu 340 °C, dan hasil uji kandungan produk dengan FTIR, Gas Chromatography (GC), dan Gas Chromatografi-Mass Spectrofotometer (GC-MS) menunjukkan adanya kemiripan dengan kandungan bensin komersial. Berdasarkan hasil uji tersebut, produksi biogasoline pada penelitian ini memiliki yield 11.8% (v/v) dan konversi 28.0% (v/v ) terhadap umpan minyak sawit dengan bilangan oktana produknya sebesar 61.0.

Biogasoline Production from Palm Oil Via Catalytic Hydrocracking over Gamma-Alumina Catalyst. Bio gasoline conversion from palm oil is an alternative energy resources method which can be substituted fossil fuel base energy utilization. Previous research resulted that palm oil can be converted into hydrocarbon by catalytic cracking reaction with γ-alumina catalyst. In this research, catalytic cracking reaction of palm oil by γ-alumina catalyst is done in a stirrer batch reactor with the oil/catalyst weight ratio variation of 100:1, 75:1, and 50:1; at suhue variation of 260 to 340°C and reaction time variation of 1 to 2 hour. Post cracking reaction, bio gasoline yield could be obtained after 2 steps batch distillation. Physical property test result such as density and viscosity of this cracking reaction product and commercial gasoline tended a closed similarity. According to result of the cracking product?s density, viscosity and FTIR, it can conclude that optimum yield of the palm oil catalytic cracking reaction could be occurred when oil/catalyst weight ratio 100:1 at 340°C in 1.5 hour and base on this bio gasoline?s FTIR, GC and GC-MS identification results, its hydrocarbons content was resembled to the commercial gasoline. This palm oil catalytic cracking reaction shown 11.8% (v/v) in yield and 28.0% (v/v) in conversion concern to feed palm oil base and produced a 61.0 octane number?s bio gasoline."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Liana
"Butana merupakan komponen penting dalam industri petrokimia. Optimasi sisntesis hidrokarbon fraksi butana dari minyak jarak dilakukan dengan melakukan pergantian katalis untuk membentuk siklus reaksi perengkahan. Reaksi dilakukan pada fasa cair dalam reaktor semi tumpak bertekanan atmosferik, dengan rasio massa katalis/minyak jarak 1:100 dan suhu 320°C. Produk gas butana dianalisis dengan Gas Chromatography. Berdasarkan hasil simulasi data penelitian, diketahui bahwa kondisi optimal reaksi berupa 5 siklus reaksi perengkahan, dengan waktu reaksi total 238 menit dan yield butana rata-rata 34,4%.

Butane is an important component in the petrochemical industry. Optimization of butane synthesis from jatropha oil done by doing regeneration catalyst to form cracking reaction cycle. Reaction carried out in liquid phase in the semi batch reactor at atmospheric pressure, the mass ratio catalyst / jatropha oil 1:100 and temperature range 320°C. Butane gas products were analyzed by Gas Chromatography. Based on the results of simulation research data, it is known that the optimum conditions of catalytic cracking reaction are 5 cycle of cracking reaction, with a total reaction time of 238 minutes and butane yield an average of 34,4%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52240
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>