Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muh. Syirajuddin S.
"Untuk pemerataan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia yang negaranya berbentuk negara kepulauan, maka dibutuhkan media transmisi yang bisa menyatukan banyak pulau di Indonesia. Di samping menggunakan SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut), media lain yang memungkinkan adalah menggunakan sistem komunikasi satelit. Sistem komunikasi satelit lebih disuka karena proses instalasi lebih cepat, cakupan area lebih luas dan perawatan relatif lebih mudah dibandingkan dengan SKKL. Meskipun demikian, sistem komunikasi satelit bukannya tanpa kekurangan, karena Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi yang bisa menggangu sistem komunikasi satelit. Untuk menjaga kestabilan link pada sistem komunikasi satelit tersebut bisa dengan melakukan proses monitor parameter receive di modem seperti Eb/No (Energi bit per Noise), BER, dan Rx Level.
Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang rancang bangun piranti lunak untuk memonitor kerja modem satelit IDR (Intermediate Data Rate) Comtech CDM600 untuk memonitor beberapa parameter receive dan melakukan pelaporan (alerting) bila ada parameter yang nilainya diluar ambang batas normal. Di samping melakukan monitor, juga bisa melakukan kontrol pada modem untuk merubah beberapa parameter untuk menjaga kestabilan link seperti melakukan perubahan level daya pada sisi transmit atau melakukan tes diagnostik misalkan loop.
Dalam tugas akhir ini juga akan memanfaatkan fasilitas Remote Control dan EDMAC (Embedded Distant-end Monitor And Control) yang memungkinkan proses monitor dan kontrol modem pada sisi jauh dilakukan secara remote dari modem sisi dekat. Pengujian sistem yang dibuat telah berhasil memonitor setiap perubahan kondisi link saat keluar dari batas normal dan ketika link telah kembali normal dari sebelumnya berada di luar batas normal dengan waktu yang dibutuhkan rata - rata 13,5 detik. Untuk melakukan kontrol, sistem membutuhkan waktu rata - rata 22,5 detik. Waktu yang dibutuhkan baik untuk monitor maupun kontrol sangat terpengaruh kondisi jaringan GSM yang digunakan untuk mengirim SMS.

For distribution telecommunication insfrastructure in Indonesia which an archipelago country, it is necessary to have transmission media that can unite many island. In addition to using Submarine Communication Cable, other media that can be used is Satellite Communication System. Satellite communication system is more preferred because the fast installation process, more widespread coverage area dan easy to maintenace compared with Submarine communication cable. However, the satelite communication system is not without its outages, because Indonesia have high rainfall wich could interfere with satellite communication system. To maintain the link's stability, monitor some parameters such as Eb/No (Energy bit per Noise), BER, and Rx Level is absolutely necessary.
This paper will examine the design of software for monitor satelite modem operation that support IDR (Intermediate Data Rate) Comtech CDM600 to monitor some receive parameters and reporting/alerting if there is a parameter whose value is beyond the normal threshold. In additon to monitor, can also control the modem to change some parameter to stabilize link such as levelling power for transmitter or perform diagnostic test such as loop.
In this paper will also utilize the Remote Control and EDMAC (Embedded Distant-end Monitor And Control) which allows monitoring and control (M&C) on far-end modem remotely from near-end modem. Testing system created successfully monitor any changes in link conditions while out of the normal limits and when the link was back to normal from the previous abnormal state by the time it takes the average time in 13.5 seconds. To perform the control, the system takes the average time in 22.5 seconds. The time needed both to monitor and control conditions was depend on the GSM network used to send SMS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51123
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Dewi Trirezeki
"Dalam komunikasi satelit khususnya komunikasi satelit IDR yang banyak dimanfaatkan operator telekomunikasi sebagai media komunikasi. Masalah yang sering dihadapi dalam komunikasi satelit di daerah tropis seperti Indonesia adalah pengaruh curah hujan. Kestabilan stasiun bumi dalam mengirimkan daya ke satelit (uplink) menjadi sangat penting. Saat ini pada modem satelit telah dilengkapi suatu fitur yaitu Automatic Uplink Power Control (AUPC) yang berfungsi untuk menjaga kestabilan link secara terus menerus. Dengan AUPC penanganan masalah dapat dilakukan lebih efisien dan efektif karena menggunakan prinsip remoting.
Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang analisa kinerja AUPC dalam menjaga kestabilan link dan simulasi AUPC yaitu simulasi bagaimana sebenarnya AUPC bekerja dalam mengatur level daya keluaran untuk menjaga kestabilan Eb/No. Dengan simulasi ini maka dapat diketahui besarnya level daya keluaran sehingga besarnya perubahan level daya keluaran dapat diatur. Simulasi dibuat dengan membuat sistem monitoring nilai demodulator Eb/No modem yang menjadi salah satu indikator kualitas sinyal yang diterima. Diharapkan dengan simulasi ini dapat menjaga kemungkinan terjadinya saturasi dalam perangkat stasiun bumi akibat kenaikan daya keluaran yang mencapai maksimum.

In satellite communication especially IDR Satellite Communication used by telecommunication operators as communication media. The problem to mostly deal with in the tropical country like Indonesia is rain loss. The stability of ground station in transmitting uplink power to satellite becomes very important. Nowadays, satellite modem has featured with Automatic Uplink Power Control (AUPC) to keep the stability of link continuously. With remote principle of AUPC, now problem handling can be much more efficient and effective.
The paper describes the analysis of how AUPC works in keeping link stability and AUPC simulation, on how actually AUPC works in controlling the uplink power to keep Eb/No stable. With the simulation we can get the information about the level of uplink power so we can adjust the power output level. Simulation made by making monitoring system for Eb/No parameter as one of the quality signal indicator. With the simulation we can keep the properties of the ground station from being saturated when power level increase is reaching the maximum level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40434
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Syahbana
"Laporan magang ini mengevaluasi kesesuaian prosedur monitor dan kontrol dalam pelaksanaan project integration management sebagai bagian dari project management office yang dilakukan oleh PT AWP terhadap PT GIA Tbk serta menganalisis hasil refleksi diri dari pengalaman magang di PT AWP. Evaluasi dilakukan dengan melihat ketersediaan dan keefektifan seluruh dokumen/alat/teknik yang digunakan selama proses project integration management untuk proyek change management post-merger integration PT GIA Tbk terhadap karakteristik dalam input (dokumen), alat dan teknik, serta output dari teori prosedur monitor dan kontrol oleh Clements et al (2013). Berdasarkan hasil evaluasi, PT AWP telah melaksanakan prosedur monitor dan kontrol yang sebagian besar telah sesuai dengan karakteristik dan berjalan secara efektif, tetapi terdapat dua dokumen/alat/teknik yang tidak sesuai dengan karakteristik dalam teori, dua dokumen/alat/teknik kurang berjalan efektif, satu dokumen/alat/teknik tidak dapat dinilai keefektifannya karena kurang relevan untuk proyek. Selanjutnya, pengalaman magang di PT AWP dianalisis melalui evaluasi hal yang telah dan belum berjalan dengan baik dari beberapa pengalaman selama program magang dengan mengaitkan beberapa teori yang sejalan dengan pengalaman tersebut, serta menentukan sebuah tindak lanjut yang akan dilakukan di masa depan.

This internship report evaluates the suitability of monitoring and control procedures in the implementation of project integration management as part of the project management office carried out by PT AWP towards PT GIA Tbk and analyzes the results of the self-reflection from the internship experience at PT AWP. Evaluation is carried out by looking at the availability and effectiveness of all documents/tools/techniques used during the project integration management process for the PT GIA Tbk change management post-merger integration project against the characteristics in the inputs (documents), tools and techniques, as well as the outputs of the theory of monitoring and control procedures by Clements et al (2013). Based on the evaluation results, PT AWP has carried out monitoring and control procedures, most of which are in accordance with the characteristics and are running effectively, but there are two documents/tools/techniques that are not in accordance with the characteristics in theory, two documents/tools/techniques are less effective, one document/tool/technique cannot be assessed for its effectiveness because it is not relevant to the project. Furthermore, the self-reflection at PT AWP is analyzed through evaluation of things that have and have not gone well from some of the experiences during the internship program by linking several theories that are in line with these experiences, and determining a follow-up that will be carried out in the future."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Djamhari Sirat
"Keakuratan pointing merupakan hal penting dalam komunikasi satelit. Akibat jarak satelit dengan permukaan bumi yang sedemikian jauh, maka selisih pointing 1 derajat dapat menyebabkan antena tidak dapat mengirimkan data ke satelit. Untuk mengatasi hal ini dibuatlah kontroler auto-tracking satelit. Sistem ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol, GPS sebagai input lokasi dari antena, digital compass sebagai input arah pointing awal antena, rotari encoder sebagai sensor pergerakkan azimut dan elevasi, serta modem untuk melihat besar Eb/No sinyal. Kontroler ini menggunakan dua tahapan dalam proses tracking satelit. Tahapan awal ialah metode Elevasi-Azimut dengan menggunakan masukkan dari GPS, digital compass, serta posisi satelit (baik koordinat, maupun ketinggiannya) yang tersimpan dalam mikrokontroler. Kontroler menghitung besar sudut azimut dan elevasi antena terhadap satelit, kemudian mengerakkan antena sesuai dengan sudut azimut dan elevasinya. Tahapan selanjutnya ialah koreksi modem dimana pada tahapan ini hanya masukan modem yang digunakan (keempat masukan lain diabaikan), dan pergerakkan antena diatur hingga didapat nilai Eb/No sinyal yang terbesar. Berdasarkan hasil pengoperasian kontroler, terjadi perubahan nilai pada input level dari semula -81,7 dB menjadi -30,2 dB dengan nilai Eb/No akhir sebesar 5,7 dB.

Pointing accuracy is an important thing in satellite communication. Because the satellite?s distance to the surface of the earth's satellite is so huge, thus 1 degree of pointing error will make the antenna can not send data to satellites. To overcome this, the auto-tracking satellite controller is made. This system uses a microcontroller as the controller, with the GPS as the indicator location of the antenna, digital compass as the beginning of antenna pointing direction, rotary encoder as sensor azimuth and elevation, and modem to see Eb/No signal. The microcontroller use serial communication to read the input. Thus the programming should be focused on in the UART and serial communication software UART. This controller use 2 phase in the process of tracking satellites. Early stages is the method Elevation-Azimuth, where at this stage with input from GPS, Digital Compass, and the position of satellites (both coordinates, and height) that are stored in microcontroller. Controller will calculate the elevation and azimuth angle, then move the antenna according to the antenna azimuth and elevation angle. Next stages is correction modem, where in this stage controller only use modem as the input, and antenna movement is set up to obtain the largest value of Eb/No signal. From the results of the controller operation, there is a change in the value of the original input level from -81.7 dB to -30.2 dB with end of Eb/No value, reaching 5.7 dB."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Muhaimin
"Penelitian ini membuat software Wireless Heart Rate Monitor untuk memantau keadaan jantung manusia. Sistem ini dapat mendeteksi aktivitas jantung dan menampilkannya dalam bentuk grafik aktivitas denyut jantung (elektrokardiogram) dan detak jantung dalam satuan detak per menit (BPM). Software juga dapat mendeteksi adanya disritmia pada jantung manusia dan menampilkannya dalam bentuk notifikasi ("Tachycardia", "Bradycardia", dan "Normal").
Penelitian dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Modul XBee wireless 802.15.4 digunakan untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler yang terhubung dengan sebuah sensor. Keseluruhan tampilan software telah diuji pada mahasiswa fakultas kedokteran. Rata-rata nilai kualitatif yang didapat dari responden yaitu 4.08 dari skala 5 (paling baik). Software ini membutuhkan waktu 49.9 ms untuk melakukan penerimaan dan pengolahan data hingga siap ditampilkan. Keseluruhan fitur software telah diuji dan siap digunakan ketika dihubungkan dengan perangkat lain untuk melengkapi sistem Wireless Heart Rate Monitor.

This research creates Wireless Heart Rate Monitor software to monitor human heart condition. This system can detect the activity of heart and display it in heart contraction activity graph (electrocardiogram) and heartbeat in minute unit (BPM). Software also can detect dysrhythmia in human‟s heart and show it with notification ("Tachycardia", "Bradycardia", and "Normal").
This research was conducted with Java language programming. The XBee wireless module 802.15.4 is used to communicate with microcontroller attached with a sensor. The interface of this software already tested with the students from Faculty of Medicine. The average qualitative value from respondents is 4.08 scales of 5 (best). This software needs 49.9 ms to read and process until the data is ready to display. The features of this software has been tested and ready to use when connected with another device to complete the Wireless Heart Rate Monitor system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Reynaldo Nasser
"Penelitian pada skripsi ini merancang, membuat, dan menganalisis sistem wireless heart rate monitor menggunakan Mikrokontroler Arduino, Xbee Wireless, dan Pulse Sensor Amped. Sistem ini berguna untuk membantu kegiatan paramedis memeriksa secara rutin pasien penderita penyakit jantung. Metode yang digunakan dalam penelitian mengikuti tahapan Software Development Life Cycle (SDLC). Bahasa yang digunakan untuk mengkonfigurasikan mikrokontroler arduino adalah bahasa C yang dikhususkan untuk mikrokontroler arduino. Selain itu diperlukan komponen utama lainnya yaitu Xbee Wireless Chip Antenna Series 2 sebagai jalur untuk komunikasi nirkabel dan Pulse Sensor Amped sebagai sensor untuk mendeteksi detak jantung. Mikrokontroler Arduino ini membutuhkan waktu selama 19,76 ms untuk melakukan pembacaan dan pengolahan data hingga siap dikirim. Pengujian serta pengambilan data diambil tiap 10 detik sebanyak 20 sampel tiap orangnya. Berdasarkan pengujian, sistem menghasilkan persentase error sebesar 3,63% terhadap perbandingan dengan EKG komersial. Jarak kerja komunikasi nirkabel pada alat adalah 0 hingga 25 meter.

This thesis discusses the design, manufacture, and analyzes the wireless heart rate monitor system using microcontroller arduino, xbee wireless, and pulse sensor amped. The function of system is to help paramedic for checking patient’s heart routinely. This research use Software Development Life Cycle (SDLC) method. C language is used for programming Arduino Microcontroller. In addition, other main components are Xbee Wireless Chip Antenna Series 2 as a communication path and Pulse Sensor Amped as a heart rate sensor. Arduino Microcontroller needs 19,76 ms to read and calculate until the data is ready to send. Data is performed by extracting 20 samples per 10 second each person. The system result has 3,63% error deviation compared to Convensional Electrocardiograph. The distance for wireless communication is 0 till 25 meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dia Adriansyah
"Tugas akhir ini adalah membangun perangkat keras dan lunak system mikrokontroler AT89S51 yang digunakan sebagai sistem kendali aliran data antara PC dengan modem QPSK atau sebaliknya yang dipergunakan untuk sistem Power Line Communication. Mikrokontroler AT89S51 dipilih, karena murah dan diperhitungkan mampu untuk menangani aliran data tersebut. Aliran data antara PC dan modem QPSK menggunakan protokol asynchronous yang merupakan standar komunikasi RS-232C pada PC.
Ada dua metode yang dikembangkan terkait dengan kendali aliran data tersebut yaitu : serial asynchronous dengan metode non-handshaking dan serial asynchronous dengan metode handshaking. Metode non-handshaking dipergunakan untuk pengiriman informasi dengan kecepatan rendah, misalnya : transfer karakter (typing), pengiriman hasil pengukuran meter listrik, hasil pengukuran suhu ruang dan status pintu pada aplikasi office security. Sedangkan metode handshaking dipergunakan untuk pengiriman data yang besar dengan kecepatan tinggi, misalnya : suara, video, file dan sebagainya.
Penelitian ini difokuskan pada rancang bangun perangkat keras dan perangkat lunak sistem mikrokontroler AT89S51 untuk mengendalikan aliran data antara PC dan modem QPSK atau sebaliknya, termasuk segala aspek yang terkait dengannya seperti kecepatan transfer, optimasi buffer, flexibility dalam setup modem. Dalam tugas akhir ini segala aspek dijelaskan secara rinci.

This final project is the development of hardware and software of AT89S51 microcontroller system to control PC serial communication with QPSK modem designed for powerline communication (PLC). AT89S51 microcontroller has been chosen due to its low cost and its capabilities of broad applications. Standard serial communication asynchronous protocol RS-232C is used between PC and QPSK modem designed for PLC.
Two methods used inconjunction to the serial communication, i.e., non-handshaking and handshaking methods. Nonhandshaking method is mostly used for data transfer with low speed, for example: character transfer for hyper terminal chatting and small data transfer such as for utilities measurements (electric and water usage), room temperature measurement, states of the doors in home or office security and automation system. In other side, handshaking method is mostly used for very large and high speed data transfer, i.e., voice, video and files.
This research is focused on the development of hardware and software of AT89S51 microcontroller system to control PC serial communication with QPSK modem designed for powerline communication (PLC). It includes all aspect related to data transfer control algorithm, buffer memory optimation and modem setup user interface.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Umar
"Beberapa masalah timbul saat sel surya langsung dihubungkan dengan baterai untuk melakukan proses pengisian. Hal ini disebabkan sel surya menghasilkan keluaran yang fluktuatif bergantung pada intensitas cahaya matahari yang diterimanya. Saat mencapai maksimum, arus keluaran sel surya dapat melebihi arus pengisian yang diperbolehkan sehingga dapat memperpendek usia (lifetime) baterai. Begitu juga ketika turun, arus pengisian yang dihasilkan akan sangat kecil sehingga pengisian dapat berlangsung sangat lama atau bahkan pengisian tidak dapat berlangsung.
Skripsi ini membahas perancangan sebuah rangkaian charging current monitor yang dapat digunakan sebagai solusi permasalahan di atas. Fungsinya adalah untuk mendeteksi arus keluaran sel surya agar arus listrik pengisian baterai dapat termonitor seiring berubahnya intensitas cahaya matahari. Alat ini menggunakan prinsip voltage subtraction dan inverting amplifier yang dilengkapi dengan Mikrokontroler ATmega 8535. Di samping itu, juga akan dibahas mengenai perancangan perangkat karakterisasi sel surya untuk mengetahui kemampuan sel surya yang digunakan.

Some problems occur when the solar cell is connected directly to a battery for charging process. They are caused by the output of solar cell depend on intensity of sunlight. When the intensity reach the maximum value, the current of charging will exceed the permitted current. Therefore, it will shortened the lifetime of the battery. Beside that, when the intensity is droped, the charging process need a long time, moreover it will not performed.
This paper investigates the design of charging current monitor that is used as the solution of the problem mentioned above. The system is used for detecting the output current from the solar cells as a charging current monitor following the fluctuation of sunlight intensity. The system use the principal of voltage subtraction and inverting amplifier supported by ATmega 8535 Microcontroller. This paper also investigates about solar cells characterization device which is used to measure the performance of the solar cells.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S175
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rofi`i
"Modem CnC mampu menghemat bandwith transponder dengan melewatkan dua carrier (frekuensi pembawa) secara bersama-sama menempati spektrum frekuensi yang sama. Normalnya hal ini akan besifat merusak (interferensi signal). Sebagai perbandingan, standar carrier harus menempati posisi spektrum frekuensi yang non overlapping, atau tidak ada carrier lain yang menempati spektrum yang sama. Untuk memperoleh hasil maksimal maka perlu diperhatikan prinsip management transponder yang berdampak pada utilisasi bandwidth dan daya /power yang harus seimbang.
Penelitian ini dengan menggunakan software satmaster pro (untuk perhitungan link budget) sehingga diperoleh persen utilisasi power dan bandwidth pada transponder. Merujuk pada referensi penelitian pihak PT. Telkom terkait dengan implementasi teknologi Carrier In Carrier pada link komunikasi Makassar - Jayapura, maka penulis mencoba untuk menganalisa tingkat effisiensi penggunaan modem CnC tsb. Dengan variabel terkait yaitu diameter antenna 3,5 m untuk Makassar dan 5 m untuk Jayapura dan penggunaan variasi modulasi (QPSK, 8PSK, QAM untuk masing-masing coding FEC 0,75 dan 0,875).
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan modem CnC, didapatkan hasil penghematan bandwidth secara maksimal yaitu mendekati 50 % pada kondisi link bandwidth limited. Sedangkan pada kondisi power limited, penggunaan modem CnC kurang berpengaruh terhadap penghematan bandwidth.

DoubleTalk Carrier-in-Carrier (CnC) is technology that significantly reduces bandwidth occupancy of transponder by allowing two carriers to simultaneously occupy the same spectral location, a practice that is disastrous for normal carriers. By comparison, standard carriers must occupy non-overlapping spectral segments with no more than one carrier in the same space. The objective of this thesis is to gets maximum result of saving transponder.
This thesis use software Satmaster Pro (for link budget) to get percentage of bandwidth utilization and power utilization of transponder. According to research at PT. Telkom and discussion about implementation of technology Carrier In Carrier at Satellite Communication Link Makassar - Jayapura, Writer try to calculate and analyze the efficiency of using CnC. The calculation involved variable diameter of antenna 3,8 m for Makassar's ground segment and 5 m for Jayapura's ground segment, modulation of QPSK, 8PSK, QAM for each coding FEC 0,75 and 0,875.
The calculation result show that the use of CnC get maximum saving (approach of 50 %) at link bandwidth limited. Nevertheless at link power limited, the use of modem CnC doesn't effect for saving transponder.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51253
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>