Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130650 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. DArwis Mirza
"Green computing sering diartikan sebagai studi praktik tentang komputer yang ramah lingkungan, efisiensi pemaksimalan energi, syarat pemanasan dan pendinginan, serta penggunaan kembali komponen komputer dengan mendaur ulang untuk dijadikan komponen yang baru untuk dapat digunakan kembali pada komputer. Salah satu implementasi green computing adalah Biodegradable Laptop yaitu suatu rancangan laptop yang sangat memperhatikan lingkungan dari sisi konsep, desain, dan implementasi penggunaannya.
Biodegradable Laptop dirancang sesuai dengan konsep green computing yang maknanya mengurangi polusi dan konsumsi energi dari komputer. Dalam skripsi ini dilakukan perancangan dengan memperhatikan konsep green computing yang mengacu pada mengurangi pencemaran terhadap lingkungan dengan menghilangkan monitor yang biasa terdapat pada setiap laptop, sekaligus tidak menggunakan video graphics adapter card (VGA card).
Pemilihan rancangan untuk menghilangkan monitor dan VGA card ini berdasarkan studi tentang komponen yang terdapat pada monitor yang dapat mencemari lingkungan tempat tinggal kita, seperti timah hitam pada monitor Cathode Ray Tube (CRT) dan juga merkuri dalam tabung cahaya. Pemilihan untuk menghilangkan VGA card, dipicu ole ide untuk mengurangi konsumsi daya dikarenakan VGA card mengkonsumsi daya cukup besar. Rancangan biodegradable laptop menggunakan casing dari kayu jati landa yaitu merupakan kayu bekas dari peti kemas yang diolah kembali. Penggunaan casing dari kayu merupakan konsep green computing yaitu pemilihan desain yang ramah lingkungan.
Pada skripsi ini selain membuat rancangan biodegradable laptop, juga dibandingkan kinerja, panas yang dihasilkan, dan juga konsumsi daya biodegradable laptop terhadap laptop standar yang memiliki spesifikasi hardware yang sama. Hasil dari pengukuran menunjukkan bahwa biodegradable laptop mampu mereduksi panas yang dihasilkan sampai 50%, sedangkan konsumsi daya biodegradable laptop lebih stabil.

This final project review green computing which often interpreted as a study of the practice of environmentally friendly computers, maximizing energy efficiency, heating and cooling requirements, and reuse of computer components to be recycled for new components to be used again on the computer. One of the implementation of green computing is biodegradable Laptop which a laptop design that really care for the environment in terms of concept, design, and implementation of its use.
Biodegradable laptops are designed in accordance with the concept of green computing with the purpose to reduce pollution and energy consumption of the computer. We designed a biodegradable laptop to reduce the pollution of the environment by eliminating the usual monitor exists in every laptop and video graphics adapter card (VGA card).
The design to eliminate the monitor and VGA card is based on the study of the components contained in the monitor that can contaminate our environment, such as black lead on the Cathode Ray Tube monitor (CRT) and mercury in the tube light. The elimination of the VGA card is to reduce power consumption as the VGA cards consume considerable high power. The design of biodegradable laptop casing uses landa teak wood processed from recycled container. The use of wooden casing is due to the concept of green computing that is environmentally friendly materials.
In addition to the design of biodegradable laptop, we also compared the performance, the heat generated, and also the power consumption of the biodegradable laptop to the standard laptop that has the same hardware specification. It could be concluded that biodegradable laptop reduce the heat generated up to 50% and biodegradable laptop power consumption is more stable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51210
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan A.P. Armanda
"Tugas Akhir ini membahas tentang teknologi cloud computing, yaitu teknologi pemanfaatan resource komputasi, baik perangkat keras, maupun perangkat lunak, sebagai service melalui media Internet. Teknologi Informasi dan Komunikasi Hijau merupakan sebuah konsep teknologi komunikasi dan informasi yang bersifat ramah lingkungan. Cloud computing dalam tugas akhir ini, disimulasikan dengan bantuan program CloudSim dari University of Melbourne.
Berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi Hijau, pada program CloudSim tersebut ditambahkan modul konsumsi tenaga, dan disipasi panas. Hal ini dilakukan dengan cara menambahkan modul dan fungsi berbasis Java pada program CloudSim. Pada Tugas Akhir ini dibuat simulasi penggunaan CloudSim dalam bentuk GreenCloudSimulation, dengan memodifikasi berbagai modul CloudSim. Selanjutnya dilakukan analisa kinerja berdasar kedua simulasi tersebut. Kemudian simulasi dijalankan pada arsitektur cloud computing dari Amazon, yaitu Amazon AWS.
Hasil yang didapat adalah seiring dengan bertambahnya penggunaan resource, maka bertambah pula konsumsi daya pada simulasi. Pertambahan daya terjadi secara bertahap, seperti ditunjukkan pada hasil simulasi. Konsumsi daya meningkat dari 16,32 Watt menjadi 23,26 Watt. Disipasi panas meningkat dari 55,68 BTU menjadi 79.38 BTU. Sedangkan hasil simulasi pada arsitektur Amazon AWS menunjukkan hasil serupa dengan ketika dijalankan pada simulasi CloudSim, walaupun terdapat kendala kecepatan akses karena lokasi datacenter yang jauh.

This final project reviews the cloud computing, which is technology of accessing resource, hardware or software, as a services through Internet. Green Information and Communication technology (Green ICT) is a concept of environmentally friendly ICT. Cloud computing on this project is simulated by CloudSim program.
In conjunction with Green Information and Communication Technology, on the CloudSim program, we have added and customized the module about power consumption and heat dissipation. This is being done by adding a customized Java module to CloudSim source program. For the analysis part, we have made the CloudSim simulation project, based on GreenCloudSimulation execution, and so we can analyzed performance of the CloudSim based on the two programs above. Subsequently the simulation has also been executed on Amazon AWS cloud computing platform.
The result of the simulation shows that along with resource increase usage, the power consumption and heat dissipation also being inclined. The increase of power and heat generated from this simulation happened gradually, as shown by the simulation, power consumption increase from 16,32 Watt to 23,26 Watt. The heat dissipation is increased from 55,68 BTU to 79,38 BTU. On the other hand, the simulation on the Amazon AWS platform shows the same results as the result of the CloudSim simulation, even though some problem occured due to the distance location of the datacenters.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51187
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Tarizkha Coganuli
"Negara-negara dihadapkan oleh sederet isu global yang mempengaruhi keberlanjutan dunia. Menjawab hal tersebut, dibutuhkan pelaksanaan kegiatan ekonomi yang bersifat rendah karbon, penggunaan sumber daya yang optimal dan inklusif secara sosial sehingga tercipta green growth economy. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung hal ini maka diperlukan anggaran hijau. Green budgeting adalah paradigma penganggaran yang memprioritaskan unsur pelestarian lingkungan di dalam proses penyusunan, implementasi, pengawasan hingga evaluasi. Tujuan penelitian ini akan memberikan usulan penerapan terkait konsep green budgeting yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang diteliti. Penelitian ini bersifat studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan berasal dari data primer hasil wawancara dan data sekunder yang berasal dari hasil dokumentasi yang terkait dengan proses penganggaran perusahaan dan roadmap green company. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi content analysis. Hasil menunjukkan dalam membuat framework, untuk menerapkan konsep green budgeting PT. ABC, perusahaan manufaktur di Indonesia yang bergerak di bidang security printing sudah memiliki tujuan strategis yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan berupa arahan dari pemilik modal dan RJPP perusahaan. Kebijakan berasal dari Blueprint green company dan media pelaporan berupa laporan manajemen dan sustainability report. Jika konsep ini diterapkan maka diperlukan mekanisme tagging dalam penyusunan anggaran perusahaan.

Countries are currently facing a series of global issues that affect world sustainability. Responding to this, it is necessary to implement a low-carbon economy, optimally used resources, and socially inclusive in economic activities to create a green growth economy. As one of the efforts to support this, green budgeting is needed. Green budgeting is a budgeting paradigm that prioritizes elements of the environment in the processes of preparation, implementation, monitoring, and evaluation. The purpose of this research is to provide the implementation proposal related to green budgeting concept that fits with company. The form of this research is a case study and uses a qualitative approach. The data used in this study came from primary data obtained from interviews and secondary data derived from the documentation that related to the company's budgeting process and the green company roadmap. The data analysis techniques used in this study are content analysis. The results show in making the framework design, PT. ABC manufacturing company in Indonesia operated in security printing already has strategic goals related to environmental management which is directed from shareholders and long-term corporate plans, policies related to green company documents, and media for reporting such as management reports and sustainability reports. Then, if this concept is applied, tagging mechanism related to environmental management is needed in preparing the company's annual budget."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sunandar
"Green computing adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien yang dilakukan dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya. Skripsi ini mengimplementasikan konsep green computing dengan cara menghemat konsumsi sumber daya pada prosesor pada perangkat keras dengan menggunakan metode Undervolt demi menghemat penggunaan baterai, umur kipas, dan memperkecil kerusakan Laptop akibat overheat. Undervolt merupakan proses mengurangi voltase berlebih yang masuk ke CPU dengan menggunakan software ataupun melalui BIOS pada komputer. Undervolt tidak mempengaruhi performa secara signifikan, karena yang mempengaruhi performa adalah overclocking dan underclocking. Berdasarkan hasil penelitian yang mengimplementasikan metode undervolt ini. Sistem operasi Windows memiliki effisiensi energi sebesar 6.37% sedangkan sistem operasi Ubuntu sebesar 3.29%.

Green computing is behavior to use resources computation in which conducted by ways of maximizing efficient energy efficiency, hardware, extending the use minimize the use of paper, and some other technical issues. This thesis implement the concept of green computing by means of save consumption resources at processor on hardware by using the method undervolt for save the use of batteries, a fan, age and minimize damage laptop due to overheat. Undervolt is process of reducing voltages excess that empties into the cpu by the use of software or via bios on a computer. Undervolt significantly, not affecting the performances because that affects its performance is overclocking and underclocking. Based on the results of research implement methods undervolt this. An operating system, windows having effisiensi energy 6.37 % while operating system ubuntu of 3.29 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1968
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Utari
"[ABSTRAK
Produk perishable adalah produk yang akan mengalami kerusakan atau penurunan kualitas sehingga tidak layak atau aman untuk dikonsumsi karena perubahan kondisi yang terjadi terhadap produk. Salah satu contoh produk perishable yang paling umum adalah makanan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang konsep biodegradable active & intelligent packaging untuk digunakan pada produk makanan, terutama produk muscle-based. Jenis plastik yang dibuat adalah plastik oxo-degradable. Melalui survei menggunakan kuesioner dan analisis AHP, diketahui fitur active packaging dan intelligent packaging yang dianggap paling penting secara berurutan adalah antimicrobial packaging dan spoilage/freshness indicator, yang dibuat dengan penambahan bahan antimikroba berbahan dasar perak dan indikator berbahan dasar antosianin terhadap masterbatch plastik pada proses ekstrusi.

ABSTRACT
Perishable products are products which eventually degrade in quality and safety as time passes by. One example of perishable product is food. This research aims to design the concept of biodegradable active & intelligent packaging used for food products, particularly muscle-based products. The type of biodegradable plastic chosen is oxo-degradable. Based on survey conducted through questionnaire and AHP analysis, the most important features for active and intelligent packaging, in sequence, are antimicrobial packaging and spoilage/freshness indicator. These features can be integrated to aforementioned oxo-degradable by the addition of silver-based antimicrobial agent and anthocyanine-based pH indicator into plastic masterbatches during extrusion process., Perishable products are products which eventually degrade in quality and safety as time passes by. One example of perishable product is food. This research aims to design the concept of biodegradable active & intelligent packaging used for food products, particularly muscle-based products. The type of biodegradable plastic chosen is oxo-degradable. Based on survey conducted through questionnaire and AHP analysis, the most important features for active and intelligent packaging, in sequence, are antimicrobial packaging and spoilage/freshness indicator. These features can be integrated to aforementioned oxo-degradable by the addition of silver-based antimicrobial agent and anthocyanine-based pH indicator into plastic masterbatches during extrusion process.]"
2015
T43703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irham Satria Yudha
"Kurangnya peran serta konsumen dalam merancang desain laptop, membuat kualitas desain laptop menjadi berkurang. Selain itu, mulai sadarnya masyarakat akan pentingnya lingkungan menuntut produsen laptop untuk dapat membuat laptop yang ramah lingkungan. Untuk menjawab hal tersebut maka dilakukanlah penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan dua metode; ECQFD (Environmentally Conscious Quality Function Deployment) dan TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving). ECQFD digunakan untuk mentranslasikan kebutuhan konsumen menjadi karakteristik kualitas berdasarkan aspek lingkungan dan TRIZ digunakan untuk menterjemahkan karakteristik kualitas menjadi spesifikasi teknis. Tiga buah desain laptop yang sustainable, inovatif, dan sesuai dengan preferensi konsumen dihasilkan dari penelitian ini.

The lack of consumer participation in designing the laptop, making the quality of the laptop design is reduced. Moreover, from the importance of environmentally conscious, people demanding laptop manufacturer to be able to make eco-friendly laptop. To answer that, this study conducted.
This study used two methods; ECQFD (Environmentally Conscious Quality Function Deployment) and TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving). ECQFD is used to translate customer needs into quality characteristics based on the environmental aspects and TRIZ is used to define the technical specification of green laptop. As a result, there are three laptop designs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Malinda Uscha
"Di Indonesia pengembangan kawasan industri khususnya di daerah merupakan upaya nyata untuk melakukan penyebaran industri dalam upaya meningkatkan perekonomian. Permasalahan yang terjadi pada kawasan industri saat ini yaitu penerapan lokasi kawasan industri yang masih belum sesuai terhadap aspek lingkungan yang berdampak pada pencemaran emisi karbon, air, dan limbah serta kerusakan lingkungan disekitar kawasan industri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri berbasis konsep industri hijau dilakukan untuk mengatasi masalah penting terhadap lingkungan. Dalam menentukan evaluasi kelayakan lokasi prioritas yang sesuai untuk menentukan kawasan industri berbasis industri hijau diperlukan kriteria penentu dalam pengambilan keputusan kelayakan lokasi. Terdapat 5 kriteria utama dalam penentuan kelayakan kawasan industri berbasis industri hijau yang terdiri dari jarak, kondisi infrastruktur dan prasarana, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan melakukan pembobotan menggunakan metode fuzzy-AHP didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria lingkungan dan lokasi yang paling layak adalah Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai lokasi prioritas.

In Indonesia, the development of industrial sites, especially in the regions, is a real effort to spread the industry in an effort to improve the economy. The problem that occurs in industrial site at this time is the application of industrial site locations that are still not suitable for environmental aspects which have an impact on carbon emission, water and waste pollution as well as environmental impact around industrial sites. Therefore, the development of industrial estates based on the concept of green industry is carried out to address important problems for the environment. In determining the feasibility evaluation of priority location for building industrial sites, determining criteria are needed in decision making for selecting feasibility of locations. There are 5 main criteria in determining the feasibility of industrial sites consisting of distance, infrastructure and infrastructure conditions, economic, environmental, and social. By weighting using the fuzzy-AHP method, the criteria with the highest weight are environmental criteria and the selected location is the Sei Mangkei Industrial Area as the priority location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Malinda Uscha
"Di Indonesia pengembangan kawasan industri khususnya di daerah merupakan salah satu strategi untuk melakukan penyebaran industri dalam upaya meningkatkan perekonomian. Permasalahan yang terjadi pada kawasan industri saat ini, yaitu penerapan lokasi kawasan industri yang masih belum sesuai terhadap aspek lingkungan yang berdampak pada pencemaran emisi karbon, air, dan limbah serta kerusakan lingkungan disekitar kawasan industri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri berbasis konsep industri hijau dilakukan untuk mengatasi masalah penting terhadap lingkungan. Dalam menentukan evaluasi kelayakan lokasi prioritas yang sesuai untuk menentukan kawasan industri berbasis industri hijau diperlukan kriteria penentu dalam pengambilan keputusan kelayakan lokasi. Terdapat lima kriteria utama dalam penentuan kelayakan kawasan industri berbasis industri hijau yang terdiri dari jarak, kondisi infrastruktur dan prasarana, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan melakukan pembobotan menggunakan metode fuzzy-AHP didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria lingkungan dan lokasi yang paling layak adalah Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai lokasi prioritas.

In Indonesia, the development of industrial estate, especially in the regions, is one of the strategiest to spread the industry in an effort to improve the economy. The problem that occurs in industrial estate at this time is the application of industrial locations that are still not suitable for environmental aspects which have an impact on carbon emission, water and waste pollution as well as environmental impact around industrial estate. Therefore, the development of industrial estate based on the concept of green industry is carried out to address important problems for the environment. In determining the feasibility evaluation of priority location for building industrial estate, determining criteria are needed in decision making for selecting feasibility of locations. There are five main criteria in determining the feasibility of industrial estate consisting of distance, infrastructure and infrastructure conditions, economic, environmental, and social. By weighting using the fuzzy-AHP method, the criteria with the highest weight are environmental criteria and the selected location is the Sei Mangkei Industrial Estate as the priority location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Hermawan
"This book in the emerging research field of biomaterials covers biodegradable metals for biomedical applications. The book is completed by a perspective on the use of biodegradable metals for biomedical applications in the era of tissue engineering."
Heidelberg : Springer, 2012
e20405807
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tuhfah Hanifah
"Material konvensional yang digunakan pada bangunan saat ini terbukti berdampak buruk pada lingkungan dengan turut berperan dalam 40% limbah di pembuangan akhir. Hal tersebut meningkatkan urgensi untuk membangun bangunan yang sesuai dengan parameter sustainable pada bangunan, khususnya parameter material. Dalam industri fashion, permasalahan limbah tekstil diatasi dengan penggunaan tekstil biodegradable. Bangunan dan fashion sebenarnya memiliki persamaan, yaitu keduanya merupakan selubung dalam dimensi sosial yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan tekstil biodegradable untuk mengatasi masalah limbah dapat digunakan pula untuk bangunan sustainable. Namun, penggunaan tekstil pada bangunan masih didominasi tekstil non biodegradable, sehingga tekstil biodegradable masih kurang di studi performa nya pada bangunan. Padahal untuk membangun bangunan sustainable, elemen yang perlu diperhatikan salah satunya adalah performa material untuk indoor quality environment. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menguji tekstil biodegradable berdasarkan parameter indoor quality environment jika digunakan pada selubung bangunan. Beberapa inovasi tekstil biodegradable dalam fashion memiliki performa baik dalam menyeimbangkan thermal comfort pada pemakainya dan memiliki transparansi material yang bervariasi, karena tekstil biodegradable memiliki karakteristik berpori yang tinggi nilai transmisi nya. Oleh karena itu, studi ini akan menguji nilai transmisi cahaya dan infrared thermal terhadap standar visual dan thermal comfort. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tekstil biodegradable yang diuji tidak sesuai dengan thermal comfort ASHRAE karena thermal transmittance yang terlalu tinggi. Akan tetapi, tekstil biodegradable memiliki performa yang lebih baik daripada tekstil non biodegradable untuk menurunkan suhu ruang. Sedangkan, nilai light transmittance pada tekstil biodegradable sudah sesuai dengan standar visual comfort SNI. Meskipun begitu, potensi tekstil biodegradable masih perlu dikembangkan lebih lanjut untuk penggunaanya pada selubung bangunan.

Conventional materials used in buildings are currently proven to have a negative impact on the environment by contributing to 40% of waste in landfills. This increases the urgency to build buildings that comply with sustainable parameters in buildings, especially by the use of material. In industry fashion, the problem of textile waste is overcome by the use of biodegradable textiles. Building and fashion actually have similarities, both are envelopes or enclosures in different social dimensions. Hence, the use of biodegradable textiles to overcome the problem of waste can also be used for sustainable building. However, the use of textiles in buildings is still dominated by non-biodegradable textiles, so biodegradable textiles are still lacking in studies on their performance in buildings. In fact, to build a sustainable building, one of the elements that need to be considered is the performance of the material for an indoor quality environment. This writing aims to test biodegradable textile performances based on indoor quality environment parameters when used on building envelopes. Several innovations in fashion of biodegradable textile have good balancing thermal comfort performance on the wearer and have varying transparency, due to the characteristics of biodegradable textile that is porous with a high transmission value. Therefore, this study will examine the light transmittance values and infrared thermal against visual and thermal comfort standards. From the test results it was found that the biodegradable textile which is tested does not conform to thermal comfort ASHRAE due to too high thermal transmittance. However, biodegradable textile has better performance than non-biodegradable textile to lower the room temperature. Meanwhile, light transmittance value on biodegradable textile does conform to the visual comfort standard SNI. Even so, the potential for biodegradable textiles still needs to be further developed for its use on building enclosures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>