Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khotman Hilmy Fajrian
"Skipsi ini membahas sebuah rancangan simulasi rangkaian pengoreksi kesalahan (error correction) dalam sistem komunikasi digital menggunakan program simulasi Simulink. Metode yang digunakan untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan adalah metode penyandian siklis dengan teknik penyandian BCH (Bose Chaudhury Hocquenhem) CBCH(n,k) dan RS (Reed-Solomon) CRS(n,k). Kedua teknik tersebut digabungkan secara serial (concatetaned), dimana panjang kata sandi yang dipergunakan untuk penyandian RS adalah 15 simbol (digit) dan untuk BCH 15 bit. Sedangkan panjang informasinya, 5 simbol untuk penyandian RS dan kelipatan bulat k bit untuk BCH. Teknik RS (15,5) dapat memperbaiki kesalahan sebanyak 5 simbol secara acak, sedangkan teknik BCH (15,5) mampu memperbaiki 3 bit kesalahan secara acak. Dengan penggabungan kedua teknik tersebut dihasilkan rangkaian error correction yang mampu mengoreksi kesalahan acak sekitar 36 bit dan kesalahan mengelompok hingga 116 bit di belakang dan 43 bit di mana saja. Rancangan simulasi penyandian ini kemudian diaplikasikan pada perangkat signal processing DSK6713 dengan cara memasukkan rancangan program simulink ke perangkat DSK tersebut melalui program C6000 Code Composer Studio versi 3.1. Dari hasil pengujian dengan menggunakan fasilitas RTDX didapat bahwa program yang dibuat dengan model simulink dapat berjalan dengan baik pada DSK6713 dan sesuai dengan simulasi pada program simulink.

This thesis make a simulation design of an equipment for error correction in digital communication system using simulation program Simulink. The methode used to detect and correct the error is cyclic coding methode with BCH (Bose Chaudhury Hocquenhem) Code CBCH(n,k) and RS (Reed-Solomon) Code CRS(n,k) technique. Both the technique are combined in serial configuration (concatenated). For RS code we use 15 symbols (digits) codeword and 5 symbols information length. Whereas for BCH code we use 15 bits codeword and integer multiple of k bits information length. RS code (15,5) can correct 5 symbols random error and BCH code (15,5) can correct 3 bits random error. By combining the techniques obtained an error correction circuit that can correct up to about 36 bits of random error and up to 116 bits in rear and 43 bits anywhere of burst error. Simulation design of this coding then will be aplicated on signal processing equipment of DSK6713 by injecting the simulation program designed by simulink to the DSK using program C6000 Code Composer Studio version 3.1. From the result of the simulation testing using RTDX obtained that the program designed by simulink can be executed properly on DSK6713 and is suitable with the result of simulation on simulink."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqqurrachman
"Didalam skripsi ini dibahas sebuah simulasi penyandian siklis dengan menggabungkan teknik BCH (Bose Chaudhuri Hocquenghem) dan teknik RS (Reed-Solomon). Panjang kata sandi yang dipergunakan untuk masing-masing teknik adalah 7 bit dan panjang informasi yang dipergunakan adalah 3 bit.Penggabungan ini didasarkan pada kemampuan masing-masing teknik dalam mengkoreksi kesalahan dimana teknik BCH dapat mengkoreksi kesalahan sebanyak 1 bit secara acak (random) sedangkan teknik RS dapat mengkoreksi kesalahan sebanyak 2 bit simbol secara acak. Penggabungan ini dilakukan secara serial (concatenated) dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengkoreksi kesalahan pada informasi yang diterima.
Simulasi penyandian siklis ini diaplikasikan dengan menggunakan sistem komunikasi antar komputer melalui kabel xtalk RS232. Dan dalam perancangan perangkat lunaknya menggunakan bahasa pemograman MATLAB versi 7.0.1 (R14). Setelah diujicoba software ini maka penggabungan kedua teknik RS (7, 3) dan teknik BCH (7, 3) maka akan dihasilkan panjang kata sandi 49 bit yang dibagi kedalam 7 byte simbol dengan masing-masing simbol terdiri dari 7 bit dan panjang informasi 9 bit. Sedangkan untuk kemampuan dalam mengkoreksi kesalahan adalah 14 bit kesalahan berurutan (2 byte simbol) ditambah dengan 1 bit kesalahan acak pada 5 byte simbol lainnya.

This final project developed error correcting simulation generated by combination of RS (Reed Solomon) method and BCH (Bose Chaudhuri Hocquenghem) method. 7 bit Code length used for each method and 3 bit information length for each method. The combination was done based on the different capability of each method to perform the error correction. The BCH method able to corrects 1 bit errors in random distribution while RS method able to corrects 2 bit error in symbol randomly. This combination constructed serially (concatenated) and was expected to improve its capability to correct errors on received information.
This cyclic code simulation was implemented by using the communication system between two computers through xtalk RS232 cable. The software was designed and built using programming language MATLAB ver. 7.0.1 (R14). The software tests had been carried out and it turned out that the combination of the two methods, RS (7, 3) and BCH (7, 3), the resulted in 49 bit code length consists of 7 byte symbols where every symbol consists of 7 bit and the length of 9 bit information. Error correction capability of the software is 14 bit burst error (2 byte symbol) and 1 bit random error on other 5 byte symbol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fahrurozi
"Teori coding merupakan ilmu yang mempelajari metode pengkodean informasi yang mampu mengontrol kesalahan yang terjadi selama pengiriman informasi tersebut. Tahapan pengiriman informasi dimulai dari proses encoding source, yaitu proses merubah informasi menjadi barisan simbol, yang disebut pesan dan berbentuk ^-tuple. Simbol yang digunakan adalah elemen-elemen dari suatu field hingga GF(q),q = 2 ,me.N. Selanjutnya, pesan diubah menjadi codeword yang berbentuk -tuple, n>k, melalui proses encoding. Himpunan semua codeword disebut code. Codeword tersebut dikirimkan melalui suatu channel dan diterima sebagai receivedword. Proses decoding memeriksa error yang mungkin terjadi selama proses pengiriman dan merubah kembali receivedword menjadi pesan awal. Pesan basil proses decoding diubah kembali menjadi informasi melalui proses decoding source. Kemampuan kontrol error dari metode pengkodean yang digunakan ditentukan oleh jarak minimum dari setiap pasang codeword di dalam code. Dalam perkembangannya, terdapat berbagai jenis code yang memiliki proses konstruksi dan sifat tertentu. BCH code dan Reed-Solomon code adalah jenis code yang tennasuk ke dalam cyclic code, dan banyak digunakan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pada penelitian ini, dilakukan analisis terhadap konstruksi BCH code dan Reed-Solomon code serta sifat-sifat yang dimiliki oleh kedua jenis code tersebut dan perbandingan antar keduanya. Untuk mendukung pembahasan di dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan software MATLAB.

Coding theory is the study of information coding method to control errors that occur during the information transmission. The stages of information transmission start with source encoding process, which converts information into a row of symbols, called the message with A:-tuples form. Symbols used are the elements of a finite field GF{q),q = 2"', me. N. Furthermore, the message is converted into codeword with n-tuple, n>k, form through the encoding process. The set of all codewords is called code. Codeword is delivered across a channel and received as the receivedword. Decoding process checks the errors that might occur during the transmission process and changes the receivedword back into the original message. The output message resulted in decoding process is converted back into the original information through the decoding source process. Error control capability of a coding method used is determined by the minimum distance of each pair of codewords in the code. During its development, there are different types of code which have particular construction process and properties. BCH codes and Reed-Solomon code are types of the cyclic code, and widely used in the information technology and communications field. This study analyzed the construction and the properties of BCH codes and Reed-Solomon code including the comparison between them. To support the discussion, this study carried out simulations using MATLAB software."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T48967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novan Ferdian Djafar
"Dalam bidang komunikasi, ketersediaan bandwidth yang semakin terbatas mendorong timbulnya kebutuhan akan teknologi-teknologi yang dapat memanfaatkan bandwidth yang tersedia seoptimal mungkin. Salah satu teknologi yang memungkinkan penggunaan bandwidth lebih maksimal ialah Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). OFDM merupakan salah satu teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frequency subcarrier yang saling tegak lurus (orthogonal). Karakteristik yang saling orthogonal membuat frequency subcarrier dapat saling overlap tanpa menimbulkan Interferensi.
Huffman coding adalah suatu metode kompresi data dengan cara pembentukan pohon Huffman melalui proses encoding menyebabkan data tersebut dapat dikompresi sehingga penggunaan Huffman coding pada rangkaian pengirim OFDM dapat semakin mengoptimalkan penggunaan bandwidth.
Pada Skripsi ini, dilakukan rancang bangun rangkaian pengirim OFDM dengan Huffman coding pada DSK (Digital Signal Processing Starter Kit) TMS320C6713 menggunakan Simulink. Dari hasil rancang bangun didapatkan bahwa rangkaian pengirim OFDM dengan Huffman code dapat dibangun dengan menggunakan Prosesor DSP (Digital Signal Processing).

In the communication field, bandwidth availability that is becoming more limited has caused the need for technologies that can make use of the bandwidth available optimally. One of the technologies that could maximize the use of bandwidth is Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) OFDM is one of the transmission techniques that uses frequency subcarriers which is orthogonal to each other. The frequency subcarriers orthogonality enables them to overlap with each other without producing interference.
Huffman coding is a method of data compression by making a Huffman tree in the encoding process which can causes data to be compress so that the use of Huffman coding in the OFDM transmitter can further optimize the bandwidth usage.
In this research, the design and development of OFDM Transmitter with Huffman Coding is built into DSK (Digital Signal Processing Starter Kit) TMS 320C6713 using Simulink. The result shows that OFDM Transmitter with Huffman Coding can be built by using DSP (Digital Signal Processing) Processor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farok Kamajaya
"Skripsi ini membahas sebuah rancangan simulasi baseband Power Line Communication (PLC) dalam sistem komunikasi digital dengan menggunakan program Simulink. Parameter yang digunakan pada simulasi ini mengikuti standar homeplug 1.0 yang menggunakan OFDM dan penyandian FEC. Model simulasi baseband PLC ini kemudian diuji pada Matlab Simulink dan DSP prosesor pada perangkat DSK TMS320C6713 berbasis simulink. Dari hasil pengujian diperoleh nilai data keluaran yang sama, baik pada pengujian menggunakan simulink maupun pengujian pada DSK TMS320C6713 dengan RTDX. Hal ini menunjukkan bahwa model simulasi yang telah dibuat telah berhasil diterapkan pada papan DSK TMS320C6713.

This thesis discusses a design of a baseband Power Line Communication (PLC) simulation in a digital communication system using Simulink program. The parameters of simulation refers to homeplug 1.0 standard that uses Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) and FEC encoding. The Baseband PLC model design then being tested in Matlab Simulink and DSP processors on the device DSK TMS320C6713 based on simulink. From the test results obtained by the same amount of output data, both in testing using simulink and DSK TMS320C6713 with RTDX. This result show that the simulation model has been successfully applied to the DSK TMS320C6713 board."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51202
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Immanuel Kornelius S.
"CDMA merupakan aplikasi komunikasi dengan sistem digital spread spectrum yang menggunakan kode PN yang unik bagi setiap penggunanya, sehingga di bagian penerima, hanya data dengan kode PN yang identik dengan kode PN pengirim saja yang dapat dibaca atau di-decode. Penerima CDMA ini disimulasikan dengan menggunakan MATLAB SIMULINK R2007a dan di-implementasikan pada DSP TMS320C6713 DSK dan tidak memperhitungkan adanya AWGN (Additive White Gaussian Noise).
Penelitian dilakukan dengan tujuan membuat suatu sistem penerima CDMA yang berbasikan pemprograman MATLAB Simulink yang nantinya akan disinkronisasikan dengan program Code Composer Studio (CCS) yang akan menjalankan simulasi pada DSP board. CCS juga akan meghasilkan beberapa file penting dari hasil simulasi seperti .obj; .c; dll. Setiap bagian dari sistem penerima CDMA diwakilkan dalam suatu blok sesuai fungsinya masing - masing, yang nantinya akan disimulasikan secara bersama - sama. Secara garis besar, sistem penerima CDMA memiliki beberapa bagian utama, seperti Demodulator, Despreading, dan selektor, sedangkan modulasi yang digunakan adalah π/4 QPSK (Quaternary Phase Shift Keying).
Dalam skripsi ini akan dijelaskan fungsi dan karakteristik tiap blok dari simulasi penerima ini, dan pada bagian selanjutnya akan diperlihatkan hasil implementasi simulasi dengan menggunakan DSP TMS 320C6713DSK yang disertai dengan pembuktian bahwa data yang dikirim sama dengan data yang diterima.

CDMA is an communication application based on digital spread spectrum that use an uniqe PN code for each user, so that in transceiver, only data with the same PN code with transmitter that can be decode. This CDMA transceiver is simulate using MATLAB SIMULINK R2007a and implemented with DSP TMS320C6713 DSK, and not calculate AWGN inside it (additive White Gaussian Noise).
The purpose of this research is to create a CDMA receiver system that based on MATLAB Simulink, that later will be synchronized with Code Composer Studio (CCS) Software that will implemented this simulation on DSP board. CCS will also generate some of important file from the simulation, such as .obj; .c; etc. Each part of CDMA receiver system is represented with one or more block with it correspondent function, that later will be simulated on the same time. On bottom line, CDMA receiver system is consist of several main block, such as Demodulator, Despreading, and Selector, in the other hand, this system uses π/4 QPSK (Quaternary Phase Shift Keying) modulation method.
Later on this paper, we will explain each function and characteristic of any block from the system, and in the next chapter, we will observe implementation result using DSP TMS 320C6713DSK, also with the fact that the transmited data earlier is the same with one that received."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40550
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Jonathan
"Penggunaan prosesor DSP TMS320C6x yang memiliki banyak fungsi ini sudah semakin meluas ke berbagai peralatan elektronik. Aplikasi dari penggunaan prosesor yang dibahas pada skripsi ini merupakan aplikasi dari penggunaan prosesor TMS320C6713 sebagai komponen utama pengirim CDMA. Penggunaan prosesor tersebut diaplikasikan ke teknologi CDMA karena pemrograman prosesor tersebut dapat dilakukan hanya dengan menggunakan komputer dan C6713 DSK. Selain itu, prosesor ini mudah untuk didapatkan di pasar bebas dengan harga terjangkau serta teknologi CDMA sebagai teknologi spread spectrum memiliki beberapa keuntungan dan penggunaannya sudah meluas. Proses pemrograman terdiri dari dua proses yaitu perancangan model pengirim CDMA dengan menggunakan perangkat lunak Matlab 7.4.0 Simulink dan proses instalasi bahasa mesin. Setelah proses rancang bangun model pengirim dilakukan, algoritma model tersebut diinstalasi ke dalam memori C6713DSK dengan menggunakan Matlab 7.4.0 Simulink TM bekerja sama dengan perangkat lunak CCS untuk membangun sebuah pengirim CDMA yang menggunakan prosesor TMS320C6713. Pengambilan sampel sinyal keluaran dilakukan pada port LINE OUT pengirim dengan menggunakan digital storage oscilloscope dan hasilnya dibandingkan dengan sampel sinyal keluaran hasil simulasi model simulasi. Proses analisis yang dilakukan meliputi analisis sampel bentuk sinyal (baik sinyal keluaran sebenarnya maupun sinyal keluaran hasil simulasi) serta analisis pengaruh kode PN dan frekuensi gelombang pembawa yang digunakan terhadap spektrum sinyal. Hasil dari analisis menunjukkan adanya pengaruh kode PN dan frekuensi gelombang pembawa terhadap spektrum sinyal dan terjadi kesesuaian (kesamaan) antara bentuk sinyal keluaran sebenarnya dengan bentuk sinyal keluaran hasil simulasi.

TMS320C67x DSP processor using had become more widely for several electronic device. Application of processor utilizing that is being researched in that minithesis is an application of TMS320C6713 processor utilizing as a main part of CDMA transmitter. The processor utilizing is being applied to CDMA technology because the processor can be programmed only use computer and C6713 DSK. Be side of that, the processor can be gotten easily at the market with the achievable cost and CDMA technology as a spread spectrum technology has a several advantages and its utilizing is being more widely too. Programming process can be divided into two process that are CDMA transmitter model designing which use Matlab 7.4.0 Simulink and assembler installation process. After designing process had been done, algorithm of transmitter is being installed to the C6713 DSK memory which use Matlab 7.4.0 cooperate with CCS to build a CDMA transmitter which use TMS320C6713 processor. Output signal sampling process had been done at transmitter?s LINE OUT port using digital storage oscilloscope and the result had been compared with simulation output signal. Analyzing process that had been done include signal waveform analysis (real output signal and simulation output signal), and analyzing process about influence of PN code and carrier wave frequency to signal spectrum. The result are PN code and carrier wave frequency influential to the signal spectrum and real output signal waveform had appropriate with the simulation output signal waveform."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Abdul Jabbar
"Convolutional code merupakan teknik Error control coding untuk mendeteksi dan mengkoreksi error pada informasi akibat pengaruh noise. Skripsi ini merancang bangun rangkaian convolutional encoder dan Viterbi decoder menggunakan DSK TMS320C6713 berbasis Simulink, untuk melihat probabilitas error yang dipengaruhi oleh Binary Symetric Channel (BSC) sebagai pembangkit error. Analisis meliputi perbandingan bit input dan output dengan variasi nilai parameter convolutional code, dan uji coba rangkaian menggunakan DSK TMS320C6713.
Hasil penelitian menunjukkan convolutional encoder dan Viterbi decoder dapat menurunkan probabilitas error tergantung dari parameter yang digunakan. Semakin besar constrain length dan semakin kecil rate yang digunakan, maka probability of error akan semakin kecil.

Convolutional code is a technique in Error control coding to detect and correct error on information caused by noise. This research designed the circuitry of convolutional encoder and Viterbi decoder using DSK TMS320C6713 with Simulink-based, to see the probability of errors affected by Binary Symetric Channel as error generator. The analysis consists of comparison between input and ouput bits with variation of parameter's value of the convolutional code, and the tryout using DSK TMS320C6713.
Results showed that convolutional encoder and Viterbi decoder could reduce the probability of error depend on parameters used. Higher constrain length and smaller rate, resulted a smaller probability of error.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51043
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Pontas Poncius
"Teknologi komunikasi berkembang sangat cepat saat ini. Beberapa diantaranya adalah WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) dan PLC (Power Line Communication). Kedua teknologi tersebut berkembang dengan pesat karena teknologi komunikasi yang terdapat di dalamnya, yaitu OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Salah satu teknologi dalam bidang telekomunikasi yang memungkinkan penggunaan bandwidth lebih maksimal adalah OFDM. OFDM adalah salah satu teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frequency subcarrier yang saling tegak lurus (orthogonal). Karakteristik yang saling tegak lurus membuat frequency subcarrier dapat saling overlap tanpa menimbulkan interferensi dengan menggunakan teknik IFFT (Inverse Fast Fourier Transform).
Pada skripsi ini, dilakukan rancang bangun rangkaian penerima OFDM dengan menggunakan DSK (Digital Signal Processing Starter Kit) TMS320C6713 berbasis simulink. Dari hasil rancang bangun didapatkan bahwa rancang bangun rangkaian penerima OFDM dapat dibangun dengan menggunakan DSP (Digital Signal Processing) Processor.

Technology of communication is growing fast. A few of them are WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) dan PLC (Power Line Communication). Both of them are growing fast because of the technology inside, which is OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
One of the technology in telecommunication that could maximize the use of bandwidth is OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). OFDM is one of the transmission technique which use a few frequency subcarrier and also orthogonal each other. The characteristic, which is orthogonal, make frequency subcarrier could overlap without produce interference by using IFFT (Inverse Fast Fourier Transform) technique.
In this research, receiver OFDM is built using DSK (Digital Signal Processing Starter Kit) TMS 320C6713 based on simulink. The result shows that OFDM can be built by using DSP (Digital Signal Processing) Processor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40517
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rundu Adi Wahyudi
"Tiga hal yang paling mendasar pada sistem komunikasi yaitu efisiensi bandwidth, efisiensi daya, dan efisiensi biaya. Efisiensi bandwidth menjadi prioritas yang paling utama pada kebanyakan sistem komunikasi. Oleh karena itu, modulasi digital digunakan sebagai ganti dari modulasi analog untuk mengatasi masalah keterbatasan bandwidth. Salah satu pola modulasi digital yang banyak digunakan adalah Quadrature Amplitude Modulation (QAM).
QAM adalah suatu teknik modulasi yang mengirimkan data dengan cara mengubah amplitudo dari dua gelombang carrier yang mempunyai beda fase sebesar 90°. Dalam bentuk hardware, modulator QAM yang ada saat ini biasanya dalam bentuk chip atau mikroprosesor. Cara lain untuk membuat modulator dalam bentuk software yang dapat diprogram yaitu dengan menggunakan DSP processor. Untuk mengimplementasikannya, pada skripsi ini dilakukan rancang bangun 16-QAM pada DSK TMS320C6713 dengan menggunakan Simulink.
Pemrograman DSP processor secara manual yang rumit dapat dihindari dengan menggunakan Simulink. Model sistem 16-QAM modulator yang akan dibuat dirancang pada Simulink, kemudian disimulasikan. Setelah itu, dengan menggunakan pustaka C6713DSK yang tersedia pada Simulink, model sistem yang telah dibuat dibangkitkan kode programnya secara otomatis dan dimuat ke dalam C6713DSK melalui perantara software Code Composer Studio.
Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil keluaran rancang bangun pada Simulink dan DSK TMS320C6713 dengan menggunakan osiloskop. Dari hasil perbandingan, terdapat sedikit perbedaan bentuk gelombang akibat adanya noise. Noise ini disebabkan oleh grounding yang kurang baik pada probe osiloskop. Namun, secara umum bentuk kedua gelombang yang dibandingkan sama sehingga dapat disimpulkan bahwa rancang bangun ini telah berfungsi sebagaimana mestinya.

Three fundamentals problem in the communication system was bandwidth efficiency, power efficiency, and cost efficiency. In most systems, a high priority was on bandwidth efficiency. To solved this problem, digital modulation was use to replace analog modulation. One of digital modulation scheme that generally used was Quadrature Amplitude Modulation (QAM).
QAM is a modulation scheme which conveys data by changing (modulating) the amplitude of two carrier waves which out of phase with each other by 90°. In hardware form, QAM modulator usually made as a chip or microprocessor. Another way to built this device was using a DSP processor. To implement the DSP processor, in this thesis, 16-QAM modulator was designed on DSK TMS320C6713 by means of Simulink software.
Simulink was used to avoid the use of algorithm such as assembly and C. The model of 16-QAM modulator was designed and simulated on Simulink. Then by using C6713DSK library, program code of the model was generated and downloaded to the C6713DSK pass through the Code Composer Studio.
The analysis was done by compared the design result of Simulink and DSK TMS320C6713 using oscilloscope. The result, a little differences was seen in the wave form caused by noise. This noise was occured because of bad grounding at the oscilloscope probe.Generally, the form of that two wave was exactly the same. So the conclusion, the 16-QAM modulator was successfully implemented on DSK TMS320C6713.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40578
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>