Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bara Iman Prasetyanto
"Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi, salah satu caranya dengan membangun Virtual Private Network (VPN). Pada teknologi VPN, aliran data di enkripsi untuk membungkus protokol-protokol jaringan serta dapat mengamankan jalur yang digunakan. Pada skripsi ini akan dibuat sistem bernama Hybrid VPN yang dirancang untuk menciptakan sebuah jaringan dengan tingkat keamanan cukup tinggi dengan menggabungkan dua buah metode VPN yang memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Untuk mengetahui performansi dari jaringan ini akan diukur beberapa parameter Quality of Service (QoS) untuk video streaming seperti throughput, delay, jitter, dan packet loss. Hasil Pengukuran membuktikan bahwa jaringan Hybrid VPN memiliki standar QoS yang baik untuk video dengan bitrate 1200 Kbps dengan nilai throughput sebesar 873.92 Kbps, Delay sebesar 40.51 ms, Jitter sebesar 59.62 ms, dan Packet Loss sebesar 12.62%.

For delivering some confidential information, network must have a high level of security, such as implementing a Virtual Private Network (VPN). On VPN technology, the flow of data is encrypted to encapsulate network protocols and can be used to securing the path. A system called Hybrid VPN is designed to create a network with a high level of security by combining two methods of VPN that has the advantages and disadvantages each other. To determine the performance of these networks, it will be measured several parameters of Quality of Service (QoS) for video streaming such as throughput, delay, jitter, and packet loss. The results prove that the network with a Hybrid VPN has a good QoS for video streaming on 1200 Kbps of video bitrate with 873.92 Kbps of throughput, 40.51 ms of Delay, 59.62 ms of Jitter and 12.62% of Packet Loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaka Naufan Azmi
"Virtual Private Network adalah sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang terkoneksi ke jaringan lokal melalui jaringan komputer publik dan membentuk suatu jaringan pribadi. Teknologi VPN dapat dibentuk dengan menggunakan tunneling. Ada beberapa teknologi tunneling yaitu GRE dan IPSecurity. Untuk mengetahui performansi tunneling yang terbaik maka akan dilakukan analisis dengan mengukur beberapa parameter QoS seperti throughput, packet loss dan delay.
Jaringan yang digunakan pada tesis ini menggunakan aplikasi video streaming. Pengujian akan dilakukan dengan cara memutar video dengan format .mpg dan .mp4. Pengukuran performansi dilakukan pada saat video streaming berjalan dari server ke client.
Dari hasil pengukuran QoS, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan performansi tunneling GRE lebih baik dibandingkan dengan performansi tunneling IPSecurity. Namun secara kehandalan tunneling IPSecurity lebih baik daripada tunneling GRE. Selisih performansi untuk tunneling GRE dan tunneling IPSecurity untuk parameter throughput,packet loss dan delay adalah 0.54%, 13.30%, dan 0.0015% untuk format video .mpg dan 3.17%, 7.06%, dan 0.032% untuk format video mp4.

Virtual Private Network is a technology that allows one to connect to the local network via a public computer networks and form a private network. VPN technology can be formed by using tunneling. There are several technologies that GRE tunneling and IPSecurity. To determine the performance of the best tunneling then be analyzed by measuring some QoS parameters such as throughput, packet loss and delay.
Network used in this tesis using a streaming video application. Testing will be done by rotating the video format. Mpg and. Mp4. Performance measurements made at the time the video stream running from the server to the client.
From QoS measurements, it can be seen that the overall performance is better than the GRE tunneling with tunneling IPSecurity performance. But the realibility of tunneling IPSecurity better than GRE tunneling Difference in performance for GRE tunneling and tunneling parameters IPSecurity for throughput, packet loss and delay is 0:54%, 13.30%, and 0.0015% for the video format. Mpg and 3:17%, 7.06%, and 0.032% to mp4 video format.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hendra Kusumawardhana
"Kemajuan teknologi internet saat ini sangat pesat. Salah satu teknologi pada pengembangan jaringan internet adalah Cloud Computing. Private Cloud Computing merupakan permodelan cloud yang diterapkan di jaringan lokal. Pembuatan Cloud computing pada skripsi ini dilakukan dengan membangun infrastruktur fisik cloud dimana infrastruktur yang dipakai adalah Eucalyptus. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengukur dan menganalisa performa jaringan eucalyptus private cloud terhadap banyaknya pengguna. Kemudian dalam pengujiannya dilakukan uji coba unggah data, unduh data, serta video streaming. Besar rata-rata delay pada proses unggah adalah 0,24 ms untuk 1 klien dan 2,82 ms untuk 3 klien; pada proses unduh adalah 1,37 ms untuk 1 klien dan 19,47 ms untuk 3 klien; pada proses video streaming adalah 11,36 ms pada bit rate 400 kbps, 11,43 ms pada bit rate 1200 kbps, 11,69 ms pada bit rate 2000 kbps ms untuk 1 klien dan 13,89 ms pada bit rate 400 kbps, 16,71 ms pada bit rate 1200 kbps, 17,53 ms pada bit rate 2000 kbps ms untuk 3 klien. Besar rata-rata throughput pada proses unggah adalah 4094,04 packets/s untuk 1 klien dan 355,03 packets/s untuk 3 klien; pada proses unduh adalah 739,08 packets/s untuk 1 klien dan 57,10 packets/s untuk 3 klien; pada proses video streaming adalah 88,04 packets/s pada bit rate 400 kbps, 87,47 packets/s pada bit rate 1200 kbps, 85,51 packets/s pada bit rate 2000 kbps ms untuk 1 klien dan 72,14 packets/s pada bit rate 400 kbps, 59,98 packets/s pada bit rate 1200 kbps, 57,20 packets/s pada bit rate 2000 kbps untuk 3 klien.

The advances of Internet technology is increase rapidly. One of internet technology which increase is Cloud Computing. Private Cloud Computing is a cloud model which applied in a local network. Cloud computing in the this thesis was build in the physical cloud which used Eucalyptus infrastructure. The purpose of this paper is to quantify and analyze the effects of the network performance using eucalyptus private cloud towards the number of users. The test whichhas been taken is data uploading, data downloading, and video streaming. The average delay in the upload process is 0,24 ms for 1 client and 2,82 ms for 3 clients; in the download process is 1,37 ms for 1 client and 19,47 ms for 3 clients; in the streaming video process is 11,36 ms at a bit rate of 400 kbps, 11,43 ms at bit rate 1200 kbps, 11,69 ms at bit rate 2000 kbps for 1 client and 13,89 ms at bit rate 400 kbps, 16,71 ms in bits rate 1200 kbps, 17,53 ms at bit rate 2000 kbps for 3 clients. The average throughput on the upload process is 4094.04 packets/s for 1 client and 355,03 packets/s for 3 clients: in the download process is 739,08 packets/s for 1 client and 57,10 packets/s for 3 clients; in the streaming video process is 88,04 packets/s at bit rate 400 kbps, 87,47 packets/s at bit rate 1200 kbps, 85,51 packets/s at bit rate 2000 kbps for 1 client and 72,14 packets/s at bit rate 400 kbps, 59,98 packets/s at bit rate 1200 kbps, 57,20 packets/s at bit rate 2000 kbps for 3 clients."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Kumalasari
"Sistem virtual education adalah suatu metode pengajaran jarak jauh dimana pengajar dan murid dari pelajaran tersebut tidak berada pada satu tempat yang sama namun terhubung satu sama lain dengan jaringan internet. Sistem virtual education ini terdiri dari dua bagian, Learning Management System (LMS) dan virtual class, dimana pada virtual class tersebut dapat dilakukan kegiatan belajar mengajar seperti di kelas sesungguhnya. Salah satu fitur yang ada di dalam sistem virtual education ini adalah video conference. Namun, permasalahan yang ada adalah untuk melakukan video conference ini dibutuhkan suatu jaringan yang dapat mendukung sepenuhnya agar sesuai dengan standar QoS untuk aplikasi real time.
Pada skripsi ini akan dibahas mengenai perancangan sistem virtual education ini, kemudian menerapkan nya pada jaringan WLAN pada skenario lokal dan real. Setelah diterapkan, maka akan menganalisa nilai QoS dengan parameter throughput, RTT, dan paket loss kemudian membandingkannya dengan standar ITU Y.1541. Nilai MOS juga akan dicari untuk mengetahui kualitas dari video conference ini. Setelah itu akan didapatkan suatu korelasi kualitatif dari nilai QoS dan MOS video conference ini dengan variabel kontrol yang digunakan adalah kompresi dari video conference ini. Nilai MOS yang didapatkan untuk kompresi 25, 50, 70, dan 100 adalah 3,15, 3,575, 3,675, dan 3,825. Dari hasil grafik korelasi kualitatif yang didapatkan, semakin baik kualitas gambar dari video conference tersebut maka nilai MOS yang didapatkan semakin tinggi.

Virtual education is a long-distance teaching methods which the teacher and students of these lessons are not in the same place but connected each other with internet connection. Virtual education system consists two parts, the Learning Management System (LMS) and virtual class. Virtual class use to do activities like in the real classroom. One feature that is in the virtual education system is video conference. However, there are issues to do video conferencing is a need for a network that can support fully to comply with the standard QoS for real time applications.
This thesis will explain the design of virtual education system then apply it in WLAN network. After applied, then it wil analyze the QoS parameters such as throughput, RTT, and packet loss then compared it with Y.1541 ITU standard. MOS value will also be sought to determine the quality of this video conference. After that, correlation between value of the QoS and MOS video conference will be obtained with compression of video conference as variable control. MOS value that obtained for compression 25, 50, 70, and 100 is 3.15, 3.575, 3.675, and 3.825. From the results obtained qualitative correlation chart, the better image quality of video conference higher MOS value that obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42775
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Sudiarjo
"Switch layer 2 dapat mengklasifikasikan incoming packet pada port input berdasarkan access-list yang didefinisikan untuk menandai paket. Ketika paket datang ke port switch layer-2, paket yang sesuai dengan attachment access-list akan diberikan nilai berdasarkan konfigurasi sehingga paket yang kelasnya lebih tinggi akan didahulukan pada saat traffic jaringan telah memenuhi bandwidth yang tersedia.
Dalam Tugas Akhir ini digunakan tiga jenis aplikasi untuk uji coba, yaitu Video Conference dengan UDP, Web akses dengan HTTP, Packet Generator dengan TCP dan UDP. Dilakukan uji coba pengkelasan masing-masing aplikasi sehingga didapatkan kondisi terbaik pada saat bandwidth maksimal, 10 Mbps. Pada saat tersebut video conference berada pada kelas 3, website pada kelas 1, dan packet generator pada kelas 2, dimana kelas dengan nilai terbesar memiliki prioritas tertinggi. Untuk melihat berapa bandwidth yang terpakai pada jaringan digunakan - Cacti - dan untuk mengambil jalannya paket pada jaringan digunakan - Wireshark -.
Dari hasil pengujian diperoleh Delay sebesar 7086 ms, Jitter sebesar 7400,86 ms untuk video protocol dan 2963,02 ms untuk audio protocol dan Packet Loss sebesar 4000 paket atau 22,22 %. Kondisi ini terjadi pada saat apliaksi video conference diset pada kelas 1, aplikasi website pada kelas 3 dan Packet Generator pada kelas 5.

Layer 2 switch can classify the incoming packet based on the input port access-list is defined to mark the packet. When the packet comes into port layer-2 switch, which according to packet access-list attachment will be given based on the value of the configuration so that packets a higher class will take precedence at the network traffic meets the available bandwidth.
This Final Project using three types of aplication, namely Video Conference with UDP, Web access with HTTP, Packet Generator with TCP and UDP. At this time the trial will be conducted classify each packet so that the best conditions obtained at maximum bandwidth, 10 Mbps. That are at the time of video conferencing is in class 3, Web site in class 1, and packet generator in class 2. To see how much bandwidth is used on the network, used 'Cacti' as bandwidth monitoring and to take the course package used 'Wireshark' on the network.
According to the trial, take place Delay about 7086 ms, Jitter about 7400.86 ms for video protocol and 2963,02 ms for audio protocol, and number of Packet loss about 4000 packets from 18000 or 22.22 %. The condition happened when video conference application in class 1, website in class 3, and Packet Generator in class 5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Goralski, Walter J.
New York, NY: McGraw-Hill, 2000
004.678 GOR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rubil
"Kualitas jaringan CDMA 2001 xEVDO dalam penelitian ini ditinjau dari besarnya throughput rata-rata, deviasi dan perbandingan input output data yang lewat dalam jaringan CDMA 2001 xEVDO selama proses streaming dilakukan dengan tipe data, ukuran bit rate yang berbeda-beda baik dalam kondisi diam ataupun dalam kondisi bergerak.
Tesis ini bertujuan untuk meneliti kualitas jaringan CDMA 2001 xEVDO sehingga akan diketahui bagaimana throughputnya, ukuran bit rate file dan jenis file apa yang cocok digunakan untuk melakukan proses streaming di dalam jaringan tersebut.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat baik secara statis maupun secara mobile disimpulkan bahwa ukuran bit rate file yang cocok dipakai untuk menjalankan proses streaming adalah 50kbps dimana didapat throughput rata-rata sebesar 12000 B/s atau 42%. Sedangkan untuk tipe data yang cocok dipakai adalah mpeg4 yaitu dengan rata-rata throughput sebesar 12150 B/s atau sebesar 43.23%.
Dari pengujian juga terlihat bahwa kualitas jaringan sangat dipengaruhi oleh kualitas sinyal dan dalam kondisi apa streaming dilakukan, apakah dalam kondisi diam atau bergerak. Dimana jika dalam kondisi bergerak perpindahan antar cell dan besarnya bit rate file sangat mempengaruhi kualitas dari video streamingnya.

The network quality of CDMA 2001 x EVDO in this thesis has been measured from amount of the network's throughput, and comparision between data input and output in CDMA 2001 xEVDO network . Measured test has been tested with different types of data and different bit rate. It also has been tested with two diffrent conditions which in static condition and in mobile condition.
This thesis has been made for researching the quality of CDMA 2001 x EVDO's network and the result will give a point about the network throuhgput, which types and bit rate files that we can use to doing a video streaming in this network area.
At the result, we can get the conclution that the best bit rate we can use is 50 kbps which the network's throghput is 12000 B/s or 42%. For the type of data, we can use MPEG4, which have a network's throughput as 12150 B/s or 43.23%.
From the test, we can see that the quality of network are depend on the signal quality and the condition of the tested, static or mobile condition. In the mobile condition, the quality of the video are depend on the amount of Data's bit rate and handover process between cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusrin Fauzi
"VPN-IP merupakan pengembangan jaringan komunikasi private yang sering digunakan oleh perusahaan, organisasi, ataupun pengguna individu untuk berkomunikasi melalui jaringan publik (contohnya internet). VPN-IP memberikan jaminan keamanan untuk koneksi end-to-end, peningkatan konektivitas dan biaya yang lebih efektif dibandingkan jaringan dedicated private, karena hanya menggunakan jaringan existing yang telah ada.
Meningkatnya permintaan untuk upstream yang lebih besar, sebagaimana ditawarkan dalam teknologi akses simetrikal, dan layanan-layanannya seperti video-conferencing atau pertukaran data dan jaringan peer-to-peer berdasarkan konsep upstream dan downstream yang seimbang. Menarik perhatian para provider telekomunikasi untuk menyelenggarakan layanan VPN-IP. Maka ADSL2+ dan G.SHDSL merupakan dua teknologi pilihan jika digunakan untuk layanan VPN-IP pada konsumen residential dan bisnis menengah.
Untuk mengetahui performansi G.SHDSL dan ADSL2+ maka pada skripsi ini dibandingkan unjuk kerja teknologi alternatif di atas untuk layanan VPN-IP. Performansi yang dianalisis berdasarkan throughput dan dilihat dalam variasi jarak kabel telepon tembaga. Pengukuran dari throughput G.SHDSL dan ADSL2+ dilakukan di laboratorium jaringan akses Telkom Risti.
Hasil pengukuran menunjukkan kedua metode akses G.SHDSL dan ADSL2+ dapat digunakan pada layanan VPN-IP dengan bandwidth 384 kbit/s dan 448 kbit/s. G.SHDSL dengan bandwidth 384 kbit/s dan 448 kbit/s dapat digunakan untuk layanan VPN-IP sampai jarak 8700 meter dari DSLAM. ADSL2+ hanya dapat digunakan untuk layanan VPN-IP sampai jarak 7000 meter untuk bandwidth 384 kbit/s dan sampai jarak 6000 meter untuk bandwidth 448 kbit/s dimana throughput pada upstream maupun downstream-nya masih simetrik.

A VPN-IP is extensions of private communications network usually used within a company, organization, or individual to communicate over a public network (e.g. the Internet). VPN-IP gives more secure for end-to-end connection, improve connectivity, and cost-effective compared to a dedicated private network, because VPN-IP only using existing network.
Increasing demand for more upstream bandwidth, as well as symmetry access technology, and services like video-conferencing or streaming data and peer-to-peer network based on balanced upstream and downstream concepts turns the attention of telecommunication provider to establish VPN-IP. So, ADSL2+ and G.SHDSL is technology can used for VPN-IP to residential user and middle level business.
This paper evaluates and compares these two alternatives technology for VPN-IP. Performance relation to throughput with varying telephone copper loop length. This comparison is based on G.SHDSL and ADSL2+ throughput measurements on Wireline Access Laboratory, Telkom Risti.
As a result, measurements show both G.SHDSL and ADSL2+ can used in VPN-IP with 384 kbit/s and 448 kbit/s bandwidth. G.SHDSL with 384 kbit/s and 448 kbit/s bandwidth can used for VPN-IP wheres distance 8700 meters from DSLAM. ADSL2+ only can used for VPN-IP with 384 kbit/s bandwidth until 7000 meters distance from DSLAM and 448 kbit/s bandwidth until 6000 meters distance from DSLAM, with balanced upstream and downstream throughput."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idris
"Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah satu lembaga penegak hukum di Indonesia, yang senantiasa ingin terbuka dan transparan dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi sangat memerlukan sebuah infrastruktur Jaringan Telepon Intra Organisasi (JTIO) yang tangguh dan terintegrasi. Untuk itu dilakukan sebuah perencanaan proyek untuk mengembangkan suatu aplikasi sistem informasi call center yang berbasis IP Telephony, yang bertujuan untuk meningkatkan layanan sistem pelaporan dan pengaduan dari masyarakat terhadap tindak pidana korupsi yang terjadi. Tahapan penelitian yang dilakukan pada kajian ini meliputi: studi literatur terhadap teknologi Private Automated Branch Exchange-PABX dan teknologi IP Telephony; analisa keuntungan dan kelemahan antara kedua teknologi tersebut; analisa dan perencanaan kebutuhan pengguna dengan memperhatikan kondisi sistem informasi eksisting yang sudah diterapkan; hingga perencanaan proyek dengan menggunakan konsep project management melalui penerapan 4 (empat) knowledge area management yakni: manajemen ruang lingkup proyek (scope), manajemen waktu proyek (time), manajemen biaya proyek (cost) dan manajemen resiko proyek (risk). Dan juga membahas perubahan-perubahan (change) yang terjadi setelah dilakukannya implementasi aplikasi sistem informasi call center yang baru.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) is one of law enforcement institutions in Indonesia, with mission to eliminate corruption in an open way and transparency. The institution needs telephone network infrastructure among organizations which is reliable and integrated for doing the mission. A project planning is required in order to improve a call center information system application based on IP Telephony project. This is to increase report service system from society regarding corruption activities. This research is included: study of literature to PABX technology and IP Telephony technology; analysis of strength and weakness between both technology; user requirement analysis and planning which is focus on existing information system applied; project planning consist of four knowledge areas management, they are project scope management, project time management, project cost management and project risk management, a call center information system being implemented, the change discussed."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauldiyusuf Hyamara
"ABSTRAK
Pada umumnya, suatu perusahaan komersil memiliki data-data sensitif yang tidak sembarang karyawan dapat mengaksesnya. Ada berbagai macam cam yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk melindungi data-data tersebut. VPN adalah suatu teknologi yang pada awalnya dirancang untuk memberikan jaminan keamanan pengiriman data melalui jaringan publik seperti Internet. VPN dapat diimplementasikan pads intranet perusahaan untuk melindungi data-data rahasia.
Tugas akhir ini, akan memaparkan basil uji coba dan analisa implementasi intranet menggunakan teknologi VPN. Pemaparan dimulai dari topologi fisik intranet yang memberikan jaminan keamanan untuk data-data sensitif. Tugas akhir ini juga akan menjelaskan mengenai konfigurasi perangkat lunak yang hares dilakukan baik pada server maupun pada workstation, uji coba intranet menggunakan teknologi VPN yang dilakukan, dan akibat yang muncul karena penggunaan VPN.

"
2001
S39664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>