Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118745 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mayang Dewi K.
"Planar Inverted F Antenna (PIFA) merupakan antena yang memiliki dimensi yang lebih kecil dibandingkan dengan antena mikrostrip segi empat biasa dengan dimensi ?/2, PIFA hanya memiliki dimensi sebesar ?/4. Antena ini sangat cocok untuk diimplementasikan pada divais-divais yang berukuran kecil karena tidak akan memakan banyak ruang. WiMAX merupakan teknologi wireless yang menyediakan akses data kecepatan tinggi dengan cakupan area yang luas. Dan penggunaannya di Indonesia sudah dimulai mulai tahun 2009 ini.
Tujuan dari skripsi ini adalah merancang antena PIFA yang dapat bekerja pada dua frekuensi WiMAX yaitu 2.3 GHZ (2.3 s.d 2.4 GHz) dan 3.3 GHz (3.3 s.d. 3.4 GHz). Sesuai dengan standar WiMAX di Indonesia.
Hasil pengukuran menunjukkan antena bekerja pada frekuensi 2,44-2,63 GHz dengan nilai return loss terendah mencapai -14,559 dB pada frekuensi 2,52 GHz. Dan pada frekuensi 3,26-3,45 GHz dengan nilai terendah return loss terendah mencapai -19,946 dB pada frekuensi 3,32 GHz. Serta memiliki bandwidth 190 MHz untuk kedua frekuensi tersebut. Pola radiasi pada frekuensi 3,3 GHz menunjukkan medan E dan medan H cenderung berbentuk unidirectional, untuk medan E main lobe maksimum mengarah ke sudut 340_ dan medan H ke arah 240_. Medan E memiliki HPBW sebesar 20_ dan medan H sebesar 100.

Planar Inverted F Antenna (PIFA) is an antenna that has more compact size compared to microstrip rectangular with dimension ?/2, PIFA just ?/4. PIFA supports devices with compact size. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) is a wireless communication technology that support high rate data access and wide coverage area. And the implementation in Indonesia begins in 2009.
The purpose of this research is to design a dual band PIFA that can be used for WiMAX application. The WiMAX frequencies that are chosen are 2.3 GHz (2.3-2.4 GHz) and 3.3 GHz (3.3-3.4 GHz), which is the WiMAX frequencies standard for Indonesia.
The measurement result shows the antenna works at 2.44-2.63 GHz with the lowest return loss is -14.559 dB at fequency 2.52 GHz. And 3.26-3.45 GHz with the lowest return loss -19.946 dB at frequency 3.32 GHz. It has 190 MHz of bandwidth for both of frequencies. The radiation pattern shows unidirectional pattern for frequency at 3.3 GHz. For E field maximum main lobe with direction to angle of 340_ and H field with direction to angle 240_. The HPBW, E field is 20_ and H field is 100.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51448
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Sugijono
"Pada skripsi ini dilakukan rancang bangun high power amplifier (HPA) yang beroperasi pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,6 GHz secara bersamaan. Rangkaian input matching dan output matching dirancang dengan rangkaian matching khusus yang beresonansi pada kedua frekuensi. Tujuan dari rancang bangun ini adalah mencapai S21 yang lebih besar dari 15 dB dan S11 dibawah -15 dB untuk kedua frekuensi. Spesifikasi rancang bangun dual band HPA antara lain: daya keluaran 100 mWatt, daya masukan 5 - 20 mWatt, efisiensi 50%, arus drain yang kecil dengan tegangan supply 5 Volt, standar kestabilan K > 1, dan return of loss (RoL < -15 dB). Transistor yang digunakan yaitu NE662M04 yang merupakan transistor frekuensi tinggi tipe NPN. Rancangan ini disimulasikan menggunakan program Advanced Design System (ADS). Dari hasil simulasi, diperoleh frekuensi tengah HPA pada 2,35 GHz dan 2,65 GHz. Secara berturut-turut, diperoleh S11 = -31,732 dB dan -30,238 dB, VSWR = 1,053 dan 1,063, dan S21 = 19,341 dB dan 16,783 dB. Hasil fabrikasi HPA mengalami pergeseran frekuensi ke frekuensi 2,108 GHz dan 2,484 GHz. Secara berturut-turut, diperoleh S11 = -14,807 dB dan -14 dB, VSWR = 1,232 dan 1,4, dan S21 = -9 dB dan -3,9 dB (dual stage); untuk S21 rangkaian single stage adalah sebesar 6,823 dB pada frekuensi 2,093 GHz.; dan untuk S21 rangkaian dual stage dengan coupling kapasitor 22 pF adalah sebesar 1,64 dB pada frekuensi 2,481 GHz.

In this project, a dual band power amplifier which operates at two specific frequencies of 2.3 GHz and 2.6 GHz simultaneously is designed. The input matching and output matching circuit is designed with a special matching network which resonates at two frequencies. The objective of this design is to achieve S21 at a point higher than 15 dB and S11 below -15 dB for both frequencies. The other important specification for this dual band high power amplifier is: 100 mWatt output power, 5 - 20 mWatt input power, 50% efficiency, low drain flow with 5 Volt supply voltage, fulfill the stability standard K > 1, and return of loss (RoL < -15 dB). The transistor used is NE662M04, a NPN silicon high frequency transistor. The design is simulated with Advanced Design System (ADS) software. From the simulation, the center frequency of HPA is at 2.35 GHz and 2.65 GHz. Respectively, S11 = -31,732 dB and -30,238 dB, VSWR = 1,053 and 1,063, and S21 = 19,341 dB and 16,783 dB. After fabrication, there is a frequency shift to 2,108 GHz and 2,484 GHz. Respectively, S11 = -14,807 dB and -14 dB, VSWR = 1,232 and 1,4, and S21 = -9 dB and -3,9 dB (dual stage); for single stage circuit, S21 = 6,823 dB at 2,093 GHz.; and for dual stage circuit with 22 pF capacitor coupling, S21 = 1,64 dB at 2,481 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S981
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusak Krisnanda S.
"Cognitive radio merupakan teknologi telekomunikasi yang sedang dikembangkan dalam rangka mengatasi terbatasnya sumber daya spektrum frekuensi dan rendahnya efisiensi penggunaan spektrum yang ada. Skripsi ini membahas rancang bangun antena yang sesuai untuk aplikasi cognitive radio yang dapat bekerja pada frekuensi CDMA 1,9 GHz , WCDMA 2,1 GHz dan WiMAX 2,3 GHz untuk divais elektronik.
Rancang bangun antena terdiri dari dua antena yaitu printed monopole antenna untuk pemindai dan Z-shape slot microstrip antenna untuk reconfigurable antenna. Dua antena tersebut di fabrikasi pada substrat FR4 dengan ground yang umum pada lapisan atasnya.
Antena pemindai bertujuan sebagai pemindai spektrum dengan karakteristik pita lebar (1,0 GHz sampai 2,4 GHz). Reconfigurable antenna bertujuan untuk menghasilkan frekuensi resonansi dengan mengatur switch pada antenna yang memungkinkan antena memiliki tiga frekuensi resonansi yang berbeda.
Hasil pengukuran menunjukkan sensing antenna memiliki impedance bandwidth 1,4 GHz (VSWR ≤ 2) dengan pola radiasi yang baik jika dibandingkan dengan hasil simulasi. Sedangkan reconfigurable antenna dapat bekerja dengan baik CDMA 1,9 GHz , WCDMA 2,1 GHz dan WiMAX 2,3 GHz sebagai prediksi pada hasil simulasi.

Cognitive radio is technology that is developed as a solution for limited frequency spectrum resources and inefficiency spectrum utilization issues. This thesis discusses the design of antenna for cognitive radio applications applied into electronic device which can perform at CDMA, WCDMA and WiMAX frequency.
The design consists of two antennas, namely a printed monopole antenna for sensing and Z-shape slot microstrip antenna for reconfigurable antenna. Two antennas are fabricated on FR4 substrate with common ground on the top layer.
The sensing antenna is aimed at spectrum sensing, which has wideband characteristics (1.0 GHz to 2.4 GHz) and omnidirectional radiation pattern. The reconfigurable antenna is designed for generating the desired resonant frequency by adjusting the switch position on the antenna structure allowing for the antenna to have three different resonant frequencies.
The measurement results show that the sensing antenna has 1.4 GHz impedance bandwidth (VSWR ≤ 2) with good agreement of the radiation pattern compared to the simulation results. Moreover, reconfigurable antenna can work well at CDMA 1.9 GHz, WCDMA 2.1 GHz dan WiMAX 2.3 GHz as predicted in the simulation results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Muji Raharjo
"LNA merupakan bagian depan rangkaian radio frequency (RF) pada perangkat CPE, low noise amplifier (LNA) memainkan peranan penting terhadap noise dari system secara keseluruhan dari system RF. Rancangan Dual Band LNA merupakan solusi atas kebutuhan pasar akan adanya sebuah perangkat yang memiliki kemampuan multistandard (multi mode/multi band) yang digunakan untuk bisa memberikan penguatan yang cukup tinggi untuk mendorong pada stage selanjutnya dengan derau serendah-rendahnya. Tesis ini membahas rancang bangun rangkaian dual band LNA untuk CPE Mobile Broadband Wireless Access dengan menggunakan HJFET 3210S01. Untuk mendapatkan fungsi dual band digunakan LC Tank Resonator yang dirancang beresonansi pada frekuensi 2,3GHz dan 2,6 GHz. Rancangan dual band LNA diharapkan menghasilkan Noise figure yang rendah, gain yang tinggi, stabil tanpa adanya osilasi, secara simultan.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa dual band LNA ini dapat bekerja pada frekuensi 2,3GHz dan 2,6 GHz dengan gain >12dB, sensitivitas > -73 dBm dan IIP3 >5 dBm. LNA ini juga menghasilkan noise figure < 1dB. LNA ini membutuhkan tegangan catu sebesar 3.5 V. Sedangkan hasil pabrikasi yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi penggeseran frekuensi kerja yaitu dari 2,3 GHz dan 2,6 GHz ke frekuensi 1,06 GHz GHz dan 1,61 GHz. Hasil pengukuran didapatkan nilai gain (S21) masing-masing 9,275 dB dan 0 dB, input return loss (S11) masing-masing - 4 dB dB dan -12 dB, output return loss (S22) masing-masing -8,59 dB dB dan -4 dB dan VSWR masing-masing pada frekuensi 1,63 GHz sebesar 1,0728 dan pada frekuensi 1,06 GHz sebesar 5.

LNA is the front-end of radio frequency (RF) on the CPE mobile BWA devices, low noise amplifier (LNA) plays an important role to noise from the system as a whole from the RF system. Dual Band LNA Design is a solution to the needs of the market that there is a device that has the ability multistandard (multi mode / multi band) used to be able to give a high enough reinforcement to encourage the next stage with noise as low. This thesis discusses the design of a series of dualband LNA for Wireless Mobile Broadband CPE access using HJFET 3210S01. To obtain the dual function of the band used the LC Tank Resonator is designed to resonate at a frequency of 2.3 GHz and 2.6 GHz. The design of dual-band LNA is expected to generate low noise figures, high gain, stable in the absence of oscillations, simultaneously.
The simulation results show that the dual-band LNA can work at a frequency of 2.3 GHz and 2.6 GHz with a gain of > 12dB, sensitivity> -73 dBm and IIP3> 5 dBm. This LNA also generate noise figure < 1dB. LNA requires supply voltages of 3.5 V. While manufacturing results obtained show that there is shift working frequency of 2.3 GHz and 2.6 GHz to 1.06 GHz frequency GHz and 1.61 GHz. The measurement results obtained value of the gain (S21) 9.275 dB and 0 dB, input return loss (S11) - 4 dB dB and -12 dB, output return loss (S22) dB -8.59 dB and -4 dB, VSWR 5 and 1.0728 respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30138
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Tajudin
"Aplikasi-aplikasi nirkabel, termasuk WiMAX, sangat rentan terhadap interferensi yang disebabkan oleh frekuensi lain yang berdekatan. Untuk menghindari interferensi yang disebabkan oleh aplikasi-aplikasi lain yang memiliki frekuensi kerja berdekatan dibutuhkanlah filter. Ada berbagai jenis filter dengan kelebihan dan kekurangannya. Dalam skripsi ini, filter cavtiy dipilih karena memiliki insertion loss yang kecil, memiliki unjuk kerja tinggi, dan dapat digunakan pada aplikasi yang berdaya besar seperti pada WiMAX base station.
Karena itu, pada skripsi ini telah dirancang filter cavity silindris yang dibebani dielektrik porcelain untuk aplikasi WiMAX pada frekuensi 2,3 GHz. Filter tersebut diharapkan mampu bekerja pada frekuensi 2,3 - 2,4 GHz dengan bandwidth sekitar 100 MHz, ripple ? 0,5 dB, dan insertion loss ? 4 dB. Pada simulasi, kriteria tersebut sudah terpenuhi. Tetapi setelah proses fabrikasi, bandwidth yang diperoleh sebesar 90 MHz (2,51 GHz - 2,6 GHz), serta adanya peningkatan ripple dan insertion loss.

Wireless applications, including WiMAX, are very susceptible to interference caused by other neighboring frequencies. To avoid interference caused by other applications that have a close working frequency of the system, filter is needed. There are various types of filters with have advantages and disadvantages. In this thesis, caviy filter was chosen because it has small insertion loss, high performance, and it can be used in high power applications such as on WiMAX bases station.
In this thesis the design of the porcelain dielectric loaded cylindrical cavity filters for WiMAX applications at 2.3 GHz frequency has been accomplished. Filters are expected to work at a frequency of 2.3 - 2.4 GHz with a bandwidth of about 100 MHz, ripple ? 0.5 dB, and insertion loss ? 4 dB. In the simulation, these criteria are fulfilled. But after the fabrication process, bandwidth obtained is 90 MHz (2.51 GHz - 2.6 GHz), increased ripple and insertion loss.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51173
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi
"Pada penelitian ini, dirancang sebuah antena dual band Multi-Input Multi-Output loop yang bekerja pada frekuensi 5G di Indonesia, yaitu 2,5 GHz dan 3,5 GHz, dengan VSWR ≤ 2, bandwidth ≥ 100 MHz, dan mutual coupling < 20 dB. Dalam simulasi, antena loop mencapai frekuensi kerja yang diinginkan dengan VSWR < 2. Antena pertama memiliki bandwidth 160 MHz pada frekuensi rendah dan 300 MHz pada frekuensi tinggi. Antena kedua memiliki bandwidth 180 MHz pada frekuensi rendah dan 180 MHz pada frekuensi tinggi. Namun, saat antena difabrikasikan, bandwidth pada frekuensi rendah antena pertama hanya mencapai 10 MHz dan pada frekuensi tinggi mencapai 100 MHz. Sedangkan pada antena kedua, bandwidth pada frekuensi rendah adalah 70 MHz dan pada frekuensi tinggi adalah 140 MHz. Nilai mutual coupling terbesar dalam simulasi adalah -17,5 dB, sedangkan pada pengukuran faktual adalah -20 dB.

In this research, a dual-band Multi-Input Multi-Output (MIMO) loop antenna was designed to operate at 5G frequencies in Indonesia, specifically 2.5 GHz and 3.5 GHz, with VSWR ≤ 2, bandwidth ≥ 100 MHz, and mutual coupling < 20 dB. In the simulation, the loop antenna achieved the desired operating frequencies with VSWR < 2. The first antenna exhibited a bandwidth of 160 MHz at the lower frequency and 300 MHz at the higher frequency. The second antenna had a bandwidth of 180 MHz at the lower frequency and 180 MHz at the higher frequency. However, when the antennas were fabricated, the bandwidth of the first antenna at the lower frequency was only 10 MHz, and at the higher frequency, it reached 100 MHz. As for the second antenna, the bandwidth at the lower frequency was 70 MHz, and at the higher frequency, it was 140 MHz. The maximum mutual coupling value in the simulation was -17.5 dB, while in the actual measurement, it was -20 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Basari, implementasi Penambahan Parasitic Stack untuk Peningkatan Bandwidth pada Full-Short Planar lnverted-F Antenna (FS-PIFA)', Skripsi S1 FTUI, dibawah bimbingan Dr. Jr. E:ko Tjipto Rahardjo, MSc.,Juli 2002, 66 he/aman + xviii + 29 ha/aman Lampiran. Planar lnverted-F antenna (PIFA) merupakan suatu desain antena kecil dan kompak yang sangat cocok untuk aplikasi-aplikasi di dalam alat-ala! komunikasi tanpa kabel seperti handset telepon genggam. Pada tulisan ini, penulis akan meneliti pengaruh penambahan aleman parasitic stack pada antena FS-PIFA yang Ieiah dibuat oleh Melani Triande, terutama terhadap bandwidth, pola radiasi, dan gain.
Peranca"f)an antena berupa tiga buah antena FS-PIFA, yaitu FS-PIFA tanpa tambahan parasitic stack dan dengan tambahan parasitic stack yang dimensinya sama dan lebih besar daripada elemen peradiasi antena. Perancangan dilakukan dengan mengambil pendekatan antena mikrostrip segiempat dengan menggunakan metoda model cavity dan teori bayangan.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa !e adi
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Tidra Barezna Imanu
"Skripsi ini membahas rancang bangun antena reconfigurable untuk aplikasi cognitive radio pada alokasi spektrum 1,8 GHz, 2,1 GHz uplink, 2,1 GHz downlink, dan 2,35 GHz. Rancang bangun antena terdiri dari dua antena yaitu antena sensing dan antena communicating yang digabungkan dalam satu divais. Antena sensing memiliki karakteristik ultrawideband dari 1,65 GHz - 3,75 GHz (bandwidth = 2,1 GHz) dan antena communicating memiliki karakteristik narrowband pada frekuensi 1.8 GHz, 2.1 GHz uplink, 2.1 GHz downlink, dan 2.35 GHz. Hasil validasi dengan pengukuran diperoleh hasil yang sesuai dengan rancangan simulasi, terutama meliputi parameter return loss, pola radiasi, dan gain.

This bachelor thesis discusses a design and fabrication of reconfigurable antenna for cognitive radio applications, especially for allocation of spectrum 1.8 GHz, 2.1 GHz Uplink, 2.1 GHz Downlink, and 2.35 GHz. The antenna design consists of two antennas which sensing antenna and communicating antenna. The sensing antenna has ultrawideband characteristics from 1.65 GHz - 3.75 GHz (the bandwidth about 2.1 GHz) and the communicating antenna has narrowband characteristics at the center frequency 1.8 GHz, 2.1 GHz uplink, 2.1 GHz downlink, and 2.35 GHz. The validation has been conducted by the measurement, where it agrees with the simulation result, in particular for the parameter of return loss, radiation pattern and gain of the antenna."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Widiastri
"Cognitive radio merupakan teknologi telekomunikasi yang memberikan solusi untuk masalah keterbatasan ketersediaan sumber daya spektrum frekuensi dan rendahnya efisiensi penggunaan spektrum yang ada. Skripsi ini membahas rancang bangun antena yang sesuai untuk aplikasi cognitive radio yang dapat digunakan pada alokasi frekuensi 1,8 GHz dan 2,35 GHz. Rancang bangun antena terdiri dari dua antena printed monopole di atas substrat FR4 dengan menggunakan ground sebagian. Antena pertama berfungsi sebagai sensing antenna dengan karakteristik wideband dan memiliki pola radiasi omnidirectional. Antena kedua merupakan communicating antenna dimana pada struktur antena diberi switch sehingga antena ini dapat merekonfigurasi frekuensi kerja. Hasil pengukuran menunjukkan sensing antenna memiliki impedance bandwidth 5,197 GHz pada kondisi switch OFF dan impedance bandwidth 10,328 GHz pada kondisi switch ON yang diukur pada batas RL ≤ -10 dB. Sedangkan reconfigurable communicating antenna memiliki frekuensi kerja 2,35 GHz pada kondisi switch OFF dan frekuensi kerja 1,8 GHz pada kondisi switch ON.

Cognitive radio is technology developed nowadays to be the solution for limited frequency spectrum resource and inefficiency spectrum utilization issues. Design of antenna for cognitive radio application is proposed in this final project. The antenna is designed to work at 1.8 GHz and 2.35 GHz frequency allocation. The design consists of two printed monopole antenna printed over FR4 substrate sharing a common partial ground. The first antenna is the sensing antenna for spectrum sensing, having wideband characteristic and omnidirectional radiation pattern. The second one is the communicating antenna which is a frequency reconfigurable antenna with the existing switch on the antenna's structure so that the antenna will have two different working frequencies. The measurement shows that the sensing antenna has 5.197 GHz impedance bandwidth when the switch is OFF and 10.328 GHz impedance bandwidth when the switch is ON which is measured at return loss below -10 dB. While, the reconfigurable communicating antenna is working at 2.35 GHz when the switch is OFF and it is working at 1.8 GHz when the switch is ON."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1036
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Chairunissa
"Filter Microelectromechanical System (MEMS) berjenis Thin Film Bulk Acoustic Resonator (TFBAR) adalah filter akustik yang bekerja dengan memanfaatkan fenomena material piezoelektrik yang digunakan sebagai resonator. Filter TFBAR mempunyai keunggulan-keunggulan yaitu bekerja pada frekuensi tinggi serta memiliki ukuran yang kecil (terintegrasi dalam chip), insertion loss rendah dan fabrikasi sederhana sehingga cocok untuk diaplikasikan dalam sistem mobile WiMAX 2,3 GHz.
Skripsi ini bertujuan untuk merancang band pass filter TFBAR bertopologi tangga dengan mengoptimasi bandwidth, insertion loss dan VSWR resonator TFBAR yang sudah ada, karena parameter-parameter tersebut akan mempengaruhi unjuk kerja filter yang tersusun atas resonator-resonator tersebut. Pada skripsi ini, dalam pembuatan ulang resonator dalam software Electromagnetic 3D Simulator, dilakukan modifikasi terhadap desain Dr. Marco Farina agar lebih menyerupai desain filter TFBAR acuan.
Validasi menunjukkan bahwa desain yang telah dimodifikasi menunjukkan hasil yang lebih akurat. Setelah validasi, optimasi resonator seri dan paralel dilakukan menggunakan software Electromagnetic 3D Simulator. Kemudian, S-parameter resonator dimasukkan ke dalam software Advanced Design System untuk membentuk filter. Ukuran akhir resonator seri dan paralel adalah 58,5 dan 200 µm2. Bandwidth maksimal resonator adalah 73 MHz. Setelah disusun menjadi filter, bandwidth maksimal yang didapat adalah 61 MHz.
Pada skripsi modifikasi inductive widebanding dilakukan untuk memperbesar bandwidth, hasil akhir didapatkan bandwidth 70 MHz, insertion loss 0,47 dB, atenuasi out of band lebih dari 20 dB dan VSWR 1,061. Filter TFBAR yang dirancang memenuhi kriteria mobile WiMAX untuk insertion loss, atenuasi out of band, VSWR dan bandwidth yang belum memenuhi sebesar 100 MHz.

Thin Film Bulk Acoustic Resonator (TFBAR) filter, one kind of Microelectromechanical System (MEMS) filter, is an acoustic filter working based on the piezoelectric material phenomenon which is used as the resonator. TFBAR filters have several advantages, which are their high frequencies range, small sizes (integrated in a chip), low insertion loss and simple fabrication. Thus, they are suitable for Mobile WiMAX 2,3 GHz application.
This research is intended to design a TFBAR band pass filter with ladder topology by optimizing the bandwidth, insertion loss and VSWR of the existing TFBAR, for it will affect the same filter's parameter. In remaking the filter, the design of Dr. Marco Farina is modified in order to resemble the reference filter better.
The validation indicated that the modified resonator has showned more accurate result. Afterwards, the optimization of the series and shunt resonators is done using the software Electromagnetic 3D Simulator. Subsequently, the resonator's S-parameters were inputted into the Advanced Design System to build the filter. The final size of series resonators are 58,5 and 200 µm2. The maximum bandwidth of a unit resonator is 73 MHz. After cascaded in ladder topology, the maximum bandwidth of the filter was 61 MHz. A modification technique called inductive wide banding is implemented to widen the bandwidth.
The final results are 70 MHz bandwidth, the insertion loss 0.47 dB, out of band attenuation more than 20 dB and VSWR 1,061. The TFBAR filter had fulfilled the insertion loss, out of band attenuation and VSWR's specification for mobile WiMAX, but the bandwidth had not reached 100 MHz yet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51176
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>