Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rikko Defriadi
"Efisiensi merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan suatu system. Bagaimana dengan jumlah energy masuk sekecil mungkin dan didapat jumlah energy keluaran yang lebih besar. Paper ini akan membahas segala aspek yang melingkupinya termasuk aspek perhitungan dalam menentukan efisiensi kerja suatu komponen. Aspek yang dibahas melingkupi perancangan system, simulasi tata udara pada system, dan perhitungan efisiensi komponen utama system.

Efficiency is very important in designing a system. How to use the amount of energy into as small as possible and get the greater amount of output energy. This paper will discuss all the aspects that encompass it, including aspects of the calculation in determining the work efficiency of a component. Discussed aspects of the design surrounding the system, air conditioning system simulation, and computation of efficiency in the main components of the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50913
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luky Aulia Abadi
"Pada saat ini mesin pendingin tdah menjadi salah satu alai yang dapat menunjang kinerja manusia. Akibatnya mesin pendingin tergolong mesin yang berkembang dengan pesat. Efisiensi merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan suatu sistem. Bagaimana dengan jumlah energi masuk sekecil mungkin dan didapat jumlah energi keluaran yang lebih besar. Dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja mesin pendingin, dewasa ini digunakanlah sistim pendingin dengan pengaturan aliran refrigerant, dalam unit outdoor, yang putaran motor kompresornya diatur melalui inverter. Motor fan kondenser yang bekerja secara terus-menerus dengan daya yang berubah - ubah sesuai dengan berubahnya beban akan lebih efisien dan pada motor fan kondenser yang bekerja secara start- stop. Daya yang terukur oleh Power Quality Analyser ialah pada frekuensi 60 Hz sebesar 1.032 HY, pada frekuensi 50 Hz sebesar 1.035 kW dan pada frekuensi 40 Hz sebesar 1.074.

At this time the refrigeration machine has to be one tool that can support human performance. As a result, the refrigeration machine that evolved quite rapidly. Efficiency is very important in designing a system. Amount of energy into as small as possible and get the amount of energy output is greater. In order to improve work efficiency refrigeration, cooling system is used today by setting the flow of refrigerant, the outdoor unit, the motor rotation condenser arranged through the inverter. Motor condenser with work continues with the change of power according to changing load will be more efficient than a condenser motor start-stop work. Motor condenser with the start-stop will reduce motor efficiency. Power of system measured by Power Quality Analyser are: at frequency 60 Rz is 1.032 kW at frequency 50 Rz is 1.035 kW and at frequency 40 Rz is 1.074 kW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50937
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Shoim
"Alat ekspansi adalah salah satu komponen vital pada sebuah sistem refrijerasi. Alat ini berfungsi agar refrijeran dari kondenser yang akan masuk ke evaporator, menjadi refrijeran bertekanan rendah. Ketika tekanannya menjadi rendah maka temperaturnya pun akan menurun, sehingga hal tersebut mampu membuat efek evaporasi pada evaporator. Pada umumnya , alat ekspansi sangatlah sederhana dibandingkan tiga komponen utama lainnya dalam sistem refrijerasi (Kompresor, Kondenser dan Evaporator). Dan pada percobaan kali ini, dengan menggunakan sistem refrijerasi bercabang (Single Condensing Unit-Double Evaporator). Kami ingin mengetahui karakter dari alat- alat ekspansi ini dengan melakukan variasi alat-alat ekspansi tersebut pada sistem kami. Alat-alat ekspansi yang kami gunakan adalah Thermostatic Expansion Valve (TEV/TXV), Pipa Kapiler Panjang (1.34 m) dan pipa kapiler pendek (0.7 m). Dari ketiga alat tersebut, akan didapat sembilan komposisi/variasi. Dan dari variasi-variasi tersebut, kita bisa melihat karakteristik dari tiap alat ekspansi dan efek atau pengaruhnya dari satu alat ekspansi terhadap alat ekspansi lainnya serta juga pengaruhnya terhadap sistem kami (Untuk pencapaian kondisi steady dan COP sistem).

Expansion Device is one of vital components in a refrigeration system. This device is used to make the refrigerant from condenser which will enter evaporator,lowering its pressure. When the pressure is low, then the temperature will decrease. So, it can make evaporation effect in evaporator.Commonly used, Expansion device is rather simple than other three prime components (Compressor, Condenser and Evaporator). In this experiment, by using the branching's refrigeration systems (Single Condensing Unit-Double Evaporator). We wanted to know the characteristics of these device By making some Variations of those in our system. Expansion devices that we used were Thermostatic Expansion Valve (TEV/TXV), Long Capillary Tube (1.34 m) and Short Capillary Tube (0.7 m). From these three device, there would be nine composition / variation . And from those variations,we were able to see the characteristics of each devices and effect or influence of device to each other and also to our system (For Steady State, effectiveness of expansion devices and COP system)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50915
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, David Fernando
"Pabrik es mini yang bisa di bawa kemana saja merupakan salah satu solusi untuk ketersediaan es bagi nelayan di daerah-daerah terpencil. Yang sangat diperlukan oleh nelayan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kesegaran ikan dengan pembekuan. Sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Mini Ice Plant yang akan digunakan memakai sistem refrigerasi direct expansion dengan refrigeran yang digunakan adalah R-22. Untuk sistem kompresor yang akan digunakan adalah sistem paralel 3 kompresor bekerja berdasarkan kapasitas. Kapasitas pendinginan untuk membekukan 1,5 ton air yaitu 10,33 kW. Perancangan dan pemilihan, baik kompresor ataupun kondensor dengan menggunakan software dan disesuaikan dengan kondisi pasar yang ada. Komponen aksesoris disesuaikan dengan kapasitas pendinginan, kompresor dan kondensor. Untuk kompresor didapatkan kompresor berkapasitas 2½ pk, 2 kompresor 1½ pk. Sedangkan untuk kondensor berkapasitas 16,12 kW.

Portable mini ice plant is one solution of ice availability for fisherman in remote area. Which needed by fisherman to increase the quality of fish freshness by freezing. So there's an added value. MINI ICE PLANT will use direct expansion refrigeration system. Refrigerant used is R-22. System used in compressor is paralel using 3 compressor based on capacity. Cooling capacity to freeze 1,5 ton water is 10,33 kW. Design and actual selection, both compresor and condenser done by software and compare to market availability. Selection accessories based on cooling capacity, compressor and condenser. Refrigeration system MINI ICE PLANT can be used and works based on calculation and selection. For compressor selection, using 2½ pk, 2 kompresor 1½ pk. Though, for condenser, using 16,12 kW condenser."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50954
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Dristian Dani
"Sistem pendingin kini sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan kebutuhan kenyamanan ruangan dan juga akibat dari pemanasan global. Air Conditioning (AC) merupakan salah satu sistem pendingin yang telah digunakan dalam berbagai kebutuhan pendinginan, dalam penggunaannya beberapa AC konvensional menggunakan refrigeran yang masih termasuk dalam golongan halogen dan dapat merusak lapisan ozon. Oleh karena itu, dibutuhkan refrigeran pengganti salah satunya amonia-air yang digunakan dalam sistem pendingin Absoption Chiller. Untuk mengevaluasi kinerja dari sistem pendingin Absoption Chiller dilakukan pemodelan menggunakan metode numerik berupa simulasi pada aplikasi MATLAB. Simulasi disesuaikan dengan pemodelan sistem pendingin Absoption Chiller dengan fluida kerja amonia-air, sistem berpendingin udara pada kondensor dan dengan kapasitas pendinginan 5kW. Penelitian ini berfokus pada sistem kontrol menggunakan metode PI kontrol dari sistem pendingin Absoption Chiller yang mengatur temperatur ruangan dengan mengatur temperature hot water yang memanaskan generator sehingga banyaknya massa dari refrigeran dapat diatur sesuai dengan temperatur ruangan yang diinginkan. Pada sistem pengendalian ini dapat mengubah Temperature Chilled Water Out menjadi 5,9°C, Temperature Chilled Water In menjadi 90,5°C dan Temperature Chilled Water Out menjadi 81,8°C.

The cooling system is now very much needed to adjust the comfort needs of the room and also the consequences of global warming. Air Conditioning (AC) is a cooling system that has been used for various cooling needs, in its use some conventional air conditioners use refrigerants which are still included in the halogen group and can damage the ozone layer. Therefore, a replacement refrigerant is needed, one of which is ammonia-water used in the absorption chiller cooling system. To evaluate the performance of the Absoption Chiller cooling system, modeling is carried out using numerical methods in the form of simulations in the MATLAB application. The simulation is adapted to the modeling of the Absoption Chiller cooling system with ammonia-water working fluid, an air-cooled system in the condenser and with a cooling capacity of 5kW. This research focuses on the control system using the PI control method of the Absoption Chiller cooling system which regulates room temperature by adjusting the temperature of the hot water that heats the generator so that the amount of mass of refrigerant can be adjusted according to the desired room temperature. This control system can change the Temperature Chilled Water Out to 5.9°C, Temperature Chilled Water In to 90.5°C and Temperature Chilled Water Out to 81.8°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sholahudin
"Banyak proses-proses di industri yang membutuhkan temperatur pendinginan sangat rendah, bahkan bidang biomedis membutuhkan cold storage yang mampu mendinginkan hingga temperatur -80°C. Penggunaan sistem tunggal sulit diaplikasikan pada temperatur yang sangat rendah disebabkan rasio tekanan pada kompresor terlalu tinggi, sebagai gantinya digunakan sistem refrigerasi cascade. Penggunaan refrigeran alamiah seperti campuran karbon dioksida dan hidrokarbon merupakan alternatif untuk menghindari penggunaan refrigeran yang mengandung bahan perusak lapisan ozon dan pemanasan global seperti CFC dan HFC. Pada penelitian ini dilakukan optimasi campuran karbondioksida dan etana sebagai refrigeran sirkuit temperatur rendah untuk mencari nilai optimum dari segi efisiensi exergi dan biaya tahunan. Temperatur evaporator, kondenser, dan cascade dijadikan sebagai variable decision untuk menganalisa sifat- sifat termodinamika refrigeran yang berpengaruh pada efisiensi exergi dan biaya tahunan sistem. Optimasi yang dilakukan menggunakan metode optimasi multiobjektif yang mana efisiensi exergi sebagai fungsi objektif pertama dan biaya tahunan sebagai fungsi objektif kedua. Optimasi ini dilakukan untuk mencari biaya sistem yang sekecil-kecilnya dan memperoleh efisiensi exergi semaksimal mungkin.

Many industrial processes that require low refrigeration temperatures, even the field of biomedicine require cold storage which can cool up to temperature -80 °C. The use of a single refrigeration system is difficult to apply at very low temperatures due to the pressure ratio of compressor is too high. Instead for this application, cascade refrigeration system is used. The use of natural refrigerants, such as carbon dioxide and hydrocarbon mixture is an alternative to avoid the use of refrigerants that contain ozone depleting and global warming such as CFCs and HFCs. Ethane is a hydrocarbon refrigerant that can perform cooling to -80 ° C, but due to it has highly flammable nature, so it is mixed with the carbon dioxide to reduce the flammable nature. In this research, optimization of mixture of carbon dioxide and ethane as a refrigerant in low temperature circuit is run to find the optimum value in terms of exergi efficiency and total annual cost of the system. Temperature of the evaporator, condenser, and a cascade condenser are used as a decision variable to analyze the thermodynamic properties of refrigerants that affect the exergi efficiency and total annual cost of the system. Optimization is run by using multi-objective optimization method which exergi efficiency as the first objective function and total annual cost as the second objective function. This optimization is performed to find the cost of the system is minimum and exergi efficiency is maximum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkom Rizky Primary
"Pabrik es mini portable yang bisa dibawa kemana saja dapat dijadikan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan nelayan didaerah terpencil akan es batu yang digunakan untuk mendinginkan ikan hasil tangkapan agar tetap awet dan tidak membusuk. Mini ice plant ini dibangun disebuah kontainer berukuran 20ft. Kontainer tersebut dilengkapi dengan sistem refrigerasi untuk membekukan 1,5 ton air didalam ice bank. Skripsi ini membahas tentang instalasi dan pengujian sistem refrigerasi pada mini ice plant untuk mengetahui kinerja sistem tersebut. Mesin untuk mini ice plant ini menggunakan sistem refrijerasi kompresi uap dengan 3 kompresor berkapasitas total 5,5 pk yang disusun secara parallel dengan satu kompresor berkapasitas 2,5 pk dan yang lainnya 1,5 pk. Untuk refrijerannya digunkan R22. Dalam perancangannya, sistem ini dapat digunakan untuk membekukan 1,5 ton air dalam satu hari. Setelah proses instalasi selesai, pengujian dilakukan dengan mengukur tekanan dan temperatur refrigerant dibagian suction dan discharge kompresor, outlet kondenser, inlet dan outlet TXV serta yang terakhir adalah pada outlet evaporator. Kinerja sistem digambarkan dalam diagram p-h. Dengan menggunakan 3 kompresor berkapasitas 5,5 pk, temperatur brine dapat mencapai -3 0C, sedangkan dengan menggunakan 2 kompresor berkapasitas 4 pk, temperatur brine hanya -1 0C. Dengan kapasitas total kompresor 5,5 pk yang sekarang digunakan masih belum mencukupi untuk memproduksi 1,5 ton es per hari.

Portable mini ice plant which can be brought to everywhere is one of the solution to solve fisherman problem in remote area about their necessity of ice to freeze the fish so it doesn't destroy quickly and decay. Mini ice Plant is built in 20 ft container. Container is equipped with refrigeration system to freeze 1,5 ton of water in an ice bank. This paper explain about installation and testing refrigeration system of mini ice plant to know how its performance. Mini Ice Plant is vapor compression refrigeration system which use 3 compressor with total capacity is 5,5 hp. It is made in parallel with one compressors have capacity 2,5 hp and 1,5 hp for two other compressors. It has R22 for the refrigerant. It is designed to freeze 1,5 ton of water in a day. After all installation process has finished, experiment is conduct with measure pressure and temperature of refrigerant in suction and discharge compressor, outlet condenser, inlet and outlet TXV, and outlet evaporator. Performance of this system can be seen in pressure-enthalpy diagram. Using 3 compressors with total capacity is 5,5 pk, brine temperature reach -3 0C. In the other hand, using 2 compressors with total capacity is 4 pk, brine temperature only reach -1 0C. With the total capacity of compressor is 5,5 pk, system refrigeration of mini ice plant can not produce 1,5 ton of ice in a day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50963
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeng Rahmat
"Dalam aplikasinya di bidang industri, sistem refrigerasi tunggal dan bertingkat tidak mampu untuk mengatasi perbedaan yang cukup besar antara kalor yang akan diserap dengan kalor yang akan dibuang, namun, tidak demikian dengan sistem cascade. Penelitian dengan alat yang sederhana yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan refrigeran alami telah menawarkan peluang yang baik.
Skripsi ini membahas tentang pengujian sistem cascade dengan menggunakan dua macam refrigeran sebagai variasi di sisi bagian HS, sedangkan pada bagian LS, digunakan campuran refrigeran alami R170/R744. Pengujian dilakukan dengan tiga cara, yaitu : memvariasikan komposisi massa campuran R170/R744, memvariasikan bukaan katup ekspansion LS, serta memvariasikan jenis refrigeran pada sisi bagian HS. Temperatur evaporasi terrendah yang bisa dicapai oleh sistem ini adalah -69,7°C dengan COP sebesar 1,88. Dengan kondisi 700g R22 pada sisi bagian HS dan 100g R170 pada sisi bagian LS

In many industrial applications, single stage and multi stage refrigeration systems fail to widen the gap between heat source and heat sink temperatures and now cascade system appear to be the best alternative. Modest reserch, in the past, has been done in cascade system based on natural refrigerants thereby offering good potential for research.
In this paper, a cascaded system for simultenous heating and cooling with a R22 and R290 based high-stage (HS) cycle and mixed R170/R744 based low-stage (LS) cycle for simultenous refrigeration and heating application has been analyzed. To facilate prediction of optimum performance parameter, performance trends with variation in fraction mass of R170/R744, variation in flow rate of ekspansion valve of LS, and variation refrigerant of HS have been presented. The lowest temperature reached in -69,7°C with COP 1,81. 700g of R22 (HS) and 100g of R170 (LS)
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50736
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donni Redford
"Penggunaan sistem refrigerasi cascade memungkinkan untuk mencapai temperatur yang sangat rendah. Pada dasarnya temperatur akan semakin rendah jika tekanan pada sistem lebih rendah. Namun pada temperatur yang lebih rendah tersebut, kinerja yang dihasilkan belum tentu yang terbaik.
Untuk mengetahui kinerja dari sistem refrigerasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan simulasi dan melalui eksperimen. Simulasi digunakan untuk memperkiraan kinerja sistem dengan membandingkan kinerja sistem yang menggunakan refrigeran yang berbeda. Sedangkan hasil aktual dari performa sistem diketahui melalui eksperimen yang akan dilakukan, namun dibatasi oleh jenis refrigeran yang digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan refrigeran R22 pada high-stage dan R404A pada low-stage.
Untuk mengetahui apakah suatu sistem sudah bekerja optimal atau tidak, perlu dilakukan variasi terhadap salah satu atau lebih variabel yang berhubungan. Salah satunya adalah dengan melakukan variasi terhadap tekanan. Variasi tersebut cukup dilakukan pada sistem low-stage dengan acuan pada tekanan discharge line. Pengujian dilakukan dengan 7 variasi dimulai dari 10,4 bar hingga 16,4 bar dengan selisih tiap 1 bar. Variasi ini dapat dilakukan dengan cara mengubah jumlah massa refrigeran, dengan tekanan yang berubah, maka parameter lain seperti temperatur, laju aliran massa, selisih entalpi kompresi, kapasitas refrigerasi mengalami perubahan. Temperatur low-stage evaporator akan menjadi lebih rendah pada tekanan yang lebih rendah, dan mencapai -35°C ketika tekanan lowstage discharge line mencapai 10,4 bar. Sementara nilai COP cenderung naikturun perlahan, dan nilai COP paling tinggi adalah 1,697, terjadi pada saat tekanan pada low-stage discharge line 13,4 bar.

The use of cascade refrigeration system make very low temperature is possible to reach. Basically, the temperature would be lower if the pressure in the system is lower. But at the lower temperature, the performance result is unsure to be the best.
To know the performance of refrigeration system can be done by two ways, that is with simulation and with experiment. Simulation used to predict the performance system by compare the system performance using different refrigerant. Whereas actual result of system performance known by doing experiment, but limited by the type of refrigerants which would be used. This test done by used refrigerant R22 in the high-stage and R404A in the low-stage.
To know if the system already optimal or not, variation is needed to one or more relative variable. One of them is to do variation toward pressure. That variation only need to be apply on low-stage system using discharge line pressure as a reference. The test done with using 7 variation start from 10,4 bar until 16,4 bar with a gap 1 bar each other. This variation can be done by change the amount of refrigerant mass, with different pressure, the other parameters like temperature, difference of compression entalphy, refrigeration capacity would be changed too. That changes make the system performance at different pressure would become different. The low-stage evaporator temperature would become lower at lower pressure, and reach -35°C when low-stage discharge line pressure reach 10,4 bar. Whereas COP value disposed to increase-decrease slowly, and the highest COP value is 1,697, it happened when the pressure of low-stage discharge line 13,4 bar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37325
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu
"Air yang telah diolah dan memenuhi standar kesehatan, dimasukkan kedalam cetakan es (ice cans), cetakan es yang telah terisi air dimasukkan (direndam) didalam tangki yang berisi air garam untuk proses pembekuan, dimana permnukaan air garam didalam tangki ada diatas permukaan air didalam cetakan. Sistem utama yang digunakan pada sebuah pabrik pernbuat es adalah sistem reliigerasi. Dalam hal ini sistem refrigerasi yang digunakan adalah sistem refrigerasi kompresi uap dengan amonia sebagai refrigeran. Sistem pendinginan yang digunakan dalam proses pembuatan es ini adalah sistem pendinginan tidak langsung. Yaitu air didalam cetakan yang akan dibekukan dimasukkan kedalam tangki yang berisi media pendingin kedua (secondary coolcmts). Sebagai secondary coofants digunakan Iarutan garam (sodium chloride, NaCl), yang selanjutnya biasa disebut brine atau air garam. Air garam inilah yang akan didinginkan oleh reirigeran (amonia), yang selanjumya akan membekukan air didalam cetakan dimana air garam sendiri tidak ikut membeku. Pembahasan perancangan ini meliputi perhitungan ccrakan es dan tangki pembeku yang dibumhkan, perhitungan beban pendinginan, laju aliran refrigeran yang diperlukan, perhitungan kompresor, kondensor, menara pendingin, dan pemipaan sistem. Sehingga diperoleh data-data teknis masing-masing bagian yang diperlukan. Selain pemipaan sistem refrigerasi, juga dibahas perancangan sistem pemipaan untuk sistem pengisian cetakan es (ice cans filling system) dan sistem pemipaan untuk udara pengaduk pada cetakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>