Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Wahyu Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37333
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Rezki Pratama
"Api yang tidak terkontrol (uncontrolled) dinamakan kebakaran. Kebakaran dapat dikendalikan dengan alat pemadam api yang banyak jenisnya. Salah satunya yaitu system kabut air yang saat ini sedang dikembangkan untuk dapat memadamkan semua kelas kebakaran. Sistem kabut air (water mist system) menggunakan bahan baku air yang dikabutkan oleh suatu nosel agar dapat memadamkan api. Kabut air ini sangat efektif untuk memadamkan api jenis pool fire, dimana pemadaman jenis ini hanya dapat menggunakan jenis bubuk kimia kering yang berbahaya untuk kesehatan.
Performa system kabut air dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu mass fluxdensity, momentum, dan ukuran droplet. Penelitian ini akan mencari nilai mass flux density, karakteristik pemadaman bahan bakar cair (pool fire), dan karakteristik pemadaman bahan bakar padat (briket batubara) menggunakan lima buah nosel dengan jarak antara 4 cm. Variasi yang akan digunakan yaitu diameter pool fire, tekanan air, ketinggian penyemprotan, dan jumlah nosel yang digunakan. Setelah mengetahui karakteristik pemadaman tersebut, maka dirancang suatu alat pemadam api ringan (APAR) berbasis kabut air.
Pemadaman pool fire menggunakan lima buah nosel ini sangat efektif, hanya membutuhkan waktu <5 detik untuk diameter 10 cm. Sedangkan untuk memadamkan jenis bahan bakar padat (briket) membutuhkan waktu yang lama untuk menurunkan temperature sampai < 50° C. Ini karena prinsip pemadaman bahan bakar padat yaitu pembasahan (wetting), yang hal ini kurang dimiliki oleh system kabut air.

Fire can be controlled by certain kind of fire extinguisher. Water mist is one of fire extinguisher, which is now being developed to extinguish all class of fire. In this research, water will be used as a media extinguisher for pool fire with water mist technology used as basic system. The principal is heat absorption by water mist. Water mist can be made by dispersing water to get a very small droplet (mist).
Water mist performance is dependent to mass flux density, momentum, & droplet size. The aim of this research is to know characteristic of water mist system. Various water pressures at a constant nozzle-to-fuel surface distance were used to investigate the performance of water mist fire suppression effects for different pool sizes using 5 nozzle with 8 cm outer diameter. The results are discussed by using both gas temperature and fire extinguishing time. Investigate extinction phenomena of coal briquette. And to design APAR with water mist system.
Pool fire extinguishment using five nozzle is very effective. It only needs less than five second for 10 cm of diameter. In other hand, to extinguishes solid fuel (coal briquette), it needs longer time to reduce the temperatur until below 50° C. The reason is water mist system can?t perform wetting which is basic principle to extinguish solid fuel fire.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37334
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kurniawan
"ABSTRACT
Di Indonesia banyak terjadi kasus kebakaran terutama di daerah urban. Kerugian yang ditimbulkan oleh kasus-kasus kebakaran tersebut terbilang cukup besar. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan pemadam kebakaran untuk mengakses lokasi kebakaran pada jalan-jalan yang sempit. Dalam penelitian ini dibuat sistem pengiriman data dan navigasi purwarupa kendaraan pemadam kebakaran pintar yang berbasis Internet of Things. Sistem pengiriman data menggunakan modul WiFi ESP-01 2.4 GHz yang dihubungkan oleh mobile AP Access Point . Sistem navigasi menggunakan modul GPS u-blox NEO-6M untuk mendapatkan data latitude dan longitude. Untuk mendeteksi halangan obstacle digunakan modul ultrasonic ranging HC-SR04 yang diatur dengan batas 1 meter dari benda di depannya. Untuk mengatur kondisi gas dan rem digunakan mini servo motor 180o masing-masing satu buah dan bekerja saling berkebalikan. Untuk mengatur arah belok digunakan stepper motor 5.625o/64 step. Seluruh data hasil pengjuian dikirimkan di server dan disimpan dalam database. Dari hasil pengujian diketahui bahwa sistem bekerja sesuai dengan algoritma yang diberikan. Dari hasil pengujian diketahui bahwa terdapat packet loss sebesar 11.33 dari 300 paket data yang dikirimkan ke server. Sensor jarak mendeteksi obstacle rata-rata pada jarak 822.39 milimeter dari jarak batas seharusnya 1000 milimeter. Waktu pengereman yang dibutuhkan dari mulai terdeteksinya obstacle adalah sekitar 1-2 ms. Algoritma pelacakan yang telah dibuat sesuai dengan yang diharapkan yaitu dapat terpantau melalui website secara real-time.

ABSTRACT
There are many fire disasters happen in Indonesia especially in urban area. The damage occured because of that cases is quite massive. It happened because the firefighter can not access the fire location in small alley. In this study, the author designed a prototype of smart firefighter vehicle data logging and navigation system based on Internet of Things. The data logging system use ESP 01 WiFi module at 2.4 GHz which connected to mobile AP Access Point . The navigation system use u blox NEO 6M GPS module to get latitude and longitude coordinate data. To detect obstacles, the author use HC SR04 ultrasonic ranging module which has been set with 1 meter threshold to the obstacle at the front. To controlling acceleration and braking system, the author use 180o mini servo motor, one is for acceleration and the other one is for braking which is work in the opposite way. To controlling turning direction, the author use 5.625o 64 stepper motor. From the test results can be seen that the system has been able to work in accordance with an algorithm that is designed. Test results show that system has packet loss about 11.33 from 300 data package that sent from microcontroller to the server.Distance sensor can detect obstacle in average 822.39 millimeter distance from obstacle where it should be 1000 millimeter from obstacle. The time to brake, from time when obstacle detected by distance sensor to time when brake servo motor moved is about 1 2 millisecond. The tracking algorithm that was made meets expected result where we can monitor end device real time in website."
2017
S69486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Prawidiyanto
"Kinerja Health, Safety, and Environment (HSE) merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan program-program HSE dalam sebuah organisasi. Kinerja HSE Tim Penanggulangan dan Pemadam Kebakaran PT CVX belum mencapai target yang ditetapkan. Dari total 51 laporan bulanan (antara 1 Januari 2010 hingga 31 Maret 2014), terdapat 23 buah temuan unsur kinerja yang tidak memenuhi target (sebesar 1,76%). Besarnya nilai bobot kinerja yang tidak tercapai selama periode tersebut adalah 3,01%.. Unsur-unsur yang menjadi indikator kinerja HSE tersebut merupakan hal-hal yang harus dipenuhi oleh Tim dalam rangka meminimalkan risiko. Dengan pencapaian dibawah target, muncul risiko-risiko bagi PT CVX, para kontraktor, serta masyarakat di sekitar lokasi operasinya. Unsur-unsur kinerja HSE yang tidak tercapai tersebut merupakan hazard yang dapat menyebabkan munculnya kecelakaan atau kerugian.
Berdasarkan teori tentang faktor manusia, mengadopsi dari Swiss Cheese Model (Reason, 1997), dalam penelitian ini ditemukan unsur-unsur yang menyebabkan kegagalan programprogram HSE pada Tim, adalah lebih banyak disebabkan oleh kinerja manajemen organisasi, dimana jumlah kegagalan program yang dinilai berdasarkan inisiatif yang tidak dilakukan adalah sebesar 2,45%. Sedangkan kegagalan yang disebabkan oleh kinerja individu, berdasarkan kejadian yang ditemukan adalah berjumlah 1,34%. Dan secara umum tingkat keberhasilan Tim dalam menerapkan program HSE (berdasarkan KPI Kinerja HSE) secara keseluruhan adalah 98,33%.

Performance of Health, Safety, and Environment (HSE) is one indicator of the successful implementation of HSE programs within an organization. HSE Performance of Team Fire Fighting Team PT CVX has not reached the set target. From total of 51 monthly reports (between January 1, 2010 until March 31, 2014), there are 23 pieces of findings as elements of un-meet performance target (1.76%). The amount of the unreach performance weight during the period was 3.01%. In order to minimize the risk the elements must be met. Achievement below targets increase emerging risks for PT CVX, contractors, and the communities around its operations. The un-reach elements of HSE performance is hazards that can cause accidents or losses.
Based on the theory of human factors, adopting from Swiss Cheese Model (Reason, 1997), this research found the elements that led to the failure of programs HSE on Tim, is more caused by the performance management of the organization, where the number of program failure are assessed based on initiatives that not done is amounted to 2.45%. Whereas failure caused by individual performance, based on the events found are totaled 1.34%. And the general level of success in implementing HSE team (based KPI Performance HSE) as a whole is 98.33%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Ade Primawan
"ABSTRAK
Perlindungan Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja sehingga dapat melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada saat bekerja. Skripsi ini membahas mengenai Upaya Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Petugas Pemadam Kebakaran di Kabupaten Tegal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemadam Kebakaran Kabupaten Tegal sudah mengupayakan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi petugas pemadam kebakaran di Kabupaten Tegal melalui berbagai upaya yaitu peningkatan sumber daya manusia, penerapan Standard Operating Procedure SOP, peningkatan sarana dan prasarana, pemberdayaan masyarakat, dan pelaksanaan pemeliharaan.

ABSTRACT
Work safety and health protection is the protection given to the workforce by creating a safe working environment and prevent accidents so as to protect the safety and health of the workforce at the time of work. This thesis deals with the efforts of protection of the safety and health of work for Firefighters in Tegal Regency. This research was qualitative research with descriptive design. Research results show that the Tegal Regency Fire Department was already seeking the protection of the safety and health of work for firefighters in Tegal Regency, through various efforts, namely an increase in human resources, the application of Standard Operating Procedure SOP, improved infrastructure and facilities, community empowerment, and the execution of maintenance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thias Aulia Ramadhanty
"Pemadam kebakaran menerapkan jadwal kerja 1 x 24 jam hal ini memiliki risiko kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang berhubungan terjadinya kelelahan pada petugas pemadam kebakaran. Variabel dependen dari penelitian ini adalah tingkat kelelahan pada pekerja pemadam kebakaran. Variabel independen adalah faktor tidak terkait pekerjaan (usia, waktu perjalanan, kuantitas tidur, kualitas tidur, kondisi kesehatan dan status gizi (IMT)) dan faktor terkait pekerjaan (masa kerja, pekerjaan sampingan dan variasi kerja). Sampel dalam penelitian ini adalah 56 petugas pemadam. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengukuran tingkat kelelahan menggunakan Subjective Self Rating Test dari IFRC, kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Desain penelitian adalah Cross Sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 85,7% pekerja mengalami kelelahan ringan dan 14,3% kelelahan sedang. Hasil tersebut sejalan dengan jumlah kasus kebakaran selama sebulan terakhir hanya ada 16 kasus sehingga beban kerja pemadam tidak berat. Kelelahan responden berhubungan dengan masa kerja (OR 7.2), kondisi kesehatan (OR = 5.0), kuantitas tidur (OR = 5.8), kualitas tidur (OR = 0.02) dan waktu perjalanan (OR = 0.08). Oleh karena itu, perlu pengendalian faktor risiko yang teridentifikasi berhubungan dengan kelelahan.

Fatigue is a feeling of constant tiredness that can reduce the ability to perform a task in a safe and effective way. Firefighters work in 1x24 hours shift, this increase the risk of fatigue among workers. The aim of this study is to determine the risk factors related to fatigue in firefighters. The dependent variable in this study is the level of fatigue on firefighters. The independent variables in this study are divided into non-work-related factors (age, commuting time, sleep quantity, sleep quality, health condition and Body Mass Index (BMI)) and work-related factors (work period, other job and work variations). The sample of this study are a total of 56 firefighters. The data was collected subjectively using questionnaires. This study used Subjective Self Rating Test by IFRC to determine the level of fatigue and Pittsburgh Sleep Quality Index to determine the sleep quality. This study used Cross Sectional design to determine the relationship between the dependent and independent variable. Methods that used is quantitative (Chi-square) and odd ratio to determine the relationship level of the variables. Result showed 85,7% workers experienced low level of fatigue and 14,3% experienced moderate level of fatigue. Based on these results in line with the number of fire cases during the last month there were only 16 cases so that the workload of firefighters is not heavy. The results showed there is a relationship between workers fatigue and work period (OR= 7.2), health condition (OR = 5.0), sleep quantity (OR = 5.8), sleep quality (OR = 0.02) and commuting time (OR = 0.08). Therefore, control related to risk factors related to fatigue is needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Avianto Nugroho
"Industrial oil cookers adalah peralatan utama yang digunakan pada pabrik pengolahan makanan untuk ayam goreng, ikan, kentang goreng atau kripik kentang, donat atau produk makanan lainnya. Pada dasarnya mereka menggunakan alat penggorengan, atau bahkan ketel yang sangat besar. Industrial oil cookers berisi minyak goreng mulai dari beberapa ratus liter hingga berpuluh ribu liter dengan luas permukaan yang beragam dari sekitar 4 m_ hingga beberapa puluh meter persegi [1]. Kebakaran yang sangat parah dapat saja terjadi pada industrial oil cookers akibat minyak yang overheat hingga mencapai suhu auto-ignition-nya yang disebabkan karena kerusakan sistem atau karena faktor kelalaian manusianya. Kebakaran jenis ini dirasa sangat perlu untuk dipelajari tentang bagaimanakah cara penanganannya saat api mulai menyala dan menyebar dengan cepat ke seluruh permukaan minyak panas. Dibutuhkan proses pemadaman nyala api diseluruh permukaan minyak secara serentak dan seketika, juga diperlukan proses pendinginan yang cepat untuk menghindari terjadinya fenomena reignition. Demi pertimbangan keselamatn alat pemadam juga tidak boleh mengandung bahan kimia beracun. Pada penulisan tugas akhir ini, dilakukan pengkajian mengenai penggunaan kabut air sebagai media pemadam kebakaran. Pengamatan secara visual dilakukan untuk menganalisa mekanisme pemadaman kebakaran dengan kabut air dan kriteria-kriteria apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja proses pemadaman. Penilitian ini juga dilengkapi dengan test dalam skala kecil dengan menggunakan peralatan yang sederhana.

Industrial oil cookers are major equipment used in food processing plants for chicken, fish, potato products, doughnuts and other food products. They are typically conveyorized fryers, or occasional batch kettles. Industrial oil cookers contain cooking oil, varying from a few hundred liters to tens of thousands of liters, and their cooking surfaces vary from 4 m_ (50 ft2) to several hundred square feet [1]. A very severe fire could occur in industrial oil cookers by overheated cooking oil reaching its auto-ignition temperature due to a system malfunction or simple human error. The fires are very challenging to extinguish as they ignite at a very hot oil temperature, spreads rapidly over the oil surface and forms a large fire involving a very large oil surface and tons of hot oil. It requires flame extinction over the entire surface at once, and at the same time, rapid cooling of the oil to prevent re-igniting. Fire suppressants that contain chemical components are not allowed for use in the food processing industry due to food safety considerations. In this final assignment, a study of the use of fine water mist for fire suppression is done. The extinguishing mechanisms of water mist and corresponding criteria required for extinguishing cooking oil pool fires are analyzed. The performance of water mist systems in extinguishing a cooking oil fires was evaluated in small scale tests with simple apparatus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariance
"Sebuah experimen sistem kabut air dengan skala laboratorium dibuat untuk mempelajari mekanisme pemadaman dan efektifitas dari kabut air untuk memadamamkan api dari minyak goreng. Karakteristik dari kabut air berupa sudut cakupan spray, ukuran droplet, laju aliran, tekanan discharge dan tipe dari nosel mempunyai pengaruh yang besar pada penelitian efektifitas kerja dari kabut air dalam memadamkan api minyak goreng. Bebapa percobaan oil splash juga dilakukan untuk melihat interaksi minyak goreng dengan kabut air.
Pada kajian literatur menunjukan bahwa minyak goreng sangat sulit untuk dipadamkan, karena minyak goreng mempunyai temperatur yang sangat tinggi pada saat terbakar, dan sangat mudah untuk menyala kembali dibawah temperature auto ignitionnya karena terjadinya perubahan komposisi minyak selama proses pemanasan dan pemadaman api saat mengaktifkan sistem kabut air. Sistem kabut air yang dibuat dalam penelitian ini efektif mampu memadamakan api dari minyak goreng dan mencegah minyak goreng menyala kembali. Sudut cakupan spray, tekanan discharge, dan laju aliran air adalah faktor penting untuk menentukan keefektivitasan kabut air dalam memadamkan api dari minyak goreng.

A series of laboratory-scale experiments were conducted to study extinguishing mechanisms and effectiveness of water mist against cooking oil fires. The impact of water mist characteristics, such as spray angle, droplet size, flow rate, discharge pressure and type of nozzle, on the effectiveness of water mist against cooking oil fires was investigated. A series of oil splash experiments were also conducted to determine if the oil was splashed by water mist.
The study showed that cooking oil fires were very difficult to extinguish, because they burned at high temperature and re-ignited easily due to changes in oil composition during heating and fire suppression. The water mist systems developed in the present work effectively extinguished cooking oil fires and prevented them from re-ignition. The spray angle, discharge pressure, and water flow rate were important factors to determine the effectiveness of water mist in extinguishing cooking oil fires.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50980
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Lestari
"Tangki timbun BBM jenis Premium di Depot X memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena Premium bersifat sangat mudah terbakar. Oleh karena itu, sebagai dasar upaya pengendalian risiko terhadap bahaya kebakaran dan ledakan, serta dalam upaya memenuhi tuntutan hukum, diperlukan penilaian terhadap potensi bahaya kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Premium di Depot X. Penelitian ini menggunakan metode Dow?s Fire and Explosion Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F&EI pada tangki Premium adalah sebesar 118,82 sehingga masuk dalam klasifikasi tingkat bahaya intermediate.

The Potency of Fire and Explosion Hazard on Premium Oil Storage Tank at Depot X 2007. Premium oil storage tanks have fire and explosion risk because Premium oil is flammable liquid. Because of that, fire and explosion risk assessment on Premium oil storage tank at Depot X is needed as foundation to fire and explosion risk management, and comply with regulations. Method of this research is Dow?s Fire and Explosion Index. This research indicate that F&EI value for Premium oil storage tank is 118,82. Based on that F&EI value, level of risk at Premium oil storage tank is intermediate risk."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Santoso
"Pool Fire adalah api yang terbakar secara difusi dari penguapan cairan dengan momentum yang sangat rendah. Kebakaran pool fire mempunyai dampak yang sangat berbahaya dan merupakan kejadian yang tidak diharapkan. Kebakaran ini dapat dipadamkan dengan tipe media pemadam kelas B yaitu serbuk, CO2 dan busa. Media pemadam tersebut relatif mahal dan memerlukan proses pembersihan setelah digunakan. Air adalah media yang pada umumnya murah, mudah diperoleh serta bersih. Potensi air untuk menggantikan media pemadam lain dalam pemadam kebakaran kelas B menjadi fokus dalam penelitian ini. Pada penelitian ini teknologi kabut air digunakan sebagai landasan untuk upaya pemadaman api kelas B. Kabut air dapat diperoleh dengan memecah air dan membentuk tetesan seperti kabut dengan ukuran sangat kecil (50µm). Alasan utamanya adalah tidak dibutuhkan jumlah air yang banyak untuk memadamkan dan juga efektifitas pemadaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektifitas penyemprotan kabut air dari sisi samping bawah pool fire dengan mengetahui karakteristik pemadaman berdasarkan variasi penyemprotan. Variasi dilihat dari sudut penyemprotan, ketinggian penyemprotan dihitung terhadap permukaan pool fire, waktu pemadaman dan penurunan temperatur pada api dengan bahan baker alkohol.

Pool Fire is a fire that burned diffusion in the liquid by evaporation from the momentum that is very low. Fire pool has the impact of the fire is very dangerous incident and is not expected. Fire can be quenched with this type of media, namely extinguisher class B powder, CO2 and foam. Media extinguisher is relatively expensive and requires the cleaning process after use. Water is the media that generally cheap, easily available and clean. Water is potential to replace the media extinguisher in the other class B fire extinguisher into focus in this research. In this research technology, the water mist used as the basis for the efforts of fire extinction class B. Water mist can be obtained by splitting water and drop form, such as mist with a very small size (50µm). The main reason is not the amount of water needed to extinguish a lot and also the effectiveness of extinction. This study aimed to learn the effectiveness of the fog spraying water from the pool side under fire by knowing the characteristics of extinction based on variations of the spraying. Variations seen from the point of spraying, spraying height measured against the surface pool fire, extinction and the decrease in the temperature of the fire with fuel gasoline."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>