Ditemukan 83158 dokumen yang sesuai dengan query
Sijabat, David Maratur Fernando
"Timbunan yang dibangun di atas tanah lunak memiliki kecenderungan mengalami kegagalan pada tanah dasarnya (bearing failure). Hal tersebut diakibatkan tanah lunak mempunyai daya dukung yang rendah untuk memikul beban konstruksi. Apabila akan dibangun timbunan yang harus selesai dalam waktu yang relatif cepat dan harus ditimbun di atas tanah lunak, dapat diatasi dengan melakukan perkuatan tanah menggunakan bahan geosintetik dengan tarik tinggi pada dasar timbunan, sehingga meningkatkan daya dukung tanah lunak (bearing capasity) dan stabilitas timbunan. Analisa menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan perangkat lunak PLAXIS untuk mencari nilai faktor keamanan, deformasi dan perubahan tegangan pada timbunan yang dibangun di atas tanah lunak yang diperkuat dengan geosintetik.
Embankment built on soft soil has a tendency to fail on the land base (bearing failure). This is due to the soft soil has low bearing capacity to carry the burden of construction. If the embankment will be constructed to be completed in a relatively fast and must be built on the soft soil, can be mitigated by the geosynthetic soil reinforcement using materials with high tensile at the bottom of the embankment, thus increasing the bearing capacity of soft soil and the stability of the embankment. Analysis using the finite element method with the aid of software PLAXIS to find the value of safety factor, deformation and stress changes in the embankment built on soft soil reinforced by geosynthetic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50572
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ahmad Syihan
"Perkuatan geosintetik sering kali digunakan dalam pekerjaan penimbunan untuk mengantisipasi differential settlement yang terjadi apabila dibangun pada tanah lunak. Adanya perkuatan geosintetik ini diyakini dapat memberikan hasil yang cukup baik untuk meningkatkan performa timbunan agar tidak mengalami penurunan yang tidak seragam. Studi ini dilakukan dengan memvariasikan nilai kohesi tanah lunak, indeks kompresi tanah lunak, ketebalan tanah lunak, serta banyaknya lapisan geosintetik yang digunakan. Bahasan penelitian ini mencakup besarnya penurunan pada tanah timbunan pada akhir konsolidasi primer, regangan dan gaya aksial pada geosintetik yang disimulasikan menggunakan program Plaxis 2D. Selain itu, pengaruh terhadap faktor keamanan juga ditinjau pada akhir konstruksi dan juga pada saat konsolidasi primer selesai, agar diketahui bagaimana kelongsoran yang terjadi dan kemungkinan kegagalan timbunan.
Geosynthetic reinforcement is usually used in embankment construction to anticipate the differential settlement that occurs when it’s constructed on the soft soil. The use of geosynthetic reinforcement is believed could give a pretty good result to enhance the performance of the embankment so that the differential settlement would not occur. This study is done by varying the value of cohesions, compression indexes, and the thickness of soft soil layer, and also the number of geosynthetic layers used. The discussion of this research concludes the value of displacement of the embankment at the end of primary consolidation, the strain and the axial force of geosynthetic layer which is simulated by using Plaxis 2D. And also, the effects occured to safety factor is reviewed at the end of construction and at the end of primary consolidation, so that we know how the failure could occur and the chance of failure of the embankment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57631
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vicki Benita
"
ABSTRAKSkripsi ini merupakan studi mengenai perilaku penurunan pondasi pada sebuah bangunan di Depok yang diduga mengalami perubahan letak muka air tanah. Daya dukung tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan air didalamnya sehingga berdampak pada pemilihan daya dukung pondasi yang digunakan. Perubahan letak muka air tanah dipengaruhi oleh perubahan iklim dan proses konstruksi yang dilakukan. Oleh karena itu, letak muka air tanah dijadikan salah satu variabel yang ditinjau. Namun, detail informasi terkait pondasi bangunan tersebut tidak diperoleh secara lengkap sehingga ukuran pondasi juga dijadikan variabel dalam penelitian. Perilaku penurunan pondasi ini akan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Plaxis 2 Dimensi Versi 8.2. Berdasarkan hasil analisis, akan terlihat pengaruh perubahan letak muka air tanah, serta jenis dan ukuran pondasi terhadap penurunan yang dialami.
ABSTRACTThis is a study about the behavior of a building foundation located in Depok, which is potential to has a changing of ground water level. Bearing capacity of the soil is strongly influenced by the water content in it so it impact the selection of the foundation. The changing of ground water level is affected by climate change and the construction process. Therefore, the ground water level is used as one of the variables in this study. However, the detail information related to the building foundation was not complete enough. So, the size of the foundation is also used as a variable in this study. The behavior of the foundation will be analyzed using software Plaxis 2D Version 8.2. Based on the analysis, the effect of the changes of the water table and type and size of foundation to the settlement can be concluded."
2014
S54390
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Meizar Melkianus Marambak
"Pelaksanaan konstruksi terowongan di Indonesia sangat dibutuhkan, khususnya di Daerah Ibukota Jakarta yang memiliki permasalahan lahan untuk transportasi di permukaan tanah. Karakteristik tanah yang lunak, beban bangunan kota Jakarta, serta perubahan pore water pressure menjadi alasan bahwa pembangunan terowongan harus dikaji lebih lanjut. Dalam pelaksanaan konstruksi terowongan di tanah lunak, permasalahan tentang deformasi dan daya dukung tanah terhadap bangunan terowongan merupakan hal yang harus diperhatikan dengan seksama. Untuk itu, penelitian ini difokuskan pada pengaruh pembangunan terowongan terhadap deformasi dan perubahan tegangan di dalam tanah akibat pelaksanaan konstruksi terowongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa ada perkuatan berupa grouting atau perkuatan lainnya, nilai deformasi pada dinding terowongan dan pada tanah cukup besar. Grouting diperlukan untuk menambah nilai modulus elastisitas (E), kohesi (A) dan sudut geser ( A ) pada tanah lunak yang dianggap terlalu kecil jika digunakan untuk konstruksi terowongan bawah tanah. Penelitian ini menggunakan tanah London Clay yang diasumsikan memiliki sifat dan karakteristik yang hampir sama dengan tanah di Jakarta. Dari pemodelan ini diharapkan menjadi awal dari pemodelan terowongan yang lebih kompleks dan lebih baik di masa mendatang, dikarenakan pada penelitian ini hanya hanya dibatasi pada pengamatan nilai deformasi dan nilai perubahan tegangan menggunakan perhitungan konvensional yang masih sederhana.
The construction of the tunnel in Indonesia is needed, especially in Jakarta as a Capital Region who have transport problems on the ground. Characteristics of the soft soil, the city building load, as well as changes in pore water pressure is the reason that the tunnel should be studied further. In tunnel construction, especially in soft ground, the issue of deformation and bearing capacity of the building like tunnel that must be considered carefully. To that end, this study focused on the influence of the tunnel to the deformation and stress changes in the soil due to the construction of the tunnel. The results showed that without any form of reinforcement grouting or other reinforcement, the value of deformation at the tunnel wall and on the ground large enough. Grouting is necessary to increase the value of modulus of elasticity (E), cohesion (C) and friction angle (A) on soft soil that is too small if it is used for the construction of underground tunnels. This study uses London Clay soil is assumed to have the properties and characteristics similar to land in Jakarta. From modeling is expected to be the beginning of the tunnel modeling more complex and better in the future, because this study is only limited to the observation of the deformation values and value changes in voltage using conventional calculation is simple."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2013
S70469
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indra Thurton P.
"Di kota-kota besar di Indonesia, sudah mulai kekurangan lahan untuk tempat parkir pada suatu gedung bertingkat, hal ini membuat para insiyur teknik sipil mendisain basement untuk tempat parkir. Oleh karena itu muncul ide-ide untuk membuat dinding penahan tanah dengan menggunakan suport. Salah satu contoh suport yang digunakan adalah earth berm. Earth berm ini menggunakan ketinggian, lebar, dan sudut yang dibentuk terhadap tanah galian sebagai suport untuk menahan dinding penahan tanah agar tidak roboh.
Dalam penelitian ini, dilakukan berbagai variasi terhadap earth berm dan kekakuan struktur untuk mendapatkan suatu pola dimana variasi bentuk dari earth berm menghasilkan deformasi dinding yang kecil, tekanan tanah pasif yang besar, serta tekanan tanah aktif yang kecil.
In many big cities in Indonesia, there are lack of spaces for parking area in several buildings, due to this matter the civil engineers design basement for parking area. Therefor came up several ideas to make retaining wall using support. One of the examples of wall support is earth berm. Earth berm uses height, width, and angle formed to the excavation as a support to keep the retaining wall so that it would not be fell down. In this research, various earth berms and structure stiffnesses are performed to get a pattern where various earth berms give less wall deflection, bigger passive pressure, and less active pressure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50521
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Nugroho Adi Wicaksono
"Daya dukung tanah yang rendah seringkali mengakibatkan pembangunau tirnbunan tidak dapat dilaksanakan secara sekaligus, oleh karena itu pembangunan timbunan umumnya dllaksanakan secara bertahap hingga rnencapai ketinggian tanah yang direncanakan. Tanah akan memiliki perilaku yang berbeda-beda selama proses timbunan tanah dimana perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan Iereng dan kedalaman terhadap tanah keras.
Analisis ini merupakan suatu “parameter study" dengan memodelkan kasus dari kombinasi beberapa nilai sudut kemiringan lereng timbunan dan kedalaman terhadap tanah keras yang berbeda dan dianalisis sehingga didapatkan dan diketahui perubahan yang teljadi pada besar tegangan di dalam tanah, defonnasi atau penurunan pada dasar timbunan, faktor keamanan dan bentuk kelongsoran yang dapat mungkin terjadi.
Pada analisis ini dikerjakan dengan bantuan program komputer yaitu Plaxis v-3 dan selanjumya dibandingkan dengan cara manual yaitu dengan bantuan grafik yang telah disajikan oleh Boussinesq untuk mengetahui besamya tegangan di dalam tanah yang teljadi pada kasus timbunan menerus dan grafik Janbu untuk mengetahui kestabilan lereng dengan menghitung nilai faktor keamanan dan mengetahui bentuk kelongsoran yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35835
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Malik Pahad
"Tanah lunak seringkali menjadi permasalahan dalam proses pembangunan pembangunan infrastruktur seperti gedung atau jalan. Tanah lunak merupakan jenis tanah yang memiliki daya dukung rendah serta tingginya tingkat kompresibilitas tanah tersebut. Oleh karena itu, stabilisasi tanah lunak diperlukan, salah satu metode yang tepat untuk digunakan dalam melakukan stabilisasi tanah adalah metode vacuum consolidation. Metode vacuum consolidation merupakan salah satu metode stabilisasi tanah yang menggunakan bantuan pompa sebagai vakum dan prefabribricated vertical drain (PVD) sebagai saluran drainase airnya. Data dan parameter tanah lunak didapatkan dari uji lapangan dan uji laboratorium. Dalam menganalisa data untuk mengetahui efek metode vacuum consolidation terhadap kompresibilitas tanah lunak dilakukan analisa perhitungan penurunan menggunakan bantuan software Midas GTS NX, dimana hasil dari analisa permodelan akan dibandingkan dengan penurunan aktual di lapangan. Analisa data dengan software Midas GTS NX dilakukan dalam tahapan construction stage, yaitu: kondisi awal (initial state), kondisi saat proses vakum dimulai (suction drain), dan kondisi setelah proses vacuum consolidation dihentikan (leave time). Hasil dari perhitungan penurunan (settlement) menggunakan software Midas GTS NX adalah 0,801 meter dengan waktu proses vakum selama 90 hari, dan hasil penurunan (settlement) aktual di lapangan akibat proses vakum adalah 0,974 meter (SP1) dan 0,866 meter (SP2).
Soft soil is often a problem in the process of developing infrastructure such as buildings or roads. Soft soil is a type of soil that has a low bearing capacity and a high level of soil compressibility. Therefore, stabilization of soft soil is needed, one of the appropriate methods to be used in conducting soil stabilization is the vacuum consolidation method. The vacuum consolidation method is a soil stabilization method that uses a pump as a vacuum and prefabricated vertical drain (PVD) as a water drainage channel. Soft soil data and parameters were obtained from field tests and laboratory tests. In analyzing the data to determine the effect of the vacuum consolidation method on the compressibility of soft soil, a settlement analysis was carried out using the Midas GTS NX software, where the results of the modeling analysis will be compared with the actual settlement in the field. Data analysis with Midas GTS NX software was carried out in the construction stage, namely: initial conditions, conditions when the vacuum process was started (suction drain), and conditions after the vacuum consolidation process was stopped (leave time). The results of the settlement calculation using the Midas GTS NX software are 0.801 meters with a vacuum processing time of 90 days, and the actual settlement results in the field due to the vacuum process are 0.974 meters (SP1) and 0.866 meters (SP2)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rangga Permana Limianto
"Bendungan urugan merupakan konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air, yang dibangun dengan cara menimbunkan bahan-bahan seperti : batu, krakal, kerikil, pasir dan tanah pada komposisi tertentu. Dalam pembangunan bendungan urugan, perlu diperhatikan stabilitas lerengnya. Permasalahan yang harus dipertimbangkan dalam memperhitungkan nilai faktor keamanan lereng bendungan urugan adalah kondisi rapid drawdown, yaitu kondisi ketika muka air bendungan turun secara tiba-tiba.
Dalam penelitian ini, dilakukan pemodelan kondisi rapid drawdown pada Bendungan Nakasato. Geometri dan properti bendungan yang digunakan berasal dari referensi (Sosrodarsono, & Takeda. 1977). Pemodelan dilakukan dengan perangkat lunak GEOSTUDIO, yang terbagi menjadi 2, yaitu SLOPE/W untuk mencari nilai faktor keamanan lereng bendungan, dan SEEP/W untuk mencari phreatic line pada tubuh bendungan ketika terjadi drawdown. Kemudian pemodelan akan digabung (SLOPE/W+SEEP/W) untuk mencari nilai faktor keamanan pada tubuh bendungan dengan phreatic line yang telah diperhitungkan.
Earth dam is a structure to accumulate water flow, which is constructed with filling materials, such as : rock, gravel, sand, and soil with its composition. In the construction of earth dam, it is important to note the stability of the slope. Problem that should be considered in calculating the factor of safety of the slope is the rapid drawdown condition, when the dam water level dropped suddenly. In this study, performed modeling of rapid drawdown condition on Nakasato Dam, Geometry and property of the dam taken from the reference (Sosrodarsono, & Takeda. 1977). The Modeling is done by GEOSTUDIO Software, which is divided into two, which are SLOPE/W to calculate the factor of safety of the earth dam, and SEEP/W to find the phreatic line in the body of the dam when drawdown occur. Then the model will be merged (SLOPE/W+SEEP/W) to find the factor of safety with phreatic line that has been taken into account."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50690
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Febrinal
"Hujan merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya longsor. Infiltrasi air hujan dapat mempengaruhi kestabilan hingga menyebabkan lereng longsor. Untuk itu perlu diketahui besar perubahan parameter tanah pada saat hujan hingga dapat menyebabkan lereng longsor.
Dalam tulisan ini dilakukan penelitian melalui studi parametrik dengan menggunakan program Plaxis 2D berbasis metode elemen hingga. Kondisi awal lereng ditentukan dengan analisis balik menggunakan data sekunder, kemudian dibuat simulasi perubahan kondisi tanah pada lereng sebagai dampak dari hujan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan unit weight sekitar 11.5 %, naiknya muka air tanah, turunnya kohesi 1-5 kN/m2 serta turunnya sudut geser sekitar 1o dapat menurunkan stabilitas lereng hingga menyebabkan lereng longsor pada saat hujan. Selain itu ditinjau penggunaan tension crack pada pemodelan dengan Plaxis 2D.
Hasil menunjukkan bahwa pembuatan interface sebagai bentuk tension crack pada Plaxis sama-sama memberikan penurunan SF yang sangat kecil sekali baik pada analisis drained maupun undrained dan hasil serupa juga didapat dari pemodelan tension crack bentuk celah pada kondisi drained. Untuk pemodelan tension crack bentuk celah pada kondisi undrained memberikan hasil yang lebih baik karena penurunan nilai SF lebih konsisten pada pemodelan yg berbeda dan terdapat penurunan nilai SF cukup besar jika dibandingkan dengan lereng tanpa tension crack.
Rainfall is one of the triggers that can cause slope failure. Infiltration of rain water will influence the stability of the slope. Therefore, it is necessary to find the alteration of soil parameters that can cause the slope failure at rainy season.In this paper, parametric study is conducted by using finite element software with plaxis 2D. Initial condition of the slope is determined with back analysis by using secondary data. Then, the alteration of soil is simulated as the effect of rainfall.The result shows that the increase of unit weight about 11.5%, the increase of soil water surface, the decrease of cohesion about 1-5 kN/m2, and the decrease of friction angle around 1o, can reduce the slope stability and cause the failure at rainy season. Beside that, tension crack also was introduced on the slope model to observe the effect on Plaxis 2D modelling.The result shows that the use of interface as tension crack in plaxis gives the same lower SF either for the drained or undrained analysis. The same result also shown in virtual crack model on drained analysis. For the use of virtual crack as tension crack for modelling in 2D analysis, virtual crack model shows better result because the decrease of SF is consistent among the models. There are also significant decrease of safety factor compared with model without tension crack."
2016
S62392
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dian Sunandar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35777
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library