Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liria Gusesha
"Diketahui penggunaan geosintetik dalam perkuatan dan stabilisasi tanah telah banyak digunakan di Indonesia pada beberapa tahun belakangan ini. Salah satu jenis geosintetik yang sering digunakan adalah geotekstil. Dalam penggunaan geotekstil sebagai bahan stabilisasi dalam suatu tanah, tentu perlu diketahui parameter kekuatan antara dua material yang akan dikombinasikan sebagai bahan perkuatan atau stabilisasi. Sudut friksi dan adhesi yang terjadi diantara kedua bidang material yang berbeda, yaitu tanah pasir dan geotekstil merupakan parameter desain dalam penggunaan geotekstil sebagai bahan perkuatan ataupun stabilisasi tanah.
Untuk mengetahui parameter desain perkuatan tersebut, dilakukan suatu penelitian pada model lapisan geotekstil woven dan non woven yang diletakkan tepat dibawah lapisan tanah pasir dan pasir kelanauan. Kemudian dilakukan uji geser langsung antara kedua material.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa sudut friksi yang paling minimum terjadi pada pergeseran antara pasir kelanauan dengan permukaan geotekstil woven dimana jenis geotekstil ini mempunyai permukaan yang halus dan licin. Sedangkan sudut friksi maksimum terjadi antara pasir dengan geotekstil non woven, yang mana jenis geotekstil ini memiliki permukaan yang kasar.

Geosynthetics have been used as soil reinforcement in Indonesia in recent years. One of geosynthetics that is mostly used is geotextile. To use geotextile as soil reinforcement, we need to know the strength parameter between the two combined materials. Angle of friction and adhesion at the interface of the two different materials are the required design parameters.
To find those parameters, we conducted a study on the model layer of woven and non woven geotextile placed beneath the layer of sand and silty sand. A direct shear test was subsequently performed between the two materials.
From the direct shear test that conducted produce the minimum angle of friction occurs in the interface between silty sand and woven geotextile which has a smooth and slippery surface, while the maximum angle of friction occurs in the interface between sand and non woven geotextile which has a rough surface.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50665
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang M. Yahya
"Pasir sisa tambang atau tailing adalah produk sampingan / limbah yang dihasilkan oleh industri pertambangan emas. Produksi limbah tambang PT. Freeport Indonesia mencapai 230 ribu ton setiap harinya. Seperti diketahui bahwa limbah ini merupakan permasalahan berat tersendiri bagi industri pertambangan yaitu jutaan m3 limbah yang sudah menggunung dan memakan lahan, serta sorotan terkait isu lingkungan hidup. Hal ini menuntut para ilmuwan dan engineer untuk mencari cara untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi dan memanfaatkan limbah pasir sisa tambang tersebut, misalnya dengan menjadikan pasir sisa tambang tersebut sebagai bahan / agregat pada beton. Beton tailing adalah beton yang terbentuk dari material pasir sisa tambang sebagai agregat utama pada beton dengan sistem pengikatan matriks secara khusus yaitu menggunakan matriks kombinasi semen - polimer. Penggunaan pasir sisa tambang sebagai bahan pembentuk beton merupakan salah satu upaya memanfaatkan limbah pertambangan yang tidak berguna menjadi termanfaatkan dan bahkan memiliki nilai jual ekonomis. Parameter yang akan diteliti adalah kuat tarik belah, kuat geser dari beton tailing serta perilaku susut beton tailing, kemudian membandingkan sifat mekanis yang dihasilkan dengan beton normal pembanding, dimana beton normal pembanding ini direncanakan memiliki kekuatan tekan rencana yang sama dengan beton tailing. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa nilai kuat tarik belah dan kuat geser beton tailing lebih kecil dibandingkan dengan beton normal, tetapi perilaku susut dari beton tailing lebih baik dibandingkan dengan susut beton normal pembanding.

Sand remaining mines or tailing is a byproduct / waste generated by the gold mining industry. Mine waste production of PT. Freeport Indonesia has reached 230 thousand tons per day. As it is known that this waste is its own heavy problem for the mining industry those are millions of m3 of waste already piled and taking area, also highlighting issues related to the environment. This requires scientists and engineers to find ways to reduce the negative impact of what happened and use the remaining sand mining waste, such as by making the rest of the mine sand as material / aggregate in concrete. Tailing concrete is concrete that is formed from the material remaining sand mining as the main aggregate in the concrete matrix binding system is specifically using a combination of cement matrix - polymers. Use of the remaining sand mining as concrete-forming material is one effort to take advantage of mining waste that is not useful to be exploited and even has a economically value. Parameters to be examined is split tensile strength, shear strength of tailing concrete and tailing concrete shrinkage behavior, and then compare the resulting mechanical properties by comparison to normal concrete, normal concrete where the comparison is planned to have the compressive strenght and the same plan with tailing concrete. Based on available research results that the value of split tensile strength and shear strength of tailings concrete is smaller than the normal concrete, but the shrinkage behavior of tailing concrete better than normal concrete shrinkage comparison."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50664
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sih Pusporini
"Likuefaksi terjadi pada tanah granular seperti pasir tersaturasi yang mengalami getaran sehingga tekanan air pori meningkat dan tanah seakan – akan mencair karena kehilangan kekuatannya. Fenomena likuefaksi terjadi di Kota Palu pada tahun 2018 dipicu oleh gempa sebesar 7.5 MW dan menyebabkan kerusakan besar di beberapa daerah akibat pergerakan lateral tanah. Salah satu daerah terdampak, yakni Desa Lolu mengalami pergerakan lateral tanah sebesar 10 – 153 m pada daerah mengalir (flow area) dan kurang dari 10 m pada daerah terdampak (affected area). Analisis pergerakan tanah pada fenomena likuefaksi dapat ditinjau dengan memodelkan tanah sebagai cairan yang memiliki kekentalan atau viscous fluid. Cairan dengan kekentalan memiliki parameter reologi yang dapat meninjau karakteristik aliran tanah. Beberapa cairan dengan kekentalan memiliki reaksi tertentu terhadap perubahan suhu. Untuk itu dilakukan pengujian untuk mencari nilai viskositas menggunakan alat rotational rheometer pada sampel tanah pasir halus (SP) dari daerah mengalir dan sampel tanah pasir kelanauan (SP – SM) dari daerah terdampak menggunakan variasi suhu. Berdasarkan hasil pengujian viskositas, kedua jenis tanah pada suhu 25°C memiliki karakteristik aliran shear thinning pada rentang laju geser rendah dan memiliki karakteristik cairan Newtonian pada rentang laju geser tinggi. Perbandingan viskositas antar kedua jenis tanah menunjukkan bahwa pasir halus dari daerah mengalir memiliki viskositas yang lebih kecil dibanding pasir kelanauan dari daerah terdampak. Pada saat suhu dipanaskan menjadi 35°C, viskositas berkurang untuk kedua jenis tanah, dengan karakteristik aliran shear thinning.

Liquefaction occurs in granular soils such as saturated sand under vibration that makes the pore water pressure increase and the soil seems to melt because it loses its strength. The liquefaction phenomenon that occurred in Palu City in 2018 was triggered by an earthquake of 7.5 MW and caused major damage in several areas due to lateral soil movements. Lolu Village, one of the affected areas in Palu experienced a lateral soil movement of 10 – 153 m in the flow area and less than 10 m in the affected area. Analysis of soil movement on the liquefaction phenomenon can be reviewed by modeling the soil as a viscous fluid. Liquids with viscosity have rheological parameters that can show the flow characteristics of the soil. Some viscous fluids have a certain reaction to changes in temperature. For this reason, a viscosity test was carried out using a rotational rheometer on fine sand soil samples (SP) from flow area and silty sand soil samples (SP – SM) from affected area using temperature variations. Based on the results of the viscosity test, both soil types at 25°C had shear thinning flow characteristics in a low shear rate range and Newtonian fluid characteristics in a high shear rate range. The comparison of the viscosity between the two soil types shows that the fine sand from the flow area has a lower viscosity than the silty sand from the affected area. When the temperature is heated to 35°C, the viscosity decreases for both soil types with flow characteristics of shear thinning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viraldy Maulana Yoese
"Pencampuran enzim urease dan larutan penjenuh berupa urea dan kalsium klorida pada tanah pasir merupakan salah satu proses biogrouting yang merubah bentuk butiran pasir menjadi batuan pasir. Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh perubahan bentuk pasir terhadap parameter kuat geser pasir tersebut. Parameter kuat geser pasir berupa kohesi dan sudut geser. Uji direct shear dilakukan sesuai standar ASTM D 3080-03 untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dari tanah pasir. Setelah transformasi butiran pasir menjadi batuan pasir terjadi, didapatkan hasil berupa kenaikan nilai kohesi yang menunjukkan ikatan partikel pasir yang semakin kuat. Pasir kontrol tanpa perlakuan pada penelitian ini memiliki kohesi sebesar 0 kPa dengan sudut geser 32,72 °, pasir yang telah tersementasi dan didiamkan selama 7 hari memiliki kohesi sebesar 317,01 kPa dengan sudut geser 33,27 ° , sedangkan pasir yang tersementasi dan didiamkan selama 14 hari memiliki kohesi sebesar 788,78 kPa dengan sudut geser 36,11 °.

Adding enzym urease and cementation solution which consists of urea and calcium chloride is one of biogrouting process which transform particle of sand to become sandstone. Main topic on this paper is how big the effect of these transformation of sandstone in aspect to shear strength parameter on sand soil. Shear strength parameter consists of cohesion and friction angle of sand soil. Direct shear test is performed to follow ASTM D 3080-03. After the transformation done and formed the sandstone, increase in shear strength parameters are achieved. Control sands on this paper have 0 kPa cohesion value and friction angle of 32,72°. Sandstones with 7 days fermentation have cohesion value of 317,01 kPa with friction angle of 33,27°. Sandstones with 14 days fermentation have cohesion value of 788,78 kPa with friction angle of 36,11°"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vandemora
"Penelitian ini merupakan studi awal mengamati pengaruh siklus basah kering terhadap potensi mengembang dan kuat geser tanah lempung ekspansif Cikarang, Jawa Barat dengan dan tanpa campuran semen dan pasir. Sampel tanah uji dipadatkan pada kadar air optimum standard proctor, kemudian dilakukan uji One Dimension Swelling Method dan uji triaksial CU. Untuk satu siklus, dilakukan proses pembasahan selama 4 hari dan pengeringan 3 hari udara tanpa pengecekan kadar air optimum awal. Efek dari siklus basah kering adalah terjadi penurunan potensi mengembang dan meningkatnya kuat geser baik untuk kondisi tanah asli dan tanah campuran.

This research was a preliminary study that investigated the effect of drying-wetting cycle on the swelling potential and the shear strength of the expansive clay sample, which had been taken from Cikarang, West Java, with and without adding the mixture of cement and sand. The expansive clay sample was compacted at the standard proctor optimum moisture content and tested by using the one dimension swelling method and triaxial CU test afterwards. One cycle consists of 4 days of wetting process and 3 days of natural drying process, without the initial optimum moisture content being considered. The effect of drying-wetting showed the decreasing potential of the clay to swell and the increasing shear strength of the expansive clay on both the original expansive clay and the expansive clay with the cement and sand mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50678
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Teguh Prasojo
"Tanah ekspansif memiliki daya dukung yang relatif rendah serta potensi kembang susut yang besar. Untuk tugas akhir ini, proses stabilisasi dilakukan dengan mencampur kapur dan pasir pada tanah lempung ekspansif. Bahan stabilisator kapur merupakan bahan yang umum dipakai dalam stabilisasi tanah untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dasar yang tidak menguntungkan. Kedua bahan ini juga termasuk material murah dan mudah didapat. Beberapa penelitian serupa sudah pernah dilakukan, namun tidak menggabungkan dua jenis bahan stabilisasi yaitu pasir dan kapur yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Komponen kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dan kohesi akan diamati melalui uji triaksial CU yang akan dianalisis dengan metode Critical State Concept.
Uji Unconfined dilakukan untuk melihat pengaruh lama pemeraman terhadap kuat geser tanah campuran. Penelitian dilakukan di laboratorium mekanika tanah FTUI dengan menggunakan contoh tanah yang diambil dari Cikarang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan terhadap tanah ekspansif sebelum dan sesudah distabilisasi dengan pasir dan kapur yang meliputi pengujian terhadap sifat-sifat fisik tanah dan perilaku kuat geser. Perilaku yang ditunjukkan oleh tanah campuran yaitu penurunan indeks plastisitas, kenaikan sudut geser dan penurunan nilai kohesi.

Expansive soils have a relatively low carrying capacity and potential for developing large shrinkage. For this final report, the process of stabilization was done by mixing lime and sand on expansive clay. Lime stabilizer material is a material commonly used in soil stabilization for improving basic soil properties. Both materials also include cheap and easily obtainable materials. Several similar studies have been done, but do not combine the two types of materials are sand and lime stabilization, each of which has different characteristics. Components of shear strength of the shear angle and cohesion will be observed through the CU triaxial tests to be analyzed with Critical State Concept method.
Unconfined test was conducted to observe the effect of curing time on the shear strength of soil mixture. Research conducted at the University of Indonesia soil mechanics laboratory using soil samples taken from Cikarang, West Java. Research carried out on expansive soil before and after stabilization with sand and lime that includes testing of soil physical properties and shear behavior. The behavior shown that soil plasticity index decrease, increase in friction angle and cohesion impairment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50584
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Abdulghani
"Kuat geser tanah ekspansif merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan pondasi atau subgrade pembangunan jalan sehingga penggunaan pasir dan semen sebagai bahan stabilisasi diharapkan dapat meningkatkan kekuatan geser tanah ekspansif. Dalam tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan adalah pengambilan sampel tanah terganggu di daerah Cikarang, Jawa Barat yang dicampur dan tidak dicampur dengan pasir dan semen yang kemudian dipadatkan kembali pada kadar air optimum sebelum pengujian triaksial consolidated undrained. Efek dari penambahan bahan stabilisasi diamati dari grafik hubungan tegangan deviator-tegangan efektif; tegangan deviatorregangan; perubahan tekanan air pori-regangan; dan volume spesifik-tegangan efektif kemudian akan dibandingkan hasilnya antara kedua kondisi. Penambahan bahan stabilisasi membuat kekuatan geser tanah ekspansif menjadi cenderung meningkat karena semen membuat ikatan antar partikel tanah semakin menguat dan pasir membuat tanah menjadi semakin padat.

The shear strength of expansive soil is one of the factor that important to know in foundation engineering and road construction subgrade, then using sand and cement as a stabilization material is hopefully can can improve the shear strength of expansive soil. In this final assignment, method of research used disturbed soil sample from Cikarang, Jawa Barat that will be mixing and not mixing with sand and cement that compacted in the optimum water content condition before triaxial CU test. Effect of stabilization matter will be shown in the graphics relation between deviatory stress-effective stress; deviatory stress-strain; excess pore water pressure-strain; and specific volume- effective stress, finally the result for each condition will be compared. Stabilization matter addition make increasing on shear strength of expansive soil because cement make the bond between soil particle become stronger and sand make the soil become denser."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hamid Dewa Saputra
"Slow sand filter merupakan salah satu jenis pengolahan air sederhana yang efektif untuk diaplikasikan pada skala pelayanan yang kecil, khususnya pada area dengan populasi di bawah 30000 orang. Salah satu alternatif media yang banyak diteliti untuk digunakan sebagai media tambahan pada slow sand filter adalah geotekstil non-woven, di mana dalam beberapa penelitian penambahan media ini terbukti mampu menunjang performa slow sand filter, khususnya dalam penyisihan parameter kekeruhan dan total koliform, serta mampu meningkatkan efisiensi pemeliharaan terhadap instalasi unit. Pada penelitian ini, disusun rancangan pengolahan slow sand filter dengan tambahan media geotekstil untuk digunakan sebagai alternatif pengolahan air bersih untuk mendukung kebutuhan air bersih harian di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah sivitas akademik setiap tahunnya. Berdasarkan perhitungan proyeksi menggunakan metode regresi linear dan decreasing rate of increase (DRI), jumlah sivitas akademik FTUI mencapai 10735 orang pada tahun 2042 dengan proyeksi kebutuhan air sebesar 6,8 L/detik. Melalui tahapan perancangan, ditetapkan rangkaian instalasi yang terdiri dari bangunan submerged intake, roughing filter, slow sand filter geotekstil, dan unit klorinasi untuk mengolah air Danau Mahoni UI untuk dapat digunakan sebagai sumber air bersih di FTUI. Perhitungan desain untuk masing-masing unit mengacu pada buku pedoman teknis desain pengolahan air dan penelitian yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan desain, dapat dicapai kualitas air hasil olahan dengan nilai kekeruhan 1,75 NTU dan total koliform 0 CFU/100 mL. Kedua parameter tersebut telah memenuhi persyaratan kualitas air minum berdasarkan Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

A slow sand filter is one type of simple water treatment method that is effective to be applied to a small community, especially in areas with under 30000 population. One alternative media that has been widely studied for use as an additional media in slow sand filters is non-woven geotextiles, wherein some studies the addition of this media has proven to be able to support the performance of slow sand filters, especially in the removal of turbidity and total coliform, as well as being able to increase maintenance efficiency of the installation. In this research, a geotextile aided slow sand filter was designed to be used as an alternative water treatment method to supports the daily clean water needs at the Faculty of Engineering, Universitas Indonesia (FTUI) which continues to increase due to the increasing number of students each year. Through population forecasting using the linear regression and decreasing rate of increase (DRI) methods, the number of FTUI academicians reached 10735 people in 2042 with a projected water requirement of 6.8 L/s. Through design, a series of installations were set up consisting of submerged intake building, roughing filter, geotextile aided slow sand filter, and chlorination unit to treat water from Lake Mahoni UI to be used as a source of clean water in FTUI. Design calculations for each unit are based on water treatment building technical guideline books and existing studies. Based on the results of design calculations, it can be achieved the quality of treated water with a turbidity value of 1.75 NTU and a total coliform of 0 CFU/100 mL. Both of these parameters have met the drinking water quality requirements based on Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulina Reza Putri
"Pemanfaatan bahan ramah lingkungan dalam stabilisasi tanah telah berkembang dalam satu dekade terakhir. Studi terbaru menunjukkan bahwa menambahkan enzim urease dalam larutan kalsium klorida dan urea mampu meningkatkan parameter kuat geser pasir. Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan pemanfaatan tanah lempung untuk meringankan kinerja kalsit yang dihasilkan dalam campuran enzim urease dan larutan kalsium klorida-urea. Campuran ini kemudian dicampur secara manual pada campuran pasir-lempung dan diperam selama 4 minggu, dan selanjutnya diuji dengan uji direct shear dan permeabilitas setiap dua minggu pemeraman untuk menentukan perubahan nilai permeabilitas dan parameter kuat geser dari pasir yang telah distabilisasi. Selain itu, juga dilakukan pengujian durabilitas untuk melihat ketahanan lekatan antar butiran hasil biosementasi. Hasil dari pengujian menunjukkan adanya kenaikan nilai kohesi dari 0 kPa menjadi 73 kPa dan penurunan nilai permeabilitas pasir dari 2,4 x 10-4 menjadi 1,62 x 10-6 m/s, yang disebabkan oleh bioclogging dan penambahan tanah lempung.

Utilization of environmentally friendly materials in soil stabilization has grown in the last decade. Recent studies have shown that adding urease enzyme in calcium chloride and urea solution would lower the permeability and improve the shear strength properties of sand. The purpose of this research is to introduce the usage of clay to lighten the performance of calcite produced in the mixture of urease enzyme and calcium chloride urea solution. This mixture is then mixed manually with the sand clay mixture, cured for 4 weeks, and further tested its effect with permeability test and direct shear test conducted every two weeks of curing. The test is done in order to determine the change in permeability and development of the shear strength properties of the stabilized sand. Moreover, a durability test was also conducted to test bond strength between soil particles. The results of the tests showed an increase in cohesion from 0 kPa to 73 kPa and a decrease in sand permeability from 2,4 x 10 4 to 1.62 x 10 6 m s due to bioclogging and the addition of the clay mixture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daden Nursandi
"Penelitian ini meninjau seberapa besar pengaruh campuran kapur dan pasir terhadap perilaku kompresibilitas terutama indeks pengembangan apabila mengalami kondisi loading-unloadingreloading. Tanah yang digunakan adalah tanah lempung ekspansif daerah Perumahan Eucalyptuss Lippo Cikarang dengan bahan stabilisasi 15% kapur hidup (CaO) dan 10% pasir dari daerah Cimangkok. Pengujian dilakukan dengan masa pemeraman selama 0 hari, 4 hari, dan 7 hari.. Hasil pengujian konsolidasi menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan Compression Indexs sebesar 21,03%, menurunkan Recompression Indexs sebesar 21,83%, menurunkan Swelling Indexs sebesar 40,38%. Hasil pengujian Swelling Pressure menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan nilai swelling potential sebesar 21,98% dan menurunkan swelling pressure sebesar 10,59%.

The study reviewed the influence of lime and sand mixture on the compressibility behavior especially for the expansion index when the soil have loading-unloadingreloading conditions. We use an expansive clay soil at Eucalyptuss Lippo Cikarang housing with using 15% calcium oxide (CaO) and 10% sand from the area of Cimangkok as stabilizing materials. Test conducted by the curing for 0 days, 4 days, and 7 days. Test results showed that the stabilization process of consolidation can make compression index lower by 21.03%, recompression index lower by 21.83% and swelling index lower by 40.38%. Test results showed that the stabilization process can reduce the swelling potential of 21.98% and reduce swelling pressure by 10.59%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S178
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>