Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Napitupulu, Fernando
"Perkerasan jalan harus dapat memberikan kenyamanan kepada para pengguna jalan, berupa kondisi jalan yang baik sehingga tidak ada gangguan pada saat berkendara. Kerusakan pada badan jalan dapat mengurangi level of service dari jalan tersebut. Pada saat ini, terdapat banyak sekali kasus kerusakan jalan faktor penyebab kerusakan jalan ini ada bermacam-macam, di antaranya beban yang berlebih, kesalahan pada saat pengerjaan, juga akibat adanya genangan air pada badan jalan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari pengaruh yang diberikan oleh air hujan terhadap konstruksi perkerasan lentur, khususnya pada Lapis Aspal Beton (Laston) tipe IV. Metode yang digunakan adalah dengan studi literatur dan pengujian di laboratorium. Kondisi perkerasan yang terendam disimulasikan dengan merendam benda uji di dalam air hujan dengan variasi waktu rendaman 15 menit, 30 menit, 60 menit, 120 menit, 360 menit dan diberikan repetisi beban statis sebagai pengganti beban lalu lintas. Beban yang digunakan diberikan batasan sebesar 20% dari nilai stabilitas dengan kadar aspal optimum tanpa direndam dalam waterbath.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran aspal jenis Laston tipe IV, setelah direndam dan dibebani pada saat yang bersamaan, mengalami penurunan kualitas dari stabilitas awal sebesar 3342,57 kg, kelelehan 3,5 mm, dan MQ 964,70 kg/mm. Semakin lama proses pembebanan dan perendaman, maka penurunan kinerja campuran aspal akan semakin besar. Untuk waktu pembebanan yang singkat, pembebanan statis berulang menyebabkan campuran aspal mengalami pemadatan yang berakibat nilai kelelehan menjadi lebih kecil dan nilai MQ menjadi lebih besar. Untuk waktu pembebanan terendam yang lebih lama, stabilitas campuran aspal menjadi semakin kecil, dan sampel menjadi semakin lentur yang ditandai dengan nilai MQ yang semakin kecil dan kelelehan semakin besar. Perubahan terjadi secara fluktuatif yang membentuk pola menurun dengan nilai kinerja terendah terjadi pada waktu rendaman 360 menit, yaitu stabilitas menurun sebesar 33,99 %, kelelehan menurun sebesar 13,57 %, dan MQ menurun sebesar 23,16 %.

Road paving should give comfortability to its user, such as good road condition to prevent disturbance in riding condition. Damage on road pavement can decrease its level of service from the road itself. At this moment there are many cases of road damage with many causes, such as overweight, unappropriate construction proccess, and rainwater effects.
This research has been done in order to study the influence caused by the rainwater to flexible pavement construction, especially to Type IV Asphalt Concrete. Literature study and laboratory testing are used as the method of this research. Soaked paving condition is simulated by soaking the material in the rainwater with soaking time variation of 15, 30, 60 120, 360 minutes and it was been given repetitive static load as substitute of the traffic load. The load has been given a standard of 20 % from the maximum stability value of designed asphalt concrete without being soaked in waterbath.
The result shown that the type IV asphalt concrete, after being soaked and loaded at the same time, is having a decreasing quality from the initial stability value of 3342,57 kg, 3,5 mm flow, and initial MQ of 964,70 kg/mm. The longer the sample is being soaked and loaded simultaniously, the worse degradation happened. On short loading period, such as in 15 minutes test period, the repetitive static load cause the asphalt concrete become more dense. It causes the stability value decrease 7,09%, flow decrease 40,71%, and MQ decrease 78,2%. In the longer test period, stability value become lower, and the asphalt concrete become more flexible that can be seen in the degradation of flow and MQ value. The performance of asphalt concrete is decreasing fluctuately with the trend moving downward until the lowest value happened in 360 test period, with stability decrease 33,99%, flow decrease 13,57%, and MQ decrease 23,16%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purwadi Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fikri
"Konstruksi perkerasan jalan di Indonesia seringkali mengalami kerusakan akibat pengaruh jalan terendam. Kondisi permukaan jalan terendam diakibatkan oleh sistem drainase buruk. Kerusakan pada lapis permukaan disebabkan menurunnya kekuatan struktur campuran aspal oleh beban kendaraan dan adanya air di permukaan. Pada penelitian ini Buton Natural Asphalt (BNA) ditambahkan pada campuran Asphalt Concrete Wearing Coarse (AC-WC) yang menggunakan aspal penetrasi 60/70.
Penambahan BNA 25% terhadap aspal optimum AC-WC selanjutnya disebut ACWC Modifikasi dilakukan berbagai pengujian dalam kondisi kering dan terendam air. Analisis dilakukan untuk mengkaji karakteristik mekanik Stabilitas Marshall, Modulus Resilien dan Stabilitas Dinamis dengan menggunakan alat uji Marshall, Umata, Wheel Tracking Machine dan Scan Electronic Microscope.
AC-WC Modifikasi telah menunjukkan kinerja peningkatan nilai Stabilitas Marshall 11.35 %. Berdasarkan uji perendaman Marshall (Marshall Immersion) diperoleh Indek Kekuatan Sisa meningkat sebesar 2.71%. Modulus resilen (MR) meningkat 6.55% dalam kondisi terendam dan pada kondisi beban standar terjadi peningkatan sangat signifikan yaitu 32.59 %. Hasil uji deformasi permanen menunjukan laju deformasi 14.44 % lebih kecil dari pada campuran aspal AC-WC dengan indeks Penetrasi 60/70.

Construction of road pavement in Indonesia are often damaged due to the influence of submerged roads. Submerged road surface conditions caused by poor drainage system. Damage to the surface layer due to decreased structural strength of asphalt concrete mixture by weight of the vehicle and the presence of water on the surface. In this study Buton Natural Asphalt (BNA) was added to the mixture Asphalt Concrete Wearing Coarse (AC-WC) using bitumen 60/70 penetration index.
BNA addition of 25% of the optimum asphalt AC- WC called AC-WC Modifications carried out various tests in dry conditions and submerget. The analysis conducted to assess the mechanical characteristics of Marshall Stability, Resilient Modulus and Dynamic Stability using Marshall test, Umata test, Wheel Tracking Machine and Scan Electronic Microscope.
AC-WC Modifications have shown performance enhancement Marshall Stability value of 11.35%. Based on the Marshall Immersion test obtained Marshall Index of Retained Strength increased by 2.71%. Resilient Modulus (MR) 6.55% increase in submerged conditions and at standard load conditions occur very significant increase of 32.59%. Permanent deformation test results showed the rate of deformation of 14.44% smaller than the asphalt mixture AC-WC with 60/70 penetration index.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28572
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Salman al Farisi
"Lapisan perkerasan merupakan komponen struktur jalan yang langsung menerima beban lalu lintas sehingga bagian ini harus memiliki daya dukung yang memadai. Aspal sebagai komponen perkerasan yang berfungsi sebagai pengikat agregat sekaligus material yang menentukan besarnya kekuatan perkerasan jalan menjadi sangat vital fungsinya dalam struktur perkerasan jalan. Kendala utama yang sangat mempengaruhi kinerja aspal adalah hilangnya daya ikat aspal terhadap agregat dan ikatan kohesi sesama aspal akibat faktor eksternal berupa pembebanan lalu lintas dan pengaruh air hujan.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban dan pH air hujan terhadap karakteristik campuran aspal maka dilakukan pengujian perendaman dengan 5 variasi pH dan repetisi pembebanan statis dengan beban sebesar 20% dari nilai runtuh campuran aspal. Pembebanan dilakukan dengan menggunakan alat Marshall dalam rentang waktu 60 menit. Pendekatan yang digunakan untuk repetisi pembebanan statis dengan alat Marshall adalah melalui penambahan beban setiap dua menit sehingga didapat data perubahan penurunan pembebanan dan nilai kelelehan dari campuran aspal. Karakteristik yang ditinjau untuk merepresentasikan pengaruh pembebanan dan derajat keasaman air rendaman adalah nilai stabilitas, kelelehan dan Marshall Quotient.
Dari hasil penelitian didapat bahwa semakin tinggi nilai pH maka penurunan kinerja campuran semakin rendah. Jika dibandingkan dengan karakteristik campuran pada pH 7 (air normal/aquades), perendaman pada pH asam menyebabkan penurunan nilai stabilitas dan kelelehan. Sedangkan pada pH basa justru sebaliknya, nilai stabilitas dan kelelehan yang didapat justru menjadi lebih tinggi dibanding nilai stabilitas dan kelelehan pada pH 7 (air normal/aquades). Akibat pembebanan dan perendaman pada pH 6 (asam) nilai penurunan stabilitas yang terjadi sebesar 4.52 % dan penurunan nilai kelelehan yang terjadi sebesar 4,25 %. Untuk pH 4,6 (air hujan) didapat penurunan stabilitas sebesar 6,16 % dan penurunan kelelehan sebesar 4,33 % . Sedangkan pada pH 8 (basa) nilai stabilitas yang didapat naik sebesar 7,31 % dan nilai kelelehan naik sebesar 23,92 %. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S53894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raddy R. Lukman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S34443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Lustika Ramadania
"Kondisi lingkungan dimana lokasi jalan tersebut berada sangat mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan, faktor utama yang mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan ialah pengaruh perubahan temperatur akibat perubahan cuaca. Untuk negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia dimana temperaturnya relatif tinggi, sangat penting untuk mempertimbangkan faktor ini dalam desain perkerasan lentur. Campuran panas aspal khusus (superphalt) yang menurut karakteristiknya tahan terhadap temperatur tinggi diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian perbandingan karakteristik antara jenis superphalt dan aspal pen 60/70 produksi Pertamina. Metode uji marshall digunakan pada benda uji dengan campuran panas Laston IV, yaitu campuran aspal dengan butiran agregat bergradasi menerus ini menggunakan dua jenis aspal, yaitu aspal khusus superphalt dan aspal pen 60/70 produksi Pertamina, sedangkan agregat diambil dari quary Sudamanik dan quary Trumix. Campuran aspal pen 60/70 Pertamina dilakukan dua kali uji Marshall, yang pertama untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum dan yang kedua dengan campuran optimum tersebut benda uji dilakukan perendaman dalam waterbath dengan variasi temperatur 60_C,65 _C,70 _C,75 _C,80 _C. Sedangkan untuk campuran Superphalt variasi temperatur perendaman dilakukan pada masing-masing kadar aspal, yaitu 5%,5.5%,6%,6.5%, dan 7% yang kemudian dilakukan uji Marshall untuk didapat nilai karakteristik campuran. Kecenderungan karakteristik yang didapat yaitu, untuk stabilitas dan kekakuan nilainya cenderung menurun, sedangkan untuk kelelehan nilai cenderung meningkat. Dari hasil penelitian jenis aspal baru yaitu Superphalt yang memiliki nilai penetration index positif, dapat dijadikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, karena memiliki karakteristik yang tahan terhadap temperatur tinggi. Hal ini ditandai dengan memiliki titik lembek aspal yang cukup besar dengan penurunan penetrasi yang tidak berlebihan sehingga apabila dicampur dengan material agregat, menghasilkan suatu campuran lapisan aspal yang memiliki stabilitas yang cukup besar, tahan terhadap temperatur tinggi dan memiliki kelenturan yang cukup dibandingkan dengan campuran yang menggunakan aspal pen 60/70 Pertamina yang lebih peka terhadap temperatur tinggi."
2004
S35092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madi Hermadi
[Place of publication not identified]: Jurnal Jalan dan Jembatan,
JJJ 23 (1-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Febriyani
"Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat akan meningkatkan kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjangnya. Sarana dan prasarana ini akan menunjang aktivitas manusia dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada saat ini konstruksi beton lebih diminati karena relatif kuat, mudah dibentuk, dan ekonomis. Pertumbuhan penduduk yang melampaui kapasitas lingkungan akan menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Hal ini akan ditandai dengan kandungan zat-zat yang melebihi standar yang berlaku pada peraturan. Sebagai contoh air rawa memiliki kandungan asam yaitu asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO3) dan zat organik yang tinggi. Karakteristik yang demikian sangatlah merugikan kehidupan manusia misalnya merusak material penunjang kahidupan.
Konstruksi bangunan beton akan berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, sedangkan lingkungan tersebut mengandung ion-ion agresif perusak beton, maka akan menimbulkan dampak negatif pada beton misalnya kekuatan beton berkurang. Semakin tinggi mutu beton semakin rendah angka permeabilitasnya. Angka permeabilitas tinggi menunjukkan adanya kandungan ion agresif yang dengan mudah merusak dan menyerang beton. Metode yang akan dilakukan adalah dengan uji kuat tekan untuk mengetahui kekuatan tekan dari beton, tes permeabilitas beton untuk mendapatkan angka permeabilitas beton dan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Jurusan Sipil FTUI. Uji XRD untuk melihat persenyawaan yang terbentuk dalam beton serta uji XRF untuk menentukan unsur yang terbentuk dilakukan di Lab. Metallografi dan HST Jur. Metalurgi FTUI, semua ini dilakukan setelah perendaman dengan air rawa dan zat kimia korosif. Beton yang digunakan adalah beton K 15 dan K 50 MPa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh air rawa dan zat kimia korosif baik sebagai perendaman maupun campuran beton terhadap kuat tekan beton dan angka permeabilitasnya.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, air rawa memiliki kadar sulfat, SS, Alkalinitas, KMNO4, DO, Ca, DHL, Klorida, Nitrat yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan air bersih sehingga air rawa dapat mempengaruhi karakteristik beton. Angka permeabilitas beton dalam penelitian ini sebesar 1,4 . 10-11 hingga 3,2 . 10-11 m/s untuk beton standar 15 MPa, 1,27 . 10-11 hingga 2,2 . 10-11 m/s untuk beton campuran 15 MPa, dan 6,3 . 10-11 hingga 1. 10-11 m/s untuk beton standar 50 MPa. Beton mutu 15 MPa lebih tahan zat kimia korosif dibandingkan dengan beton mutu 50 MPa. Unsur yang terdapat di dalam beton yang diketahui melalui uji XRF adalah Al, Si, S, Cl, K, Ca, Ti, Fe, dan Zn. Unsur yang paling dominan adalah kalsium sebesar 52-57 %, Silikat sebesar 24-27 %, Al dan Fe sebesar 6-8 % karena unsur tersebut merupakan unsur yang dominan dalam pembuatan semen. Zat kimia yang terdapat dalam beton memiliki potensi untuk memperbesar angka permeabilitas dan menyebabkan proses pemisahan dan perusakan sehingga beton menjadi keropos dan rusak secara progresif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>