Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73606 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marbun, Saut Parasian
"Salah satu kebijakan pemerintah Jakarta untuk mengatasi kemacetan adalah dengan pembangunan bus rapid transit. Agar tercapainya tujuan pembangunan tersebut harus didukung oleh sarana maupun prasarana penunjang yang memadai. Jembatan penyeberangan merupakan sarana penunjang untuk kebutuhan para penumpang, dimana jembatan penyeberangan adalah fasilitas pejalan kaki yang mana jika tidak disediakan dengan baik, masyarakat tidak akan pernah menggunakan bus rapid transit. Jembatan penyeberangan harus mempunyai kriteria keselamatan dan kenyamanan serta keamanan para pejalan kaki. Selain itu jembatan penyeberangan ini harus mendukung kapasitas pejalan kaki, baik pejalan kaki sebagai penumpang bus rapid transit ataupun pejalan kaki biasa yang hanya melintas di jembatan penyeberangan tersebut.
Untuk itu dilakukan suatu analisa terhadap jembatan penyeberangan yang terdapat di stasiun bus rapid transit, dalam hal ini adalah Stasiun Harmoni Central Busway. Untuk menunjang kebutuhan analisa maka dibutuhkan data yang diperoleh dari hasil survei pejalan kaki. Adapun data yang diperlukan merupakan karakteristik pejalan kaki yaitu jumlah pejalan kaki dan kecepatan pejalan kaki. Dari data tersebut diolah dan menghasilkan tingkat pelayanan pejalan kaki di jembatan penyeberangan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat pelayanan di jembatan penyeberangan adalah C berdasarkan Highway Capacity Manual, yang berarti bahwa jalur jembatan penyeberangan masih menyediakan ruang yang cukup bagi pejalan kaki untuk memilih kecepatan berjalan normal dan mendahului pejalan kaki lain terutama yang bergerak searah, dan konflik antar pejalan kaki relatif minim. Perolehan tingkat pelayanan C ini disebabkan berkurangnya lebar total jalur pejalan kaki akibat adanya halangan di sepanjang jalur pejalan kaki. Untuk mendapatkan tingkat pelayanan yang lebih baik, maka perlu adanya peningkatan lebar efektif jalur pejalan kaki hingga mencapai lebar totalnya. Untuk lebar efektif sesuai dengan tingkat pelayanannya terangkum dalam tabel.

One of the policies of Jakarta's government decrease traffic jam is to develop bus rapid transit. To reach of the development target have to be supported by adequate supporter or facilities. Overpass is a facilities support for passenger's requirement, where if pedestrian facility like overpass not provided better, society never use bus rapid transit. Overpass must have pedestrian safety, trip patterns, and convenience. And it has to support pedestrian capacities, even pedestrian as passenger of bus rapid transit or pedestrian which only passing by in overpass.
So, it have to analysis the overpass in bus rapid transit station, in this case is Harmony Central Busway Station. It required obtained data of survey pedestrian to support the analysis. The data are pedestrian characteristics, such as pedestrian volume and pedestrian walking speed. Data will process to evaluated level of service in overpass.
Analysis result indicate that the level of service in overpass is C which depends on Highway Capacity Manual, it means the sufficient area in overpass is available to select normal walking speeds, and to bypass other pedestrians in primarily unidirectional streams, where reverse direction or crossing movements exist, minor conflicts will occur, and speeds and volume will be somewhat lower. Acquirement level of service C caused by decreasing of total walk away width effect of existence of barrier alongside pedestrian path. To get better level of service, it needs to increase the effective walk away width till reach total walk away width. Effective walk away width according to the level of service presents in tables.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Budi Santoso
"Pejalan kaki merupakan salah satu cara berlalu lintas dalam sistem transportasi, dan sangat dominan di daerah perkotaan atau lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan periode pendek. Karakteristik Pejalan Kaki adalah salah satu factor utama dalam perancangan, perencanaan maupun pengoperasian dari fasilitasfasilitas transportasi. pola perjalanan dan tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki dijadikan pertimbangan penting dalam lalu lintas multimoda dan dalam penelitianpenelitian transportasi. Kecerobohan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek-aspek/kaidah-kaidah keilmuan dibidangnya akan berdampak ke ekonomi biaya tinggi dan menjadi mubazir.
Penelitian ini menggunakan analisis mikroskopik dalam mengkaji kinerja arus dan pola pergerakan pejalan kaki yang terjadi berdasarkan karakteristik pejalan kaki akibat konflik antar pejalan kaki di simpang tiga kaki pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway, baik pejalan kaki sebagai penumpang Trans Jakarta ataupun pejalan kaki yang hanya melintas pada jembatan tersebut. Peninjauan secara mikroskopik ini diambil dikarenakan ingin melihat perilaku perjalanan yang terjadi pada setiap individu.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan terjadinya konflik antar pejalan kaki, dan Peluang akan terjadinya konflik tersebut ketika kepadatan pejalan kaki cukup tinggi, oleh karena itu dalam perhitungan kecepatan dan kinerja arus akibat konflik dilakukan pada saat peak. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terjadi perubahan kecepatan dan kinerja arus yang terjadi akibat konflik antar pejalan kaki, akibat perubahan itu menimbulkan tundaan dan ketidaknyamanan pejalan kaki yang melintas pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway.

Pedestrian represent one of the way transportation mode, and very dominant in urban area or location with high demand with short period. Characteristics of Pedestrian are one of the primary factor in scheme, operation and also planning from transportation facility, journey pattern and pedestrian facility service level made by important consideration in multimoda traffic and in research of transportation.
This research applies microscopic analysis in studying current performance and movement pattern of pedestrians based on pedestrian conflicts at Busway Central Harmony junction, both Trans Jakarta passengers and passing pedestrian over the bridge. Microscopic analisys is utilized in this study to obtainindividual behaviours of pedestrians with in conflicts.
The study is carried out based on the prevailing conflicts between pedestrians and also the probality of conflict occurrence when the density is high. Therefore survey was carred out during peak haurs. Analisys shows that changes in speed and flow cause dellay and incconveniences of pedestrians crossing on the Harmoni Cental Busway.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Budi Santoso
"Pejalan kaki merupakan salah satu cara berlalu lintas dalam sistem transportasi, dan sangat dominan di daerah perkotaan atau lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan periode pendek. Karakteristik Pejalan Kaki adalah salah satu factor utama dalam perancangan, perencanaan maupun pengoperasian dari fasilitasfasilitas transportasi. pola perjalanan dan tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki dijadikan pertimbangan penting dalam lalu lintas multimoda dan dalam penelitianpenelitian transportasi. Kecerobohan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek-aspek/kaidah-kaidah keilmuan dibidangnya akan berdampak ke ekonomi biaya tinggi dan menjadi mubazir.
Penelitian ini menggunakan analisis mikroskopik dalam mengkaji kinerja arus dan pola pergerakan pejalan kaki yang terjadi berdasarkan karakteristik pejalan kaki akibat konflik antar pejalan kaki di simpang tiga kaki pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway, baik pejalan kaki sebagai penumpang Trans Jakarta ataupun pejalan kaki yang hanya melintas pada jembatan tersebut. Peninjauan secara mikroskopik ini diambil dikarenakan ingin melihat perilaku perjalanan yang terjadi pada setiap individu.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan terjadinya konflik antar pejalan kaki, dan Peluang akan terjadinya konflik tersebut ketika kepadatan pejalan kaki cukup tinggi, oleh karena itu dalam perhitungan kecepatan dan kinerja arus akibat konflik dilakukan pada saat peak. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terjadi perubahan kecepatan dan kinerja arus yang terjadi akibat konflik antar pejalan kaki, akibat perubahan itu menimbulkan tundaan dan ketidaknyamanan pejalan kaki yang melintas pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway.

Pedestrian represent one of the way transportation mode, and very dominant in urban area or location with high demand with short period. Characteristics of Pedestrian are one of the primary factor in scheme, operation and also planning from transportation facility, journey pattern and pedestrian facility service level made by important consideration in multimoda traffic and in research of transportation.
This research applies microscopic analysis in studying current performance and movement pattern of pedestrians based on pedestrian conflicts at Busway Central Harmony junction, both Trans Jakarta passengers and passing pedestrian over the bridge.
Microscopic analisys is utilized in this study to obtainindividual behaviours of pedestrians with in conflicts. The study is carried out based on the prevailing conflicts between pedestrians and also the probality of conflict occurrence when the density is high. Therefore survey was carred out during peak haurs. Analisys shows that changes in speed and flow cause dellay and incconveniences of pedestrians crossing on the Harmoni Cental Busway.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.21.08.13 San k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djafarullah
"Pejalan kaki merupakan salah satu unsur lalu lintas yang perlu mendapat perhatian khusus dalam perencanaan transportasi. Pejalan kaki dapat melakukan aktivitasnya pada sisi luar sepanjang jalan yakni pada trotoar dan dapat pula berjalan melintasi jalan (menyeberang). Pada saat melakukan kegiatan menyeberang jalan, pejalan kaki sangat rentan terhadap kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu perlu disediakan fasilitas penyeberangan yang akomodatif terhadap tuntutan keamanan dan keselamatan pejalan kaki. Studi dilakukan di sekitar jembatan penyeberangan UI dimana jembatan penyeberangan ini melintasi jalan raya dan jalan kereta api.
Pada kasus ini ketinggian jembatan yang ada lebih tinggi dari ketinggian jembatan pada umumnya dikarenakan perbedaan kontur antara sisi jalan dan kereta api yang melintas di bawah jembatan, selain itu desain jembatan tidak lazim karena terdapat tangga di bagian tengah jembatan di atas rel kereta api.
Dari pengumpulan data yang diperlukan, pengolahan data, serta analisa diketahui bahwa meskipun tingkat pelayanan ( level of service ) jembatan ini sangat baik, tetapi desain tangga yang kurang baik dan kondisi ketinggian jembatan menjadikan melewati jembatan penyeberangan ini lebih melelahkan dibandingkan jembatan penyeberangan pada umumnya. Selain itu dengan ketinggian yang ada, ditambah kereta api yang melintas di bawahnya membuat sebagian penyeberang merasa was-was (takut) ketika menggunakan jembatan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Surya Putra
"Pertumbuhan pedagang sektor informal yang tidak terdukung oleh tempat untuk menampung kegiatan berdagangnya merupakan salah satu masalah perkotaan. Hal lni menyebabkan· pengunaan ruang publik dan sarana .pedestrian sebagai tempat usaha berdagang oleh para pedagang informal. Jembatan penyeberangan sebagal salah satu sarana pedestrian, tidak terlepas dari masalah penggunaan tempat untuk berdagang, sehingga melahirkan fungsi baru bagi jembatan penyeberangan selain sebagai sarana penyeberangan pedestrian dengan aman juga digunakan sebagai tempat berdagang kaki lima. Mengapa penggunaan ruang sebagai tempat berdagang pada jembatan penyeberangan dapat terjadi? Faktor faktor apa yang mendukung terjadinya fenomena ini "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Faisal Abbas
"Sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor bersama dengan Kementerian BUMN merencanakan pembangunan Trem Bogor dalam kota agar dapat menghubungkan konektivitas antar moda transportasi lainnya. Salah satunya yaitu dapat menghubungkan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) yang berada di Stasiun KRL Bogor. Namun hal tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan masalah baru yang disebabkan oleh volume calon penumpang yang meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pemodelan rencana pergerakan dan fasilitas pejalan kaki di Stasiun KRL Bogor akibat Pembangunan Trem Bogor dan menemukan solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat pelayanan. Peneliti menggunakan aplikasi perangkat lunak PTV Vissim untuk mempermudah dalam pembuatan model searah penelitian. Sehingga didapat hasil yang menjadi validasi untuk membandingkan kondisi aktual di lapangan dengan hasil model yang telah dibuat. Sehingga tingkat pelayanan (Level of Service) Pejalan kaki yang akan menjadi standar acuan untuk menentukan kelayakan. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui LOS akibat adanya Trem Bogor berkisar dari LOS A sampai LOS C yang menunjukkan masih layak walaupun terdapat sedikit hambatan.  

As an effort to overcome traffic jams in the city of Bogor, the Bogor City Government together with the Ministry of BUMN is planning to build Bogor Inner City Tram so that it can connect connectivity between other modes of transportation. One of them can be connected to the Electric Rail Train (KRL) at the Bogor KRL Station. However, this also has the potential to create new problems caused by the increasing volume of prospective passengers. This study aims to analyze the modeling of movement plans and pedestrian facilities at the Bogor KRL Station as a result of the Bogor Tram Construction and find the best solution to improve service levels. Researchers use the PTV Vissim software application to facilitate model creation in the direction of research. So that the results become validation to compare the actual conditions in the field with the results of the model that has been made. So that the level of service for Pedestrians will become the reference standard for determining eligibility. Based on the results of the study, it is known that the LOS due to the Bogor Tram ranges from LOS A to LOS C which shows that it is still feasible even though there are few obstacles. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhohirul Fauzi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadra Iovanny
"Pejalan kaki di kawasan ini mempunyai banyak halangan dalam berjalan yang disebabkan oleh penggunaan fasilitas penunjang (street furniture). Fasilitas-fasilitas penunjang ialah tiang listrik, boks telepon, pepohonan dan pot bunga, halte/peneduh, tempat duduk, kios atau pedagang kaki lima, papan informasi, hydrant dan lainnya. Bila penggunaan fasilitas penunjang ini tidak baik maka lebar jalur pejalan kaki yang menjadi korban karena penggunaan fasilitas dan halangan tersebut.
Studi ini menganalisa suatu kawasan pejalan kaki dilihat dari lebar efektif trotoar. Lebar efektif trotoar adalah lebar jalur yang digunakan secara penuh oleh pejalan kaki. Lokasi studi dilakukan di JI.H.O.S Cokroaminoto tepatnya di salah satu kawasan CBD Menteng.
Dalam mencapai lebar efektif digunakan data distribusi pejalan kaki, yaitu mencari lebar jalur pejalan yang sering dilewati oleh pejalan kaki sehingga bisa didapat nilai reduksi lebar efektit Dengan nilai reduksi lebar efektif trotoar mengurangi lebar trotoar pakai (disebabkan adanya pengurangan lebar trotoar sebenarnya dengan fasilitas dan/atau halangan yang ada) maka didapat lebar efektif trotoar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2000
S34869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Kurniawan
"Hampir setiap orang adalah pejalan kaki. Pejalan kaki adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah perkotaan, khususnya pada lokasi-lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan jarak pendek seperti pada terminal transportasi. Beberapa penelitian mengenai pejalan kaki di negara-negara Asia, menyimpulkan bahwa standar perencanaan fasilitas pejalan kaki untuk negara-negara Asia sebaiknya didasarkan pada karakteristik lokal pejalan kaki; sehingga standar perancangan lokal dibutuhkan pada fasilitas-fasilitas pejalan kaki di negara-negara Asia. Namun hingga saat ini, sebagian besar studi mengenai pejalan kaki masih diarahkan pada tingkatan makroskopik. Pada tingkatan studi ini tidak mempertimbangkan interaksi atau konflik diantara pejalan kaki dan lingkungan serta tidak cocok untuk memprediksi kinerja arus pejalan kaki di dalam area atau jalur pejalan kaki khususnya untuk di dalam bangunan.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian terhadap interaksi yang terjadi diantara pejalan kaki. Dari interaksi pejalan kaki tersebut akan menimbulkan adanya tundaan dan ketidaknyaman yang akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja arus dari koridor tersebut. Untuk mendapatkan penilaian tersebut maka studi yang bersifat mikroskopik perlu dilakukan pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam kaitannya dengan perencanaan dan perancangan fasilitas-fasilitas transportasi di Jakarta. Populasi yang digambarkan pada penelitian ini diharapkan dapat mewakili perjalanan tipikal pelaku pejalan kaki dari sebuah kota berkepadatan tinggi seperti Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almaurizka Verninda
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi penggunaan fasilitas pejalan kaki sebagai penunjang proses transfer antarmoda angkutan umum berbasis rel berdasarkan kondisi hipotetikal fasilitas pejalan kaki sebagai moda yang dapat dipilih masyarakat untuk melakukan transfer dibandingkan dengan atribut waktu dan biaya moda kompetitor (mikrotrans) dengan pedekatan choice model. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan model logit biner yang dibuat berdasarkan data primer hasil survei. Survei dilakukan dengan metode stated preference. Fungsi utilitas dibuat dengan metode regresi logistik dengan variabel hasil uji korelasi Spearman berdasarkan kelompok data pendapatan dan jenis kelamin diikuti dengan uji kelayakan menggunakan parameter uji Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, dan Nagelkerke R Square. Kemudian dilakukan uji validasi dengan membandingkan data hasil model dan data real menggunakan metode Root Mean Square Error. Selanjutnya dilakukan uji komparasi dengan metode Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari model untuk setiap kelompok. Berdasarkan hasil analisis, model – model yang diuji dapat digabungkan dan diwakilkan oleh satu model. Probabilitas potensi penggunaan fasilitas transfer pejalan kaki adalah sebesar 70,74%. Keluaran lainnya dari penelitian ini adalah besaran value of time proses transfer antarmoda angkutan umum berbasis rel melalui jembatan pejalan kaki yaitu Rp586,52/menit (pendapatan rendah-sedang), Rp761,90/menit (pendapatan tinggi), Rp666,67/menit (perempuan) dan Rp577,64/menit (laki-laki).

The research was conducted to determine the potential use of pedestrian facilities as support for the intermodal transfer process of rail-based public transportation based on the hypothetical condition of pedestrian facilities as a mode that can be chosen by the public for transfer compared to the attributes of time and cost of competitor modes (mikrotrans) using a choice model approach. The analysis method in this study uses a binary logit model based on primary data from surveys. The survey was conducted using the stated preference method. The utility function was created using logistic regression methods with variables resulting from the Spearman correlation test based on income and gender data groups followed by feasibility test using the parameters of the Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, and Nagelkerke R Square. Then proceed with conducting validation test by comparing the model data and real data using the Root Mean Square Error method. Afterward, a comparative tests with the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis methods were performed to determine the significance of differences in the model for each group. As the result, models tested can be combined and represented by a single model. The calculated probability for potential use of pedestrian transfer facility is 70,74%. Another output of this research is the value of time for the transfer process between rail-based public transportation through pedestrian bridge are Rp586,52/minute (low-medium income group), Rp761,90/minute (high income group), Rp666,67/minute (female gender group) and Rp577,64/minute (male gender group)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>