Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Komarudin
"Dalam dunia bisnis, dashboard eksekutif perusahaan adalah Key Performance Indicator (KPI). KPI dapat memberikan informasi kepada pihak eksekutif dan manajer mengenai tingkat kinerja perusahaan saat ini sehingga eksekutif dan manajer dapat mengendalikan jalannya organisasi dengan lebih baik. Selain itu, dari KPI dapat dibuat sebuah perencanaan strategis (strategic planning) untuk mencapai perbaikan yang berkesinambungan (continons improvement). Eksekutif dan manajer adalah orang-orang yang sibuk dan sedikit sekali mempunyai waktu luang, termasuk untuk berkunjung ke perguruan tinggi untuk membaca hasil penelitian tentang Key Performance Indicator (KPI) di sana. Selain itu, membaca hasil penelitian yang terpisah-pisah semakin menyulitkan mereka. Mereka menginginkan informasi dalam bentuk yang ringkas dari keseluruhan data yang ada dan diperielas dalam format grafik. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk merancang sistem informasi yang akan menampilkan Key Performance Indicator dalam Manajemen Pemeliharaan. Sistem informasi yang dirancang dapat diakses melalui internet sehingga memudahkan bagi siapa saja yang ingin mendapatkan informasi tersebut. Selain itu, penelitian ini dapat menampilkan berbagai variasi resultan ataupun resultan dari KPI yang digabungkan dari dua industri atau lebih. Dengan demikian, pihak-pihak yang memerlukan informasi mengenai Key Performance Indicator dalam Manajemen Pemeliharaan dapat memperoleh kemudahan dan data yang ditampilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

In business environment, company's executive dashboard is Key Performance Indicator (KPI). KPI can provide information for executives and managers about company's performance level. So, they can operate company in better ways. They can also develop a strategic planning to attain continuous improvement. Executives and managers are very busy people and have less time for visiting university only for read researches done about KPI. On the other hand, read separated research results give them more confusion. They need information in simpler form from all data exist and presented in graph mode. There fore, this research done to design an information system that would provide Key Performance Indicator in Maintenance Management. Information System designed could be accessed by using Internet. So, it would be easy for anyone to get the information. The result is also can provide many variation of resultant or KPI resultant mixed from two or more industry. At the end, any one who need information about Key Performance Indicator in Maintenance Management could get that easily and they could conform the data as their preference."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Gunawan
"Saat ini, banyak perusahaan yang memandang pemeliharaan sebagai fungsi terakhir yang dapat dikontrol dimana mereka mempunyai pe|uang untuk menurunkan biaya produksi. Karena itu. banyak prusahaan saat ini berusaha menerapkan strategi dan taktik pemeliharaan seperti TPM (Totai Productive Maintenance), RCM (Reliability Centered Maintenance), Predictive Maintenance dan CMMS (Computerized Maintenance Management System) untuk menekan biaya pemeliharaan.
Jika strategi dan taktik yang disebutkan di atas ingin diterapkan secara sukses, maka pemeliharaan tidak dapat dipandang sebagai sebuah sumber biaya yang sederhana tetapi harus dilihat sebagai sebuah investasi.
Dalam perkembangannya saat ini, CMMS Iebih berkembang dan banyak diminati oieh perusahaan dibandingkan strategi dan taktik yang lain. Maka pada skripsi ini penuiis berusaha untuk membuat sebuah Sistem |nfom'|asi Manajemen Pemeliharaan yang merupakan sebuah CMMS untuk perusahaan dengan skaia menengah ke bawah.
Sebuah CMMS adalah sebuah program perangkat Iunak komputer yang dikembangkan untuk membantu dalam perancanaan, manajemen dan prosedur administritif yang dibutuhkan untuk menciptakan fasilitas pemeliharaan yang efektif. CMMS juga berarti sebuah cara untuk membagi informasi secara efektif diantara pekerja dan manajemen, dan bagian pemeliharaan dan bagian operasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Bhakti Susetyo
"Era globalisasi memaksa industri tekstil untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Kemampuan ini menuntut manajemen pemeliharaan industri menjalankan programnya dengan baik supaya pabrik beroperasi dengan normal.
Untuk mengetahui keberhasilan kebijakan yang telah diambil dilakukan pengukuran kinerja manajemen pemeliharaan. Dalam pengukuran, manajemen pemeliharaan menetapkan indikator kinerja sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan kelas dunia.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk menetapkan indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil dari tiga kelompok indikator: keandalan, biaya, dan material. Data didapat dari kuesioner dengan metode penilaian skor. Diperoleh indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil sebanyak 23 dari 50 indikator yang diusulkan. Indikator yang dipilih responden 92,30 % dianggap merefleksikan kondisi bisnis industri tekstil di era globalisasi yang periode pelaporannya dilakukan setiap bulan.

In globalization era, textile industries have to be very competitive in producing high quality products. This situation demands industrial maintenance management to carry out its programs so well that the industries can operate normally. To investigate how successful the management policy has been implemented by the industries, measurement of the maintenance performance had been undertaken. In the measurement, the maintenance management used key performance indicators based on the visions, mission and strategies used by the industries in competing with their world class counter parts.
The purpose of this thesis is to determine the appropriate key performance indicators for measuring the performance of the maintenance management amongst the three indicators, namely reliability, cost and material. Data were taken from questioners using score value method.
The number of key indicators chosen by respondents for the performance of the maintenance management was 23 out of 50, which were the total indicators proposed. The indicators chosen was believed to 92,30 % reflect the condition of the textile industries in the globalization era that reporting period was done every month."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Aminingsih
"Keberhasilan suatu perusahaan komunikasi data dalam mencapai tujuann§;a, salah satunya terukur melalui indikator pengukur kinexja dari manajemen pemeliharaan terhadap jaringan komunikasi data yang dimilikinya yang sesuai dengan visi, misi dan strategi perusahaan. Untuk menentukan indikator kinerja kunci bagi perusahaan komunikasi data ini, dilakukan penyebaran kuisioner ke beberapa perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi data. Dari kuisioner tersebut, diambil 11 indikator yang telah direkomendasikan oleh responden yang akan menjadi indikator ki.I`lClj& kunci perusahaan komunikasi data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan progmm Microsoj? Excel untuk perhitungan nilai skor. Dalam pengolahan data ini, jumlah indikator yang akan menjadi [KK akan ditentukan dari hasil kuisioner dengan menghitung nilai skor terbesar sampai terkecii hingga terpenuhi jumlah indikator yang direkomendasikan, yaitu 11 indikator. Dari hasil analisis data, diperoleh kelompok kehandalan sebagai indikator terpentlng bagi perusahaan jasa ini, yaitu sebesar 8l,82% dari 11 indikator yang direkomendasikan, dibandingkan dua kelompok lainnya, material dan biaya.

The success of a data communications company in achieving its goal, is measured, one of several, by means of the performance measurement indicator of maintenance management to its data communications network in accordance wim visions, missions and strategies used by the company. To determine the key performance indicator for data communications companies, questionaires are sent to some of the data communications companies. Out of those questionnaires, ll indicators which are recommended by respondents to be the key performance indicator of data communications company are taken. The data processing is done by using Microsoft Excel program for scoring. In this process, the number of indicators to become the KPI will be determined from the results of questionnaires by scoring from the highest to the lowest score, until the number of indicators recommended are achieved, those are 11 indicators. From the results of data analysis, a category of reliability as the most important indicators for the service company is obtained, that is 81,82% of the ll indicators which are recommended, compared with the other two groups, material and cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophan Sophian
"Fungsi pemeliharaan haruslah dianggap sebagai bagian yang terintegrasi dari semua komponen yang ada pada sistem perusahaan, baik dalam rangka kegiatan operasi maupun pelayanan kepada konsumen. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan kualitas kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan baik dari segi personil maupun sistem yang dikembangkan. Oleh karenanya diperlukan pembakuan sistem dan prosedur kerja secara menyeluruh sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih terorganisir dengan rapi dan dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Dalam sistem pemeliharaan yang dilaksanakan di Departemen Engineering PT Texmaco Jaya Pemalang, prosedur kerja yang ada untuk setiap kegiatan hanya mengacu pada pola kerja yang telah biasa dilaksanakan. Tidak adanya sistem dan prosedur yang baku dalam kegiatan pemeliharaan ini mengakibatkan kurang terstrukturnya pola kerja setiap teknisi dalam penanganan suatu masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan. Di samping itu manajemen data yang ada, yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan pemeliharaan ini masih dilaksanakan secara manual dimana hal ini berakibat pada tingkat keefektifan waktu penyediaan informasi yang dibutuhkan.
Berkaitan dengan masalah tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk merancang sebuah sistem informasi manajemen pemeliharaan yang diarahkan kepada pelaksanaan TPM (Total Productive Maintenance) sebagai sarana dalam peningkatan kualitas pemeliharaan melalui penentuan standar sistem dan prosedur kegiatan pemeliharaan dengan mengacu pada kondisi yang telah ada. Selain itu sebagai pendukung penyediaan informasi yang dibutuhkan, maka dibuat pula sebuah manajemen database yang terkomputerisasi yang diharapkan mampu menjadi acuan dalam analisa kondisi pemeliharaan secara menyeluruh baik bagi teknisi maupun pihak menajemen perusahaan. Adapun pengolahan data dalam manajemen basis data yang dipakai pada skripsi ini adalah Microsoft Access 97 for Windows 95 dan sistem yang dirancang ini dibatasi hanya sampai tahap pengembangan.
Dengan adanya sistem informasi menajemen pemeliharaan yang dikembangkan ini, maka diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pemeliharaan serta kualitas pelaksanaannya yang akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing perusahaan secara umum sehingga mampu bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Yulianti Hidayah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Prasetyani
"Untuk menghadapi kompetisi pada pasar Multi Buyer Multi Seller (MBMS) pembangkit listrik Jawa Bali telah melakukan langkah awal berupa benchmarking kinerja operasional standar kelas dunia dari NERC (North Amerika Electric Reliability Council). Pada tesis ini akan diteliti salah satu bidang manajemen yaitu manajemen pemeliharaan, untuk kemudian ditetapkan indikator-indikator kunci pengukur kinerja seperti : kehandalan, biaya dan material Dari hasil penelitian, ternyata responden memilih 47 indikator dari 50 indikator yang ditawarkan. Indikator yang terbesar nilai . skornya adalah kelompok indikator material dengan nilai skor berkisar antara 79-72,-indikator keandalan skornya antara 76- 51, dan indikator biaya nilai skomya adalah yang terendah antara 74-50. Ternyata para manajer pembangkit tidak mempermasalahkan biaya sebab semua pemeliharaan sudah ada yang menangani yaitu unit bisnis pemelihraan.

To cope with a competitive Multi Buyer Multi Seller (MBMS) market PLN's Java Bali Generation Company has taken initial steps like operational performance benchmarking in accordance with world class standards of NERC (North America Electric Reliability Council). In this paper one of management fields as maintenance management has been studied in order to determine performance measurement key indicators like Reliability, Cost and Material. Respondent chosen 47 indicators from 50 indicators that had been offered. Indicators which have highest scores are material indicators, the scores are between 79-72, reliability indicators between 76-51, and cost indicators are the lowest scores with score between 74-50. Cost indicators are not priority, because maintenance in electrical generator is handled by maintenance business unit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rachmanto
"Perkembangan industri rumah sakit tidak hanya menuntut peningkatan pelayanan dan fasilitas namun juga menuntut pada sinergitas dari pihak manajemen untuk dapat mengelola semua hal yang akan mendukung meningkatnya kelayakan rumah sakit, termasuk dalam hal manajemen pemeliharaan.
Indikator kinerja kunci dirancang agar dapat memberikan acuan terhadap proses penilaian kinerja manajemen dalam hal ini manajemen pemeliharaan industri rumah sakit. lndikator kunci kelayakan ini disusun berdasarkan studi literature dan pengambilan data mengenai hal - hal pokok / kunci berkaitan dengan pemeliharaan rumah sakit berdasarkan skor terbesar hasil rekomendasi responden melalui kuesioner.
Dalam penelitian ini dihasilkan sebanyak 23 indikator kunci manajemen pemeliharaan RS yang terbagi dalam 8 kelompok Indikator utama. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan acuan bagi manajemen rumah sakit khususnya bagian pemeliharaan agar dapat mengevaluasi operasi pemeliahraannya dengan lebih mudah dan tepat sebagai bagian dari penilaian kinerja pemeliharaan secara keseluruhan.

Growth of hospital industry not only claiming for the make-up of facility and service but also claim to the synergy of management to be able to manage everything that will be able to support eligibility of the hospital, included hospital maintenance management.
Key perfomance Indicators designed so that can give reference to the process assessment of management performance, in this ease discussed the performance of maintenance management in hospital industry. This Key Performance Indicators are compiled pursuant to study of literature and intake of data concerning fundamental matter relate to maintenance of hospital facilities, according to the biggest score result of respondent’s recommendation through the questioner.
This research results 23 indicators as key performance indicator of maintenance in hospital facilities which divided in 8 main indicator groups. The result of this research hopefully will become a guidance for hospital management especially maintenance unit to be able to evaluate its maintenance operations precisely and easily as the part of the maintenance performance measurements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rugato, Arcenius
"Pengukuran kinerja manajemen merupakan hal yang sangat penting agar eksekutif dapat mengontrol operasional perusahaan yang mereka pimpin. Untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan indikator-indikator pengukur kinerja. Karena begitu banyaknya indikator yang tersedia. eksekutif kesulitan dalam memilih indikator yang dianggap penting. Untuk memecahkan masalah diatas perlu dibuat sebuah sistem pendukung keputusan berbasiskan komputer yang akan memberikan informasi mengenai indikator pengukur kinerja secara cepat kepada eksekutif sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan mereka dalam mengambil keputusan. Sistem pendukug keputusan ini terdiri dari aplikasi database untuk mengumpulkan data-data penelitian mengenai indikator pengukur kinerja dan perangkat lunak yang akan mengolah data-data tersebut menjadi informasi yang berharga. Perangkat lunak ini juga berfungsi sebagai antarmuka sistem pendukung keputusan dengan pemakai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Bismarck
"Pengukuran. kinerja manajemen pemeliharaan kilang minyak dan pabrik petrokimia adalah bagian dari parameter manajemen untuk menunjukkan keberhasilan programnya. Khususnya dalam rangka melalui era globalisasi yang akan datang, manajemen harus menetapkan indikator kinerja yang sesuai untuk dapat bersaing menghadapi perusahaan/organisasi setingkat kelas dunia dan untuk dapat bertahan hidup. Penelitian ini bermaksud mendapatkan indikator kunci pengukur kinerja dari delapan kelompok indikator: Kelompok Kontribusi Biaya/finansil, Persediaan/Pergudangan, Personalia, Beban Kerja, Kehandalan, Organisasi, Perencanaan & Penjadwalan, dan Keselamatan Kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bergerak di bidang kilang perminyakan dan pabrik petrokimia dari dalam negeri maupun dari manca negara merekomendasikan jumlah kunci indikator sebagai berikut: 17 % responden merekomendasikan 4 - 6 indikator, 66 % merekomendasikan 7- 10 indikator, dan 17 % lainnya merekomendasikan 11 - 17 kunci indikator. Dengan menggunakan metode penilaian skor, dipilih seluruh kunci indikator utama yang diharapkan dapat digunakan untuk melalui era globalisasi yang akan datang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sangat memberikan perhatian kepada indikator-indikator sebagai berikut
1. Ketersediaan peralatan kilang atau pabrik (1 00 % responden).
2. Biaya pemeliharaan per satuan produk.
3. Biaya pemeliharaan dibandingkan dengan prosentase nilai penggantian asset kilang atau pabrik.
4. Efektivitas biaya pemeliharaan.
5. Cacat produk (off-quality) akibat dari pemeliharaan peralatan yang tidak sempurna:
6. Prosentase biaya kontrak terhadap biaya total pemeliharaan.
7. Prosentase biaya pemeliharaan terhadap prosentase nilai penggantian aset kilang atau pabrik.
8. Prosentase nilai persediaan dan ivestasi pergudangan terhadap prosentase nilai penggantian asset kilang.
9. Tor persedian terhadap pemakaian; dan
10. Perbandingan jumlah tenaga teknisi dengan seluruh jumlah karyawan pendukung pemeliharaan.
Hasil dari penelitian ini tidak menunjukkan hal yang kuat terhadap indikator-indikator dari kelompok perencanaan & penjadwalan, beban pekerjaan dan keselamatan kerja. Beberapa responden dari Asia Tenggara menerangkan bahwa mereka sedang mengembangkan database untuk sistem informasinya. Mereka masih kurang dalam hai Komputerisasi Sistem Manajemen Pemeliharaan (CMMS); sebaliknya responden larut, sebahagian dari Asia.Tenggara, Asia minus. ASEAN, benua Eropah, Amerika Serikat dan Australia, menyadari bahwa perangkat CMMS digunakan untuk mengolah ukuran kinerja dalam jumlah tak terbatas dan digunakan mengoptimalkan ketersediaan sumberdaya. lndikator kunci pengukur kinerja dalam penelitian ini tidak menanyakan nilai dari masing-masing ukuran kinerja saat ini, mengingat tingkat kerahasiaan dan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkannya. Perlu motivasi dan perhatian khusus untuk mendapatkan nilai kinerja tersebut pada penelitian yang akan datang. Karena ada diantara responden yang ingin mengetahui persisnya format laporan penelitian yang akan dihasilkan khususnya karena kerahasiaan data, dan apa nilai tambah yang dapat diperoleh dari ke-ikut sertaannya di dalam penelitian dimaksud."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>