Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hario Rahadanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilas Zakiati
"Saat ini industri pertelevisian sedang berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai oleh semakin banyaknya stasiun televisi yang bermunculan baik dengan skala nasional maupun lokal. Ditambah lagi dengan masuknya televisi-televisi asing dengan menggandeng stasiun nasional. Persaingan yang semakin ketat memicu timbulnya tayangan-tayangan imitasi yang meniru program-program yang sukses tayang di stasiun televisi lain. Hal ini menyebabkan program acara yang ditayangkan cenderung sama bahkan tidak dapat dibedakan lagi. Oleh karena itu stasiun televisi perlu mengembangkan intangible asset-nya seperti ekuitas merek. Ekuitas merek dirumuskan sebagai nilai tambah yang diberikan suatu merek terhadap suatu produk (Farquhar, 1989).
Dalam skripsi ini dilakukan penelitian kepada 70 responden untuk mengetahui ekuitas merek stasiun X dengan menggunakan metode Ekuitrak. Metode Ekuitrak telah digunakan oleh Pepsi Co. untuk mengukur ekuitas mereknya di berbagai negara dan dalam waktu yang berkesinambungan. Dari hasil pengukuran ekuitas merek dirumuskanlah strategi untuk meningkatkan ekuitas merek yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan perolehan rating pemirsa.

Recently, television industry is developed rapidly. This is known by the increasing of the number of television station with national or local scale. Moreover, the foreigner station also penetrates by conjoint with national station. The increasing of level of competition trigger the emerge of imitation program which imitate successful program that success in other station. This causes similarity between programs which is air in television satiations. Because of that, television station needs to develop its intangible asset such as brand equity. Brand Equity is define as added value that is given by a brand to its product (Farquhar, 1989).
In this skrip, research is done to 70 respondent to discover brand equity station X by using Ekuitrak brand equity model. Ekuitrak brand equity model has been used by Pepsi Co in order to measure its brand equity in different country and over time. From the measurement, strategies to increase brand equity are being modified in order to raise viewer share and rating.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindiya Kirana
"Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial
dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan
konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam definisi ini, yaitu: efek
diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran.
Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus
pemasararan dihubungkan dengan definisi diatas, merek-merek private label Hero dan
variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) konsumen serta bubungan variabel
variabel pengetahuan merek (brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai
efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan definisi chatas. Private label yang
dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori
produk-produk makanan dan non-makanan dengan kiasifikasi komoditi dan premium. Enam
merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature’s Choice, First Choice, Fresh
Choice, Reliance, dan Innosense.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap
merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek
merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel
variabel pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan
merek (brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek
(brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel,
variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek (brand knowledge), yaitu: tingkat
pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero (brand recognition), dan
penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero (brand image), variabel
variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu: unsur-unsur merek (brand
element), stimulus pemasaran, dan leverage dan asosíasi sekunder dengan peritel Hero.
Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1).
Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok
variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand
knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara
kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand knowledge) dan variabel preferensi
terhadap peritel Hero.
Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban
162 responden dan 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama
membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara
variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh
hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah
variabel leverage dan peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen, Sedangkan untuk
hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan
bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel
vaniabel yang diuji.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek
merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling
dikenali, serta empat merek hanya dikenali minonitas responden. Kemudian mayoritas
responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen
(harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label
Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa
dibeli.
Dari hasil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk
pengernbangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif
pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand
architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationshipnya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3588
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nabila Kusuma Wardhani
"Menganailisa dan memahami brand ekuitas dari suatu brand merupakan hal penting dalam memastikan design dari sebuah brand yang dibuat sesuai dengan anggapan pelanggan dari brand yang kita miliki. Maka dari itu, penelitian dan analisis dari Consumer Based Brand Equity merupakan hal yang sangat penting. Analisis CBBE dari brand Spotify diperuntukan untuk melihat kefektivitasan dari Brand Equity dari perspective pelanggan.

Analysing and understanding brand equity is an important method to make sure the design of a brand is related to the expectation and what is perceived by the customers. Therefore analysis of Consumer Based Brand Equity is crucial. The purpose of the analysis of Spotify Brand Equity is to see the effectivity in their brand equity from customer perspective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
M. Haris Budiman
"ASPIRA merupakan merek yang dikeluarkan oleh PT. Astra Komponen Indonesia, dan mencakup berbagai jenis suku cadang sepeda motor seperti: kampas rem, shock breaker, hingga oli. Merek ASPIRA sebelum bulan Februari tahun 2001, merupakan satu-satunya merek yang dicap sebagai komponen asli untuk sepeda motor merek Honda. Namun sejak bulan Februari 2001, menyusul dengan perubahan kepemilikan saham di PT. Astra Honda Motor, yang Sebelumnya saham mayoritas dimiliki oleh PT. Astra lnternasional dan sisanya dimiliki Honda Jepang, selanjutnya menjadi 50% milik :PT. Astra Internasional dan 50% milik Honda Jepang. maka pihak PT. Astra Honda Motor mulai mengeluarkan produk komponen sepeda motor merek Honda dengan menggunakan merek Honda Genuine Part.
Sehingga di pasar yang dulunya hanya mengenal merek ASPIRA sebagai satu-satunya merek onderdil asli untuk sepeda motor Honda, kini dikenal pula merek Honda Genuine Part. Hal ini tentu saja mempenganihi persepsi konsumen dalam memilih onderdil asli untuk sepeda motor Honda-nya.
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu (1) Mendeskripsikan tingkat kekuatan merek ASPIRA di benak konsumen, (2) Mendeskripsikan persepsi konsumen produk suku cadang sepeda motor terhadap nilai dari produk-produk merek ASPIRA, (3) Menguji seberapa besar dan kekuatan hubungan antara variabel-variabel pembangun merek ASPIRA dengan variabel pengetahuan konsumen terhadap merek tersebut dan ( 4) Memberikan rekomendasi untuk strategi pemasaran bagi merek ASPIRA dalam rangka meningkatkan pengetahuan terhadap merek ASPIRA berdasar pengetahuan tentang hubungan-hubungan antara variabel tersebut.
Obyek yang diteliti meliputi hubungan antara variabel-variabel pembangun merek ASPIRA dengan variabel-variabel pengetahuan merek konsumen (brand knowledge). Penelitian ini terutama untuk lima jenis suk.ll cadang sepeda motor yang memiliki angka penjualan tinggi untuk merek ASPIRA yaitu kampas rem, piston, gear depan/belakang, kabel, dan ring set. Model yang digunakan adalah model ekuitas merek berbasis konsumen (Customer-based brand equity). Model ini dikemukakan oleh Kevin Lane Keller dalam buk.'Unya betjudul "Strategic Brand Management" yang diterbitkan tahun 1998. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (I) Statistik deskriptif sederhana. (2) Uji Chi-Square dan (3) Uji Korelasi kanonik.
Hipotesa dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel unsur pembangun merek (unsur-unsur merek, stimulus pemasaran dan leverage dari perusahaan) dan kelompok variabel pengetahuan terhadap merek (brand knowledge) meliputi tingkat kekuatan dan persepsi terhadap merek.
Dari hasil penelitian, tingkat kekuatan (brand recall) merek ASPIRA relatif kuat. Hal ini dapat dilihat dari jurnlah responden yang menyebutkan merek ASPIRA di urutan pertama (top of mind) lebih besar dibanding yang menyebut di urutan ke-2 atau ke-3. Kekuatan ini juga dapat dilihat relatif besar jika dibanding merek lain, merek ASPIRA menempati urutan pertama sebagai top of mind yaitu mencapai 38 orang, sedang di urutan kedua (13 orang) adalah Astra dan ututan ketiga (10 orang) yaitu Honda Genuine Part. Merek ASPIRA juga relatif dikenal luas oleh pengguna sepeda motor dari berbagai merek sepeda motor.
Image merek ASPIRA relatif baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, secara keseluruhan, 85% responden memberikan penilaian positif (setuju hingga sangat setuju) terhadap persepsi niiai (perceived value) dari produk merek ASPIRA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Hredaya
"[Penelitian ini merupakan replikasi model penelitian yang dilakukan oleh Boo (2009)
tentang aplikasi ekuitas merek pelanggan terhadap tenpat atau tujuan pariwisata,
dalam penelitian ini, Bali dan Lombok dijadikan tujuan pariwisata yang akan diteliti.
Penelitian ini termasuk kategori penelitian kuantitatif dengan deskriptif, cross
sectional studies. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat dua cara untuk
meningkatkan loyalitas pengunjung dalam bentuk keinginan untuk kembali
berkunjung dan mengatakan hal yang positif terhadap destinasi yang bersangkutan.
Pertama dengan meningkatkan kualitas dalam segi performa dimana itu akan
meningkatkan loyalitas pengunjung. Kedua dengan meningkatkan imej merek
pariwisata dengan memperkaya atau membuat imej yang lebih bervariasi yang
menampilkan berbagai fitur dari destinasi dengan tujuan membuat lebih banyak
pengunjung merasa ada kecocokan antara imej diri sendiri dan imej destinasi dimana
hal tersebut akan menghasilkan loyalitas dari lebih banyak pengunjung.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers., This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer’s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer’s
self-image which will results in loyalty from more consumers.]"
2015
S59322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aaker, David A.
Jakarta: Mitra Utama, 1997
658.827 AAK mt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Janova Evi Lavita
"Skripsi ini menganalisis unsur-unsur yang mempengaruhi ekuitas merek berbasis konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi unsur ekuitas merek berbasis konsumen pada Telkomsel operator jaringan seluler di Jakarta. Elemen faktor yang diteliti adalah Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, Kepercayaan terhadap Merek, dan Loyalitas terhadap Merek.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Nonprobability sampling, wilayah penelitian di Jakarta. Teknik dari pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, data yang diperoleh dari 110 responden, diolah dengan menggunakan SPPS 17,0 menggunakan metode Pearson Corellation, Cochran, Uji Asumsi Klasik, dan Regresi Berganda.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Merek, Loyalitas terhadap Merek dan Kercayaan terhadap Merek memilik dampak yang positif dalam Ekuitas Merek Berbasis Konsumen pada Telkomsel, sedangkan Asosiasi Merek dan Persepsi Kualitas tidak mempengaruhi secara positif dalam Ekuitas Merek Berbasis Konsumen pada Telkomsel.

This essay analyzes the elements that affect the consumer-based brand equity. The purpose of this study was to analyze the factors that affect the elements of consumer-based brand equity on the mobile network operator Telkomsel in Jakarta. Factor elements that researched are Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Trust, and Brand Loyalty.
This research uses research methods descriptive with technique sampling using method Non-probability sampling, territory research in Jakarta. Technique of data collection is done through the deployment questionnaires, the data obtained from the 110 respondents, processed with using the SPPS 17.0 using method Pearson Correlation, Cochran, Test Assumptions Classical, and Multiple Regression.
From the results of this study concluded that Brand Awareness, Brand Loyalty and Brand Trust in a positive effect on Consumer-Based Brand Equity on Telkomsel, while the Brand Association and Perceived Quality does not affect positively the Consumer-Based Brand Equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makarim Hirdzi
"Penelitian ini menguji pengaruh ekuitas merek berbasis pelanggan seperti loyalitas merek, kesadaran merek, persepsi kualitas dan citra merek terhadap sikap merek dan niat beli konsumen terhadap hotel mewah di Jakarta. Penelitian ini mengumpulkan 213 responden yang tinggal di sekitar wilayah JABODETABEK untuk mengisi kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa loyalitas merek, persepsi kualitas tidak berpengaruh positif terhadap sikap merek konsumen. Di sisi lain, kesadaran merek dan citra merek secara positif mempengaruhi sikap merek terhadap hotel mewah. Selain itu, seluruh dimensi model CBBE tidak berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen terhadap hotel mewah di Jakarta. Dalam penelitian ini, sikap merek juga tidak memediasi pengaruh antara dimensi-dimensi CBBE dan niat pembelian konsumen sedangkan kinerja merek sebagai moderasi mempengaruhi hubungan antara sikap merek dan niat pembelian konsumen. Penelitian ini menerapkan teori CBBE di hotel-hotel mewah di Jakarta untuk mengetahui perbedaan reaksi konsumen di negara berkembang seperti Indonesia dengan menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung dari masing-masing dimensi CBBE terhadap sikap merek dan niat membeli.

This research examines the effect of customer based brand equity such as brand loyalty, brand awareness, perceived quality and brand image toward brand attitude and consumer purchase intention toward luxury hotels in Jakarta. This study collected 213 respondents who live around the JABODETABEK to fill the questionnaire. The research shows that brand loyalty and perceived quality do not have positive effect on consumer brand attitude. On the other hand, brand awareness and brand image positively influence the brand attitude toward luxury hotels. In addition, the whole dimensions of CBBE model do not positively affect the consumer 39 s purchase intention toward luxury hotels in Jakarta. In this research, brand attitude does not mediate the effect of the CBBE dimensions and consumer purchase intention while brand performance as moderation affects the relationship between brand attitude and consumer purchase intention. This research applied the CBBE theory in luxury hotels in Jakarta to know the different reaction of the consumers in the developing country such as Indonesia by analyzing the direct and indirect effect of each CBBE dimension on brand attitude and purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshal Bagus Nugroho
"Saat ini, beragamnya pilihan promosi yang tersedia untuk mendukung merek merupakan salah satu tantangan sulit bagi pemasar. Akibatnya, pemasar harus memahami apa saja pilihan promosi pemasaran yang ada dan bagaimana mereka harus dikombinasikan untuk dapat mengefektifkan program pemasaran mereka. Ekuitas merek sebagai kunci utama dalam memenangkan persaingan dan tujuan utama dalam manajemen pemasaran menjadi basis yang dapat digunakan untuk menganalisis bauran promosi. Menuju tujuan itu, penelitian ini akan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan ekuitas merek. Kemudian, secara khusus hal itu dijadikan analisis dalam mengevaluasi promosi pemasaran yang efektif dengan memperlihatkan interkoneksi antar faktor yang terlibat dalam pengembangan ekuitas merek.

Nowadays, various promotion program to support the brand that available is one of the difficult challenges for marketers. As a result, marketers must understand what marketing promotion program that available and how they should be combined in order to make their marketing program effective. Brand equity as the key factor in winning the competition in the market and the main objective in marketing management can be used to analyze the promotional mix. Toward that end, this research will consider the factors affecting brand equity development. Then, in particular it made an analysis in evaluating the effective marketing promotion by understanding the interconnection between the factors involved in the brand equity development."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>