Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98138 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"RSUD Cengkareng sebagai rumah sakit umum daerah milik pemerintah daerah diperuntukan untuk melayani kesehatan masyarakat secara luas. Karena itu sebagian besar pasien yang datang adalah masyarakat dari golongan menengah ke bawah, Dengan kondisi demikian maka dapat diperkirakan volume pasien yang datang akan tinggi Karena itu kecepatan pelayanan menjadi tuntutan dalam menjalankan rumah sakit ini. Segmentasi masyarakat menengah ke bawah menyebabkan kebutuhan untuk kelas 3 rawat inap menjadi tinggi. Karena itu pada rumah sakit ini kapasitas kelas 3 menjadi terbesar dan penanganan kecepatan pelayanan terfokus. untuk kelas ini mengingat jumlah pasien yang besar. Permasaiahan yang timbul dalam pelayanan rawat inap tersebut adalah lamanya proses masuk rawat inap dikarenakan tidak diketahuinya secara cepat jumlah tempat yang tersedia. tidak adanya sistem antrian reservasi. dan juga proses keluarya billing pasien saat akan keluar yang membutuhkan waktu lama. Masalah tersebut dapat diatasi dengan merancang dasar sistem inforrnasi untuk proses rawat inap dengan berbasiskan jaringan komputer. Pcrancangan ini meliputi pembuatan rancangan proses dan model data. Dalam penglolahan data juga dilakukan penentuan fungsional SDM rawat inap dan perancangan penunjang proses rawat inap yang meliputi dokumen rawat inap, penomoran tempat tidur, job description, pewarnaan rekam medis rawat inap, untuk mendukung proses yang telah dirancang"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Ramadhanto
"Tidak adanya sistem informasi yang memadai di RSUD akan berakibat pada terjadinya duplikasi data selama proses pencatatan, rekapitulasi, serta pelaporan data. RSUD Cengkareng yang sedang dalam tahap pembangunan sangat membutuhkan sistem informasi yang mampu mendukung pelayanan administrasi umum dan keuangan, termasuk di dalamnya proses penerimaan kas di instalasi rawat jalan dan rawat inap. Kedua instalasi ini menjadi fokus utama perancangan, karena besarnya jumlah transaksi keuangan yang terjadi di kedua instalasi tersebut.
Perancangan dilakukan melalui penelitian di RSUD Pasar Rebo karena RSUD tersebut memiliki kemiripan dengan RSUD Cengkareng, diantaranya adalah besarnya jumlah pasien serta pelayanan yang ditujukan untuk ekonomi menengah ke bawah. Perancangan proses penerimaan kas pelayanan rawat inap dan rawat jalan sebagai masukan pengembangan sistem informasi akuntasi di RSUD Cengkareng yang berbasis komputer ini dilakukan dengan cara pembuatan model proses (process modeling) dengan menggunakan alat diagram alir (flow chart), serta pembuatan model data (data modeling) dengan menggunakan alat diagram hubungan entitas (entity relationship diagram).
Melalui perancangan ini maka duplikasi data selama proses transaksi, rekapitulasi data, dan laporan berlangsung dapat diminimalisasi, serta penyediaan laporan yang berhubungan dengan penerimaan kas rawat jalan dan rawat inap untuk intern (RSUD Cengkareng) dan ekstern (Pemerintah DKI Jakarta) dapat dipercepat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Prasetio
"Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, sebagai rumah sakit yang baru berdiri memerlukan rancangan proses bagi pelayanan rawat jalannya. Dalam merancang proses pelayanan rawat jalan tersebut, harus memperhatikan beberapa kriteria agar proses tersebut dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.
Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang proses pelayanan rawat jalan RSUD Cengkareng. Adapun model awal yang digunakan dalam perancangan tersebut adalah proses pelayanan rawat jalan Pasar Rebo. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa keduanya memiliki status yang sama dan juga memiliki konsumen yang sama dengan jumlah yang sama.
Dalam perancangan proses pelayanan rawat jalan ini, beberapa kriteria digunakan agar proses yang dirancang bagi RSUD Cengkareng dapat memberikan palayanan yang lebih baik lagi dari RSUD Pasar Rebo. Selain itu, juga dimasukkan di dalamnya beberapa batasan, seperti jumlah komputer, SDM dan juga keterbatasan layout bangunan.
Dalam penelitian ini, dihasilkan suatu alur proses proses pelayanan rawat jalan berupa flow chart. Selain itu, juga dirancang serta diperhitungkan segala faktor pendukungnya seperti disain formulir, dokumen, dan perhitungan kebutuhan komputer dan SDM. Bagian akhir dari penelitian ini adalah bentuk dasar diagram hibungan entitas sebagai dasar sistem database pelayanan rawat jalan RSUD Cengkareng."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Tsurayya
"Pemantauan terapi obat merupakan salah satu pelayanan farmasi klinis yang harus dilakukan oleh apoteker klinis di RSUD Cengkareng. Pada laporan tugas khusus ini dilakukan kegiatan pemantauan terapi obat pada pasien dengan diagnosis Congestive Heart Failure (CHF) yang disertai komorbid CKD dan CAD di Ruang Rawat Inap RSUD Cengkareng. Berdasarkan hasil pengamatan dan pemantaun yang dilakukan selama kegiatan PTO pada pasien CHF dengan komorbid CKD dan CAD dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi obat pada pasien sudah cukup baik dan sesuai dengan literatur dan ketentuan pada peraturan yang berlaku. Rekomendasi yang diberikan yaitu pemberian obat untuk indikasi yang belum ada terapi, penggantian obat yang lebih efektif, dan pemberian alternatif obat yang lebih aman untuk pasien jantung, Tindak lanjut yang dapat dilakukan yaitu mengkomunikasikan kepada dokter penanggung jawab pasien (DPJP) terkait hasil identifikasi masalah terkait obat. Selain itu juga perlu dilakukan pemantauan pemantauan hasil laboratorium seperti kadar elektrolit dan fungsi ginjal, pemantauan efek samping dan interaksi obat lainnya.
Monitoring drug therapy is one of the clinical pharmacy services that must be carried out by clinical pharmacists at Cengkareng Regional Hospital. In this special assignment report, drug therapy monitoring activities were carried out in patients with a diagnosis of Congestive Heart Failure (CHF) accompanied by comorbid CKD and CAD in the Inpatient Room at Cengkareng Regional Hospital. Based on the results of observations and monitoring carried out during Monitoring drug therapy activities in CHF patients with comorbid CKD and CAD, it can be concluded that the administration of drug therapy to patients is quite good and in accordance with the literature and provisions in applicable regulations. The recommendations given are administering drugs for indications for which there is no therapy, replacing more effective drugs, and providing alternative drugs that are safer for heart patients. Follow-up that can be done is communicating to the doctor in charge of the patient regarding the results of identifying related problems. drug. Apart from that, it is also necessary to monitor laboratory results such as electrolyte levels and kidney function, monitor side effects and other drug interactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pemantauan terapi obat (PTO) adalah rangkaian proses kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat (MTO). Risiko MTO meningkat pada pasien lanjut usia dengan banyak penyakit penyerta (komorbid) akibat polifarmasi yang diterimanya. Pada penelitian ini, dilakukan kegiatan PTO terhadap pasien rawat inap atas nama Tn. B dengan diagnosis Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi. Pasien yang dipilih termasuk dalam kalangan yang rentan terhadap penyakit di atas, yaitu berusia di atas 65 tahun, memiliki riwayat kebiasaan merokok, disertai riwayat penyakit PPOK dan Hipertensi. Data yang diperoleh selama kegiatan PTO dianalisa dan dikaji berdasarkan kategori MTO menurut Hepler dan Strand menggunakan metode SOAP. Ditemukan dua MTO yang diidentifikasi pada terapi pasien selama periode PTO, yaitu masalah terkait pemilihan obat, dan interaksi obat dengan obat. Tindak lanjut yang direncanakan terkait MTO yaitu dengan memberikan rekomendasi pilihan terapi alternatif, dan dilakukannya monitoring untuk memantau keberhasilan terapi pada pasien. Selain itu, kegiatan PTO terhadap Tn. B menunjukkan bahwa terapi yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan pedoman pengobatan tatalaksana terapi Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi.

Drug therapy monitoring (DTM) ensures safe, effective, and rational drug therapy for patients. Patients who receive drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems (DRP). The risk of DRP increases in elderly patients with many comorbidities due to the polypharmacy they receive. In this study, DTM activities were carried out for inpatients on behalf of Mr. B with a diagnosis of Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension. The selected patients are among those susceptible to the above diseases, namely those aged over 65 years who have a history of smoking habits accompanied by a history of COPD and hypertension. The data obtained during the DTM activities were analyzed and reviewed based on the DRP category according to Hepler and Strand using the SOAP method. Two DRPs were identified in the patient's therapy during the DTM period: problems related to drug selection and drug-drug interactions. Planned follow-up related to DRP is by providing recommendations for alternative therapy options and monitoring the success of therapy in patients. In addition, DTM activities towards Mr. B indicate that the therapy given to the patient already follows the guidelines for treating Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darsih Sarastri
"Kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) di Rumah Sakit dilakukan oleh Apoteker untuk mencegah, mengidentifikasi dan memberikan rekomendari penyelesaian terkait permasalahan yang terjadi. Salah satu kriteria kondisi pasien yang menjadi target kegiatan PTO yaitu komplikasi penyakit dan polifarmasi. Komplikasi dan polifarmasi sering kali ditemui pada pasien Diabetes Melitus yang tidak diobati dengan optimal. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi masalah terkait obat dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat pada pasien Diabetes Melitus dengan komorbid di rawat inap RSUD Cengkareng. Kegiatan PTO dilakukan pada pasien dengan kriteria berupa pasien dewasa dengan diagnosis Diabetes Melitus disertai komorbid yang menerima pengobatan rawat inap selama 20 September – 3 Oktober 2023. Data pasien yang diperoleh dari catatan rekam medis pasien, catatan perkembangan pasien terpadu dan kegiatan visite selanjutnya dilakukan observasi, pemantauan perkembangan terapi, identifikasi masalah dan rekomendasi tidak lanjut. Hasil PTO pada pasien Ny.S yaitu terdapat beberapa permasalahan terkait obat yang ditemukan. Permasalahan terkait obat yang teridentifikasi yaitu terdapat obat yang tidak sesuai indikasi pasien (Ondansetron), masalah terkait lama pemberian obat (Omeprazole injeksi), dan obat yang kontraindikasi dengan kondisi pasien (Metformin). Rencana tindak lanjut terkait permasalahan obat yang telah diidentifikasi yaitu melakukan komunikasi dengan DPJP terkait masalah dan memberikan rekomendasi kepada DPJP untuk mempertimbangkan terapi dengan obat lain.

Medication Therapy Monitoring (MTM) activities in hospitals are conducted by pharmacists to prevent, identify, and provide recommendations for resolving related issues. One criterion for patient conditions targeted by MTM activities includes disease complications and polypharmacy. Complications and polypharmacy are often encountered in patients with suboptimally managed Diabetes Mellitus. Research is conducted to evaluate medication-related issues and provide recommendations for resolving them in Diabetes Mellitus patients with comorbidities admitted to RSUD Cengkareng. MTM activities are performed on adult patients diagnosed with Diabetes Mellitus accompanied by comorbidities receiving inpatient treatment from September 20 to October 3, 2023. Patient data obtained from medical records, integrated patient progress notes, and subsequent visit activities involve observation, therapy progress monitoring, problem identification, and recommendations. The MTM results for patient Ny.S reveal several identified medication-related issues. These include medications not matching patient indications (Ondansetron), issues related to the duration of drug administration (Omeprazole injection), and medications contraindicated with the patient's condition (Metformin). The follow-up plan for identified medication issues involves communicating with the attending physician regarding the problems and recommending consideration of alternative therapies.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Nariswari Harumansyah
"Penelitian ini menganalisis pemulangan pasien rawat inap. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan dalam rangkaian proses pemulangan pasien serta mengidentifikasi kendala dan hambatan yang terjadi pada tiap tahapannya. Penelitian ini dilihat dari aspek input, proses, output. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Seluruh data yang ada dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi secara langsung, wawancara mendalam serta telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pemulangan pasien rawat inap adalah 159 menit (>2jam). hal ini melebihi standar waktu yang ditetapkan yaitu 120 menit. Proses terlama terdapat pada tahapan penerbitan slip tagihan oleh penata rekening kepada keluarga pasien. Proses penyelesaian administrasi pasien rawat inap dipengaruhi oleh SDM, SOP, sarana, kebijakan yang berlaku di rumah sakit. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulangan pasien rawat inap masih termasuk kategori lama yaitu > 2 jam.

This study analyzed about discharge process for home-hospitalized patient. This study is conducted to find the time rates of discharge process cycle and obstacles in every step. This study also describe the process from different perspective such as input, process and output. Type of the study is qualitative study. Data of the study were collected from direct observation, in-depth interview, document analysis.
The result of this study shows that the average time rate of discharge process of homehospitalized patient was 159 minutes (>2 hours). This result is longer than the standard discharge time (120 minutes). This result was influenced by many factors, such as human resources, standard operational procedure, infrastructure, policy of the hospital. In inclusion, time rate for discharge process of home-hospitalized patient is still categorized as long-awaited time which is more than 2 hours.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Sari Purbandini
"ABSTRAK
Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi. Pilihan terapi demam tifoid yang bisa digunakan antara lain adalah antibiotik seftriakson, siprofloksasin, dan sefoperazon. Evaluasi penggunaan obat tersebut tidak hanya dilihat secara klinis, tapi juga secara farmakoekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas-biaya seftriakson dan non-seftriakson dalam pengobatan demam tifoid. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis efektivitas-biaya AEB . Data diambil secara retrospektif dan pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan melihat catatan rekam medik dan sistem informasi rumah sakit. Pasien yang menjadi sampel penelitian adalah pasien murni demam tifoid dan menggunakan antibiotik seftriakson atau non-seftriakson pada tahun 2016 di RSUD Cengkareng. Sampel yang dilibatkan dalam analisis sebanyak 15 pasien, yaitu 10 pasien kelompok seftriakson dan 5 pasien kelompok non-seftriakson. Efektivitas pengobatan diukur dalam efektivitas persentase pasien dengan lama hari rawat kurang dari sama dengan 5 hari . Biaya didapatkan dari median total biaya pengobatan, meliputi biaya obat, biaya alat kesehatan, biaya obat lain, biaya cek laboratorium, biaya tindakan, biaya jasa dokter, serta biaya kamar rawat. Berdasarkan hasil penelitian, efektivitas seftriakson 66,67 lebih besar dibandingkan efektivitas non-seftriakson 33,33 . Total biaya pengobatan seftriakson lebih rendah Rp 1.929.355,00 dibandingkan non-seftriakson Rp 2.787.003,00 . Nilai rasio efektivitas-biaya REB seftriakson lebih rendah Rp 28.938,88/ efektivitas dibandingkan non-seftriakson Rp 83.618,45/ efektivitas . Hasil akhir menunjukkan bahwa seftriakson lebih cost-effective dibandingkan non-seftriakson.

ABSTRAK
Typhoid fever is caused by bacterial infection Salmonella typhi or Salmonella paratyphi. Typhoid fever treatment which can be used such as ceftriaxone, ciprofloxacin, and cefoperazone. The evaluation of drugs not only seen by clinical aspect but also from economic aspect. The study aimed to evaluate the cost effectiveness of ceftriaxone and non ceftriaxone for typhoid fever patients. Cost effectiveness analysis CEA was chosen to be the method of this study. Data were taken retrospectively and sampling was done using total sampling based on medical records and hospital information systems. Patients who become the samples are patients diagnosed typhoid fever only and use ceftriaxone or non ceftriaxone as the antibiotics. The number of samples were 15 patients, which included 10 patients used ceftriaxone and 5 patients used non ceftriaxone. The effectiveness is measured by effectiveness percentage of LOS less than or equal to 5 days . The cost is median of total cost, summed from the cost of drug, other drugs, medical devices, laboratory tests, physician, healthcare services, and hospitalization. Based on result study, the effectiveness of ceftriaxone 66.67 is greater than non ceftriaxone 33.33 . Total cost of ceftriaxone Rp 1,929,355.00 is less expensive than non ceftriaxone Rp 2,787,003.00 . Average cost effectiveness ratio ACER of ceftriaxone Rp 28,938.88 effectiveness is lower than non ceftriaxone Rp 83,618.45 effectiveness . The final result showed that ceftriaxone is more cost effective than non ceftriaxone. "
2017
S69258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sugiarti
"Sejalan dengan akan didirikan bangsal keperawatan kelas VIP, kelas I, dan RS Swadana maka pertama kali yang harus dipersiapkan adalah mutu pelayanan keperawatan karena baik buruknya suatu rumah sakit ditentukan oleh bagaimana pelayanan keperawatannya. Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong harus mempersiapkan sumber daya keperawatannya yang memegang peranan panting dalam pelaksanaan proses keperawatannya.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik perawat terhadap proses asuhan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian survei. Evaluasinya menggunakan perhitungan statistik sederhana. Penelitian dilakukan di 4 ruang perawatan inap Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong. Jenis data variabel bebas dan variabel terikat adalah data primer. Variabel bebas dipergunakan formulir pengamatan dari kegiatan proses asuhan keperawatan. Formulir berpedoman pada suatu standard penilaian yang disusun oleh American Nursing Association dan National League for Nursing. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat dan bivariat.
Berdasarkan analisa data Bari kuesioner menunjukan bahwa pelaksanaan proses asuhan keperawatan berlangsung dengan balk. Tetapi menurut data-data dokumentasi yang bersumber pada data tertulis rekam medis, menunjukan proses asuhan keperawatan di RSUD Cibinong adalah sangat buruk (rata-rata total 18,2%). Pelaksanaan proses keperawatan di RSUD Cibinong belum berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan yaitu perawat pada umumnya melaksanakan proses asuhan keperawatan dengan baik (sesuai kuesioner), tetapi setiap tahapan proses tidak direkam dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu dibuat suatu sistem perekaman tahapan keperawatan yang sederhana dan mudah dilaksanakan oleh perawat. Perlu penambahan sumber daya keperawatan minimal 2 orang utama setiap jaga.

In line with constructing the nursing housing of VIP, Class I, and Self-funding Hospital (Rumah Sakit Swadana), then firstly that should be prepared is the quality of nursing services due to the condition of hospital determined by its nursing services. Thus General Hospital of Cibinong Region should prepare its nursing resources which have important role in acting the nursing process.
In general the research has aims to get information on the characteristics of nurses over nursing process. It is a survey research. Its evaluation uses simple statistics calculation. The research was done in four in-patient rooms of General Hospital of Cibinong Region. The questionaire form was guided by the valuation standard of American Nursing Association and National League for Nursing.
Based on data analysis of the questionaire indicated that the actions of nursing process went on properly. However according to documentation data in medical records, it indicated that nursing process in General Hospital of Cibinong Region was worst (total average 18.2 percent). The action of nursing process in General hospital of Cibinong Region did not go on well. It occurred because of some possibilities, that is nurses in general acted nursing process properly (in accordance with the questionnaire), but every process step was not recorded well. Based on the research results, it should be'made a recording system with simple and easy nursing process acted by nurses. It should make the addition of nursing resources minimally 2 main nurses on every duty.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>