Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leli Utari
"Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan salah satu jenis energi alternatif fuel cell yang sangat potensial untuk menggantikan energi fosil yang semakin terbatas jumlahnya. PEMFC ini memiliki daya yang cukup besar, efisiensi dan densitas arus yang tinggi, serta ramah lingkungan. Oleh karena itu, PEMFC ini banyak digunakan dalam aplikasi peralatan portable seperti Chemical Energy Car yang merupakan prototipe mobil berbahan bakar dari energi kimia. Salah satu kendala dalam penggunaan PEMFC pada peralatan portable adalah mengenai penyimpanan gas hidrogen. Untuk aplikasi tersebut, diperlukan media penyimpanan gas hidrogen yang mudah dalam penyimpanan dan penanganannya. Salah satu alternatifnya ialah dengan menggunakan NaBH4. Melalui proses hidrolisis Sodium borohidrida, hidrogen dapat terbentuk dengan bantuan sedikit katalis.
Pada penelitian ini, pembelajaran akan dipusatkan pada perancangan dan fabrikasi seluruh komponen - komponen Chemical Energy Car serta pengaturan kebutuhan reaktan (hidrogen dan oksigen) untuk Chem E Car. Adapun tahapan penelitian yang diusulkan meliputi: reaksi hidrolisis NaBH4 dengan bantuan katalis CoCl2 untuk menghasilkan gas hidrogen , perancangan seluruh komponen Chem E Car, fabrikasi cell stack PEMFC, fabrikasi Membrane Electrode Assembly (meliputi tahap pembuatan tinta katalis, tahap coating tinta katalis, preparasi membran Nafion, serta Hot Press MEA), fabrikasi tempat penyimpanan hidrogen, fabrikasi kerangka mobil, perakitan seluruh komponen - komponen Chem E Car, serta pengujian Chem E Car secara keseluruhan.
Reaksi hidrolisis sodium borohidrida ini memiliki orde reaksi 0 yang menunjukan bahwa laju reaksi hanya dipengaruhi oleh konstanta kecepatan reaksinya. Semakin tinggi konsentrasi katalis Cocl2 yang digunakan maka konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar. Hubungan tersebut dapat dilukiskan dalam persamaan k = 0.0509 Cc - 0.011. Kebutuhan gas hidrogen untuk PEMFC yang telah difabrikasi relatif kecil sekitar 0.06 ml/s karena dengan luasan MEA 36 cm2, PEMFC hasil fabrikasi hanya dapat menghasilkan densitas arus sebesar 24.25 mA/cm2 dan densitas daya sebesar 5.8 mW/cm2. Dengan daya tersebut Chem E Car dapat bergerak tanpa beban dengan kecepatan 0.083 m/s . Massa Chemical Energy Car keseluruhan tanpa beban adalah 1100 gram ( 245 gram pelat bipolar, 245 gram pelat penutup, 120 gram baut, serta 500 gr untuk kerangka mobil dan reaktor hidrogen).

Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) is one kind of fuel cell as an alternative energy that is potential to substitute fossil fuel that has limitation. Using PEMFC as a energy source for Chem E Car due to the power that it produces is high enough, efficient, high current density, and ecological. Therefore, this PMFC mostly used in portable application such as Chemical Energy Car, a prototype car using chemical energy for its fuel. But, this PMFC has a problem if it uses for portable application, it needs hydrogen storage that is easy in handling and storing. Alternative for that problem is to use NaBH4. Hydrogen can be produced through hydrolysis reaction of Sodium Borohydride in addition of catalyst.
This research only focused on designing and fabricating all the Chemical Energy Car's components and managing reactants needs (Hydrogen and Oxygen) for Chemical Energy Car. The research phases done are: hydrolysis reaction of NaBH4 to produce hydrogen in addition of CoCl2 as a catalyst, design of all the Chem E Car components, cell stack fabrication, membrane electrode assembly (MEA) (including the making of catalyst ink, coating, nafion membrane preparation, and hot press MEA), hydrogen storage fabrication, Chem E Car components assembly, and overall test of the Car.
As a result, hydrolysis reaction of Sodium Borohydride has zero order that shows the reaction rate influenced by reaction rate constant. Higher the concentration of the catalyst used higher the reaction rate constant. The relation of that can describe on this formula k = 0.0509 Cc - 0.011. Reactant needed for PEMFC is 0.06 ml/s (MEA 36 cm2). This PEMFC can produce current density in value of 24.25 mA/cm2 and power density in value of 5.8 mW/cm2. With this power, Chem E Car can move 0.083 m/s without charge. The mass total Chem E Car is 1,110 g (245 g for bipolar plate, 245 gram for end plate, 120 gram for bolt, and 500 gram for the car's body and hydrogen reactor).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karamoy, Marvina Sarah Frida
"PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) merupakan alat konversi energi alternatif pada bidang transportasi yang ramah lingkungan dan efisien. PEMFC menggunakan prinsip kerja sel elektrokimia dari reaksi hirogen dan oksigen yang menghasilkan energi listrik. Pengembangan teknologi ini diharapkan mampu menggantikan mesin pembakaran internal pada kendaraan saat ini. Sebagai awal terobosan baru dalam pengembangan penerapan PEMFC pada kendaraan, sebuah miniatur mobil, yang disebut mobil energi kimia, akan dirancang dan difabrikasi. Fabrikasi mobil energi kimia ini didasari oleh Chemical Energy Car Competition yang sudah menghasilkan berbagai miniatur mobil yang digerakkan dengan energi dari reaksi kimia.
PEMFC yang difabrikasi menggunakan bahan bakar hidrogen yang dihasilkan dari hidrolisis natrium borohidrida. Pengujian kinerja PEMFC dilakukan pada temperatur dan tekanan ruang. Pengujian sel tunggal menghasilkan densitas daya sebesar 3,58 mW/cm2 dan densitas arus sebesar 10 mA/cm2 pada voltase 900 mV. Perhitungan mekanis pada mobil dilihat dari variabel putaran untuk memperoleh kecepatan maksimal.
Berdasarkan referensi mobil city car saat ini, dengan daya 20 kW didapatkan empat rasio gear untuk mencapai kecepatan maksimal 52 km/jam. Dengan rasio gear yang sama dan rasio daya 1:4000, mobil skala miniatur yang dirancang dapat mencapai kecepatan maksimal 0,038 m/s pada torsi 98,764 Nm. Simulasi aerodinamika secara kualitatif membandingkan antara mobil energi kimia yang sudah difabrikasi dengan mobil rancangan untuk mengurangi hambatan aliran udara pada badan mobil. Mobil hasil rancangan memiliki bentuk streamline yang lebih baik daripada mobil yang difabrikasi.

Proton Exchange Membrane Fuel Cel (PEMFC)l is an alternative power generator for transportation application which is environmentally save and efficient. PEMFC uses the principal of electrochemical cell from hydrogen and oxygen reaction that result electric energy. This technology development is hoped to replace internal combustion engine in vehicle mowadays. As a development of PEMFC application in vehicle, a car miniature, which is called chemical energy car, is designed and fabricated. This fabrication is based on Chemical Energy Car Competition that has been creating many car miniature that is moved by chemical reaction.
The fabricated PEMFC in this research uses sodium borohydride hydrolisis to form hydrogen fuel. PEMFC performance test is taken at room temperature and pressure. It results 3,58 mW/cm2 of power density and 10 mA/cm2 of current density at voltage 900 mV. Mechanical calculation in vehicle is taken on torsional variable to get a maximum value of velocity.
Based on the fact of city car, with 20 kW of power, there are four gear ratio to reach 52 km/hour of maximum velocity. With the same gear ratio and power ratio 1:2000, the design of vehicle in miniature scale can reach maximum velocity 0,152 m/s at 94,706 Nm of torque. A qualitative Aerodynamic simulation compare between the fabricated chemical energy car and the designed vehicle to reduce air resistance on car?s body. The designed car has a better streamline shape than the fabricated one.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhli Halim
"Dalam simulasi ini, dilakukan pemodelan dan simulasi Proton Exchange Membrane (PEM) fuel cell dengan pendekatan 3 dimensi 2 fasa, yaitu fasa gas dan fasa padatan dengan bentuk channel serpentine. Persamaan model yang diturunkan meliputi persamaan kontinuitas, persamaan momentum, persamaan energi persamaan transport ion dan persamaan current density. Kesemua persamaan ini dibedakan antara fasa padatan dan fasa gas. Fasa padatan terjadi pada GDL, Catalyst dan membrane baik disisi anode maupun cathode. Scdangkan fasa gas hanya terjadi pada Gas Channel anode dan Gas channel cathode. Penyelesaian numeris model menggunakan perangkat lunak MATLAB™ 6.0. Karena terlalu sulitnya melakukan pemecahan dengan menggunakan MATLABTM pada daerah perhitungan 3 dimensi 2 fasa dan dalam geometri yang komplek, maka model disederhanakan menjadl 2 buah model I dimensi, yaitu model pada sumbu y (lebar) dan model pada sumbu z{ketebalan). Hasil model dari penyederhanaan model kesumbu y dldapat profil kecepatan. konsentrasi, tekanan, temperatur. current density, tegangan ionik. Model 1 dimensi kearah sumbu y ini hanya dapat diselesaikan pada lebar 50 cm, jika melebihi lebar ini model tidak dapat diselesaikan karena menghasilkan sebuah matrik Jacobian dari metoda Newton-Raphson yang singular, hal ini disebabkan karena persamaan current density yang sangat stiff. Sedangkan hasil dari penyederhanaan model kesumbu z..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanar Dwi Kuncoro
"Saat ini, Teknologi bahan bakar sel (fuel cell) telah berkembang dan diimplentasikan. Teknologi baru ini dapat memberikan daya listrik untuk perumahan, komersial dan pelanggan industri. Karena nilai efisiensi konversinya yang tinggi, kemudahan bahan bakar yang didapat, fleksibilitas untuk mengkombinasikan panas dan pembangkitnya, ramah lingkungan karena emisi gas buang yang rendah maka bahan bakar sel telah menjadi teknologi maju yang memiliki berbagai aplikasi pembangkit listrik yang variatif.
Tiap jenis fuel cell memiliki segmentasi pasar tersendiri sesuai karakater yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan berdaya yang mampu dihasilkan, konstruksi desain, kecepatan daya yang dihasilkan (start-up) dan suhu opersionalnya. Pada umumnya jenis fuel yang beroperasi pada suhu rendah (AFC,PEMFC) telah digunakan sumber energi listrik pada peralatan portabel, perumahan dan aplikasi transportasi. Sedangkan pada carbonate dan SOFC yang beroperasi temperature tinggi banyak digunakan pada pembangkit yang cukup besar yang stasiooner (10-50 MW).
Jenis bahan bakar sel yang paling matang dan berpotensi untuk pembangkit listrik perumahan (gedung) ialah Proton Exchange Membrane (PEM). Proses teknologinya baik dengan bahan bakar fosil atau nonfosil tetap masih mahal, meski demikian teknologi ini telah banyak digunakan dan terus berkembang.
Pada skripsi ini, karakteristik PEM disimulasikan menggunakan MATLAB versi 7.04. Program dirancang untuk melakukan simulasi pengiriman daya dengan berbagai variasi (3KW, 5KW dan 8KW) ke beban perumahan. Dan Hasil simulasi ini akan dianalisis karakteristiknya seperti penggunaan gas metan dan hidrogen, polarisasi, panas dan air yang dihasilkan, efisiensi dan daya yang dihasilkan dalam kondisi temperatur dan suhu yang berbeda-beda.

Nowadays, Fuel Cell Technology has become largely developed and implemented. This new technology is suitable for producing electrical power for residential, commercial, and industrial customers. Because of high fuel conversion efficiency, fuel flexibility, combined heat and power generation flexibility, friendly siting characteristics, negligible environmental emissions and lower carbon dioxide emissions, fuel cells are considered at the top of the desirable technologies for a broad spectrum of power generation applications.
Each of the various fuel cell types can be configured in a system focusing on the market segments that match its characteristics most favorably. Because of their lightweight construction, compactness, and quick start-uppotential, the lowtemperature fuel cells are being considered for portable, residential power, and transportation applications (AFC, PEMFC). Whereas, the higher temperature carbonate and solid oxide fuel cells which offer simpler and higher efficiency plants are focusing on the stationary power generation applications in the near term and large (10?50MW) power plants in the long range.
The most mature and potential candidate for resendential and stationary applications among types of fuel cell is the Proton Exchange Membrane (PEM) Fuel Cell. The processing this technology either from fosil or non-fossil resources itself still expensive, however, it is became largely known and developed.
In this bachelor?s thesis, characteristic PEMFC is simulated using MATLAB 7.04 version. The program is designed to deliver in many option power (3KW, 5KW and 8 KW) to resindetial load. it?s characteristic such as mathane and hydrogen consumption, polarization, heat and water production, efficiency and output power on different temperature and pressure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40470
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Indayaningsih
"Penelitian ini membahas tentang pembuatan gas diffusion layer (GDL) dari bahan serat alam yaitu serat sabut kelapa (SK) dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembaran GDL yang telah dibuat mempunyai spesifikasi konduktivitas listrik sebesar antara 34 S/m - 39 S/m, hidrofobik dengan sudut kontak antara 125,6o - 128,5o dan porositas sebesar 70% - 74%. Spesifikasi lembaran GDL ini telah memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai komponen elektroda PEMFC. Konduktivitas listrik lembaran GDL ini masih dapat ditingkatkan dengan cara menggunakan karbon serat alam yang dibuat pada suhu pirolisis lebih tinggi dari 1300oC hingga diperoleh struktur karbon menyerupai graphite.

This study discusses the fabrication of the gas diffusion layer (GDL) of natural fiber materials i.e coco fiber and oil palm empty fruit bunches. The results show that the GDL sheets that have been made have specifications for electrical conductivity between 34 S/m - 39 S/m, hydrophobic with a contact angle between 125.6o - 128.5o and a porosity of 70% - 74%. The GDL specification sheets are qualified to be used as a component of PEMFC electrodes. The electrical conductivity of the GDL sheets can still be increased by using the natural carbon fibers made at the temperatures higher than 1300oC to obtain carbon structure resembling graphite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
D1922
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Wiranata
"Air memegang peranan penting dalam Membrane Elektrode Assembly. Semakin banyak kandungan air dalam MEA, semakin baik konduktivitas ioniknya. Namun kadungan air yang berlebihan dapat menyebabkan flooding yang dapat menurunkan kinerja fuel cell. Tujuan penelitian ini adalah mencegah flooding dan meningkatkan kinerja MEA dengan penambahan microporous layer. Kinerja MEA tanpa MPL dan MEA dengan berbagai komposisi PTFE dalam MPL diuji pada penelitian ini. MEA dengan MPL terbukti menaikan power density fuel cell sebesar 258,8% dibandingkan dengan MEA tanpa MPL. Selain itu, MEA dengan MPL yang mengandung PTFE 20% wt menunjukan power density yang lebih tinggi dibandingkan dengan MEA dengan MPL 10% wt PTFE dan 30% wt PTFE. Hal ini menunjukan adanya komposisi optimum PTFE dalam MPL, dimana pada penelitian ini sebesar 20% wt.

Water plays an important role in the Membrane Electrode Assembly. The more water content in the MEA, the better its ionic conductivity. However, excessive water content can results flooding which degrade the performance of fuel cells. The objectives of this experiment are to reduce flooding and improve cell performance by adding a microporous layer. MEA without MPL and MEA with various compositions PTFE in MPL have been tested in this experiment. MEA with MPL proved to raise the fuel cell power density of 258.8% compared to the MEA without MPL. Furthermore, MEA with MPL containing 20% wt PTFE showed a higher power density compared to the MEA with MPL 10% wt PTFE and 30% wt PTFE. This shows there is an optimum composition of PTFE in the MPL which is 20% wt in this experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S51872
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Muchamad Arifin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Nahdi
"Proton exchange membrane fuel cell (PEMFC) merupakan tipe fuel cell yang paling banyak digunakan dalam aplikasi. Efisiensi dan performa merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan PEMFC. Elektrokatalis memiliki peranan penting dalam menentukan performa fuel cell. Penelitian katalis baru untuk peningkatan aktifitas, stabilitas, daya tahan, dan mengurangi biaya (40% biaya satu unit fuel cell) merupakan tantangan teknologi dan komersialisasi fuel cell. Makalah ini, efisiensi dan performa PEMFC telah dipelajari menggunakan katalis Pt/C (kontrol) dan beberapa katalis bimetal (Pt-Co/C, Pt-Ni/C, and Pt-Ru/C), menggunakan single stack PEMFC standar, luasan aktif 25 cm2 dan bipolar plate paralel. Sistem operasi diatur dengan kecepatan alir H2 dan O2 100 mL/menit, tekanan 0.1 bar dan temperatur 50°C. Performa PEMFC diukur dengan electronic discharge meter, 3300 C Electronic Load Mainframe ®Prodigit 3311D 60V/ 60A, 300V. Pt-Co/C pada katoda menghasilkan performa PEMFC tertinggi (0,445 V, 0,131 A, 0,058 W) dimana Pt-Co/C > Pt-Ni/C > Pt-Ru/C, dan pada anoda, Pt-Ru/C menghasilkan performa PEMFC tertinggi (0,403 V, 0,101 A, 0,041 W) dimana Pt-Ru/C > Pt-Co/C > Pt-Ni/C. Transfer massa dan efisiensi konsumsi H2 telah dihitung berdasarkan energi bebas Gibbs dan potensial selnya. Dari transfer massa, diperoleh efisiensi 57,51 % untuk Pt-Co/C di katoda dan 53,54 % untuk Pt-Ru/C di anoda.

Proton exchange membrane fuel cell (PEMFC) is the most available fuel cell type in various applications. Efficiency and performance are important focus on developing proton exchange membrane (PEM) fuel cell. Electrocatalysts and their corresponding catalyst layers thus play critical roles in fuel cell performance. Therefore, exploring new catalysts, improving catalyst activity, stability, durability, and reducing catalyst cost (40% for 1 unit fuel cell) are currently the major tasks in fuel cell technology and commercialization. In this paper, efficiency and performance of PEM fuel cell were studied with Pt/C catalyst as control and some bimetal catalyst (Pt-Co/C, Pt-Ni/C, and Pt-Ru/C) as electrode materials The membrane electrode assembly (MEA) was made using those catalyst then used with standard PEM fuel cell single stack 25 cm2 active areas with parallel bipolar plate. System operation was running in flow rate of 100 ml/min for hydrogen and oxygen at pressure 0.1 Bar and temperature was set constantly at 50°C. Performance of PEM fuel cell has measured by electronic discharge meter, 3300 C Electronic Load Mainframe ®Prodigit 3311D 60V/ 60A, 300V. Using Pt-Co/C on cathode was obtained the highest performance of PEMFC (0,445 V, 0,131 A, 0,058 W) whereas Pt-Co/C > Pt-Ni/C > Pt-Ru/C. Using Pt-Ru/C on cathode was obtained the highest performance of PEMFC (0,403 V, 0,101 A, 0,041 W) whereas Pt-Ru/C > Pt-Co/C > Pt-Ni/C. Mass transfer reaction and efficiency of H2 consumption in cell has been calculated by Gibbs free energy and open circuit voltage. Efisiensi was calculated based on mass transfer reaction and obtained 57,51% for Pt-Co/C as cathode material and 53,54% for Pt-Ru/C as anode material in PEMFC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30515
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Al Rasyid
"Teknologi fuel cell (selbahanbakar) merupakan salah satu teknologi yang menggunakan bahan bakar dari energi baru terbarukanya itu hidrogen. Teknologi ini dianggap bersih dan ramah lingkungan. Efisiensi konversi yang tinggi danemisi polutannya sangat rendah sehingga dampak lingkungan yang rendah juga membuatnya menjadi kandidat yang tepat untuk menggantikan teknologi konvensional ada. Aplikasidariteknologi fuel cell, antara lain untuk transportasi/ otomotif, pembangkitlistrikstasionerdan fuel cell portabel.Untuk teknologi fuel cell jenis proton exchange membrane (PEM) sebagai pembangkit listrik, khususnya di Indonesia masih belum berkembang. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis tekno ekonomi dari pembangkit listrik fuel cell jenis PEM dengan melihat karakteristik kerja dan efisiensi sistem, khususnya peralatan disisi keluaran seperti konverter dan inverter terhadap beban rumah tangga(beban yang dipakai lampu) dari beberapa profil beban seperti profil beban statis dan fluktuatif. Hasil uji kinerja sistem pembangkit listrik fuel cell memperlihatkan karakteristik dari fuel cell, yang berupa kurva polarisasi perubahan tegangan terhadap perubahan arus beban.Dari Kurva polarisasi V-I didapatkan nilai polarisasi aktivasi (α) pada saat pembebanan fluktuatif lebih besar dibandingkan pada saat pembebanan statis, sedangkan nilai polarisasi ohmic (r) pada saat pembebanan fluktuatif lebih kecil dibandingkan pada saat pembebanan statis. Hal ini memperlihatkan proporsi energi listrik yang timbul saat perubahan laju reaksi pada pembebanan fluktuatif lebih besar dibandingkan pada pembebanan statis. Sehingga reaksi yang terjadi lebih cepat dan mengakibatkan tegangan akan lebih cepat turun. Dari segi keekonomian biaya energi pembangkit listrik fuel cell jenis PEM untuk kapasitas 500W dan 2 kW masih cukup besar yaitu Rp/kWh10.117,2 dan Rp/kWh 5.330,4. Tetapi untuk kapasitas 5kW ternyata jauh lebih rendah yaitu sebesar Rp/kWh3.048,7. Hal ini di karenakan selain biaya investasi yang menjadilebihkecil,biaya bahan bakar juga menjadi lebih kecil. Biaya bahan bakar bisa jauh lebih murah dikarenakan konsumsi gas hidrogen berdasarkan arus beban yang dipakai pada kapasitas 5kW hanya dua kali lipat jumlahnya dibandingkan kapasitas 500W, sedangkan produksi listrik yang dihasilkan sepuluh kali lipat.

Fuel cell technology utilizes fuels from renewable sources i.e. hydrogen. Therefore, this technology is considered clean and environmentally friendly. High conversion efficiency with very low pollutant emission makes this technology a favorable candidate to substitute the existing conventional energy conversion technology. Applications of fuel cell technology include power for transportation/automotive, stationary fuel cell, and portable fuel cell. PEM type fuel cell technology as a power generation has not been developed in Indonesia. Therefore, it is necessary to analyze techno-economic of the PEM fuel cell technology by examining its operation characteristics and system efficiency particularly conversion equipment at output side such as converter and inverter for household load (lighting) at various load profile i.e, static and fluctuated loads. Performance analysis that is presented in V-I polarization curve shows the fuel cells characteristics. From this curve, polarization activation value (α) at fluctuated loads is higher than that of static loads, whereas polarization ohm value (r) is lower at static loads than fluctuated loads. This result demonstrates electricity produced at fluctuated loads is higher compared to that at static load. Consequently, chemical reactions are faster that affect voltage to drop faster. Cost of energy for PEM fuel cell is still considerably high for 500 W and 2 kW that are Rp/kWh10.117,2 and Rp/kWh 5.330,4. While for 5 kW fuel cell system, COE is far lower that is Rp/kWh3.048,7. This is due to cost of investment and fuels decrease significantly. Cost of fuel can be reduced substantially because oxygen consumption at a 5 kW fuel cell system is only double than that of the 500 W system, whereas electicity production is 10 times higher.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bono Pranoto
"Penelitian tentang Fuel Cell juga didorong oleh kemajuan dalam pembuatan nanomaterials dan aplikasinya sebagai bahan fuel cell dalam beberapa tahun terakhir. Pengembangan teknik fabrikasi terus ditingkatkan untuk mengatasi hambatan masalah daya tahan Membrane Electrode Assembly (MEA) pada PEM Fuel Cell pada periode tertentu. Salah satu faktor yang menyebabkan menurunkan kualitas MEA adalah manajemen air yang buruk pada lapisan elektroda. Selain masalah manajemen air, kendala lain yang berhubungan dengan daya tahan fuel cell adalah degradasi katalis Pt berpenyangga karbon (carbon supported Pt, Pt/C) yang disebabkan oleh korosi karbon penyangga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja Membrane Electrode Assembly (MEA) dari fuel cell bertipe membran penukar proton (PEMFC) melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah perbaikan manajemen air dengan memanfaatkan teflon sebagai material hidrofobik pada MPL. Pendekatan kedua adalah penggunaan karbon nanotube sebagai lapisan Microporous (MPL) yang bertujuan untuk meningkatkan sifat konduktifitas dan masalah degradasi katalis Pt dari elektroda MEA.
Dari sebuah perbandingan antara pemanfaatan teflon berjenis Polytetrafluoroethylene (PTFE) dengan Fluorinated ethylene propylene (FEP) didapatkan bahwa FEP memberikan kontribusi lebih terhadap peningkatan kualitas dalam hal ketahananannya terhadap masalah air dalam elektroda sehingga mampu bertahan hingga lebih dari 40 jam operasional dibandingkan dengan PTFE.
Dalam pemanfaatan Multi-Walled Carbon Nanotubes (MWCNT) dalam MPL didapatkan komposisi yang optimal yang mampu meningkatkan konduktivitas dari elektroda, pemakaian 50% MWCNT terhadap total karbon dalam MPL meningkatkan 43,7% konduktitas dibanding jika hanya Vulcan saja. Dan pemakaian 50% Single-Walled Carbon Nanotubes (SWCNT) mampu meningkatkan 44,3% konduktifitasnya. Kualitas daya yang dihasilkan dari pemanfaatan 50%MWCNT adalah 110mW/cm2, sedangkan kualitas daya yang dihasilkan dari pemanfaatan 50% SWCNT adalah 134mW/cm2.

Research on Fuel Cell is also encouraged by progress in the manufacture of nanomaterials and their application as fuel cell materials in recent years. Development of fabrication techniques continue to be improved to overcome barriers to durability problems Membrane Electrode Assembly (MEA) in PEM Fuel Cell at a certain period. One of the factors that lead to lower quality of MEA is poor water management on the electrode layer. In addition to water management problems, other constraints related to fuel cell durability is the degradation of Pt catalysts carbon supported (Pt/C) caused by corrosion.
The purpose of this research is to improve the performance of Membrane Electrode Assembly (MEA) of fuel cell proton exchange membrane type (PEMFC) through two approaches. The first approach is to improve water management by using Teflon as a hydrophobic material on the MPL. The second approach is to use carbon nanotubes as Microporous Layer (MPL) which aims to increase the conductivity properties of Pt catalyst and the problem of degradation of the MEA electrodes.
From a comparison between the utilization of Polytetrafluoroethylene (PTFE) with Fluorinated ethylene propylene (FEP) Teflon manifold was found that FEP contribute more to improving the quality in terms of durability to the problem of water in the electrodes, that can operated more than 40 hours compared with PTFE.
In the use of Multi-Walled Carbon Nanotubes (MWCNT) in MPL obtained the optimal composition that is able to increase the conductivity of the electrode, the use of 50% of MWCNT from total carbon in the MPL can increase 43.7% than if only used Vulcan only. And use 50% of Single-Walled Carbon Nanotubes (SWCNT) can increase 44.3% conductivity. The quality of power generated from the utilization of 50% MWCNT is 110mW/cm2, while the quality of power generated from the utilization of 50% SWCNT is 134mW/cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29345
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>