Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandiangan, Korlina
"Banyak industri mengeluarkan air limbah yang berbahaya dan memiliki toksisitas tinggi. Senyawa fenol merupakan salah satu senyawa yang non-biodegradable dan beracun (toxic), yang sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar apabila dibuang secara sembarangan. Proses ozonasi telah dikembangkan sebagai salah satu metode untuk mendegradasi senyawa fenol ini. Akan tetapi penyisihan fenol dalam air limbah cukup sulit dilakukan dengan menggunakan ozonasi tersebut, mengingat sifat ozon yang mudah terdekomposisi menjadi oksigen. dengan demikian keberadaan ozon dalam air limbah untuk mengoksidasi fenol tidak bertahan lama. sehingga fenol yang teroksidasi (tersisih) juga sedikit. Oleh sebab itu, untuk membantu kerja ozon dalam mendegradasi fenol digunakan karbon aktif dan zeolit sebagai katalis. Telah diketahui bahwa karbon aktif dan zeolit merupakan suatu bahan yang memiliki permukaan yang reaktif dan mempunyai luas permukaan yang tinggi [4]. Dengan demikian masalah penyisihan fenol dalam limbah diharapkan dapat diatasi dan dengan penambahan katalis tersebut dapat meningkatkan laju penyisihan dan persentase penyisihan fenol. Pada penelitian ini akan diamati pengaruh penurunan kadar fenol terhadap waktu ozonasi baik pada suasana basa maupun asam, menggunakan katalis maupun tanpa katalis. Kemudian akan diamati juga jenis katalis yang paling efektif terhadap penyisihan fenol pada ozonasi limbah fenol. Proses pengolahan limbah fenol pada penelitian ini dilakukan secara batch (secara tumpak). Limbah yang digunakan adalah limbah sintetik yang terbuat dari larutan fenol dengan konsentrasi 10-50 mg/L, pada suasana basa (pH 10-11) dan suasana asam (pH 6-7). Pengujian kinerja proses ozonasi dilakukan untuk mengamati senyawa fenol dengan metode aminoantipirin dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyisihan fenol dalam air limbah dapat dilakukan dengan proses ozonasi menggunakan katalis maupun tanpa katalis, pada suasana asam maupun basa. Ozonasi fenol ini dipengaruhi oleh konsentrasi awal (Co) dan pH limbah fenol. Semakin tinggi Co fenol, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai baku mutu, akan tetapi untuk pencapaian persentase penyisihan tergantung kondisi. Untuk ozonasi tanpa katalis, zonasi berlangsung lebih baik pada suasana (pH 10-11), dibandingkan dengan suasana asam (pH 6-7). Pada rentang pH 10-11, dengan Co fenol 20 mg/L terjadi kenaikan persentase penyisihan, dengan persentase penyisihan fenol maksimum sebesar 99.7420%. Untuk penyisihan fenol maksimum, pada rentang pH 10-11, dengan Co fenol rendah (10, 20 mg/L), penyisihan fenol maksimum beradajauh di bawah baku mutu, yaitu sebesar 0.0512 mg/L, dengan persentase penyisihan tertinggi adalah 99.7420%. Waktu optimum penyisihan fenol tersebut adalah pada waktu 60 menit. Untuk ozonasi fenol menggunakan katalis, laju penyisihan fenol dapat berlangsung lebih cepat. Akan tetapi persentase penyisihan fenol yang diperoleh menggunakan katalis lebih rendah dibandingkan ozonasi tanpa katalis. Ditinjau dari laju penyisihan fenol, katalis karbon aktif lebih baik digunakan dibandingkan dengan katalis zeolit. Pada rentang pH 6-7, dengan Co fenol 50 mg/L, waktu 15 menit persentase penyisihan mengalami peningkatan sebesar 66.4416%. Ditinjau dari persentase penyisihan fenol, katalis zeolit lebih baik digunakan dibandingkan dengan katalis karbon aktif. Akan tetapi jika dibandingkan dengan persentase penyisihan fenol tanpa katalis, persentase penyisihan hingga baku mutu tanpa katalis lebih tinggi dibandingkan menggunakan katalis zeolit. Pada rentang pH 10-11, dengan Co fenol 10 mg/L, selama 120 menit, persentase penyisihan oleh katalis zeolit tertinggi sampai baku mutu sebesar 93.9045%, sedangkan untuk persentase penyisihan fenol tanpa katalis dapat mencapai 98.4406%. Jadi, jika ditinjau dari laju penyisihan dan persentase penyisihan fenol, dapat disimpulkan katalis zeolit lebih efektif digunakan pada ozonasi fenol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nayoan, Stefans Johan Xaverius
"Melalui penelitian ini, signifikansi dari efek kavitasi hidrodinamika dan ultrasonik dan juga pemangsa radikal akan diketahui dan dievaluasi melalui konstanta laju reaksi dan bilangan Hatta. Dalam penelitian ini, pembelajaran literatur akan dilakukan pertama, agar dapat melanjutkan penentuan model dan input pada penelitian ini. Kemudian, pembentukan program akan dilaksanakan dan program tersebut akan divalidasi melalui data yang telah diperoleh dari eksperimen sebelumnya. Hasil dari program kemudian akan dianalisa dan dibahas. Untuk pembentukan program, perangkat lunak matematis, MATLAB, akan dipakai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam segi konsumsi ozon, konfigurasi ozonasi tunggal mengkonsumsi ozon paling tinggi, sedangkan konfigurasi ozonasi dan kavitasi ultrasonik adalah yang paling rendah. Hal ini dapat dikaitkan dalam pembentukan radikal bahwa kavitasi ultrasonik adalah yang tertinggi. Dari riset ini, harga kO3 untuk ozonasi tunggal adalah yang tertinggi, mencapai 5.55 x 106, sedangkan konfigurasi ozonasi - kavitasi ultrasonik adalah yang terendah, mencapai 4.17 x 105. Dari segi harga bilangan Hatta, ozonasi tunggal adalah yang tertinggi dengan harga 3.80 x 107, sedangkan konfigurasi ozonasi - hidrodinamika - ultrasonik adalah yang terendah, mencapai 4.28 x 105.

Through this study, the significance of effects of hydrodynamic and ultrasonic cavitation along with radical scavengers are determined and evaluated based on the reaction rate constant and Hatta number. In this research, studies on literature is carried out, along with the model and input determination as the next step. Next, the program is developed and is validated based on data obtained from experiments. Results from the program is then analysed for discussions and conclusions. For the program?s development, the mathematical software, MATLAB, is used. Results from this research has shown that in terms of ozone consumption, single ozonation method is the highest, whereas a combination of ozonation and ultrasonic cavitation is the lowest. This can be related in terms of radical formation due to cavitation that ultrasonic is the highest. From the conducted research, kO3 value for ozonation is the highest, reaching a max kO3 of 5.55 x 106, while the lowest is ozonation-ultrasonic cavitation, reaching a max kO3 of 4.17 x 105. And in terms of Hatta number, ozonation is the highest with Ha number reaching 3.80 x 107, while ozonationhydrodynamic cavitation-ultrasonic cavitation is the lowest, reaching 4.28 x 105."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Kendala utama proses ozonasi adalah biaya yang lebih mahal dibandingkan proses-proses biologis, terutama biaya untuk menghasilkan ozon. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan usaha untuk meningkatkan efisiensi proses. Diantaranya dengan memilih reaktor dan kondisi operasi yang tepat disertai pengetahuan tentang kinetika reaksi dan fenomena perpindahan massa yang terjadi, dan menggabungkan proses ozonasi dengan radiasi sinar ultraviolet (UV).
Pada penelitian ini diidentifikasi kinetika reaksi penyisihan fenol dengan metode ozonasi pada dua jenis kontaktor pendispersi ozon, yaitu Kolom Ozonasi Injeksi Berganda (Multi Injection Ozonizing Column, MIOC) yang berupa kolom gelembung, dan Kolam Ozonasi Injeksi Berganda (Multi Injection Ozonizing Tank, MIOT) yang berbentuk kolam bersekat. Selain itu, dilakukan perbandingan proses ozonasi dengan proses oksidasi lanjut ozon/UV pada MIOT dengan variasi pH dan konfigurasi penyinaran UV.
Semua penelitian dilakukan pada kondisi basa. Mekanisme reaksi ozonasi fenol pada kondisi basa lebih didominasi oleh reaksi tidak langsung yang ditunjukkan oleh nilai koefisien laju reaksi (k) yang sangat besar (antara 1010-1013}. Peningkatan pH tidak selalu memberi pengaruh kenaikan persentase penyisihan fenol.
Penyisihan fend dengan proses ozonasi pada MIOC menunjukkan bahwa pada pH 10-11 persentase penyisihan yang dicapai lebih kecil daripada pada pH 9-10. Demikian pula untuk penyisihan fenol dengan proses ozon/UV pada MIOT. Pengaruh penggunaan radiasi ultraviolet pada proses penyisihan fenol pada MIOT sangat tergantung pada konfigurasi penyinarannya. Hal ini ditunjukkan oleh persentase penyisihan fenol untuk berbagai variasi proses yaitu 74,72% untuk proses ozonasi saja, 87,52% untuk proses ozon/UV konfigurasi I (penyinaran pada zone I), 65,53% untuk proses ozon/UV II dan 74,44010 untuk proses ozon/UV konfigurasi III.

The main obstacle of ozonation process is relatively high cost for producing ozone, compared to biological processes. To overcome this problem, the efficiency of the process should be increased by selecting appropriate reactor and its process conditions, knowing the characteristic of kinetics and mass transfer, and combining ozonation with UV irradiation.
This research deals with the identification of reaction kinetics of phenol ozonation in two kinds of contactors, a bubble column called Multi Injection Ozonizing Column (MIOC) and a baffled tank called Multi Injection Ozonizing Tank (MIOT). In addition, ozonation process is compared with advanced oxidation process (AOPs) using ozone/UV in MIOT for several variations of pH and UV radiation configurations.
The identification of reaction kinetics shows that the reaction of phenol ozonation in high pH condition is dominated by indirect mechanism, indicated by very high reaction rate coefficients k (ranging from 1010-1013). The rate of ozonation reaction in base condition is much higher than that in acid condition. However, the increasing of pH doesn't always increase the phenol removal percentage.
Phenol removal by ozonation in MIOC shows that removal percentage at pH of 10-11 is lower than that at pH of 9-10. So does the ozone/UV process. The effect of UV radiation in phenol removal highly depends on the radiation configuration. This shows by variation of removal percentage for different processes. Ozonation alone gives 74.74% removal, ozone/UV I (radiation at zone I) 87.52%, ozone/UV II 65,53%, and ozone/UV III 74,44%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nurfitriyana
"ABSTRAK
Advanced Oxidation Process (AOPs) berbasis ozon merupakan salah satu
teknologi pengolahan limbah yang dapat digunakan untuk mendegradasi senyawa
organik, salah satunya fenol. Namun, kelemahan utama ozon adalah sulit larut
dalam air sehingga diperlukan teknik tambahan untuk mengatasinya dan kavitasi
merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan. Fokus penelitian kali ini adalah
mengevaluasi pengaruh proses kavitasi, baik ultrasonik maupun hidrodinamik
terhadap karakteristik produk oksidasi yang dihasilkan melalui analisis GC-MS
dan persentase penyisihan fenol. Dari hasil penelitian, kavitasi ultrasonik
memberikan persentase penyisihan fenol yang lebih baik dan produk hasil
oksidasinya pun lebih beragam dibandingkan dengan kavitasi hidrodinamik.
Kombinasi teknik ozonasi dan kavitasi memberikan persentase penyisihan fenol
yang paling tinggi.

Abstrak
Advanced Oxidation Processes (AOPs) ozone-based is a waste treatment
technology which can be used to degrades organic compounds, such as phenol.
However, ozone has main problems which is low solubility in water, hence it need
addition technique to enhance the perform of AOPs and cavitation can be
considered as a choice. The focus of this research is to evaluate the influence of
cavitation in AOPs, both of hydrodinamic and ultrasonic on the oxidation
products. The result from this research reveal that ultrasonic cavitation gave better
percentage of phenol removal and more various oxidation products compared with
hydrodinamic cavitation. Combination both of ozonation and cavitation provides
the highest percentage of phenol removal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43201
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Vania Ghaisani
"Senyawa fenol merupakan polutan berbahaya karena sifatnya yang beracun, korosif, dan karsinogenik. Senyawa ini banyak ditemukan dalam limbah cair industri yang jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memberi dampak yang sangat buruk pada lingkungan, yaitu menghambat aktivitas biota akuatik dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tubuh. Teknologi ozonasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan limbah cair karena karakteristik ozon yang akan terdekomposisi dalam air membentuk oksidator-oksidator kuat, seperti radikal hidroksil. Selain itu, dilakukan pengembangan dengan teknologi ozonasi katalitik untuk mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil yang memaksimalkan degradasi fenol. Pada penelitian ini, digunakan katalis ferolit karena memiliki efektivitas katalitik yang baik serta ketersediaannya yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenol dalam reaktor kolom gelembung. Variasi yang digunakan berupa laju alir udara (8, 10 , 12 L/menit) dan laju alir limbah (255, 405, 495 mL/menit) pada teknik ozonasi, serta variasi massa katalis (50, 100, 200 g) pada teknik ozonasi katalitik. Titik optimal didapatkan dengan persentase degradasi mencapai 99,48% dan penurunan COD sebesar 74,01% pada teknik ozonasi dengan kondisi operasi pH awal limbah 12, laju alir udara 10 L/menit, dan laju alir limbah 495 mL/menit. Adapun dengan penambahan 200 g katalis ferolit pada teknik ozonasi katalitik, diperoleh hasil persentase degradasi sebesar 99,12% dan penurunan COD sebesar 40,17%. Dengan demikian, kehadiran ferolit memengaruhi kinerja proses ozonasi dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ozonasi non-katalitik.

Phenol compound is dangerous pollutants due to its toxicity, corrosivity, and carcinogenic effects. This compound is found in industrial wastewater which has adverse effects on the environment if discharged directly without treatment, such as inhibits the activity of aquatic biota and cause health problems in the body. Ozonation technology is an environmentally friendly and effective technology for wastewater treatment due to ozone characteristics which decompose in water to form strong oxidizers, such as hydroxyl radicals. In addition, it is improved with catalytic ozonation technology to accelerate ozone decomposition into hydroxyl radicals which maximize phenol degradation. In this study, the catalyst used is ferrolite due to its good catalytic effectiveness and has large availability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with a single ozonation technique for the degradation of phenol compounds in bubble column reactors. Variations used in this study are air flow rate (8, 10, 12 L/min) and waste flow rate (255, 405, 495 mL/min) in the ozonation technique, as well as variations in catalyst mass (50, 100, 200 g) on catalytic ozonation technique. The optimal condition is obtained by degradation percentage reached 99,48% and COD reduction of 74,01% in ozonation technique evaluating with operating conditions of initial waste pH of 12, air flow rate of 10 L/min, and waste flow rate of 495 mL/min. As for the addition of 200 g ferrolite to catalytic ozonation technique, the results showed the degradation percentage of 99,12% and COD reduction was 40,17%. Thus, the presence of ferrolite affected ozonation process performance with a lower effectiveness compared to non-catalytic ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Wulansarie
"Dalam penelitian ini limbah cair yang mengandung senyawa antibiotik penisilin diolah dengan menggunakan teknik ozonasi dengan signifikansi penggunaan Reaktor Hibrida Ozon-Plasma (RHOP) dan sinar UV. Penelitian ini dilakukan dengan variasi waktu penyisihan (15, 30, 45, dan 60 menit), konfigurasi sistem ozonasi dalam pengolahan limbah cair (pengolahan limbah cair dengan ozon, pengolahan limbah cair dengan RHOP, pengolahan limbah cair dengan ozon dan RHOP, pengolahan limbah cair dengan ozon dan sinar UV), konsentrasi awal limbah penisilin (50 ppm dan 10 ppm), pH limbah (asam, netral, dan basa), dan tegangan ozonator (75, 150, dan 225 Volt).
Hasil penelitan ini adalah konsentrasi amoksisilin yang dianalisis dengan alat spektrofotometer, ampisilin yang dianalisis dengan titrasi iodometri, dan COD yang dianalisis dengan titrasi FAS (Fero Amino Sulfat). Penelitian ini menghasilkan kondisi terbaik untuk menyisihkan penisilin yang terkandung dalam limbah cair yaitu, kondisi basa dengan pH ≈10 dan sistem penyisihan limbah cair yang mengandung penisilin dengan ozon dan sinar UV, serta konsentrasi awal penisilin yang terkandung dalam limbah cair adalah 50 ppm. Persentase penyisihan yang dihasilkan mencapai 95,61% dengan konsentrasi akhir 1,90 ppm.

In this study wastewater containing penicillin antibiotic compounds was processed using ozonation technique with significance of using Ozone-Plasma Hybrid Reactor (RHOP) and UV light. The research was carried out with allowance for time variation (15, 30, 45, and 60 minutes), the system configuration of ozonation in wastewater treatment (wastewater treatment with ozone, wastewater treatment with RHOP, waste water treatment with ozone and RHOP, wastewater treatment with ozone and UV light), the initial concentration of penicillin waste (50 ppm and 10 ppm), pH waste (acidic, neutral, and alkaline), and ozonator voltage (75, 150, and 225 Volt).
The research results are amoxicillin concentration was analyzed with spectrophotometer, ampicillin was analyzed with iodometri titration, and COD was analyzed by FAS (Fero Amino Sulfat) titration. This research resulted in the best condition to set aside penicillin contained in the wastewater, alkaline conditions with pH ≈ 10 and allowance system effluent containing penicillin with ozone and UV rays, as well as the initial concentration of penicillin contained in wastewater is 50 ppm. The resulting allowance percentage reached 95.61% with a final concentration of 1.90 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto Kurniawan
"ABSTRAK
Dari keseluruhan aktivitas manusia, kegiatan industri dan pertambangan memberikan kontribusi yang paling besar dalam proses pencemaran. Salah satu diantara senyawa buangan industri yang berbahaya adalah fenol, yang memiliki sifat toksisitas tinggi baik terhadap manusia maupun biota akuatik. Mengingat bahaya yang ditimbulkannya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air buangan yang mengandung fenol dapat dilepas ke lingkungan.
Salah satu alternatif proses pengolahan limbah fenol adalah teknik ozonasi, yaitu oksidasi senyawa fenol dengan menggunakan ozon. Pemakaian teknik ini kini telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pengolahan air minum dan air limbah. Pesatnya perkembangan ini disebabkan karena sifat oksidator ozon yang kuat, sehingga mampu mensterilkan mikroorganisme, menghilangkan warna dan bau, serta mengoksidasi limbah baik organik maupun anorganik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kinerja penyisihan senyawa fenol dengan teknik ozonasi menggunakan kontaktor kolom sistem injeksi berganda secara kontinu. Pengamatan dititikberatkan pada suasana basa, dengan variasi konsentrasi fenol awal (5 dan 10 ppm) serta pH awal (9-10 dan 10-11). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyisihan limbah fenol pada suasana ini berjalan cepat dengan tingkat penyisihan fenol berkisar diantara 95,01% sampai 99,22%."
2000
S49171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Israr Saputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimatuz Zahroh
"Penelitian ini merupakan aplikasi teknik ozonasi pada media padat. Penelitian ini dapat dipandang sebagai alternatif pendukung dari program pemerintah untuk menekan pertumbuhan dan penyebaran bakteri Bacillus anthracis, yaitu mikroorganisme penyebab utama penyakit antraks yang mematikan, baik pada hewan ternak maupun manusia. Pendekatan utama yang diambil adalah bahwa spora bakteri Bacillus cereus memiliki kemiripan struktur dengan spora bakteri Bacillus anthracis, sedemikian sehingga dapat dianggap sebagai representasi ideal untuk proses ozonasi pada media padat. Proses ozonasi dilakukan dengan menggunakan ozonator yang telah dirancang-bangun sebelumnya di Laboratorium Intensifikasi Proses DTK FTUI. Ozonator dioperasikan dengan tegangan listrik sebesar 150 volt pada primer transformator tegangan tinggi (plasmatron), setara dengan tegangan 10 KV pada sekunder plasmatron, pada suhu ruang dan tekanan 1 atm. Udara yang digunakan dicatu dari kompresor dengan laju alir udara sekitar 850 liter/jam. Media yang diozonasi divariasikan menjadi tiga jenis, yaitu tanah, zeolit, dan campuran keduanya. Selanjutnya, setiap sampel diambil dari masing-masing media setelah dilakukan ozonasi selama 15, 30, 60, 90, dan 120 menit. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses ozonasi dapat mendeaktivasi spora Bacillus sp. pada media tanah dan zeolit dengan capaian efektivitas sebesar 99,8%.

This research is application of ozonation techniques on solid media. This research is alternative supporting government program to reduce growth and spread of Bacillus anthracis, the main cause of disease anthrax deadly, either on farm animals and humans. The main approach taken is that spore the bacterium Bacillus cereus has similarities with Bacillus anthracis spores structure, such that it can be considered as a ideal representation for ozonation process on solid media. Ozonation process is carried out using the ozonator has been designed earlier in the Process Intensification Laboratorium Chemical Engineering Departemen UI. Ozonator operated with a voltage of 150 volts on the high voltage primary transformer (plasmatron), the equivalent of 10 KV voltage at the secondary plasmatron, on room temperature and pressure of 1 atm. Air supplied from the air compressor used with air flow rate of about 850 litres/hour. An ozonated medium varied into three types, that is, a soil, a zeolite, and a mix of both. Furthermore, each sample is taken from each media after ozonation process for 15, 30, 60, 90, and 120 minutes. From the research, got that ozonation process can deactivates spores of Bacillus sp. in the soil and zeolite medium with the effectiveness of 99.8 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>