Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mubaher Sidiq
"Suatu industri pengolahan biasanya tidak terlepag dari permasalahan limbah yang berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup. Masalah iingkungan rnerupakan hal yang mutlak harus diperhatikan oleh sebuah industri pengolahan, dikarenakan tuntutan standar baku mutu lingkungan yang harus dipenuhi oleh sebuah industri. Salah satu jenis limbah yang menjadi sorotan masyarakat adalah limbah logam berat yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah logam berat yang beracun dapat bempa Cr(VI), Pb dan Hg Serta limbah logam berat yang rnempunyai nilai strategis dan ekonomis yang tinggi seperti platina (Pt), emas (Au), Rh, Ag, dan Pd.
Dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis TiO2-SiO; dan PUTiO2 yang digunakan untuk melakukan uji reduksi Cr(\/I) menjadi Cr(Ill). Beberapa parameter yang diuji dan diteliti meliputi variasi jenis katalis, sistem fotoreaktor, efek penambahan metanol. Kemudian dilakukan pula reduksi Cr(VI) dari berbagai jenis limbah antara lain; limbah sintetis, limbah praktikum dan limbah industri elektroplating.
Dari hasil penelitian didapat bahwa katalis serbuk TiO2 Degussa P25 memiliki aktivitas tertinggi dalam mereduksi Cr(Vl) dibandingkan dengan katalis hasil preparasi (TiO2-SiO2_ CuO/Ti02 dan Pt/TiO2). Pcnambahan dua reaktor yang disusun secara seri dengan penggunaan konsenirasi katalis 3 g/lt tiap reaktor dapat meningkatkan nilai konversi dari 25% menjadi 98%.
Untuk penggunaan konsentrasi katalis lg/It tiap reaktor dengan jumlah reaktor 3 buah didapat nilai konversi sebesar 36% dan penambahan metanol sebesar 10% dapat memberikan efck positif terhadap proses reduksi Cr(VI) sehingga diperoleh konversi sebesar 99%. Limbah elelctroplating dengan konsentrasi Cr(VI) 40 ppm dapat tereduksi hingga dibawah ambang batas maksimum (0,05 ppm) dalam waktu 5 jam dan bila konsentvasi Cr(VI) dibawah 5 ppm maka dalam waktu kurang dari 30 menit ambang batas tersebut dapat dicapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi Wibowo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilyani
"Pesatnya perkembangan aktivitas perindustrian akhir-akhir ini telah menyebabkan permasalahan Iingkungan, akibat bertambahnya limbah berbahaya yang dihasilkan industri tersebut. Limbah Cr(VI) dan atau fenol serta Hg(Il) merupakan limbah berbahaya yang menjadi permasalahan lingkungan sekarang ini. Masalah lingkungan merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan oleh sebuah industri pengolahan, dikarenakan tuntutan standar baku mutu lingkungan yang harus dipenuhi oleh sebuah industri. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh katalis yang optimal untuk proses pengolahan limbah Cr(Vl), fenol dan Hg(ll) secara fotokatalisis.
Dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis ZnO/TiO2 dengan metode impregnasi, yang digunakan untuk pengolahan limbah Cr(VI) dan Fenol secara terpisah dan simultan serta limbah Hg(Il). Katalis hasii preparasi dikarakterisasi DRS untuk mengetahui pola pergeseran pita absorbansi dan besar energi band gap. Sementara itu karakterisasi XRD dilakukan untuk mengetahui pola difraksi dan struktur kristal anatase dan mtil Serta ZnO dari katalis Ti02 dan ZnO/Ti02. Uji aktivitas katalis dilakukan dengan menggunakan sistern reaktor slurry yang bekeqia secara barch selama 5 jam, kemudian hasilnya dianalisis dengan UV-VIS Spectrophofomerer. Parameter yang divariasikan jumlah loading ZnO dalam katalis TiO2 dan jenis limbah.
Hasil karakterisasi DRS menunjukan penambahan dopan ZnO dari 0,5%-33,5% pada katalis TiO2 dapat meningkatkan pita absorbansi dari 385-420 mm dan menurunkan band gap dari 3,2-2,85 eV. Hasil karakterisasi XRD menunjukan adanya tambahan satu puncak, yaitu puncak ZnO pada katalis yang dipreparasi dengan precursor Zn-Nitrat. Hasil uji aktivitas katalis dalam pengolahan limbah tunggal Cr(Vl) dan Fenol menunjukkan bahwa katalis 0,5% ZnO/TiO2 dari precursor Zn-Nitrat memiliki aktivitas optimal dalam mereduksi Cr(Vi) sebanyak 100% dan oksidasi Fenol sebanyak 97,6%. Sementara untuk limbah simultan katalis 0,5% ZnO/TiO2juga masih memiliki aktivitas yang paling optimal, yaitu jumlah Cr(Vl) yang direduksi 100% dan jumlah Fenol yang berhasil dioksidasi 93,4%. Adapun untuk limbah tunggal Hg(Il), katalis 0,5% ZnO/TiO2 dapat mereduksi Hg(Il) hingga 4,5 ppm setelah 4jam. Adanya senyawa organik fenol dan metanol dalam Iimbah dapat meningkatkan keefektifan reduksi Cr(VI) karena dapat berfungsi sebagai hole scavanger dan donor elektron."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Salah satu limbah yang saat ini cukup mendapat banyak perhatian adalah limbah logam berat Cr(VI) yang biasanya berasal dari industri electroplating, industri catlpigmen dan industri penyamakan kulit (leather tanning). Chromium terdapat di alam dalam bentuk oksida, yaitu oksida Cr(III) dan Cr(VI). Toksisitas Cr(VI) sangat tinggi dan bersifat karsinogenik bagi manusia dan binatang, sedangkan toksisitas Cr(III) jauh lebih rendah. Beberapa upaya pengolahan limbah Cr(VI) yang telah dilakukan seperti reduksi kimia, ion exchange, adsorpsi dengan batu tiara atau karbon aktif dan reduksi dengan bantuan bakteri memiliki kelemalian yaitu diperlukarnya energi yang sangat tinggi danlatau bahan kimia yang sangat banyak. Kelemahan inilah yang membuat metode fotokatalitik lebih prospektif dan lebih unggul untuk diaplikasikan.
Dalam penelitian ini, reduksi Cr(VI) dilakukan dengan katalis TiO2 murni hasil preparasi dari bahan awal TiCla dan TiO2 yang dimodifikasi dengan penambahan dopan Cu dan CuO sebesar I % loading. Penambahan dopan tersebut bertujuan untuk meningkatkan aktifitas fotokatalitik karena dapat menurunkan laju rekombinasi antara eiektron-hole. Katalis basil preparasi kemudian dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, BET dan SEM. Uji aktifitas katalis dilakukan menggunakan reaktor yang bekerja secara batch. Parameter-parameter yang diuji dan diteliti rneliputi test blanko reduksi Cr(VI), variasi katalis (pengaruh penambahan dopan), efek penambahan EDTA, pengaruh pH larutan, variasi konsentrasi awal Cr(VI), dan pengaruh penambahan karbon aktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan EDTA sebagai hole scavenger dapat meningkatkan aktifitas fotokatalisis dalam mereduksi Cr(VI) sekitar 10%. Laju reduksi Cr(VI) lebih cepat terjadi pada pH rendah dan pada konsentrasi awal Cr(VI) yang rendah. Penambahan karbon aktif sebagai adsorben dapat meningkatkan aktifitas fotokatalisis sekitar 5% karena dapat mengadsorp molekul-molekul Cr(VI) ke sekitar permukaan katalis. Katalis Ti02 murni yang dipreparasi dari bahan awal TiCla memiliki aktivitas tertinggi dalam mereduksi limbah Cr(VI) menjadi Cr(III), dengan konversi sekitar 80%. Hal ini disebabkan oleh tingginya luas permukaan dan kristal anatase yang terbentuk. Fotoreduksi limbah Cr(VI) yang dilakukan dengan katalis film dalam reaktor sirkulasi belum menunjukkan basil yang signifikan. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi sistem reaktor yang lebih efektif untuk katalis bentuk film. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nuriman
"Sebagai suatu fiksasi kimia dan/atau teknologi daur ulang emisi atau limbah CO2, konversi CO2 menjadi metanol melalui hidrogenasi katalitik telah dikenal sebagai proses yang paling menjanjikan, karena proses hidrogenasi katalitik dapat mengolah sejumlah besar CO2 dalam waktu yang singkat. Saat ini, metanol diproduksi menggunakan gas sintesis, yaitu campuran gas H2, CO, dan CO2. Karbon monoksida adalah sumber karbon utama dalam proses skala komersial menggunakan katalis-katalis komersial berbasis Cu-Zn. Katalis-katalis komersial ini memperlihatkan suatu kecenderungan deaktivasi dini pada tekanan parsial CO2 yang tinggi. Dengan demikian, diperlukan suatu katalis baru untuk mengubah CO2 langsung menjadi metanol.
Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melakukan preparasi dan karakterisasi katalis-katalis Cu berpenyangga dengan kandungan Cu yang bervariasi 1-10% berat pada penyangga-penyangga alumina, titania dan oksida Zn. Sintesis atau preparasi katalis dilaksanakan melalui langkah-langkah persiapan penyangga, pengimpregnasian larutan garam logam Cunitrat, pengeringan dan kalsinasi. Analisis penyerapan fisika yang dilakukan terhadap penyangga menunjukkan luas permukaan total dari masing-masing penyangga, alumina mempunyai luas permukaan yang tinggi yaitu 212 m2/gr sedangkan titania 50 m2/gr dan oksida Zn 2 m2/gr. Hasil analisis penyerapan kimia dari katalis menunjukkan bahwa luas permukaan logam Cu aktif yang maksimal diperoleh pada katalis CuWAI2O3-10% CulTiO2-10% dan CulZnO-755%. Sebaliknya, penyebaran atau dispersi logam aktif yang maksimal diperoleh pada katalis CulAI2O3-5%, CulTiO2-2,5% dan Cu/ZnO-2,5%. Dari hasil analisis Difraksi Sinar-X terhadap katalis-katalis tersebut dapat dipastikan bahwa perlakuan kalsinasi dapat mengubah garam Cu-nitrat menjadi CuO. Sedangkan perlakuan pereduksian dengan hidrogen dapat mengubah seluruh CuO tersebut menjadi Cu yang merupakan inti aktif tempat terjadinya reaksi yang diinginkan.

As a chemical fixation andlor recycling technology of emitted CO2, conversion of C02 to methanol by catalytic hydrogenation has been recognized as one of the most promising process, because catalytic hydrogenation process could treat a large amount of CO2 in short time. Currently, methanol is produced from syngas, a mixture of H2, CO and CO2. CO is the main carbon source in the commercial-scale process over commercial catalysts based on Cu-Zn. The commercial catalyst exhibit a tendency to be deactivated prematurely at high C02 partial pressure. Thus, a novel catalyst for converting CO2 directly to methanol is required.
Therefore, this study try to prepare and characterize supported Cu catalysts with amount of Cu varied from 1-10 weight % over alumina, titania and Zn oxide supports. Catalyst preparation was made by following this step: support preparation, impregnation with Cu-nitrate solution, drying and calcinations. Physisorption analyses determined total surface area of supports with the result: alumina has high surface area which is 212 m2/g, whereas Titania 50 m2/g and Zn-oxide 2 m21g. Chemisorption analyses of catalysts showed that maximum activated Cu surface area was found from Cu/Al203-10%, Cu1Ti02-10% and Cu/ZnO-7,5% catalysts. On the other hand, spreading or maximum activated metal dispersion was found from Cu1A1203-5%, Cu1Ti02-2,5% and Cu/ZnO-2,5%. X-Ray Diffraction Analyses over the catalysts proved that calcinations could convert all of the CuO to Cu metalic which area the active sites where expected reaction take place.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofid Rizal Sukiman
"Semakin meningkatnya kepedulian masyarakat akan pencemaran lingkungan, akhirnya memicu perkembangan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Beberapa Iimbah yang menjadi sorotan masyarakat antara lain adalah limbah logam berat serta limbah organik. Proses fotokatalitik merupakan salah satu alternatif untuk pengolahan limbah logam berat dan lirnbah organik secara simultan. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian sejauh mana proses simullan dapat berjalan dengan kondisi operasi seperti pH larulan dan konsentrasi awal masing-masing Iimbah.
Percobaan yang dilakukan meliputi pengolahan limbah Cr(V1), I-Ig(II) dan fenol yang dilakukan dengan menggunakau fotokatalis T102 Degussa P25 dalam benluk Elm dengan menggunakan reaktor silinder berputar. Parameter yang diuji meliputi pH larutan dan konsentrasi awal larutan.
Hasil dari percobaan unluk sistem tunggal didapat konversi akhir umuk Cr(Vl) 40 ppm scbesar 75 % sctelah 8 jam reaksi pada pH larutan 2, konversi akhir fenol 40 ppm scbesar 98,6 % selelah 9 jam reaksi pada pH larutan 7, sedangkan konversi akhir Hg(I1) 40 ppm sebesar 73 % setelah 5 jam reaksi pada pl-I larutan 7.
Untuk sistem simultan, penambahan konsentrasi fenol 20 ppm, 40 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm kc c1z1|z1m Iarulan Cr(\/1) 40 ppm mampu menghasilkan konversi reduksi Cr(Vl) sebesar 90,3 %, 96,S%, 87,4 %, dan 37,5 % selama 5 jam reaksi. Untuk degradasi fenul, dihasilkan konversi sebesar 89,9 %, 89,6 %, 60,2 %, dan 35 % pada penambahan konsentrasi fenol 20 ppm, 40 ppm, 100 ppm, dun 1000 ppm ke dalam larutan Cr(V1) 40 ppm selama 5 jam reaksi. Untuk reduksi Hg(1l), pada penambahan fenol 40 ppm ke dalam Iarutan 1-1g(11) mampu menghasilkan konversi reduksi sebesar 80,1 % selama 5 jam reaksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indar Kustiningsih
"Limbah yang dihasilkan oleh industri, dewasa ini telah menjadi permasalahan serius yang dapat menghambat terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Salah satu metode pengolahan limbah yang sangat prospektif dan ramah lingkungan adalah dengan metode fotokatalisis yang menggunakan katalis semikonduktor TiO2. Agar metode ini dapat lebih optimal maka perlu dikembangkan konfigurasi reaktor yang efektif dengan menggunakan katalis TiO2 bentuk lapisan tipis (film) dan energi foton dari sinar matahari. Pada penelitian ini, pelapisan katalis TiO2 dari Degussa P25 dilakukan dengan menggunakan perekat epoksi dan dengan metode spin coating, sedangkan fotoreaktor yang digunakan adalah reaktor plat bertingkat (RPB), reaktor silinder berputar (RSB) dan reaktor tubular "Y" collector (TVC). Dari masing-masing reaktor tersebut ditentukan kondisi optimalnya, yaitu laju sirkulasi limbah untuk RPB, putaran silinder untuk RSB, laju sirkulasi limbah dan sudut reflektor untk TVC. Ketiga reaktor tersebut dibandingkan kinerjanya dalam mengolah limbah Cr(Vl) dan fenol secara simultan pada kondisi optimal masing-masing reaktor dengan energi foton dari sinar matahari. Hasil eksperimen menunjukkan katalis TiO2 dalam bentuk film yang dibuat dengan metode spin coating lebih aktif dibandingkan dengan menggunakan perekat epoksi. Luas permukaan aktif RPB, RSB dan TVC masing-masing sebesar 4500 cm², 4398 cm² dan 1778 cm², sedangkan berat katalis di RPB, RSB dan TVC masingmasing sebesar I,57 gram, 2,19 gram dan 0,57 gram. Kondisi optimal untuk RPB diperoleh pada laju sirkulasi limbah sebesar 8,1 liter/menit, untuk RSB pada putaran silinder sebesar 120 rpm, untuk TVC pads laju sirkulasi sebesar 10,5 literlmenit dengan sudut reflektor sebesar 90° untuk sumber foton dari lampu UV dan 150° untuk sinar matahari. Dari ketiga reaktor yang digunakan, RSB merupakan konfigurasi reaktor yang paling optimal untuk mengolah Cr(VI) dan fenol secara simultan. Pada cuaca yang cerah (intensitas rata-rata sinar matahari 894 μW/m²), reaktor tersebut mampu mengolah 10 liter limbah Cr(VI) dan fenol pada konsentrasi awal 10 ppm hingga dibawah ambang baku mutu limbah. Konsentrasi akhir Cr(Vl) dan fenol setelah tiga jam masing-masing mencapai 0,47 ppm dan 0,40 ppm.

Waste that produced by industries recently has become serious problem in creating clean and healthy environment. One of more prospective and friendly environment method for waste treatment is photo catalysis method which using semiconductor catalyst TiO2. In order to optimize the method; it has to develop effective reactor configuration by using TiO2 catalyst, in the form of thin layer and photon energy from sunray. In this experiment coating TiO2 catalyst from Degusa P25 done by using epoxy glue and by using spin coating method, while photoreactor use in this experiment are cascade plate reactor (RPB), rotating drum reactor (RSB) and tubular V collector reactor (TVC). The optimal condition of each reactor have to definite are rate of waste circulation for RPB, rotation speed for RSB, rate of waste circulation and reflector angle for TVC. Performance of three reactor are compared in the way they treat Cr(VI) and phenol waste simultantly at the optimal condition of each reactor with photon energy from solar light. The experiment result show that TiO2 catalyst, in the form of thin layer, which made by spin coating method is more active than TiO2 catalyst made by using epoksi glue. Width of active surface of RPB, RSB and TVC are 4500 cm², 4389 cm² and 1778 cm², while catalyst weight in each RPB, RSB and TVC are 1.57 gr, 2.19 and 0.57 gr, optimal condition for RPB obtains at rate of waste circulation 8.1 L/min, rotating drum for RSB gains at 120 rpm, for TVC the rate of circulation obtains at 10.5 llmin with reflector angle is 900 if photon?s source is from ITV lamp and reflector angle is 150° if photon?s source is from solar light. From the three reactor used in this experiment, RSB is the most optimal configuration reactor for treat Cr (VI) and phenol simultantly. At the sunny weather (intensity of rate solar light 894 μW/m²) the reactor can treat 10 liter Cr (VI) and phenol waste at initial concentration is 10 ppm until below the threshold of waste standard quality. Final concentration of Cr (VI) and phenol miter 3 hours can be reach at 0.47 ppm and 0.40 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Vania Tjendana
"Limbah fenol dan logam Cr(VI) merupakan limbah organik dan logam berat berbahaya dan sulit didegradasi. Kedua jenis limbah tersebut dihasilkan dari berbagai macam proses industri seperti industri tekstil, cat, pewarna, dan lain lain. Maka, diperlukan teknologi pengolahan limbah yang efektif, salah satunya adalah dengan teknologi Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE). Metode Cathodic Contact Glow Discharge Electrolysis adalah bagian dari teknologi CGDE, dimana plasma terbentuk di katoda dengan pancaran sinar yang terang (glow discharge). Metode ini dapat menghasilkan spesi reaktif •OH dan H• dalam jumlah besar sehingga mampu mendegradasi limbah cair fenol dan Cr(VI) secara simultan. Kondisi optimum yang didapatkan adalah pada konsentrasi awal Cr(VI) 100 ppm, konsentrasi elektrolit Na2SO4 0,02 M, dan laju alir udara 0,2 L/menit. Untuk plasma anodik, didapatkan persentase degradasi untuk fenol sebesar 99,7% dan Cr(VI) sebesar 49%. Sedangkan untuk plasma katodik didapatkan persentase degradasi untuk fenol sebesar 70,98% dan Cr(VI) sebesar 44,77% selama 120 menit proses CGDE.

Phenol waste and Cr(VI) metal are hazardous organic waste and heavy metals that are difficult to degrade. Both types of waste are generated from various industrial processes such as textile, paint, dye, and so on. Therefore, an effective waste treatment technology is needed, one of which is Contact Glow Discharge Electrolysis technology. Cathodic Contact Glow Discharge Electrolysis is a part of plasma electrolysis technology in which plasma is formed at cathode with a bright glow (glow discharge). This method produces large quantity of reactive species •OH and H• which can degrade phenol and Cr(VI) liquid waste simultaneously. The optimum conditions obtained were at the initial concentration of Cr (VI) 100 ppm, electrolyte Na2SO4 0.02 M, and air flow rate of 0.2 L/minute. For anodic CGDE, the percetage for phenol degradation was valued at 99.7% and Cr(VI) degradation was valued at 49%. Whereas for the cathodic CGDE, the percentage for phenol degradation was valued at 70.98% and Cr(VI) degradation was valued at 44.77% for 120 minutes of plasma electrolysis process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rini Setia
"Laboratorium Dasar Proses Kimia TGP FTUI digunakan untuk praktikum mahasiswa. jenis praktikum yang dilangsungkan di Lab. ini adalah praktikum kimia dasar (KD), kimia analitik-(KA) dan kimia fisika (KF). Lab. ini menghasilkan B3, yaitu Iogam berat yang terdiri dari Cu, Cr. Co, Al, Ag dan Zn. Selain ilu juga pelarut organik dan asam basa anorganik_ Kandungan awal Iogam berat dapat dilihat pada tabel 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentitikasikan lcarakteristik dan kuantitas Iogam berat, meninjau kemungkinan proses pengendapan hidroksida, dan umuk mengetahui efisiensi penyisfhan logam berat.
Sebelum limbah diolah, maka terlebih dahulu disegregasi mengikuti pengelompokan yang dilakukan oleh Kenruc/qv University. Limbah Lab.DPK dapat dibagi menjadi sembilan kelompok, yaitu logam berat yang terdiri dari Cu, Fe, Al , Logam berat yang tergabung dengan senyawa thiosianat, kelompok krom valensi enam, besi yang tergabmmg bersama ion golongan halogen, logam barium, perhk, krom dan kobal, tembaga yang tergabung dengan tiosulfat.
Limbah yang diteliti adalah limbah yang dapat langsung diendapkan dengan hidroksida. Limbah ini terdapat pada modul 1, 4, 6 dan 7I<.D, I dan 4 KA serta 9KF. Pengolahan limbah dibagi menjadi lirnbah per modul, yang terdiri dad limbah mengandung Fe, SO42', dan ion golongan hal0gen(4KD) dan limbah mengandung Co dan Cr (4KA), per kelompok (mengandung Fe,Cu Al (1,6 dan 7KD)) dan campuran limbah (Cr, Co, Ag, Cu, Fe dan AI (l,6,7 KD, l dan 4KA, dan 9KF)).
Zat pengendap yang digunakan adalah KOH dan NaOH. Dari segi biaya NaOH lebih murah daripada KOH. Namun KOH lebih ramah linglcungan karena unsur ini diperlukan oleh tanaman.
Metode yang digunakan adalah pengendapan bertingkat_pH larutan dinaikkan tiap satu tahap dan endapan disaring tiap tahap. Sebelum diolah, kandungan logam berat dianalisa menggunakan Spektra Serapan Atom (AAS) di Lab.TEL TGP FTUI_ Pengendapan bertingkat ini akan menghasilkan iiltrat yang masih mengandung logam berat dan endapan yang termasuk limbah B3.
Limbah yang pertama diolah adalah limbah 4KD dan 4KA_ Limbah ini sangat asam (pH=0,22) dan pada pH 4 mencapai eiisiensi 99,92%, sehingga kadar logam filtrat sebesar 1,64 mg/1 (< baku mum = 5 mg/1). Sedangkan limbah 4KA pada pl-I ll menghasilkan filtrat dengan kandungan Cr 0,187 mg/1 dan Co 30,46 mgfl.
Perbandingan dua zat pengendap, KOH dan NaOH menghasilkan efisiensi penyisihan logam berat yang hampir sama, namun NaOH lebih besar efisiensi penyisiharmya.
Pengolahan limbah per kelompok menghasilkan etisiensi penyisihan logam berar Iebih tinggi daripada carnpuran Iimbah_ Pada campuran limbah terdapat kemungkinan logam berat bértemu dengan anion_ Iain 'pada modul lain yang membuat logam larut, misalnya SO42' dan Cl.
Parameter pembuangan limbah yang digunakan adalah baku mum bapedal untuk pengolahan limbah cair B3 untuk industri, karena baku mutu untuk pengolahan limbah laboratorium belum ada. Campuran limbah yang telah ditambahkan NaOH akan menghasilkan kandungan filtrat sebagai berikut:
1. pH 8 kadar logam dalam filtrat: Cr 1,821 mg/1; Co 69,31 mg/1; Ag 0,203 mg/1; Cu 1,496 mg/1; Fe 0,179 mg,/1; AI 0 mg/I dan Zn 13, 88 mg/I.
2. pH 10 kadar logam dalam Eltrat: Cr 2,008 mg/l; Co 22,95 mg/I; Ag 0,0986 mg/I; Cu 0,672 mg/l; Fe 0,212 mg/l; Al 0 mg/I dan Zn 0,9234 mg/1.
Berdasarkan hasil ini, maka terdapat dua al tematif untuk mengolah limbah Lab.DPK. Yang pertama limbah diolah pada pH S, sehingga beberapa Iogam telah memenuhi baku mutu pengolahan limbah, yaitu Cu, Fe, dan Al, sedangkan sisanya diolah dengannrhetode lain. Yang kedua adalah dengan-rhengolah Iimbah pada pH 10 dan memisahkan Co dari campman limbah. Pengolahan pada pH ini berarti harus ada pengolahan tambahan untuk filtrat, karena pH 10 lebih besar daripada pH baku mutu (9). Filtrat harus ditambah dengan asam sehingga berada dalam range yang diperbolehkan atau dicampur dengan limbah asam anorganik dari modul lain agar pl-I berada antara 6-9."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>