Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Hosna W.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Salah satu aplikasi yung cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mcngkonversi karbon padu senynwa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih berguna. Selain diperolehnya produk senyawa organik yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu, transformasi CO2 tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat mengurangi laju emisi CO2 di atmosfer, yang akhir-akhir ini menjadi isu lingkungan global karena dipercaya dapat memberikan kontribusi yung signifikan terhadap timbulnya efek rumah kaca (green house effect). Efisiensi reduksi CO2 sangat tergantung pada fotokatalis yang digunakan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa CO2 dapat direduksi secara fotokatalitik dalam uap air atau larutan dengan TiO2, akan tetapi efisiensinya masih sangal rendah. Studi ini difokuskan pada pengembangan fotokatalis yang efektif untuk proses reduksi CO3 menjadi metanol.
Fotokatalis TiO2 serbuk dengan berbagai komposlsi kristal anatase dan rutile dibuat dengan cara menghidrolisis TiCl2, yang dilanjutkan dengan kalsinasi pana berbagai temperatur. Modifikasi kalalis TiO2 film dilakukan dengan menambahkan polyethilene glycol atau sillika, menggunakan metodesol-gel dan dip-coating.
Fotokatalis tembaga-titania dibuat dengan metode impregnasi-termodifikasi menggunakan TiO2 Degussa P25 dan larutan tembaga nitrat, serta metode pencampuran fisik menggunakun serbuk TiO2 Degussa P25, CuO, Cu2O, dan Cu. Katalis-katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi dengan XRD, DRS, SEM/EDX/Mapping, ASS, dan BET. Uji kinerja katalis yang dilakukan meliputi uji aktivitas fasa cair dan gas, uji kinetika. dan uji mekanisme reaksi dengan metode in-situ FTIR.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bantuan fotokatalis titania dan tembaga-titania, karbon dioksida dapat direduksi oleh air baik dalam sislem cair-padat maupun gas-padat, menghasilkan produk utama metanol. Metana, etanol, propanol dan aseton adalah senyawa-senyawa lain yang juga terbentuk, meskipun dalam jumlah yang relaif lebih sedikit. Aktivitas reduksi fotokatalisis CO2 pada larutan l M KHCO3 paling optimal diamati terjadi ketika keasaman larutan diatur pada pH 4. Katalis TiO2 serbuk dengan komposisi kristal anatase yg tinggi, ukuran kristal kecil, dan luas permukaan besar, mempunyai efisiensi fotoreduksi CO2 yang tinggi. Penambahan dopan PEG atau SiO2 sampai pada tingkat loading tertentu dapat meningkatkan porositas fotokatalis TiO2 film, sehingga kinerjanya menjadi lébih baik.
Katalis tembaga TiO3 dcngan loading tertentu menunjukkan kinerja fotokatalisis yang sangat efisien untuk reduksi CO3, balk pada sistem cair-padat maupun gas-padat.
Hasil investigasi menunjukkan bahwa Cu"O adalah spesi dopan yang paling signifikan dalam meningkatkan kinerjia TiO3 pada reduksi CO2 menjadi metanol. Loading optimal yang diperoleh pada katalis CuO/TiO3 hasil impregnasi adalah 3% berat Cu, sedangkan pada katalis yang dibuat dengan pencampuran fisik adalah 5% berat untuk dopan Cu2O dan l% berat untuk dopan CuO.
Peningkatan efisiensi reduksi CO2 menjadi metanol yang signifikan oleh dopan tembaga (terutama dalam bentuk metal oksida) pada fotokatalis TiO2 diduga karena adanya peran ganda yang sinergis dari dopan tembaga tersebut, yaitu sebagai electron trapper pada proses fotokatalisis dan sebagai intl aktif pada proses katalisis. Sebagai electron trapper, dopan tembaga secara efeklif dapat menghambat laju rekombinasi pasan gan elektron-hole sehingga secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi reduksi CO2. Sebagai inti aktif pada proses katalisis, dopan tembaga diperkirakan dapat meningkatkan selektivitas produk metanol, dengan mekamisme melalui pembentukam intermediate format dan metoksida.
Uji kinetika yang dilakukan pada rentang temperatur 43 - 100 derajat C menunjukkam bahwa dopan CuO dapat meningkatkan laju reaksi, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan photoefficiency dari katlalis TiO2. Nilai energi aktivasi teramati (Ea) yang diperoleh untuk katalis 3%CuO/TiO2 adalah sebesar +12 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa desorpsi produk adalah merupakan tahap penentu laju reaksi pada pembentukan metanol dari CO2 dan H2O dengan katalis 3%CuO/TiO2
"
2004
D1237
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Salah satu aplikasi yang cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mengkonversi karbon pada senyawa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih berguna. Disamping diperolehnya produk senyawa organik yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu, transformasi CO2 tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat mengurangi laju emisi CO2 di atmosfer, yang akhir-akhir ini menjadi issu lingkungan global karena dipercaya dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap timbulnya efek rumah kaca (greenhouse effect). Efisiensi reduksi CO2 sangat tergantung pada fotokatalis yang digunakan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa CO2 dapat direduksi secara fotokatalitik dalam uap air atau Iarutan dengan TiO2, akan tetapi efisiensinya masih sangat rendah. Studi ini difokuskan pada pengembangan fotokatalis yang efektif untuk proses reduksi CO2 menjadi metanol.
Fotokatalis TiO2 serbuk dengan berbagai komposisi kristal anatase dan rutile dibuat dengan cara menghidrolisis TiCk yang dilanjutkan dengan kalsinasi pada berbagai temperatur. Modifikasi katalis TiO2 film dilakukan dengan menambahkan polyethilene glycol atau silika, menggunakan metode sol-gel dan dip-coating. Fotokatalis tembaga-titania dibuat dengan metode impregnasi-termodifikasi menggunakan TiO2 Degussa P25 clan larutan tembaga nitrat, serta metode pencampuran fisik menggunakan serbuk TiO2 Degussa P25. CuO, Cu2O, dan Cu. Katalis-katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi dengan XRD, DRS, SEM/EDX/Mapping, AAS, dan BET. Uji kinerja katalis yang dilakukan meliputi uji aktivitas fasa cair dan gas, uji kinetika, dan uji mekanisme reaksi dengan metode in-situ FTIR.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bantuan fotokatalis titania dan tembaga-titania. karbon dioksida dapat direduksi oleh air baik dalam sistem cair-padat rnaupun gas-padat, menghasilkan produk utama metanol. Metana, etanol, propanol, dan aseton adalah senyawa-senyawa lain yang juga terbentuk, meskipun dalam jumlah yang relatif lebih sedikit. Aktivitas reduksi fotokatalisis CO2 pada larutan 1 M KHCO3 paling optimal diamati te1jadi ketika keasaman larutan diatur pada pH 4. Katalis TiO2 serbuk dengan komposisi kristal anatase yg tinggi, ukuran kristal kecil, dan luas permukaan besar, rnempunyai efisiensi fotoreduksi CO2 yang tinggi. Penambahan dopan PEG atau SiO2 sampai pada tingkat loading tertentu dapat meningkatkan porositas fotokatalis TiO2 film, sehingga kine1:janya menjadi Iebih baik.
Katalis tembaga/Ti02 dcngan loading tertcntu menunjukkan kinerja fotokatalisis yang sangat efisien untuk reduksi CO2, baik pada sislem cair-padat maupun gas-padat. Hasil inYestigasi menunj ukkan bahwa Cu11O adalah spcsi do pan yang paling signi fikan dalan1 1neningkatkan kine1ja TiO2 pada reduksi CO2 menjadi metanol. loading optimal yang diperoleh pada katalis CuO/TiO2 hasil impregnasi adalah 3% berat Cu, sedangkan pada katalis yang dibuat dengan pencan1puran fisik adalah 5% berat untuk dopan Cu2O dan l % berat untuk dopan CuO.
Peningkatan efisiensi reduksi CO2 1nenjadi metanol yang signifikan oleh dopan ten1baga (terutan1a dalam bentuk metal oksida) pada fotokatalis TiO2 diduga karena adanya peran ganda yang sinergis dari dopan tembaga tersebut, yaitu sebagai electron trapper pada proses fotokatalisis dan sebagai inti aktif pada proses katalisis. Sebagai electron trapper~ dopan tembaga secara efektif dapat n1enghambat laju rekombinasi pasangan elektron-hole sehingga secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi reduksi CO2. Sebagai inti aktif pada proses katalisis, dopan tembaga diperkirakan dapat meningkatkan selektivitas produk metanol, dengan 1nekanisme melalui pen1bentukan intermediate forn1at dan metoksida.
Uji kinetika yang dilakukan pada rentang te1nperatur 43 -l 00 °C menunjukkan bahwa dopan CuO dapat n1eningkatkan laju reaksi, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan photoefficiency dari katalis TiO2. Nilai energi aktivasi teramti (Ea) yang diperoleh untuk katalis 3% CuO/TiO2 adalah sebesar + 12 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa desorpsi produk adalah merupakan tahap penentu laju reaksi pada pembentukan metanol dari CO2 dan H20 dengan katalis 3%CuO/TiO2. "
Universitas Indonesia Fakultas Teknik , 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Sulistiyo
"ABSTRAK
Katalis serbuk TEOZ terutarna yang terdiri dari struktur anatase memiliki aktivitas cukup tinggi dibandingkan katalis-katalis lainnya. Untuk menghasilkan katalis TiO2 dengan aktivitasnya cukup tingggi ditentukan dari metode preparasi katalis tersebut. Pada penelitian ini dilakukan penambahan SiO; pada katalis Ti02 yang, dimaksudkan untuk menambah luas permukaan katalis, sehingga dlharapkan aktivitas katalis akan bertambah. Berdasarkan penelitian-penelitian yang, telah dilakukan sebelumnya, metode sol-gel merupakan salah satu metode yang cukup prospektif untuk menghasilkan katalis film TiO2 yang aktif.
Jumlah presentase anatase yang lebih besar merupakan salah satu Faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas katalis tersebut.
Fotokatalis semikoduktor serbut dan Elm TiO2-SiO2 dipreparasi dengan metode sol-gel dengan menggunakan bahan awal Ti(OC3H7)4 dan Si(OC2H5)4. Preparasi serbuk dan film TiO2-SiO2 menggunakan etanol sebagai pelarut. Kemudian sampel hasil preparasi dikalsinasi dengan temperatur 400°C, 500°C, 600°C dan 800°C selama 2 jam. Serbuk hasil preparasi dikaralcterisasi dengan FTIR, BET, XRD, Kemudian katalis serbuk dan film TiO2-SiO2 ini diuji aktivitasnya untuk mereduksi C01 dalam fotorealctor batch
Hasil karakterisasi FTIR dan XRD untuk sampel TS-15 (100% TiO2, kalsinasi 500°C) dan TS-48 (30% SiO2, kalsinasi 800 °C) didapatkan hasil serbuk fasa anatase (100%
anatase), sedangkan sampel TS-18 (100% TiO2, kalsinasi 8O0°C) didapatkan hasil serbuk fasa rutile (100% rutile). Hasil karakterisasi BET menunjukan bahwa salupel TS-4 (30%SiO3) memiliki luas permukaan yang paling, besar dibandingkan sampel lainnya hal ini dipengaruhi oleh jumlah penambahan SiO2 pada tiap sampel yang berbeda. Makin tinggi presentase penambahan SiO2 pada tiap sampel maka luas permukaan katalis makin besar dan semakin banyak Fasa anatase.
Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa serbuk katalis dengan presentase anatase semakin besar memiliki aktivitas yang, lebih tinggi, sedangkan untuk katalis film menunjukkan bahwa penambahan SiO2 akan menghalangi sinar UV untuk sampai ke permukaan katalis film, sehingga pembentukan hole e- akan terhambat. Katalis serbuk dengan jumlah penambahan SiO2 30% memiliki akrtivitas paling tinggi dibandinglgan katalis-katalis serbuk lainnya, sedang, katalis film yang, dilapisi dengéll TiO1 l00% memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan yang, dilapisi dengan jumlah penambahan SiO2 30%. Berdasarkan hasil uji aknivitas tersebut diketahui bahwa faktor-Faktor yang mempengamhinya antara lain metode preparasi, luas permukaan dan struktur kristal (anatase dan rutil).

"
2001
S49019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafril
"Pemilihan katalis serbuk TiO2 untuk proses fotokatalitik didasarkan pada beberapa hai antara lain: memiliki aktivitas yang tinggi dibandingkan katalis-katalis lainnya. Untuk menghasilkan katalis TiO2 yang mempunyai aktivitas cukup tinggi sangat diperlukan pemilihan metode preparasi katalis tersebut Katalis TiO2 terdiri dari fasa amorfous, fasa anatase dan fasa rutile. Metode presipitasi dengan proses hidrolisis dipilih berdasarkan pada peneliti-peneliti sebelumnya yang merupakan salah satu metode yang cukup prospektif untuk menghasilkan katalis serbuk yang aktif.
Serbuk TiO2 dipreparasi dengan menggunakan bahan awal larutan TiCh. Larutan yang ditambahkan adalah (NH4)2SO4 serta NH4OH dengan suhu hidrolisis 50°C. Penambahan (NH4)2SO4 berfungsi sebagai buffer dan NH4OH berfungsi untuk menaikkan pH larutan. Perlakuan autoclaving bertujuan untuk menumbuhkan fasa kristal pada katalis. Pada autoclaving ini dilakukan variasi waktu yaitu: tanpa autoclaving, 2 jam dan 5 jam dan 12 jam. Selanjutnya dilakukan kalsinasi pada suhu 600, 700, dan 800°C. Karakterisasi dilakukan dengan uji FTIR, BET dan XRD.
Proses fotokatalitik digunakan untuk reduksi CO2, dengan menggunakan gas CO2 yang dilewatkan kedalam larutan KHCO3, dengan menggunakan variasi katalis yaitu: Ti-56ta, Ti-56a2, Ti-56as, Ti-57a12, Ti-58in dan Ti-58812. Katalis ini dicampur kedalam umpan sehingga membentuk slurry. Dengan menggunakan lampu UV sebagai sumber cahaya, setelah 5 jam produk yang dihasilkan dianalisis dengan GC-FID 7 GC-TCD. Dari hasil karakterisasi FTIR katalis TiO2 tidak diperoleh jenis ikatan dan struktur yang jelas, maka diperlukan analisa XRD. Dari analisa XRD diperoleh katalis Ti-56lfl mempunyai 100% fasa anatase sedangkan jenis katalis lainnya sudah mulai terbentuk fasa rutile yaitu 8.44% untuk katalis Ti-56o2, 9,01% untuk katalis Ti-56nin, 19,67% untuk katalis Ti-570l2,32,9% untuk katalis Ti-58u1 dan 70,8% untuk katalis Ti-58al2. Hasil analisa BET menunjukkan pembentukan fasa amorfous dan rutile dipengaruhi oleh suhu kalsinasi katalis. Semakin tinggi suhu kalsinasi semakin banyak terbentuknya fasa rutile sehingga luas permukaan katalis semakin kecil dan semakin kecil suhu kalsinasi semakin besar fasa amorfous sehingga luas permukaan katalis semakin besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezza Purnama
"Jumlah C02 di atmosfer bumi terus meningkat seiring dengan tingginya kebutuhan penduduk dunia akan konsumsi bahan bakar fosil, sehingga perlu direduksi keberadaannya. Reduksi C02 secara fotokatalitik dengan menggunakan semikonduktor Ti02 merupakan salah satu alternatif solusi yang prospektif saat ini. Penambahan dopan Cu dilaporkan dapat meningkatkan kinerja fotokatalis Ti02 dalam reduksi C02. Namun, kondisi optimum reaksi fotoreduksi tersebut bergantung pada % loading Cu yang ditambahkan ke dalam katalis Ti02 dan Cu yang ditambahkan dapat berbentuk logam Cu, CuO atau Cu20. Oleh karena itu, untuk mengetahui besarnya penambahan loading yang optimum dan status dari ketiga bentuk dopan Cu tersebut, maka diperlukan suatu uji kinerja fotoreduksi COz.
Uji Kinerja yang dilakukan menggunakan fotoreaktor jenis slurry yang bekerja secara batch, yang meliputi uji aktivitas dan uji kinetika katalis. Pada uji aktivitas dilakukan variasi terhadap % loading CuO dan pengaruh status logam Cu (Cu, CuO, Cu20) terhadap katalis Ti02, sedangkan untuk uji kinetika dilakukan variasi terhadap temperatur reaktan. Kondisi reaksi meliputi konsentrasi reaktan KHC03 1 M, pH 4 dan berat katalis I g/l. Berdasarkan hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa penambahan dopan CuO dapat meningkatkan aktivitas fotoreduksi C02 dan didapatkan % loading Cu yang optimum yaitu sebesar 3% berat dengan nilai quantum-efficiency 19,23 %, sedangkan status logam"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Suryanetti
"ABSTRAK
Salah satu alternatif yang cukup prospektif untuk mereduksi gas CO2 adalah dengan reduksi fotokatalitik terhadap gas CO2 (atau dalam bentuk larutan karbonatnya) dengan TiO2 sebagai katalis semikonduktor dan sinar ultra violet (UV) sebagai sumber energi fotonnya. Kelebihan dari metode ini diantaranya tidak memerlukan reduktan Hg, energi panas yang tinggi, dan tekanan tinggi.
Pada penelitian ini ingin didapatkan kondisi operasi yang optimal untuk menghasilkan laju pembentukan produk yang tinggi. Kondisi opreasi yang divariasikan adalah konsentrasi reaktan, berat katalis, pH dan penambahan EDTA dengan konsentrasi yang berbeda. Katalis yang digunakan adalah katalis TiO2 dalam bentuk serbuk yang dipreparasi dengan bahan awal TiCl4. Reaktor yang digunakan adalah reaktor fotokatalitik dengan sistem batch dengan aliran gas nitrogen dan CO2. Produk diambil setelah 5 jam dan dianaiisa dengan Gas Chromatography dengan detektor FID (Shimadzu Model GC-SA) yang dilengkapi dengan kolom propak-Q, dengan nitrogen sebagai gas carrier.
Produk yang didapatkan setelah analisa adalah metanol, etanol dan aseton, dengan produk terbanyak adalah metanol. Kondisi optimum yang diperoleh adalah pada konsentrasi KHCO3 1 M dengan berat katalis 0,5 gr - 1 gr. pH optimum yang diperoleh adalah dalam keadaan asam yaitu pada pH 4, sedangkan untuk penarnbahan EDTA belum didapatkan hasil yang optimum.

"
2001
S49132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Teja Sukmana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian studi fotokatalitik untuk proses reduksi CO, semakin berkembang. Namun tinjauan dari aspek mekanismenya masih sangat sedikit dibahas oleh peneliti. Metode spektroskopi JR dengan FTJR (Fourier Transform Infrared) in situ dapat
digunakan untuk melakukan reduksi CO, dalam mempelajari aspek mekanismenya
karena metode ini potensia1 untuk mengamati interaksi antar molekuJ terserap dan produk yang terbentuk. Metode in situ FTJR digunakan karena dapat mengamati perubahan dalam selang waktu singkat disamping dalam segi teknisnya metode in situ FTJR memiliki kelebihan dalam kondisi analisis yang dilakukan karena reaktor yang berisi katalis akan tetap berada da!am keadaan vakum sehingga tidak tercemar oleh udara luar.
Fotokatalis yang digunakan ada!ah TiO, serbuk yang dibentuk menjadi pelet yang sangat tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm di dalam peletizer sehingga memiliki transparansi yang baik. Kemudian katalis dimasukkan dalam reaktor sel IR
dengan perlah..llan awal Degassing untuk membersihkan pengotor di dalam kataUs:.
Katalls serbuk tersebut akan diuji aktlvitasnya dengan FTIR in situ d1serta1 anallsis hasil produk secara kuantitatif dengan GC-FID. Uji in situ FTIR untuk reduksi CO, dan H20 dilakukan dengan variasi jenis katalis TiO;: yang dipreparasi dari bahan awal
TiCI4 dan TiO, Degussa P-25 dan kedua untuk uji in situ FTIR reduksi C0 2 yang menggunakan jenis reduktor metanol sebagai pengganti reduktor air. Untuk mengetahui sifat atau karakteristik katalisnya, maka dilakukan karakterisasi SEM, XRD,BET dan FTIR.
Hasil karakterisasi XRD rnenunjukkan bahwa katalis Ti0 memiliki struktur
menghasilkan produk aseton, propanol, metana, dan etilen yang diduga diparo!eh dari
mekanisme reaksi CH,OW(CH30H) dan C02'(metanal) yang menghasilkan radika! CH20H dan CHQ,, !alu terjadi reaksi antara kedua radikal tersebut menghasilkan ikatan H-C dan 0=0. Dalam hal ini, metano! berfungsi untuk memberikan elektron kepada o· dan C02 menerima elektron dari Ti" sehingga menghasilkan CH30H+ dan COi seda.ngkan air berfungsi untuk memberikan proton kepada elektron yang dihasilkan oleh TiO, Degussa P-25. Seeara kese!uruhan dari kedua katalis, kata!is Degussa P-25 memiliki tingkat transparan yang lebih baik dan didukung oleh keaktifan yang tinggi untuk proses reduksi C02.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>