Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pemodelan proses yang baik membutuhkan model sifat-sifat termodinamika yang
akurat dan elisien dalam perhilungan untuk rentang tekanan, temperature dan komposisi
yang lebar.
Metode yang efektif dalam menentukan sifat-sifat termodinamika adalah dengan
menggunakan persamaan keadaan yang mengambil bentuk umum persamaan van der
Waals.
Persamaan keadaan yang paling baik untuk dikembangkan adalah persamaan
kubik tiga parameter dengan parameter a sebagai fungsi temperature. Perbaikan
perhitungan volume cair jenuh dapat dilakukan dengan menerapkan translasi volume
pada persamaan keadaan yang diinginkan.
Aplikasi volume translasi dapat meningkatkan akurasi perhirungan volume cair
jenuh. Pada aplikasinya translasi volume mempunyai akurasi yang tinggi pada
persamaan Peng-Robinson, dimana faktor koreksinya merupakan fungsi temperatur."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Mahdiyah Nabilah
"Latar belakang: Hidroksiapatit merupakan salah satu bahan alloplast yang banyak digunakan di bidang kedokteran gigi. Komposisi hidroksiapatit sama dengan komposisi anorganik tulang dan gigi manusia sehingga bersifat biokompatibel dan bioaktif. Selain itu, hidroksiapatit juga bersifat osteokonduktif. Salah satu metode pembuatan hidroksiapatit yaitu metode disolusi-presipitasi dalam kondisi hidrotermal. Pembuatan blok hidroksiapatit dengan metode disolusi-presipitasi pada suhu 100°C selama 48 jam masih menghasilkan fasa lain selain hidroksiapatit, yaitu dicalcium phosphate anhydrous (DCPA). Fasa DCPA dan/atau fasa DCPD (dicalcium phosphate dehydrate) dapat terbentuk dalam pH asam. Sedangkan, hidroksiapatit dapat terbentuk pada pH basa. Oleh karena itu, pH dapat dijadikan indikator secara tidak langsung mengenai hasil fasa yang terbentuk. Gipsum dipilih sebagai prekursor karena mengandung ion kalsium (Ca2+). Sedangkan, larutan Na3PO4 digunakan karena mengandung ion fosfat (PO43-), bersifat tidak toksik, dan memiliki pH basa.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu terhadap perubahan pH larutan Na3PO4 dalam pembuatan blok hidroksiapatit dari blok gipsum.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan blok gipsum dan larutan Na3PO4 sebagai prekursor untuk membuat blok hidroksiapatit. Spesimen yang digunakan berupa 30 mL larutan 1 mol/L Na3PO4 sebanyak dua beaker glass larutan. Sebelum dilakukan perendaman, pH larutan diukur terlebih dahulu untuk mengetahui pH awal larutan 1 mol/L Na3PO4. Lima belas blok gipsum direndam dalam 30 mL larutan 1 mol/L Na3PO4 dengan suhu yang berbeda yaitu 100°C, 140°C, dan 180°C pada kondisi hidrotermal selama 48 jam. Setelah perendaman, blok dan larutan 1 mol/L Na3PO4 dipisahkan. Kemudian, pH larutan 1 mol/L Na3PO4 diukur kembali menggunakan pH meter Eutech Instruments pH 700 untuk mendapatkan pH larutan 1 mol/L Na3PO4 setelah digunakan untuk perendaman selama 48 jam.
Hasil: Nilai pH larutan 1 mol/L Na3PO4 sebelum digunakan untuk perendaman yaitu 13,04. Sedangkan, nilai pH larutan 1 mol/L Na3PO4 setelah digunakan untuk perendaman pada suhu 100°C, 140°C, dan 180°C berturut-turut yaitu 12,72; 12,67; dan 12,30.
Kesimpulan: Peningkatan suhu yang digunakan menyebabkan penurunan pH larutan 1 mol/L Na3PO4. Namun, pH akhir larutan masih cukup basa untuk hidroksiapatit terbentuk. Namun, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan mengenai pengukuran pH larutan Na3PO4 dengan sampel yang lebih banyak.

Background: Hydroxyapatite is one of the alloplastic materials that is widely used in dentistry. The composition of hydroxyapatite is similar with the inorganic composition of human bone so that it is biocompatible and bioactive. Besides, hydroxyapatite is also osteoconductive. One of the fabrication methods of hydroxyapatite is the dissolution-precipitation method under hydrothermal conditions. The fabrication of hydroxyapatite block with the dissolution-precipitation method at 100°C for 48 hours still produced other phase except hydroxyapatite, specifically dicalcium phosphate anhydrous (DCPA). DCPA and/or dicalcium phosphate dehydrate (DCPD) phase can be obtained if the pH is acidic. Meanwhile, hydroxyapatite can be fabricated on the alkaline pH condition. Therefore, the pH value can be the indirect indicator to predict the phase product. Gypsum was chosen as a precursor because it has calcium ions (Ca2+). Na3PO4 solution was used because it contained phosphate ions (PO43+), non-toxic, and has an alkaline pH value.
Objective: This study aimed to determine the effect of temperature differences on changes of the pH value of Na3PO4 solution in the fabrication of hydroxyapatite block from gypsum block.
Methods: This study used gypsum block and Na3PO4 solution as precursors to fabricate hydroxyapatite block. The specimens of this study were two beaker glasses of 30 mL of 1 mol/L Na3PO4 solution. Before the immersion, the pH value of the solution was measured first to determine the initial pH value of 1 mol/L Na3PO4 solution. Fifteen specimens of gypsum blocks were immersed in 30 mL of 1 mol/L Na3PO4 solution with different temperatures specifically 100°C, 140°C, and 180°C under the hydrothermal condition for 48 hours. After the immersion, the blocks and the 1 mol/L Na3PO4 solution were separated. Then, the pH value of 1 mol/L Na3PO4 solution was measured using Eutech Instruments pH 700 pH meter to obtain the pH of 1 mol/L Na3PO4 solution after being used for immersion for 48 hours.
Results: The pH value of 1 mol/L Na3PO4 solution before being used for the immersion was 13,04. Meanwhile, the pH value of 1 mol/L Na3PO4 solution after being used for the immersion at 100°C, 140°C, and 180°C respectively were 12.72, 12.67, and 12.30.
Conclusions: The increase in the temperature caused the derivation of the pH value of 1 mol/L Na3PO4 solution. Nevertheless, the final pH value was still alkaline enough for hydroxyapatite to be formed. However, further research still needs to be done to measure the pH value of the Na3PO4 solution with more samples.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kinerja beton aspal sangat tergantung terhadap kualitas agregat, kekauan aspal dan kekakuan campuran beraspal. Tulisan ini khusus membahas tentang pengaruh tenperatur dan waktu pembebanan terhadap nilai mekanistik beton aspal lapis permukaan (ACEC)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam dunia teknik kimia, pemodelan proses merupakan suatu bagian
yang cukup penting dalam menentukan neraca massa dan panas, menghimng
ukuran dan biaya suatu peralatan, dan mengoptimasi suatu proses kimia. Untuk itu
diperlukan suatu perhitungan sifat-sifat termodinamika yang akurat dan eiisien
secara perhitungan. Metode . yang efektif dalam menentukan sifat-sifat
temaodinamilca adalah dengan menggunakan suatu persamaan keadaan kubik yang
pertama kali ditemukan oleh Van der Waals pada tahun 1873. Persamaan ini terus
mengalami perkembangan dalam upaya untuk mencari persamaan keadaan yang
lebih akurat.
Beberapa persamaan telah dikembangkan untuk memperoleh tingkat
akurasi yang tinggi dalam perhitungan sifat-sifat volumetrik campuran, antara lain
dengan cara mengopnmasi parameter persamaan keadaan kubik dan cara lainnya
adalah dengan translasi volume persamaan keadaan yang sudah ada.
Perhitungan volume cair jenuh campuran biner dengan menggunakan
persamaan keadaan dengan parameter yang dioptimasi dan perhitungan dengan
translasi volume tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan ditinjau dari
perolehan hasil deviasi yang rendah terhadap data eksperimen.
Dari perbandingan hasil perhitungan Persen Deviasi Absolut Rata-rata
(PDAR) pada lima biner yang digunakan menunjukkan bahwa perhitungan
volume cair jenuh campuran biner dengan cara translasi volume umumnya
memberikan hasil perhitungan dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penggunaan parameter persamaan keadaan yang dioptimasi"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Akor
"Rancang bangun pengendali temperatur pada chamber simulasi Inkubator bayi yang diajukan pada tugas akhir ini adalah sistim pengendali menggunakan komponen Rele sebagai penggerak akhir untuk heater dan komponen elektronik untuk mengontrol bekerjanya rele tersebut,dan Sensor temperatur digunakan NTC (Negative Temperature Coeficient).
Stabilitas temperatur pada chamber simulasi dapat diperoleh sesuai dengan besaran setpoint
Dengan menggunakan blower sebagai sirkulasi panas akan diperoleh respon time cepat pada temperatur yang dinginkan.
Harga konduktivitas panas dengan menggunakan blower lebih baik dibandingkan tanpa blower, dimana :
Dengan blower = 10 menit ; H = 30.6 (w/cmzoC)
Tanpa blower = 16 menit ; H = 19.15(w/cm*’C)
Sebagai chamber simulasi dibuat dari pelat dan acrylic berukuran P = 29 Cm,L = 11 Cm, T = 16 Cm dan element pemanas berupa lampu pijar 220 Volt 100 watt serta sebuah blower 12Vdc/4w."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muji Setyono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Degeng
"Salah satu cara untuk mengurangi pengaruh gangguan pada sistim kendali adalah dengan menerapkan gabungan sistim kendali yang terdiri dari sistim kendali cascade, sistim kendali feedforward dan sistim kendali feedback. Pada tesis ini gabungan sistim kendali dirancang untuk pengaturan suhu heat exchanger. Pertama fungsi alih heat exchanger diturunkan dengan pemodelan fisik dan perhitungan matematis, hasilnya dibandingkan dengan fungsi alih yang sudah ada dari hash eksperimen dengan pendekatan orde satu dengan waktu tunda (FOPDT). l,alu parameter semua pengendali dihitung dan diperoleh gabungan sistim kendali.
Dan pengujian terhadap gabungan sistim kendali itu diperoleh bahwa sistim kendali cascade dapat meredam hampir seluruh amplitudo sinyal gangguan, sedangkan sistim kendali feedforward dapat meredam gangguan dengan cepat walaupun pengaruh awal gangguan tersebut masih cukup besar.

One of many ways of compensating for disturbances is by applying a combined control system which consist of cascade control system, feedforward control system and feedback control system. In this thesis a combined control system is designed for temperature control of a heat exchanger. At first, the transfer function of the heat exchanger is determined based on physical model chosen and mathematical calculation, the result is compared to the transfer function found previously with experimental data using first order plus dead time t IT)Pl7I') motel. Then all controller parameters are calculated for the combined control system
From simulation testing of the combined control system, it is found that the cascade control system can reduce almost all disturbance signal amplitude, while the feedforward control system can reduce disturbances quickly even though at the beginning the disturbance amplitudes are still high.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T1102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Adhiwena
"Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua didunia, Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar hingga mencapai 65 juta ton per tahun. Dengan potensi tersebut tentu saja produk perikanan menjadi salah satu andalan Indonesia dalam perolehan devisa negara.
Nelayan memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas produk perikanan Indonesia. Dalam menjaga kesegaran hasil tangkapan nelayan, salah satu metodenya adalah dengan menggunakan media pending seperti es. Akan tetapi ketersediaan es balok ini sering menjadi kendala bagi para nelayan, terutama yang berada di daerah terpencil. Sulitnya akses ke daerah-daerah terpencil ini menjadi penyebab kurangnyanya pasokan bagi para nelayan.
Oleh karena hal tersebut, maka dirancanglah sebuah pabrik es mini (mini ice plant) yang dapat menjangkau hingga ke daerah nelayan terpencil. Rancangan pabrik es mini ini menggunakan sebuah petikemas 20 ft, didalam petikemas ini terdapat salah satu komponen utama dari pabrik es mini yaitu ice bank. Ice bank adalah sebuah bak yang didalamnya terdapat cetakan-cetakan es, yang merupakan tempat dimana es balok akan diproduksi dengan menggunakan larutan air garam (brines) yang bersirkulasi didalam ice bank.
Untuk melanjutkan pengembangan pabrik es mini ini, maka tujuan penelitian ini adalah melakukan pengukuran dan analisa terhadap distribusi temperatur yang terjadi didalam ice bank. Dengan mengetahui distribusi temperatur tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pabrik es mini kearah yang lebih efisien, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi para nelayan.

As an archipelago country which has the second longest coast line in the world, Indonesia have very big fishery potency till reach 65 million ton per year. Because of that reason, fishery products become one of the Indonesia workhorses in acquirement of national income.
Fishermen have important role in maintain the quality of our fishery product. There is one method to maintain the freshness of their haul; it?s by using cooler medium like ice. However availability of ice blocks often become a problem for fishermen, especially for the fishermen in the remote area, accessibility to this area become a constraint that makes ice block supply can?t fulfill fishermen needs.
For that reasons, a mini ice plant that can reach remote area was designed. The design of mini ice plant is using a 20 ft container; in this container there is ice bank which is one of primary mini ice plant component. Ice bank is a basin which in it there are ice cans to make ice blocks. Ice cans are cooled with circulating salt solution in water (brines) in ice bank.
To continue the development of mini ice plant, the purpose this research is doing measurement and analysis to temperature distribution of brines in ice bank. By knowing the temperature distribution, hopefully it can give contribution to the development of mini ice plant to be more efficient and it can be useful for fishermen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50752
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Putra Setyawan
"Urbanisasi yang cepat terutama di daerah tropis telah menjadi perhatian serius akhir-akhir ini. Pembangunan tipe "sprawl" telah ditemukan di beberapa negara dimana pembangunan perumahan dan komersial dengan kepadatan rendah meluas hingga ke pinggiran luar kota. Karena keadaan ini, sebagian besar ruang hijau pada akhirnya akan mengalami degradasi yang menyebabkan fenomena yang disebut Urban Health Island (UHI) dan heat stress. Selain itu, peningkatan populasi perkotaan juga akan mempengaruhi peningkatan pembangunan gedung. Lebih dari sepertiga dari total kebutuhan konsumsi energi yang diperlukan untuk menyediakan kondisi ruangan yang nyaman dengan sistem pendingin, pemanas, dan ventilasi, menjadi tanggung jawab sektor bangunan. Penggunaan sistem pendingin ruangan yang berlebihan pada sebuah bangunan dapat menyebabkan peningkatan konsumsi energi, emisi gas, dan juga polusi udara di luar ruangan. Karena negara-negara di daerah tropis memiliki iklim yang panas dan lembab, sebagian besar bangunan di daerah tersebut membutuhkan sistem pengkondisian ruangan terutama dengan pendinginan dan dehumidifikasi. Suhu dan kelembaban di dalam ruangan tergantung pada seberapa banyak panas yang masuk ke dalam ruangan. Istilah ini disebut sebagai perolehan panas, dimana sebagian besar berasal dari radiasi matahari yang masuk melalui atap. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi heat gain tanpa mempengaruhi konsumsi energi dan lingkungan adalah dengan menggunakan Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP). Pada penelitian ini, kinerja sistem atap CLPHP diuji dengan menggunakan dua jenis fluida kerja, yaitu air murni dan etanol murni. Sistem atap CLPHP kemudian dibandingkan dengan kondisi ketika sistem atap tidak menggunakan CLPHP dengan menggunakan metode eksperimen. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada 113 W/m2, sistem atap CLPHP dengan etanol FR 55% memiliki resistansi termal terendah yaitu 0,224 K/W dan akan memberikan penurunan temperatur loteng sebesar 2,4◦C. Pada 270 W/m2, sistem atap CLPHP dengan air FR 70% memiliki resistansi termal terendah sebesar 0,160 K/W dan dapat memberikan pengurangan suhu loteng sebesar 3,1◦C. Pada 355 W/m2, sistem atap CLPHP dengan air FR 70% memiliki resistansi termal terendah sebesar 0,095 K/W dan dapat memberikan pengurangan suhu loteng sebesar 3,4◦C. CLPHP dengan etanol FR 55% telah terbukti bekerja lebih baik pada masukan panas rendah untuk pengurangan suhu. CLPHP dengan air FR 70%, di sisi lain, telah terbukti memiliki kinerja pengurangan suhu yang lebih besar dalam input panas sedang dan tinggi.

A rapid urbanization especially in tropical regions have becoming a serious concern recently. A “sprawl” type development has been found in several countries whereas low-density residential and commercial development are expanding into the outer edges of cities and towns. Due to these circumstances, most of the green spaces will eventually degrade causing a phenomenon called Urban Health Island (UHI) and heat stress. Moreover, an increase in urban population will also affect the increase in building construction. Over one third of the total demand of energy consumption required to provide comfortable room condition with cooling, heating and ventilation system, is becoming the building sector’s accountability. An excessive use of air conditioning system in a building could lead to an increase in energy consumption, gas emission and also outdoor air pollution. Since countries in tropical areas have a hot and humid climate, most of the building in that regions require a room conditioning system especially by cooling and dehumidification. Temperature and humidity inside the room depend on how much heat enters the room. This term is called as heat gain, whereas it is mostly coming from a solar radiation that enters through the roof. One of the best ways to reduce heat gain without affecting energy consumption and environment is by using a Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP). In this study, the performance of the CLPHP roofing system was tested using two types of fluids, pure water and pure ethanol. The CLPHP roof system was then compared with the condition when the roof system did not use CLPHP using the experimental method. The results of the experiment showed that at 113 W/m2, the CLPHP roofing system with ethanol FR 55% has the lowest thermal resistance of 0.224 K/W and will provide a 2.4◦C reduction in attic temperatures. At 270 W/m2, the CLPHP roofing system with water FR 70% has the lowest thermal resistance of 0.160 K/W and can give a 3.1◦C reduction in attic temperatures. At 355 W/m2, the CLPHP roofing system with water FR 70% has the lowest thermal resistance of 0.095 K/W and can deliver a 3.4◦C reduction in attic temperatures. CLPHP with ethanol FR 55% has been shown to work better in low heat input for temperature reduction. CLPHP with water FR 70%, on the other hand, has been shown to have greater temperature reduction performance in medium and high heat input."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratiko
"Pada penelitian ini dilakukan analisis potensi optimasi pada sistem pengkondisian udara (chiller) untuk mengatur temperatur dan humidity ruang pengecatan mobil (top coat booth) di salah satu industri otomotif terbesar di Indonesia. Analisis optimasi yang dilakukan meliputi analisis penggunaan thermal storage tank (cold water storage), potensi penurunan cooling load pada top coat booth, analisis computional fluid dynamic (CFD) untuk aliran udara dingin pada top coat booth dan optimasi total exergy destruction dari keseluruhan sistem sekaligus total product component and energy cost keseluruhan sistem (multi objective optimization). Dari hasil optimasi didapatkan bahwa sistem chiller dapat berjalan lebih optimal dengan tanpa thermal storage yang berdimensi terlalu besar serta tedapat potensi penghematan energi sebesar 2646.4 kW cooling load. Dengan merubah desain sisi masuk top coat booth bisa juga didapatkan cooling load yang lebih kecil. Dari multi objective optimization didapatkan pula nilai variabel-variabel penting sehingga sistem chiller dapat berjalan lebih optimal secara termodinamika (minimal exergy destruction), optimal secara ekonomi (minimal component and energy cost) dan optimal secara termodinamika sekaligus juga ekonomi. Dari nilai-nilai variabel optimal tersebut didapatkan equivalent cooling cost sebesar 621.02 (Rp/kWh) untuk base case, 588.86 (Rp/kWh) untuk economic optimized, 611.50 (Rp/kWh) untuk thermodynamic optimized dan 595.72 (Rp/kWh) untuk multi objective optimized.

The optimization of the air temperature- and humidity conditioning of a top coat booth at one of the biggest automotive industry in Indonesia has been considered. The optimization analysis consists of the thermal storage utilization analysis (cold water storage), the potential of cooling load reduction at top coat booth, the computational fluid dynamic (CFD) analysis for air flow in top coat booth and the multi-objective optimization (optimization of the total exergy destruction of the system simultaneously with the total product component and energy cost of the system) The results have shown that without the large thermal storage tank, the chiller could save 2646.4 kW of cooling capacity. By redesign the inlet- and outlet side of top coat booth, the cooling load could be also significant reduced. Three optimized values of decision variables for a single objective thermodynamic optimized, a single objective economic optimized and a multi objective optimized are also obtained. From the optimized values of decision variables, it could be obtained the equivalent cooling cost of 621.02 (Rp/kWh) for base case, 588.86 (Rp/kWh) for economic optimized, 611.50 (Rp/kWh) for thermodynamic optimized and 595.72 (Rp/kWh) for multi objective optimized."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29604
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>