Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51542 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Konversi CO, menjadi metanol memiliki dua peranan panting, untuk mengurangi emisi CO, di lingkungan dan sebagai baban bakar alternatif
Hidrogenasi CO, dengan menggunakan katalis CuO/ZnO/A1203/Mn0/Cr2O3
dengan komposisi 47%: 32.9%: 14.1%: 3%: 3% terbukti memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi Penambaban aditif Cr2 O3, telah merubah karakteristik katalis menjadi lebih reaktif. Dalam penelitian ini karakteristik katalis diteliti dengan menggunakan alat Temperature Programmed Desorption (TPD). untuk meninjau sisi energi desorpsi katalis. Katalis yang digunakan sebanyak 0.1 mg dengan rentang suhu pengujian dari 3o•c- 7oo•c, dialirkan gas carrier Helium. Gas yang diuji desorpsinya adalah Gas CO,, H,, CH30H, serta NH3• Hasil penelitian menunjakkan bahwa dibandingkan dengan katalis tanpa aditif, katalis dcngan aditif merniliki energi desorpsi gas metanol yang lebih kecil, semakin mudah untuk melepas metanol. Sesuai dengan reaksi kesetimbangan pembentukan metanol, maka dengan semakin cepatnya produk terlepas, maka akan menggeser kesetimbangan ke arah produk yang akan meningkatkan aktivitas
katalis.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"CuO/ZnO/Al2O3 adalah katalis yang digunakan pada hidrogenasi CO2 menjadi metanol dan dipreparasi dengan metode kopresipitasi. Pengembangan katalis dilakukan antara lain dengan penambahan aditif, akan tetapi karakterisasi yang dilakukan belum dapat menjelaskan hubungan penambahan aditif dengan aktivitas katalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan adsorpsi/desorpsi dengan aktivitas katalis menggunakan metode Temperature Programmed Desorption (TPD). TPD memiliki 3 tahapan, reduksi katalis dengan gas H2pada T=350°C, adsorpsi adsorbat pada T=25°C, dan desorpsi adsorbat pada T= 25-~350°C dengan laju peningkatan suhu HfC/menit.
Pada penelitian ini digunakan tujuh katalis CuO/ZnO/Al2O3, dengan berbagai aditif serta H2 dan CO sebagai adsorbat, Dari hasil penelitian, TPD memberikan dua buah puncak (peak). Puncak pertama muncul pada suhu rendah (T=±1QQ°C) dan puncak kedua pada suhu tinggi (T=±300°C). Luas puncak pertama memiliki koherensi dengan luas permukaan katalis karena adsorpsi yang terjadi bersifat fisika. Sedangkan luas puncak kedua berkaitan dengan aktivitas katalis karena terjadi adsorbsi kimia.
Pada sebagian besar katalis yang diuji, panas adsorpsi H3 lebih rendah daripada CO. Hal ini menunjukkan interaksi kimia katalis dengan H2 lebih lemah daripada dengan CO. Grafik antara panas adsorpsi dengan aktivitas katalis menunjukkan bahwa katalis dengan panas adsorpsi sedang, yaitu katalis dengan aditif Cr2Oj 3%, memiliki aktivitas yang tinggi. Panas adsorpsi H2 dan CO pada katalis CuO/ZnO/Al2O berkisar antara 55-1400 kJ/mol.

CuO/ZnO/Al2O3 is a catalyst used in methanol synthesis from carbon dioxide and prepared by co-precipitation method. Many developed catalyst were studied mainly by adding some catalyst additives. On the other hand, observed catalyst properties couldn 't explain why the catalysts became more active. The aim of this research is to find another catalyst property that is related to the catalyst activity, in this case, the adsorption/desorption strength using Temperature Programmed Desorption (TPD). TPD method crucials of three steps which are, catalyst reduction using H2 at 350°C, adsorption ofadsorbate gas at 25°C and desorption at 25~35Q°C with temperature increase of!0°C/min.
Seven CuO/ZnO/Al2O3 catalysts with different additives were studied using H2 and CO as adsorbates. From the H2 and CO desorption experiments, 2 major peaks were obtained. The first peaks show up at low temperature (~JOO"C) and the second peaks at high temperature (~~ 300°C). The areas of the first peaks are coherent with the catalysts' surface areas because the adsorption is physical adsorption, while the second peak areas are more related with the catalysts' activity that is caused by chemical adsorption.
Heat of adsorption for H2 are lower than those of CO. This fact shows that the interaction between the catalyst with H2 is weaker than that with CO. The plots between the heats of adsorption and the catalyst activity indicate that catalyst with medium heat of adsorption will have high activity (catalyst added with Cr2O3 3%). The heats of adsorption ofH2 and CO from CuO/ZnO/Al2O3 range from 55-1400 kJ/mole.
"
2004
JUTE-XVIII-2-Jun2004-120
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
David Arto
"Katalis CuO/ZnO/AbO adalah katalis: oksida logam kompleks yang digunakail da!tUi1 reaksi hidrogenasi COmenjadi tnt:lanol_ fVkiUdC prcpara:.J yang terhukti balk untuk membuat katalis ini adalah metode kopres.ipitasi. Pengembangan katalis ini 1elah banyak dilakukan, terutama melalui pt nambahan komposisi. Sejumlah uji karakterisasi dan akrivitas telah dilakukan. retapi belum ada pengujian yang bisa menjelaskan aktivitas kaml!s. Karakter katalis yang erat berbubungan dengan aktivitas kataiis adalah adsorptivitas/desorptivitas.
Tujuan dari pengerjaan tugas akhir lni adalz.h untuk mengerahut hubunganantara adsorptivitas/desorptivitas karakterisasi Temperature Programmed Desorption {TPD). Karakterisast TPD me111iliki 3 tahapan utama, yaitu reduksi katatis. adsorpsi gas adsorbat, dan desorpsi gas adsorbaL
Datam tugas akhir ini rligunakan mjuh buah katalis CuOiZnO/AhO.>, yang berbeda arlltif dan kornposisinya dengan menggnnakan gas adsorbat Ht dan CO. Dari hasil percobaan, untuk desorpsi H:dan CO didapat dua buah peak utama. Peak yang perrama mtmcut pada tem!Jeratur rendah lT"" =lOO''Cj dan peak yang kedua muncul pada temperatur tinggi (T = = 30Cl'C ).
Luas peak pada temperatur rendah memiliki koherensi dengan luas pern:mkaan katalis karena adsorpsi yang terjadi bersifat fisika. Sedang luas peak pada temperatur tingg_i tebib berkaitan dengan aktivitas katlis karena adsorpsi yang terjadi bersifa1: kimia. Luas peak desorpsi H1 relatif lebih tinggi dibandingkan luas peak desorspi"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kairupan, Maryones Edward
"Sintesis metanol melalui hidrogenasi CO; yang telah diteliti sampai saat ini masih memiliki kelemahan, yaitu kondisi operasi saat terjadi reaksi (tekanan dan temperatur) relatif tinggi. Agar reaksi dapal dlakukan pada tekanan dan suhu yang lebih rendah, karalis yang digunakan harus lebih selektif dan aktif. Pada hidrogenasi COL keberhasilan konversi reaksi sinlsis metanol dapal diperbesar dengan mengguuakan katalis yang sesuai dalam reaksinya Pengembangan katalis terus dilakukan, pengembangan terbaru menunjukan bahwa penambahan iradiasi nltrasonik pada saat preparasi dapat membawa perubahan terhadap si fat karakteristik dan kincrja katalis.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan katalis CuO/ZnO/AIZO;/Cr3Og. dengan perlakuan ultrasonik dalam empat variaui iradiasi menggunakan metode kopreslpitasi. Katalis yang dihasilkan kemudian cliuji karakterisasi yang melipnli luas pennukaan dengan metode BET dan kekuatan adsorpsi/desorpsi dengan metode TPD.
Hasil penelilian BET mcnunjukan bahwa katalis dengan iradiasi sclama 60 mcnil memiliki luas pemiukaan yang lebih besar_ Hal ini disebabkan karcna ullrasonik memberikan energinya yang besar pada katalis sehingga leljadi tumbukan anlar partikel yang sangat cepat sehingga memungkinkan pergerakan atom-atom dalam sistem padalan membentuk celah bam sehingga terjadi perubahan dimcnsi karalis_ Pada pengujian TPD, gas adsorbat yang digunakan adalah H; dan C 01. Hasil yang clidapat menunjukan bahwa pada temperatur rendah, jumlah gas adsorbat yang leradsorb mempunyai koherensi dengan luas permukaan, karena pada temperatur xinggi adsorbsi yang terjadi adalah adsorbsi iisika. Sedang pada temperatur tinggi lebih bcrkaitan pada aktivitas katalis karena adsorbsi yang terjadi befsifat kimia.
Karena pada penelitian ini lidak dilakukan uji kinerja katalis, maka penentuan aktivitas katalis hanya berdasarkan hasil energi desorpsi dari katalis tersebut, dimana tool-i volcano mengatakan bahwa katalis yang lebih aktif adalah katalis yang mempunyai energi desorpsi sedang. Sesuai dengan teori volcano, katalis yang diberi iradiasi selama 60 menit menunjukan aktivitas yang tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amril Thaib M.
"ABSTRAK
Pada mulanya, pembuatan katalis dengan metode amoniak oleh IRC dirancang untuk Ni/SiO2. Dengan metode yang sama dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis Co, Ni, Ni-Cu, Co-Cu dan Ni-Co serta Ni-Co-Cu/Al2O3 yang akan diuji pada proses oksidasi parsial metana menjadi gas sintesis CO, H2.
Kobalt, nikel, Ni-Co dan Ni-Cu dikarakterisasi dengan metode-metode Ekstraksi Magnetik dan TEM yang dilengkapi dengan pengukuran sinar-X serta infra-merah. Dan pengukuran sifat-sifat magnetik, diperoleh morfologi katalis (ukuran partikel, tingkat reduksi). Kinerja adsorpsi CO-katalis yang diamati dengan alas infra-merah, memberikan informasi adanya spesies atau gugus karbonil dan karbonat sekaligus memberikan data mengenai fenomena reduksi dan perihal paduan logam prekursor katalis bimetalik.
Pengaruh waktu kontak antara alumina dengan larutan logam kobalt-heksamin dan frekuensi pencucian prekursor dijadikan bahan pengamatan. Pada waktu kontak 10 merit dan prekursor tidak dicuci diperoleh remanensi magnetik berharga nol (2Mr/Ms = 0) yang memberikan indikasi bahwa dispersi partikel kobalt sangat baik. Akan tetapi jika prekursor dicuci, kandungan partikel Co yang tertanam pada alumina naik, namun demikian selaras dengan peristiwa tersebut diameter rata-rata permukaan partikel katalis juga naik, suatu hal yang tidak dikehendaki. Dengan metode amoniak sukar menaikkan kandungan logam Co pada penyangga, meskipun telah dilakukan teknik pengenceran dan perlakuan khusus terhadap Al2O3 namun dengan teknik tersebut berhasil diperoleh 4-6,6 % berat Co/Al2O3.
Lain halnya dengan preparasi katalis Ni/Al2O3, untuk waktu kontak antara larutan nikel heksamin dengan penyangga Al2O3 selama 96 jam; diperoleh - kandungan Ni sebesar 21,94 % pada penyangga. Dengan metode amoniak ini terlihat bahwa logam Ni lebih mudah diperkaya kandungannya dari pada Co. Jika Co dipadu dengan Ni untuk perbandingan 1/1, diperoleh komposisi akhir katalis sebesar 14,2215,74 % atau 2,48:1
Co-Ni/Al2O3, hasil ini memberikan indikasi bahwa jika Co berkompetisi dengan Ni, maka hasilnya adalah Co lebih mudah tertanam pada alumina.
Untuk sari karakterisasi dan uji aktifitas katalis nikel digunakan 2 jenis alumina, yakni: γ-Al2O3dan Degussa (100 m²/g) dan γ-alumina produksi Rhone-Poulenc (312 m²/g). Dan hasil uji aktivitas, katalis nikel memperlihatkan kinerja sangat baik, dihasilkan perolehan (yield) CO dan H2 mendekati 100 %.
Katalis Ni-Co-Cu/Al2O3 juga dibuat dengan metode amoniak, perbandingan berat antara nikel-nitrat/kobalt-nitrat/tembaga-nitrat/alumina = 1/1/1/0,67. Dengan waktu kontak antara larutan campuran ketiga logam tersebut dengan Al203 selama 15 menit, maka diperoleh berat prekursor katalis sebesar 13,3 gram. Katalis ini belum pernah diuji termasuk sari katalis Ni-Co, Co-Cu dan Ni-Cu/Al2O3.
Pembuatan sari katalis Co, Ni dan paduannya dengan metode amoniak telah diperoleh hasil yang baik, partikel logam tertanam dengan sempurna pada penyangga; dispersi partikel dan uji aktifitas pada suhu tinggi untuk proses oksidasi parsial atau reformasi CO2 metana menjadi gas sintesis memberikan hasil yang memuaskan."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrino Patriando Adam
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>