Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Arto
"Katalis CuO/ZnO/AbO adalah katalis: oksida logam kompleks yang digunakail da!tUi1 reaksi hidrogenasi COmenjadi tnt:lanol_ fVkiUdC prcpara:.J yang terhukti balk untuk membuat katalis ini adalah metode kopres.ipitasi. Pengembangan katalis ini 1elah banyak dilakukan, terutama melalui pt nambahan komposisi. Sejumlah uji karakterisasi dan akrivitas telah dilakukan. retapi belum ada pengujian yang bisa menjelaskan aktivitas kaml!s. Karakter katalis yang erat berbubungan dengan aktivitas kataiis adalah adsorptivitas/desorptivitas.
Tujuan dari pengerjaan tugas akhir lni adalz.h untuk mengerahut hubunganantara adsorptivitas/desorptivitas karakterisasi Temperature Programmed Desorption {TPD). Karakterisast TPD me111iliki 3 tahapan utama, yaitu reduksi katatis. adsorpsi gas adsorbat, dan desorpsi gas adsorbaL
Datam tugas akhir ini rligunakan mjuh buah katalis CuOiZnO/AhO.>, yang berbeda arlltif dan kornposisinya dengan menggnnakan gas adsorbat Ht dan CO. Dari hasil percobaan, untuk desorpsi H:dan CO didapat dua buah peak utama. Peak yang perrama mtmcut pada tem!Jeratur rendah lT"" =lOO''Cj dan peak yang kedua muncul pada temperatur tinggi (T = = 30Cl'C ).
Luas peak pada temperatur rendah memiliki koherensi dengan luas pern:mkaan katalis karena adsorpsi yang terjadi bersifat fisika. Sedang luas peak pada temperatur tingg_i tebib berkaitan dengan aktivitas katlis karena adsorpsi yang terjadi bersifa1: kimia. Luas peak desorpsi H1 relatif lebih tinggi dibandingkan luas peak desorspi"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"CuO/ZnO/Al2O3 adalah katalis yang digunakan pada hidrogenasi CO2 menjadi metanol dan dipreparasi dengan metode kopresipitasi. Pengembangan katalis dilakukan antara lain dengan penambahan aditif, akan tetapi karakterisasi yang dilakukan belum dapat menjelaskan hubungan penambahan aditif dengan aktivitas katalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan adsorpsi/desorpsi dengan aktivitas katalis menggunakan metode Temperature Programmed Desorption (TPD). TPD memiliki 3 tahapan, reduksi katalis dengan gas H2pada T=350°C, adsorpsi adsorbat pada T=25°C, dan desorpsi adsorbat pada T= 25-~350°C dengan laju peningkatan suhu HfC/menit.
Pada penelitian ini digunakan tujuh katalis CuO/ZnO/Al2O3, dengan berbagai aditif serta H2 dan CO sebagai adsorbat, Dari hasil penelitian, TPD memberikan dua buah puncak (peak). Puncak pertama muncul pada suhu rendah (T=±1QQ°C) dan puncak kedua pada suhu tinggi (T=±300°C). Luas puncak pertama memiliki koherensi dengan luas permukaan katalis karena adsorpsi yang terjadi bersifat fisika. Sedangkan luas puncak kedua berkaitan dengan aktivitas katalis karena terjadi adsorbsi kimia.
Pada sebagian besar katalis yang diuji, panas adsorpsi H3 lebih rendah daripada CO. Hal ini menunjukkan interaksi kimia katalis dengan H2 lebih lemah daripada dengan CO. Grafik antara panas adsorpsi dengan aktivitas katalis menunjukkan bahwa katalis dengan panas adsorpsi sedang, yaitu katalis dengan aditif Cr2Oj 3%, memiliki aktivitas yang tinggi. Panas adsorpsi H2 dan CO pada katalis CuO/ZnO/Al2O berkisar antara 55-1400 kJ/mol.

CuO/ZnO/Al2O3 is a catalyst used in methanol synthesis from carbon dioxide and prepared by co-precipitation method. Many developed catalyst were studied mainly by adding some catalyst additives. On the other hand, observed catalyst properties couldn 't explain why the catalysts became more active. The aim of this research is to find another catalyst property that is related to the catalyst activity, in this case, the adsorption/desorption strength using Temperature Programmed Desorption (TPD). TPD method crucials of three steps which are, catalyst reduction using H2 at 350°C, adsorption ofadsorbate gas at 25°C and desorption at 25~35Q°C with temperature increase of!0°C/min.
Seven CuO/ZnO/Al2O3 catalysts with different additives were studied using H2 and CO as adsorbates. From the H2 and CO desorption experiments, 2 major peaks were obtained. The first peaks show up at low temperature (~JOO"C) and the second peaks at high temperature (~~ 300°C). The areas of the first peaks are coherent with the catalysts' surface areas because the adsorption is physical adsorption, while the second peak areas are more related with the catalysts' activity that is caused by chemical adsorption.
Heat of adsorption for H2 are lower than those of CO. This fact shows that the interaction between the catalyst with H2 is weaker than that with CO. The plots between the heats of adsorption and the catalyst activity indicate that catalyst with medium heat of adsorption will have high activity (catalyst added with Cr2O3 3%). The heats of adsorption ofH2 and CO from CuO/ZnO/Al2O3 range from 55-1400 kJ/mole.
"
2004
JUTE-XVIII-2-Jun2004-120
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Konversi CO, menjadi metanol memiliki dua peranan panting, untuk mengurangi emisi CO, di lingkungan dan sebagai baban bakar alternatif
Hidrogenasi CO, dengan menggunakan katalis CuO/ZnO/A1203/Mn0/Cr2O3
dengan komposisi 47%: 32.9%: 14.1%: 3%: 3% terbukti memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi Penambaban aditif Cr2 O3, telah merubah karakteristik katalis menjadi lebih reaktif. Dalam penelitian ini karakteristik katalis diteliti dengan menggunakan alat Temperature Programmed Desorption (TPD). untuk meninjau sisi energi desorpsi katalis. Katalis yang digunakan sebanyak 0.1 mg dengan rentang suhu pengujian dari 3o•c- 7oo•c, dialirkan gas carrier Helium. Gas yang diuji desorpsinya adalah Gas CO,, H,, CH30H, serta NH3• Hasil penelitian menunjakkan bahwa dibandingkan dengan katalis tanpa aditif, katalis dcngan aditif merniliki energi desorpsi gas metanol yang lebih kecil, semakin mudah untuk melepas metanol. Sesuai dengan reaksi kesetimbangan pembentukan metanol, maka dengan semakin cepatnya produk terlepas, maka akan menggeser kesetimbangan ke arah produk yang akan meningkatkan aktivitas
katalis.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Suryana
"Gas CO2 yang berasal dari gas alam akan menjadi masalah besar jika dibiarkan terbuang ke atmosfir dimana akan menimbulkan pemanasan global akibat aclanya efek rumah kaca. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya suatu metode untuk mengeliminasinya, Salah satu metode adalah mengkonversi CO2 menjadi senyawa Metanol melalui proses hidrogenasi katalitik. Katalis yang digunakan adalah CuO/Z.nO/A1203 dengan aditif Cr;O3. Aditif Cr203 dipilih karena mampu memperbaiki aktilitas katalis, meningkatkan dispersi partikel Cu Serta meningkatkan stabilitas tennal katalis.
Tahap pertama penelitian ini adalah mempreparasi katalis CuO/ZnOlAl§O; dengan menambahkan aditif Cr2O3 sebesar 3 clan 6% (w/w) menggunakan metode kopresipitasi, Kemudian dilakukan uji aktititas pada reaksi hidrogenasi CO2 dalam reaktor unggun tetap dengan kondisi operasi; tekanan konstan 10 bar, variasi temperatur 200, 240 dan 275 °C, rasio WIF = 0,01 gram katalismenit/cc dan rasio umpan CO1 1 H2 = 1 : 3. Untuk mengetahui pengaruh sifat Esik katalis terhadap keaktifan katalis maka dilakukan karakterisasi luas permul-caan katalis dan disperse partikel Cu.
Hasil karakterisasi sifat tisik katalis menunjukan bahwa luas pemwkaan katalis dan dispersi partikel Cu meningkat sebanding dengan penambahan aditif. Dari reaksi hidrogenasi CO2 menjadi Metanol diketahui bahwa aditif Cr2O; mampu meningkatkan aktifitas katalis multikomponen CuO/Zn()/A1103 dengan meningkatkan konversi CO2 dan yield Metanol yang sebanding dengan jumlah aditif yang ditambahkan. Katalis CuO/ZnO/A1103 dengan aditif Cr2O3 aktif pada tekanan cukup rendah (10 bar)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Martin Lourence
"Optimasi aktivitas katalis hidrogenasi katalitik CO2 menjadi metanol pada tekanan dan suhu rendah menjadi tantangan dalam pengembangan katalis. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan berbagai variasi pada preparasi katalis hidrogenasi katalitik CO2, salah satunya adalah dengan metode injeksi gas sebagai precqoiraring agemt Melalui teknik pengendapan dengan rnenggunal-can injeksi gas ini diharapkan diperoleh partikel inti aktif katalis sekecil mungkin sehingga dihasill-Lan dispersi inti aktif dan luas permukaan yang besar.
Pada penelitian ini katalis yang digunakan adalah CuO/Z.nO/Al2O3 dengan komposisi masing-rnasing 50 % : 45 % : 5 % yang dipreparasi dengan metode kopresipitasi dengan injeksi gas. Variasi dilakukan pada N1 sebagai carrier gas dengan 2 laju alir, yaitu 200 cc/menit dan 300 cc/menit Serta konsentrasi amoniak sebagai precipitating agen! dengan 2 konsentrasi, yaitu 2 M dan 3 M. Efek injeksi gas dalam larutan dapat memberikan pfoses pencampuran (mixing) yang balk melalui proses pengadukan sehingga menghasilkan campuran yang lebih homogen dengan terbentuknya gelembung udara (bubble) clan sifat difusi dari gas itu sendiri. Terjadinya reaksi gas-larutan yaitu gas NH; dalam larutan logam nitrat menyebabkan terbentuknya ion OH sebagai precipitating agent. Karakter katalis dianalisa dengan AAS untuk mengetahui keberhasilan teknik pengendapan dengan metode injeksi gas pada reaksi kopresipitasi, FTIR untuk mengidentifikasi senyawa yang terbentuk dalam sampel katalis, dan BET untuk mengetahui luas permukaan katalis.
Hasil penelitian menunjukkan buhwa gas NH3 sebagai precipitating agent dan gas N2 sebagai carrier gas mampu mengendapkan ion-ion logam. Peningkatan konsentrasi NH4OI-l dan laju alir gas N2 mempercepat waktu pengenclapan dengan waktu pengendapan optimum (tercepat) diperoleh pada t= 3 menit, yaitu pada konsentrasi NH4OH 3 M dan laju alir carrier gas N1 300 ccfmenit Dari analisa FTIR diketahui bahwa injeksi gas NH; dengan N2 sebagai carrier menghasilkan endapan Cu(OH)2 yang dapat dilihat melalui spektra infra merah yang diperoleh, yaitu terdapat ikatan OH stretching pada 3424 cm-' dan 3509 cm-1, Cu-O dari Cu(Ol-l); pada 2090 cm-?, OH bend pada l380 cm-' dan 0-Cu-O linear dari Cu(OH)2 pada 925 cm-' Metode injeksi gas rnenghasilkan luas pemnukaan yang besar dan meningkat seiring dngan peningkatan konsentrasi NH4OH dan laju alir gas N2 yaitu mulai dari 26,17 m2/gr sampai 36,03 ml/gr, dimana hal ini merupakan peningkalan yang cukup besar dibandingkan dengan hasil dari metode kopresipitasi konvensional (l,l7 ml/gr)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Performance of hydrogenation catalyst at lower pressure and temperature to produce methanol from CO2 is expected to be improved It is needed to utilize a preparation method such gas injection to give eject in preparation step. Gas injection method can improve the diffusion property of the precipitating agent and gives more smaller particle size of active site.
In this work, catalyst CuO/ZnO/Al2O3 (50:45:5 wt%) was prepared by co-precipitation to combine with injection of NH3 to the preparation step. As precipitating agent, NHL came from evaporation of its solution heated at 60° C in CO2 flow or precipitating agent of CO2 with N, carrier.
As a result, mixture of NH, and CO2 or with N, carrier deposited metal cations (Cu, Zn and Al) at ambient temperature and pressure. Injection of NH3 and CO2 gave deposit as carbonate or hydroxide soft, on the other hand injection of NH3 gave hydroxide salt. This method resulted catalyst with higher surface area but tower dispersion in comparison to conventional co-precipitation method.
"
2001
JUTE-15-3-Sep2001-323
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nidyaningsih
"ABSTRAK
Optimasi aktivitas katalis hidrogenasi katalitik CO2 menjadi metanol pada tekanan dan suhu rendah masih menjadi kendala dalam penelitian, Oleh karena itu, penambahan suatu efek pada preparasi katalis hidrogenasi katalitik CO2 telah dilakukan dengan mencoba beberapa metode, salah satunya yaitu dengan menginjeksi gas sebagai precipitating agent. Teknik pengendapan dengan menggunakan injeksi gas ini diharapkan mendapatkan partikel inti aktif katalis sekecil mungkin sehingga dihasilkan dispersi inti aktif yang besar.
Pada penelitian ini katalis yang digunakan adalah CuO/ZnO/Al203 dengan perbandingan komposisi 50 % : 45 % : 5 % yang dibuat dengan metode kopresipitasi dengan injeksi gas NH3 pada T = 60 °C bersama dengan gas C02 atau dengan N2 sebagai gas carrier. Gas CO2 bersifat asam dan sulit larut dalam air, adanya gas NH3 dapat memberikan kondisi basa dalam larutan garam nitrat sehingga membantu kelarutan gas CO2 dalam air. Efek injeksi gas dalam larutan dapat memberi campuran yang lebih homogen dengan adanya gelembung udara dan sifat difusi dari gas itu sendiri. Terjadinya reaksi gas-larutan yaitu gas NH3 dan gas CO2 dalam larutan garam nitrat menyebabkan terbentuknya ion CO3²- atau OH- sebagai precipitating agent. Karakter katalis dianalisa dengan AAS untuk mengidentifikasi keberhasilan teknik pengendapan dengan injeksi gas dengan menggunakan metode kopresipitasi, FTIR untuk mengidentifikasikan senyawa-senyawa yang terbentuk dalam sampel katalis, dispersi inti aktif katalis dan BET untuk mengetahui luas permukaan katalis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gas NH3 sebagai precipitaring agent dengan gas CO2 ataupun carrier gas N2 mampu mengendapkan ion-ion logam pada temperatur dan tekanan normal. Dari analisa dengan FTIR diketahui bahwa injeksi gas CO2 dan NH3 menghasilkan campuran endapan CuCO3 dan Cu(0H)2 sedangkan injeksi gas NH3 dengan gas N2 sebagai carrier menghasilkan endapan Cu(OH)2. Metode injeksi gas menghasilkan dispersi inti aktif yang lebih besar yaitu berkisar 4,64 hingga 7,11 % dan Iuas permukaan yang lebih kecil yaitu berkisar 7,43 hingga 18,24 m²/g dibandingkan dengan teknik pengendapan dengan titrasi.

"
2001
S49145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Toni
"Tingginya kandungan CO2 yang terdapat pada sumur pengeboran merupakan masalah pada proses selanjutnya dan juga berdampak pada lingkungan. Alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengkonversi CO2 menjadi metanol.
Metanol merupakan salah satu produk kimia yang dalam jumlah besar digunakan sebagai bahan baku pada bermacam industri karena dapat direaksikan menjadi barbagai macam produk kimia lainnya seperti formaldehid, klorometana, asam asetat. Bahkan metanol berperan penting menjadi bahan bakar yang dapat bersaing dengan bahan bakar lainnya yang sudah ada.
Di dalam penelitian ini digunakan aditif Ga2O3 yang terbukti dapat memperluas permukaan katalis sehingga konversi yang dihasilkan meningkat dan juga berpengaruh dalam mengurangi energi aktivasi desorpsi yang diketahui setelah dilakukan uji TPD. Aditif Ga juga terbukti mempunyai konversi CO2 tertinggi dibandingkan dengan katalis yang berbasis CuO/ZnO/Al2O3 yang dibuat sebagai katalis pembanding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>