Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"Dlm penelitian ini dirancang lima buah burenr bertipe Bunsen yaitu burner satu lubang, tiga lubang ,lima lubang,lubang bintang ,lubang tirus serta burner konvensional sbg pembanding .Selanjutnya kinerja tiap burener diuji dengan memvariasikan laju air gas LPG dan waktu pembakaran .Penelitian yg dilakukan meliputi pengukuran efisiensi termal, suhu nyala dan emisi gas C3,C4 CO2 CO dan NO.Hasil eksperimen menunjukkan bahwa ada peningkatan efisiensi termal dari kelima burner bertipe bunsen sekitar 10-23 % dibandingkan terhadap burner konvensional.Untuk kemampuan reduksi polutan,bila dibandingkan dengan burner konvensional ,burner 1 lubang menunjukkan kinerja terbaik dlm mereduksi C3 (28 %) dan CO(32,4%) burner tirus menunjukkan kinerja terbaik dlm reduksi C4(37,8%) dan utk kemampuan mereduksi emisi NO burner bintang menunjukkan kinerja terbaik (66.67%)"
2002
JUTE-XVI-2-Jun2002-101
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan bentuk burner
kompor gas berbahan bakar LPG yang dilakukan dengan mengubah bentuk dan
orientasi lubang bahan bakar sehingga diharapkan dapat mampu meningkatkan
efisiensi energi dan memiliki kemampuan reduksi polutan yang baik.
Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan 5 jenis burner bertipe bunsen yaitu,
burner 1 lubang, burner 3 lubang, burner 5 lubang, lubang bintang, dan lubang lirus.
Disamping itu digunakan pula burner konvensional sebangai pembanding. Selanjutnya
dilakukan uji kinerja kompor gas dengan memvariasikan laju alir LPG, waktu
pembakaran dengan menggunakan ke 6 jenis burner tersebut. Analisis yang dilakukan
meliputi suhu nyala, efisiensi ternal, emisi gas CO, CO2, NO, dan hidrokarbon tak
terbakar.
Dari pengamatan terhadap nyala yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa
campuran antara bahan bakar-udara senantiasa berada dalam kondisi rich (bahan bakar
berlebih). Pertambahan laju alir bahan bakar akan meningkatkan kondisi rich pada
campuran. Burner 3 lubang, 5 lubang dan burner bintang relatif lebih sulit dalam
menarik difusi udara dibanding burner jenis lainnya sehingga menimbulkan fenomena
blow-off mulai dari laju alir 850 ml/menit ke atas.
Dari data efisiensi yang didapat menunjukan bahwa burner 1 lubang selalu
memiliki efisiensi termal tertinggi pada setiap laju alir yang diujikan. Hal ini
disebabkan karena pada laju alir yang sama, burner 1 lubang memiliki luasan nyala
yang lebih kecil dari burner lainnya sehingga mampu meminimalisir kehilangan panas.
Efisiensi tertinggi burner 1 lubang 67.92% (23.15% lebih tinggi dari burner
konvensional). Hasil ini diperoleh pada laju alir 700 ml/menit. Efisiensi tertinggi untuk
burner jenis lainnya secara berturut-turut adalah 67.92% (23.15% lebih tinggi dari
burner konvensional) untuk burner 3 lubang, 62.33% (l4.02% lebih tinggi dari burner
konvensional) untuk burner 5 lubang, 59.01 % (6.9% lebih tinggi dari burner konvensional)
untuk berner bintang, dan 66.24% (20.1% lebih tinggi dari berner konvensional) untuk burner tirus.
Data emisi menunjukan kemamuan redaksi yang berbeda-beda untuk setiap jenis polutan
dari setiap jenis berner relatif terhadap berner konvensional. Karena semua nyala berada
dalam kondisi rich, maka nyala yang paling baik dalam menarik oksigen untuk berdifusi
kedaerah reaksinya, cenderung akan memiliki kemampuan reduksi polutan yang lebih baik.
Untuk reduksi emisi UHC berupa C3 berner 1 lubang menunjukan kinerja terbaik dengan kemampuan
reduksi tertinggi sebesar 28%, disusul berner tirus 19%. Untuk reduksi emisi UHC berupa
C4 berner tirus menunjukan kinerja terbaik denagn 37.8%. Untuk kemampuan mereduksi emisi NO,
berner bintang menunjukan kinerja terbaik denga reduksi 66.67%, disusul berner 3 lubang
50%, sementara itu burner 5 lubang, 1 lubang dan tirus menunjukan kinerja yang lebih buruk
dari burner konvensional, Untuk emisi CO, burner 1 lubang menunjukan kinerja terbaik dengan
reduksi 32.4%"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Dalam penelitian ini dilakukan pcmhualan 3 jcnis burner bcrtipc bunsen yaitu, burner dengan 7 buah lubang bulat, burner dengan lubang kotak, dan bumer dengan lubang kombinasi anlara bulat dan kolak. Disamping itu digunakan pula bwlner konvensional sebagai pembanding, Selanjutnya dilakukan uji kinerja kompor gas dengan memvariasikan Iaju alir LPG dan waktu pcmbakaran. Analisis yang dilakukan meliputi elisiensi tem1al, suhu nyala, emisi gas CO3 , UI-IC, dan NOX.
Dari pengamatan terhadap nyala yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa campuran bahan bakar-udara senantiasa bcrada dalam kondisi rich (bahan bakar berlcbih) Penamhahan Iaju alir bahan bakar akan meningkatkan kondisi rich pada campur:m_ Nyula yang dihasilkan olch kcliga burner yang dirancang lidak mengalami fenomena flaxlzbuck ataupun blowqm dan juga tidak sulit untuk dinya|akan_
Dari data efisiensi yang didapat menunjukkan bahwa bumer Iubang kotal-:-
bulat memiliki eiisiensi tcrmal yang lebih tinggi dibandingkan bumer yang lainnya.
Efisiensi Lerlinggi burner lubang kotak-bulat diperoleh pada laju alir LPG 700 ml/menil, yaitu 69,61 3% (26,80'?% Iebih tinggi dari bumer konvensional). Efisiensi tertinggi unluk burner _icnis lainnya sccam bcrlurul-iurut ndaluh 65,‘)6% untuk burner lubang bulat, dan 64,85% untuk bumer ko\ak.
Dulu cmisi mc|1unjukkan bahwu burner hasil zmmodifikasi mcnunjukkan kecenderungan yang berbeda-beda untuk setiap jenis polutan dari setiap bumer.
Dari jumlah CO2 yang dihasilkan, dapat dikclahui bahwa nyala yang dapai menarik oksigen berdifusi kc dalamnya akan menghasilkan CO; yang lebih tinggi karena rcalcsi pembaknran yang teqadi lebih sempuma. Jumlah CO; yang dihasilkan dakam persen untuk masing-masing burner pada laju alir LPG 700 mi/menit adalah 4,3%
untuk burner konvcnsional, 6,9% untuk bumer lubang bulal, 92% untuk bumer kotak, dan 8,5% untuk bumer kotak-bulat. Untuk kemampuan mereduksi emisi NOx kctiga bumer yang dirancang menunjukkan kinerja yang Iebih buruk dari bumer konvensional. Konsentrasi NOx yang dihasilkan dalam ppm untuk setiap burner pada laju alir LPG 700 ml/menit adalah 17 ppm untuk bumer konvensional, 25 ppm untuk bumer lubang bulat, 29 ppm untuk bcmer kotak, dan 28 ppm untuk bumer kotak-bulat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini pembakaran katalitik telah banyak dikembangkan umuk menjadi salah satu altematif bagi penurunan emisi polutan gas buang. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pernbakaran katalitik pada kompor gas LPG dengan tujuan peningkatan efisiensi termal yang diikuti dengan rendahnya emisi polutan yang dihasilkan.
Sintesis top burner katalitik dilakukan dengan teknik preparasi katalis menggunakan metode sol-gel dan pelapisannya pada top burner dengan menggunakan teknik spray-coming. Variasi dilakul-can terhadap siklus penyemprotan untuk memperoleh loading katalis yang diinginkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa top burner telah berhasil clicoaling dengan loading bervarinsi mulai 1.25% - 4.5%. Hasil lcarakterisasi katalis menunjukkan luas permukaan kalalis sebesar 2.44 mzfgram dengan ketebalan berkisar 22 pm - 34 pm.
Kinerja top burner katalitik ditinjau dari scgi elisiensi termal menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 4.28%, 7.25% dan 8.72% untuk masing-musing loading katalis 1.25%, 2.19% dan 3.7% dibandingkan dengan burner bunsen biasa. Sedangkan uji aktifltas katalis terhadap konsentrasi CO2 menunjukkan peningkatan sebesar 3.38%, 9.84% dan 13.26% untuk loading katalis l.9l%, 2.65% dan 4.5% dibandingkan dengan bunsen dengan top burner non-katalitik
Hal tersebut nwnunjlnkkan bahwn varinsi loading katalis uncrnlmcriknn pcngaruh positif terhadap aktivitas katalis yaitu dengan nieningkatkan elisiensi termal dan meningkatkan konsentrasi CO2. Peningkatan konsentrasi CO3 ini juga diikuti dengan reduksi emisi hidrokarbon tidak terbnkar (UHC) C3 dan C4 yang mengindikzlsikan peran katalis dalam meningkatkan selektivitas pembakaran terhadap CO2 sekaligus mencegah terbentuknya produk samping hasil pembakaran."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembakaran katalitik ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif cara penurunan emisi polutan yang akan diikuti dengan peningkatan efisiensi pada kompor gas. Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis lop burner katalitik dari bahan stainless sleet (AISI 301) yang dilapisi katalis LaCrO3 (komposisinya divariasikan) dengan metode pencelupan berulang sebanyak 2 kali. Selanjutnya dilakukan uji kinerja kompor gas katalitik dengan memvariasikan laju alir LPG (700, 900, 1100, dan 1300 m1/min), waktu pembakaran (menit ke- 2, 5, 10, 14, 15 dan 26), dan menggunakan port burner yang berbeda, yaitu burner bunsen yang dimodifikasi terbuat dari logam kuningan. dan penambahan top burner katalitik di atasnya. Analisis yang dilakukan rneliputi karakterisasi top burner berkatalis, suhu nyala, efisiensi termal, emisi CO, C02, NOx, dan hidrokarbon tidak terbakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan top bumer berkatalis LaCr03 dengan loading sebesar 0.18-1.92% pada ketebalan lapisan coaling 16-20 J..lm, dan luas pennukaan sebesar 0.15-5.55 rn2/g menghasilkan emisi CO sebesar 49.29 ppmv (reduksi sebesar 0.76%), emisi NOx sebesar 19.71 ppmv (reduksi sebesar 1.45%), emisi hidrokarbon C3 dan C4 masing-masing sebesar 9.28 ppmv dan 20.01 ppmv (reduksi sebesar 3.36% dan 24.77%) dan C02 sebesar 148015.88 ppmv (naik sebesar 6.83%) dibanding bunsen dengan top burner tanpa katalis, serta…
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Parliyani
"Pencemaran udara merupakan Salah satu masalah yang sangat serius untuk segera diatasi. Permasalahan tersebut sebagian basal' disebabkan oleh gas-gas beracun yang dihasilkan karena nembakaran tidak sempurna yang memberikan dampak yang merugikan terhadap lingkungan. Salah satu alternatif pemecahan hal ini adalah dengan memperbaiki kualitas gas buang, dengan mengadakan perbaikan terhadap kualitas system saat pembakaran -(insitu combustion). Hasil Studi awal kami menunjukkan eiisiensi energi dari kompor gas LPG yang saat ini digunakan relatif rendan sekitar 40-50% , angka ini kurang menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menghasilkan kompor gas LPG yang dapat memberikan eiisiensi energi yang lebih tinggi dan rendah emisi polutan.
Pada penéiitian ini dilakukan rekayasa kompor gas dengan pemasangan katalis Cr2O3 padapor: burner dari A1202 yangberasal dari bauksit dalam negeri. Da1am penelitian ini dilakukan studi perbandingan berapa besar pengaruh katalis dalam peningkatan kualitas buang pembakaran dan peningkatan eEsiensi. Penelitian dilakukan dengan variabel operasi memvariasikan laju alir dan untuk mengetahui aktiviatas katalis dan pengaruhnya terhadap etisiensi termal dilaknkan dengan memasak air dengan menggumakan kompor gas.
Dalam penelitian untuk mendapatkan nilai efisiensi termal dan uji aktivitas katalis dalam oksidasi UI-IC, dilakukan dengan cara membandingkan nilai yang dihasilkan oleh port burner Bunsen konvensional, por: Bunsen Al2O;, dan pon' Bunsen Cr2O3/ A1203. Pada akhir penelitian didapatkan bahwa nirai efisiensi termal, katalis Cr2O2/La202/ A1202 menghasilkan efisensi sebesar 55,24%, bunsen A1202 sebesar 47,59%, dan Bunsen konvensional memiliki afisiensi sebesar 5 l ,15%. Hasil uji reduksi emisi polutan, untuk bunsen konvensional sebesar 18,16 ppm, bunsen A1202 fCr2O3 sebesar 29,33 ppm, sedang bunsen A1202 sebesar 25,5 PPM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
06 Pur p-3
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Seiring dengan semakin banyaknya rumah tangga yang menggunakan LPG
sebagai bahan bakar pada kompor gas, maka akan semakin besar emisi polutan
yang terbentuk dan terakumulasi. Saat ini telah dikembangkan berbagai upaya
untuk meningkatkan efisiensi termal kompor gas yang diiringi dengan pengurangan
emisi polutan- Salah sam teknologi menarik yang sedang banyak dikembangkan
adalah aplikasi katalis pada kompor gas melalui pembakaran katalitik yang dikenal
dengan istilah kompor gas katalitik.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan kompor gas
katalitik berbahan bakar LPG yang melibatkan peran katalis tipe perovskite dalam
pembakarannya, sehingga diharapkan dapat mengurangi emisi gas hidrokarbon tak
terbakar sekaligus dapat meningkatkan efisiensi termal.
Dalam penelitian ini, top burner yang terbuat dari stainless steel dilapisi
dengan 3 jenis katalis perovskite, yaitu LaCrO;, LaCoO3, dan LaMnO3. Selanjumya
kinerja kompor gas dengan ketiga Iop burner katalitik diuji dengan memvariasikan
laju alir LPG dan waktu pembakaran. Analisis yang dilakukan meliputi
karakterisasi katalis seperti SEM, BET dan XRD, pengulcuran suhu nyala, efisiensi
termal, dan emisi gas hidrokarbon tak terbakar
Dari segi efisiensi termal, pada laju alir LPG 900 ml/min, pemasakan
menggunakan bumer konvensional menghasilkan eiisiensi temmal sebesar 49,66%,
dan bila menggunakan bunsen menghasilkan etisiensi termal paling besar yaitu
69,04%. Sedangkan bila menggunakan bunsen dengan wp burner yang dilapisi
dengan LaCrO3 menghasilkan etisiensi termal scbesar 67,ll%, dengan LaC0O3
menghasilkan efisicnsi termal sebesar 62,46%, dan dengan LaMnO; diperoleh
efisiensi termal sebesar 6l,6l%. Dari data-data emisi yang didapat, jika dirata-
ratakan dan dibandingkan dengan hanya menggunakan bunsen, penggunaan mp
burner- yang dilapisi katalis LaCrO3 memperoleh penurunan emisi C3 sebesar 69,8%
dan emisi C4 sebesar 59,5%, dan bila menggunakan top burner yang dilapisi katalis
LaCoO; diperoleh penurunan emisi C; sebesar 67,6% dan C4 sebesar 62,9%,
sedangkan katalis LaMnO; memberikan penurunan emisi C; sebesar 592% dan C4
sebesar 56,7%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja kompor gas LPG dengan top burner stainless steel non-katalitik terhaejap peningkatan efisiensi termal dan reduksi polutan yang ditimbulkan oleh pembakaran gas terutama gas CO, NOX, dan hidrokarbon tak terbakar (Cg dan C4) dibanding burner konvensional. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan top burner dari bahan stainless steel tanpa katalis, ada empat macam bentuk stainless steel yang digunakan, yaitu flat spiral, flat silang, spiral tekan dan kawat spiral dan jenis AISI 301. Selanjutnya dilakukan uji elisiensi dan uji redusi emisi dengan memvariasikan laju alir bahan bakar LPG (700, 900, 1100, dan 1300 ml/menit), dan menggunakan dua jenis burner yaitu burner bunsen dan burner konvensional sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa burner Bunsen mempunyai efisiensi paling bagus, yakni sebesar 71,98% pada laju alir bahan bakar 700 ml/menit, 70,96% pada laju alir bahan bakar 900 ml/menit, 67,84% pada laju alir bahan bakar 1100 ml/menit, dan 61,06% pada laju alir bahan bakar 1300 ml/menit. Penambahan top burner tidak mampu meningkatkan efisiensi burner Bunsen. Penambahan top burner mampu menumnkan emisi C3 sekitar 12.23%, emisi C4 hanya sebesar 23.37%, terjadi kenaikan emisi CO 54.59%, NO 49.63% dan CO2 naik 35.11%.
Sementara pada burner Bunsen mampu menurunkan emisi C3 rata-rata 3.80%, C4 sebesar 31.43%, emisi CO naik 16.81%, NO naik 65.71% dan CO2 yang dihasilkan juga naik sebesar 30.51% Peningkatan emisi CO disebabkan karena pembakaran tidak sempurna sebagai akibat kondisi pembakaran fuel rich, dan peningkatan emisi NO karena peningkatan temperatur nyala api. Penambahan top burner pada burner Bunsen mampu meningkatkan temperatur nyala rata-rata hinia 688°C pada burner Bunsen + spiral tekan, lebih linggi 17.7% dibanding burner Bunsen yang hanya 566°C. Sementara pada burner konvensional temperatur nyala lebih kecil dari 500°C.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>