Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22168 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rini Setia
"Laboratorium Dasar Proses Kimia TGP FTUI digunakan untuk praktikum mahasiswa. jenis praktikum yang dilangsungkan di Lab. ini adalah praktikum kimia dasar (KD), kimia analitik-(KA) dan kimia fisika (KF). Lab. ini menghasilkan B3, yaitu Iogam berat yang terdiri dari Cu, Cr. Co, Al, Ag dan Zn. Selain ilu juga pelarut organik dan asam basa anorganik_ Kandungan awal Iogam berat dapat dilihat pada tabel 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentitikasikan lcarakteristik dan kuantitas Iogam berat, meninjau kemungkinan proses pengendapan hidroksida, dan umuk mengetahui efisiensi penyisfhan logam berat.
Sebelum limbah diolah, maka terlebih dahulu disegregasi mengikuti pengelompokan yang dilakukan oleh Kenruc/qv University. Limbah Lab.DPK dapat dibagi menjadi sembilan kelompok, yaitu logam berat yang terdiri dari Cu, Fe, Al , Logam berat yang tergabung dengan senyawa thiosianat, kelompok krom valensi enam, besi yang tergabmmg bersama ion golongan halogen, logam barium, perhk, krom dan kobal, tembaga yang tergabung dengan tiosulfat.
Limbah yang diteliti adalah limbah yang dapat langsung diendapkan dengan hidroksida. Limbah ini terdapat pada modul 1, 4, 6 dan 7I<.D, I dan 4 KA serta 9KF. Pengolahan limbah dibagi menjadi lirnbah per modul, yang terdiri dad limbah mengandung Fe, SO42', dan ion golongan hal0gen(4KD) dan limbah mengandung Co dan Cr (4KA), per kelompok (mengandung Fe,Cu Al (1,6 dan 7KD)) dan campuran limbah (Cr, Co, Ag, Cu, Fe dan AI (l,6,7 KD, l dan 4KA, dan 9KF)).
Zat pengendap yang digunakan adalah KOH dan NaOH. Dari segi biaya NaOH lebih murah daripada KOH. Namun KOH lebih ramah linglcungan karena unsur ini diperlukan oleh tanaman.
Metode yang digunakan adalah pengendapan bertingkat_pH larutan dinaikkan tiap satu tahap dan endapan disaring tiap tahap. Sebelum diolah, kandungan logam berat dianalisa menggunakan Spektra Serapan Atom (AAS) di Lab.TEL TGP FTUI_ Pengendapan bertingkat ini akan menghasilkan iiltrat yang masih mengandung logam berat dan endapan yang termasuk limbah B3.
Limbah yang pertama diolah adalah limbah 4KD dan 4KA_ Limbah ini sangat asam (pH=0,22) dan pada pH 4 mencapai eiisiensi 99,92%, sehingga kadar logam filtrat sebesar 1,64 mg/1 (< baku mum = 5 mg/1). Sedangkan limbah 4KA pada pl-I ll menghasilkan filtrat dengan kandungan Cr 0,187 mg/1 dan Co 30,46 mgfl.
Perbandingan dua zat pengendap, KOH dan NaOH menghasilkan efisiensi penyisihan logam berat yang hampir sama, namun NaOH lebih besar efisiensi penyisiharmya.
Pengolahan limbah per kelompok menghasilkan etisiensi penyisihan logam berar Iebih tinggi daripada carnpuran Iimbah_ Pada campuran limbah terdapat kemungkinan logam berat bértemu dengan anion_ Iain 'pada modul lain yang membuat logam larut, misalnya SO42' dan Cl.
Parameter pembuangan limbah yang digunakan adalah baku mum bapedal untuk pengolahan limbah cair B3 untuk industri, karena baku mutu untuk pengolahan limbah laboratorium belum ada. Campuran limbah yang telah ditambahkan NaOH akan menghasilkan kandungan filtrat sebagai berikut:
1. pH 8 kadar logam dalam filtrat: Cr 1,821 mg/1; Co 69,31 mg/1; Ag 0,203 mg/1; Cu 1,496 mg/1; Fe 0,179 mg,/1; AI 0 mg/I dan Zn 13, 88 mg/I.
2. pH 10 kadar logam dalam Eltrat: Cr 2,008 mg/l; Co 22,95 mg/I; Ag 0,0986 mg/I; Cu 0,672 mg/l; Fe 0,212 mg/l; Al 0 mg/I dan Zn 0,9234 mg/1.
Berdasarkan hasil ini, maka terdapat dua al tematif untuk mengolah limbah Lab.DPK. Yang pertama limbah diolah pada pH S, sehingga beberapa Iogam telah memenuhi baku mutu pengolahan limbah, yaitu Cu, Fe, dan Al, sedangkan sisanya diolah dengannrhetode lain. Yang kedua adalah dengan-rhengolah Iimbah pada pH 10 dan memisahkan Co dari campman limbah. Pengolahan pada pH ini berarti harus ada pengolahan tambahan untuk filtrat, karena pH 10 lebih besar daripada pH baku mutu (9). Filtrat harus ditambah dengan asam sehingga berada dalam range yang diperbolehkan atau dicampur dengan limbah asam anorganik dari modul lain agar pl-I berada antara 6-9."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hadyan Adli
"Sampel limbah cair laboratorium telah diturunkan kadar logam beratnya dengan metode presipitasi dan metode adsorpsi dengan menggunakan Natrium Sulfida, Natrium Karbonat, dan Natrium Hidroksida sebagai precipitating agent serta menggunakan variasi jenis karbon aktif dan zeolite sebagai adsoben. Jumlah precipitating agent yang ditambahkan divariasikan dan telah didapatkan nilai presipitasi yang maksimal dicapai dengan menggunakan penambahan Natrium Sulfida sebanyak 250 mg/ 100 mL limbah. Presipitasi ini mampu mengendapkan logam-logam berat dari sampel limbah yaitu: Cu terendapkan sebanyak 97,54%, Pb terendapkan sebanyak 90.90%, Cd terendapkan sebanyak 93.48%, Co terendapkan sebanyak 70,55%, dan Zn terendapkan sebanyak 91,58%. Adsorpsi dilakukan pada sampel yang telah dipresipitasi, dengan menvariasikan massa adsorben yang digunakan. Adsorpsi dengan karbon aktif B lebih baik dibandingkan dengan karbon aktif A dan mampu menyerap logam berat sebanyak 36,90% dari juga menjernihkan warna dan bau dari limbah. Sedangkan adsorpsi dengan zeolit sebagai adsorben mampu menyerap 40,57% logam berat yang terdapat pada sampel.

Abstract
Sample of laboratory waste water has been treated in order to reduce the heavy metal concentration with precipitation and adsorption method. In this research, Sodium Sulfide, Sodium Carbonate, and Sodium Hydroxide were used as the precipitating agent and actived carbon and Zeolite were used as the adsorbent. The amount of the precipitating agents and the adsorbents were variated and the maximum number of precipitaion is achived by using 250 mg Sodium Sulfide. This precipitation can reduce the concentration of heavy metals studied, such as: 97.54% for Cu, 90.90% for Pb, 93.48% for Cd, 70.55% for Co, and 91.58% for Zn. Adsorption were conducted using the wastewater treated by the optimum precipitation with different mass of actived carbon and zeolite as the variation. As the result, actived carbon B adsorbs heavy metals better than actived carbon A which reducing 36.90% of heavy metals and clearing the color and the odor from wastewater sample. Therefore, zeolite adsorbs 40.57% of heavy metals in the sample."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Asijati Widijaningsih Ichsan
"Serat pengkelat mempunyai keselektifan dan kecepatan pertukaran yang tinggi terhadap ion-ion, penahanan terhadap aliran rendah dan dapat digunakan dalam berbagai bentuk. Akan tetapi tidak mudah untuk membuat serat pengkelat yang memenuhi persyaratan yang diperlukan yaitu : gugus ionik dan kerangka polimer harus stabil secara kimia, kapasitas pertukaran tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang cukup tinggi.
Tujuan penelitian pada tahap pertama ini adalah untuk membuat serat pengkelat dengan cara kopolimerisasi cangkok asam akrilat pada serat polipropilen. Kopolimer cangkok yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan sebagai adsorben untuk ion-ion logam berat dalam larutan.
Kopolimerisasi cangkok dilakukan dengan metoda pra-irradiasi menggunakan sinar gamma. Proses grafting/pencangkokan asam akrilat dilakukan dalam media air. Hasil kopolimerisasi ditentukan berdasarkan prosen grafting sebagai fungsi dari (I) dosis total (2) waktu reaksi (3) suhu reaksi dan (4) konsentrasi monomer. Kapasitas pertukaran dan kinetika penyerapannya terhadap logam Cu(II) diamati pada pH 4. Terbentuknya kopolimerisasi cangkok dibuktikan dengan`IR dan DTA.
Hasil pengamatan dengan menggunakan dosis total I sampai 5 M rad menunjukkan bahwa kenaikan dosis radiasi diikuti dengan kenaikan prosen grafting terutama pada interval waktu grafting 30 sampai 120 menit. Pengamatan pada berbagai suhu grafting menunjukkan bahwa prosen grafting meningkat cukup berarti terhadap waktu grafting pada suhu 60°C. Kenaikan konsentrasi monomer pada kisaran konsentrasi yang diamati diikuti pula oleh kenaikan prosen grafting.
Pencangkokan asam akrilat pada serat polipropilen telah berhasil dilakukan, akan tetapi kondisi optimumnya belum diperoleh. Prosen grafting yang diperoleh tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 60% dengan kapasitas penyerapan ion Cu(1T) yang juga tidak terlalu tinggi yaitu 61 mg/g serat atau sekitar I meklg serat. Walaupun demikian kopolimer cangkok yang dihasilkan menunjukkan kecepatan adsorpsi logam Cu(l) yang tinggi, dengan serapan maksimal diperoleh dalam waktu 1 menit. Kerapuhan serat akibat penyimpanan diamati terutama pada dosis irradiasi yang tinggi, suhu grafting yang tinggi dan periode reaksi grafting yang lebih lama.

Chelating fibers are characterized by high selectivity and exchange rate for ions, low flow resistance and can be used in arbitrary form. However, it is difficult to prepare chelating fibers which satisfied the following indispensable conditions : the ionic group and the basic polymer should be chemically stable, high exchange capacity and sufficiently high in mechanical strength.
The aim of this research for the first term, is to synthesized chelating fibers by graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fibers. The graft copolymerization produced is expected to be selective adsorbent for heavy metals in the solution.
Graft copolymerization was carried out by pre-irradiation method using gamma rays. Grafting process was studied in water medium. The percentage of grafting was determined as a function of (1) total dose, (2) reaction time, (3) temperature and (4) monomer concentration. The exchange capacity and the adsorption kinetics of copolymer toward Cu(II) ions were observed at pH 4. The graft copolymerization was examined by Ill spectrometer and DTA.
The results indicate that the increase in total dose from 1 to 5 M Rad followed by the increase of grafting yield, especially in the grafting periods of 30 to 120 minutes. Grafting process in various temperature indicate that the percentage of grafting increase significantly with increasing grafting period for temperature 60°C. In the range of monomer concentrations studied, the grafting yield increase as the concentration of monomer was increased.
In conclusion, the graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fibers was successfully carried out. However, the optimum condition was not achieved yet. The grafting yield was only about 60% with the adsorption capacity of 61 mg/g fibers or about 1 meq/g fibers. However, the graft copolymerization showed high adsorption kinetics for Cu(II) with maximum adsorption was reached within I minute. The brittleness of copolymer fiber were principally observed with higher irradiation dose, higher grafting temperature and longer grafting reaction periods."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Electroplating industry is wastewater producer that contain heavy metal Cr(VI) with characterized as acid (low pH), toxic and carcinogenic. This experiment aimed to evaluated the performance of subsurface vertical up-flow type of constructed wetland in laboratory scale to immobilize Cr(VI) by using pyrite soil (FeS2), compost and also using two species of plants (Typha sp and Lepironia sp). The study was conducted during the six months from November 2008 � April 2009. The constructed wetland system tested has increased the pH to neutral and reduced Cr(VI) with the removal efficiency 94.68 percent in pond treatment A (Lepironia sp) with average inlet concentration of 14.7 mg/L and outlet 0.773 mg/L and 99.96 percent in pond treatment B (Typha sp) with concentrations of Cr (VI) on the outlet of 0.019 mg/L.Typha sp had better contribution in pyrite soil to rediced Cr(VI) as 0.019 mg/L and compliance with environmental quality standards (Kep-51/MENLH/10/1995). First order-plug flow model evaluated with k-value as 4.95 m/day and 8.08 m/day to treatment wetland of Lepironia sp and Typha sp. Cr(VI) accumulated are greatest in the stems of both plants test."
551 LIMNO 19:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Fakhrizal
"ABSTRAK
Proses pelapisan logam atau elektroplating merupakan salah satu rangkaian proses dalam industri otomotif yang menghasilkan limbah dengan kandungan logam berat Cu yang cukup tinggi. Pada penelitian ini kandungan Cu mencapai 16.9 mg/L. Penyisihan logam berat Cu dilakukan dengan metode adsorpsi dengan menggunakan adsorban Extracellular Polymeric Substance EPS yang diekstraksi dari limbah lumpur aktif. Ekstraksi EPS dilakukan dengan cara fisika sentrifugasi pada 6000 rpm selama 20 menit. Pada penelitian ini, percobaan adsorpsi dilakukan secara batch dengan metode two-level full factorial design dengan rentang dosis adsorban 6 ndash; 12 g/l dan rentang waktu kontak 120 ndash; 240 menit guna mendapatkan dosis adsorban dan waktu kontak optimum. Penyisihan optimum didapatkan dengan kombinasi adsorban EPS 10 g/l dengan waktu 210 menit, dimana adsorpsi secara batch mampu menyisihkan Cu sebanyak 56.98 . Data isotherm adsorpsi Cu menunjukkan kecocokan dengan model isotherm Freundlich dengan kapasitas adsorpsi qe = 0.0868 mg/g. Data kinetika adsorpsi menunjukkan kecocokan dengan pseudo-second order model dengan nilai laju kinetika kcu = 0.218 g/mg.menit.

ABSTRAK
Metal coating process or electroplating process is one of the series of processes in the automotive industry that produces waste with high enough heavy metal copper Cu content. In this study, Cu content reached 16.9 mg.L. Heavy metal removal of Cu is done by adsorpstion method using Extracellular Polymeric Substance EPS adsorbents extracted from waste activated sludge. EPS extraction was performed by physics method centrifugation at 6000 rpm for 20 min. In this experiment, adsorption were conducted with batch adsorption with two level full factorial design method with adsorbant dosage range of 6 ndash 12 g l and contact time range of 120 ndash 240 min to get the optimum adsorbant dosage and optimum contact time. The results of this research is the optimum combination of EPS dose of 10 g l, and contact time of 210 min, in which Cu is able to be removed approximately 56.98 . Cu adsorption isotherm data shows compatibility with Freundlich isotherm model with adsorption capacity qe 0.0868 mg g. The adsorption kinetics data showed suitability with Pseudo second order model with kinetics rate kcu 0.218 g mg.menit."
2017
S68647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A rubber thread factory manufactures about 20 tonnes of thread daily, produces about 600 m³ of waste water. The raw waste water, although is mainly organic in nature, contains a significant amount of zinc ions, that is up to 300 ppm, which can effect a healthy therefore categorized as a hazardous waste. This heavy metal should be be effectively removed prior to biological treatment, because it can inhibits biological activity resulting inhibition of reducing COD value. By regulating addition of NaOH solution to reach pH above 10 can precipitate more than 99,0% of zinc ions, producing 607,2 mg of solid suspension per litre of waste. Because of the PH is to high, it must be neutralized with sulfuric acid, before it is flew to the waste treatment pond. The cost of chemical for wastewater treatment is Rp 4.930 per m³ of waste."
JKL 1:1 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>