Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188303 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto Kurniawan
"ABSTRAK
Dari keseluruhan aktivitas manusia, kegiatan industri dan pertambangan memberikan kontribusi yang paling besar dalam proses pencemaran. Salah satu diantara senyawa buangan industri yang berbahaya adalah fenol, yang memiliki sifat toksisitas tinggi baik terhadap manusia maupun biota akuatik. Mengingat bahaya yang ditimbulkannya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air buangan yang mengandung fenol dapat dilepas ke lingkungan.
Salah satu alternatif proses pengolahan limbah fenol adalah teknik ozonasi, yaitu oksidasi senyawa fenol dengan menggunakan ozon. Pemakaian teknik ini kini telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pengolahan air minum dan air limbah. Pesatnya perkembangan ini disebabkan karena sifat oksidator ozon yang kuat, sehingga mampu mensterilkan mikroorganisme, menghilangkan warna dan bau, serta mengoksidasi limbah baik organik maupun anorganik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kinerja penyisihan senyawa fenol dengan teknik ozonasi menggunakan kontaktor kolom sistem injeksi berganda secara kontinu. Pengamatan dititikberatkan pada suasana basa, dengan variasi konsentrasi fenol awal (5 dan 10 ppm) serta pH awal (9-10 dan 10-11). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyisihan limbah fenol pada suasana ini berjalan cepat dengan tingkat penyisihan fenol berkisar diantara 95,01% sampai 99,22%."
2000
S49171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Ninatirta Ayu
"ABSTRAK
Pencemaran air oleh senyawa-senyawa fenolik (fenol dan turunannya)
memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan biota perairan, karena fenol merupakan senyawa yang sangat berbahaya dan bersifat racun terhadap organisme akuatik. Akibat sifat toksik yang ditimbulkannya itu, maka konsentrasi senyawa fenolik di dalam limbah cair perlu ditekan serendah mungkin sebelum dibuang ke perairan.
Teknik ozonisasi merupakan salah satu cara alternatif yang dipilih untuk melakukan penyisihan senyawa fenolik. Teknik ini menggunakan ozon sebagai oksidatornya karena ozon merupakan oksidator yang sangat kuat dan bersifat reaktif di dalam air. Ozon yang digunakan pada penelitian ini dihasilkan dari ozonator yang bekerja pada tegangan 12 - 16 kilovolt dan tekanan atmosferik.
Selain menggunakan teknik ozonisasi, dalam penelitian ini juga menggunakan radiasi lampu UV-C (λ= 254 nm) yang diletakkan di dalam kolam aerasi injeksi berganda untuk mengetahui sejauh mana penyisihan senyawa fenolik yang dapat dilakukan jika menggabungkan ozonator dengan Iampu UV-C tersebut.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ozonator menghasilkan ozon sebesar 0.6745 gram/jam dengan udara sebagai umpan pada laju alir umpan 600 L/jam dengan suhu kerja ozonator sekitar 26-30°C dan tekanan atmosferik.
Di samping itu, oksidasi senyawa fenol dan 4-klorofenol oleh ozon dan sinar lampu UV-C yang dilakukan dalam suatu kolam aerasi dengan injeksi ozon berganda (multi injection ozonation rank, MIOT), memberikan informasi awal yang menarik bahwa penyisihan senyawa fenol dengan ozon dan UV-C akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan ssnyawa 4-klorofenol, Pada Senyawa fenol 10 ppm, besar penyisihannya sekitar 86.5106%, dan pada fenol 20 ppm diperoleh hasil sekitar 87.1744%. Sedangkan pada senyawa 4-klorofenol yang mengandung 10 ppm diperoleh besar penyisihan hanya sekitar 74.6346% dan pada 20 ppm besar penyisiharmya adalah 79,0366%.

"
2001
S49160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octo Adhi Widodo Pryhanto
"ABSTRAK
Pencemaran oleh limbah cair industri yang mengandung senyawa fenolik
memerlukan penanganan khusus sebelum aman dibuang ke lingkungan Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi senyawa fenolik dalam limbah
cair tersebut adalah pengolahan dengan metode ?oksidasi cepat dan intensif?
menggunakan oksidator kuat, yaitu ozon. Senyawa-senyawa fenolik tersebut akan
teroksidasi oleh ozon menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak berbahaya bagi
lingkungan seperti karbondioksida, asam asetat, asam oksalat dan asam-asam
organik lainnya.
Dalam penelitian ini, dilakukan penyisihan senyawa fenolik dengan teknik
ozonasi dalam kolom sistem injeksi ozon berganda (multi injection ozonarion
column, MOC). Senyawa-senyawa fenolik yang digunakan adalah fenol dan 4-
klorofenol dengan konsentrasi sekitar 20 mg/L yang diharapkan dapat mewakili
kondisi limbah cair yang sebenamya dan industri. Kondisi urnpan senyawa fenolik
tersebut dibuat pada suasana basa (pH 9-10 dan 10-I I) sesuai dengan kondisi pH
optimal untuk reaksi oksidasi senyawa fenolik yaitu pada pH 3-11 (Tomiyasu er al.
Langlais el a1.,l991; Ledon @m_ Sawyer & Martell, 1992; Freshour er al.
1996). Larutan yang mengandung senyawa fenolik dialirkan 560313 kontinyu dalam
reaktor kolom selama 12 jam dengan laju alir 12 L/hari atau 0,5 L/jam. Konsentrasi
senyawa fenolik keluaran reaktor kolom dianalisis menggunakan metode
aminoantipirin dengan spektofotometer.
Hasil uji reaksi penyisihan senyawa-senyawa fenolik selama 12 jam, baik
untuk fenol atau 4-klorofenol didapatkan penunman konsentrasi, yaitu dari
konsentrasi I8-23 mgL pada awal percobaan menjadi sekitar 0,13-0,26 mg,/L pada
aknir peraobaan. Penurunan konsentrasi senyawa fenolik diikuti oleh penurunan pH
larutan sebagai akibat terbentuknya senyawa-senyawa antara yang bersifat asam,
selain itu diikuti pula kenaikan kadar oksigen terlarut. Percobaan penyisihan 4-
klorofenol menggunakan ozon menghasilkan besar % penyisihan pada akhir
percobaan yang relatif lebih kecil dibandingkan pada penyisihan fenol. Untuk dua
variasi pH 9-10 dan pH 10-ll didapatkan penyisihan fenol masing-masing sebesar
99,252 % dan 99,28l% sedangkan larutan 4-klorofenol didapatkan masing-masing
sebesar 98,786 % dan 98,998%_"
2000
S50816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Vania Ghaisani
"Senyawa fenol merupakan polutan berbahaya karena sifatnya yang beracun, korosif, dan karsinogenik. Senyawa ini banyak ditemukan dalam limbah cair industri yang jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memberi dampak yang sangat buruk pada lingkungan, yaitu menghambat aktivitas biota akuatik dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tubuh. Teknologi ozonasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan limbah cair karena karakteristik ozon yang akan terdekomposisi dalam air membentuk oksidator-oksidator kuat, seperti radikal hidroksil. Selain itu, dilakukan pengembangan dengan teknologi ozonasi katalitik untuk mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil yang memaksimalkan degradasi fenol. Pada penelitian ini, digunakan katalis ferolit karena memiliki efektivitas katalitik yang baik serta ketersediaannya yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenol dalam reaktor kolom gelembung. Variasi yang digunakan berupa laju alir udara (8, 10 , 12 L/menit) dan laju alir limbah (255, 405, 495 mL/menit) pada teknik ozonasi, serta variasi massa katalis (50, 100, 200 g) pada teknik ozonasi katalitik. Titik optimal didapatkan dengan persentase degradasi mencapai 99,48% dan penurunan COD sebesar 74,01% pada teknik ozonasi dengan kondisi operasi pH awal limbah 12, laju alir udara 10 L/menit, dan laju alir limbah 495 mL/menit. Adapun dengan penambahan 200 g katalis ferolit pada teknik ozonasi katalitik, diperoleh hasil persentase degradasi sebesar 99,12% dan penurunan COD sebesar 40,17%. Dengan demikian, kehadiran ferolit memengaruhi kinerja proses ozonasi dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ozonasi non-katalitik.

Phenol compound is dangerous pollutants due to its toxicity, corrosivity, and carcinogenic effects. This compound is found in industrial wastewater which has adverse effects on the environment if discharged directly without treatment, such as inhibits the activity of aquatic biota and cause health problems in the body. Ozonation technology is an environmentally friendly and effective technology for wastewater treatment due to ozone characteristics which decompose in water to form strong oxidizers, such as hydroxyl radicals. In addition, it is improved with catalytic ozonation technology to accelerate ozone decomposition into hydroxyl radicals which maximize phenol degradation. In this study, the catalyst used is ferrolite due to its good catalytic effectiveness and has large availability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with a single ozonation technique for the degradation of phenol compounds in bubble column reactors. Variations used in this study are air flow rate (8, 10, 12 L/min) and waste flow rate (255, 405, 495 mL/min) in the ozonation technique, as well as variations in catalyst mass (50, 100, 200 g) on catalytic ozonation technique. The optimal condition is obtained by degradation percentage reached 99,48% and COD reduction of 74,01% in ozonation technique evaluating with operating conditions of initial waste pH of 12, air flow rate of 10 L/min, and waste flow rate of 495 mL/min. As for the addition of 200 g ferrolite to catalytic ozonation technique, the results showed the degradation percentage of 99,12% and COD reduction was 40,17%. Thus, the presence of ferrolite affected ozonation process performance with a lower effectiveness compared to non-catalytic ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Kendala utama proses ozonasi adalah biaya yang lebih mahal dibandingkan proses-proses biologis, terutama biaya untuk menghasilkan ozon. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan usaha untuk meningkatkan efisiensi proses. Diantaranya dengan memilih reaktor dan kondisi operasi yang tepat disertai pengetahuan tentang kinetika reaksi dan fenomena perpindahan massa yang terjadi, dan menggabungkan proses ozonasi dengan radiasi sinar ultraviolet (UV).
Pada penelitian ini diidentifikasi kinetika reaksi penyisihan fenol dengan metode ozonasi pada dua jenis kontaktor pendispersi ozon, yaitu Kolom Ozonasi Injeksi Berganda (Multi Injection Ozonizing Column, MIOC) yang berupa kolom gelembung, dan Kolam Ozonasi Injeksi Berganda (Multi Injection Ozonizing Tank, MIOT) yang berbentuk kolam bersekat. Selain itu, dilakukan perbandingan proses ozonasi dengan proses oksidasi lanjut ozon/UV pada MIOT dengan variasi pH dan konfigurasi penyinaran UV.
Semua penelitian dilakukan pada kondisi basa. Mekanisme reaksi ozonasi fenol pada kondisi basa lebih didominasi oleh reaksi tidak langsung yang ditunjukkan oleh nilai koefisien laju reaksi (k) yang sangat besar (antara 1010-1013}. Peningkatan pH tidak selalu memberi pengaruh kenaikan persentase penyisihan fenol.
Penyisihan fend dengan proses ozonasi pada MIOC menunjukkan bahwa pada pH 10-11 persentase penyisihan yang dicapai lebih kecil daripada pada pH 9-10. Demikian pula untuk penyisihan fenol dengan proses ozon/UV pada MIOT. Pengaruh penggunaan radiasi ultraviolet pada proses penyisihan fenol pada MIOT sangat tergantung pada konfigurasi penyinarannya. Hal ini ditunjukkan oleh persentase penyisihan fenol untuk berbagai variasi proses yaitu 74,72% untuk proses ozonasi saja, 87,52% untuk proses ozon/UV konfigurasi I (penyinaran pada zone I), 65,53% untuk proses ozon/UV II dan 74,44010 untuk proses ozon/UV konfigurasi III.

The main obstacle of ozonation process is relatively high cost for producing ozone, compared to biological processes. To overcome this problem, the efficiency of the process should be increased by selecting appropriate reactor and its process conditions, knowing the characteristic of kinetics and mass transfer, and combining ozonation with UV irradiation.
This research deals with the identification of reaction kinetics of phenol ozonation in two kinds of contactors, a bubble column called Multi Injection Ozonizing Column (MIOC) and a baffled tank called Multi Injection Ozonizing Tank (MIOT). In addition, ozonation process is compared with advanced oxidation process (AOPs) using ozone/UV in MIOT for several variations of pH and UV radiation configurations.
The identification of reaction kinetics shows that the reaction of phenol ozonation in high pH condition is dominated by indirect mechanism, indicated by very high reaction rate coefficients k (ranging from 1010-1013). The rate of ozonation reaction in base condition is much higher than that in acid condition. However, the increasing of pH doesn't always increase the phenol removal percentage.
Phenol removal by ozonation in MIOC shows that removal percentage at pH of 10-11 is lower than that at pH of 9-10. So does the ozone/UV process. The effect of UV radiation in phenol removal highly depends on the radiation configuration. This shows by variation of removal percentage for different processes. Ozonation alone gives 74.74% removal, ozone/UV I (radiation at zone I) 87.52%, ozone/UV II 65,53%, and ozone/UV III 74,44%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Israr Saputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Fahri Wibowo
"Penelitian ini dilakukan untuk menilai kinerja kombinasi ozon (O3), O3+TiO2, dan O3+UV-Vis dalam mengolah limbah cair fenol dalam bentuk tingkat toksisitas dari limbah sisa yang dihasilkan dengan mengacu pada hasil penelitian dari Gimeno et al tahun 2005. Senyawa antara yang ditinjau adalah katekol, hidrokuinon, dan benzokuinon yang dibuat secara sintetik terhadap biota uji Daphnia magna.
Data dianalisis uji ANOVA dilanjutkan uji Probit menggunakan Minitab 14 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Berdasarkan LC50 24 jam (aliran statis), senyawa hidrokuinon diketahui lebih toksik dikuti dengan benzokuinon > katekol > fenol. Kadar toksisitas setiap limbah sisa meningkat lebih toksik dari senyawa awalnya karena adanya pengaruh senyawa intermediet yang bersifat aditif terhadap fenol.
Ditinjau dari nilai toksisitasnya, penyisihan fenol dengan metode ozon+UV/Vis menghasilkan limbah sisa dengan toksisitas paling rendah dibandingkan dengan metode ozon+TiO2 dan metode ozon tunggal. Limbah sisa metode ozon+TiO2 lebih toksik dari metode ozon tunggal hanya pada saat waktu penyisihan 20 menit karena pengaruh konsentrasi fenol dan senyawa antaranya yang lebih tinggi

ABSTRACT
This study was conducted to assess the performance of the combination of ozone (O3), O3+TiO2, and O3+UV-Vis in phenol wastewater treatment. The form of phenol residual waste is generated by referring to the results of Gimeno et al, 2005. The intermediate compounds are catechol, hydroquinone, and benzoquinone made synthetically to tested with Daphnia magna as bioassay.
Data were analyzed by ANOVA followed by Probit Analisys using Minitab 14 with a significance level α = 0.05. Based on a 24-hour LC50 (static flow), the most toxic compounds known is hydroquinone followed by benzokuinon> catechol> phenol. The effluent toxicity levels increased than initial compounds because of the influence of intermediate compounds that are additive to the phenol.
Based on the value of Toxicant Unit (TU), the effluent of O3+UV-Vis method is less toxic than O3+TiO2method and followed by single ozone method. Effluent from O3+TiO2 method slightly more toxic than the single ozone method only at 20 minutes due to the influence of the higher phenol and intermediate compounds concentrations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jupiter Eresta Jaya
"Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kinerja metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan injektor venturi untuk mengolah limbah fenol sintetik. Fenol merupakan senyawa alkohol yang memiliki stabilitas tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh strukturnya yang memiliki cincin aromatis sehingga sulit disisihkan. Proses penyisihan fenol pada penelitian ini akan membandingkan penyisihan fenol untuk tiga kofigurasi proses, yaitu metode ozonasi, kavitasi venturi, dan gabungan dari kedua metode tersebut. Variasi untuk setiap konfigurasi proses yang dilakukan adalah variasi pH (4, 7, dan 11), Laju alir (2, 4, dan 6 L/menit) dan dosis ozon (63,77 mg/jam dan 118,48 mg/jam).
Limbah Fenol yang digunakan pada penelitian ini adalah fenol sintetik dengan konsentrasi 10 ppm. Pada penelitian ini didapatkan penggunaan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi menggunakan injektor venturi pada kondisi pH 11, laju alir 6 L/menit, dan dosis ozon 118,48 mg/jam akan menghasilkan presentase penyisihan fenol tertinggi dengan nilai sebesar 85% dibandingkan dengan penggunan hanya metode kavitasi hidrodinamika ataupun ozononasi.

n this research, performance evaluation of combination method of ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector to process syntethic phenol are done. Phenol is an alcoholic substance with high stability because of the aromatic ring that it has that makes it hard to be degraded. In this research, the performance of three process configuration, which are the ozonation technique, hydrodynamic cavitation with venturi injector, dan the combination of both method, are be compared to perform phenol degradation. Variation used in each process configuration are pH (4, 7, and 11), Flowrate (2, 4, and 6 L/min), and ozon dosage (63,77 mg/hr and 118,48 mg/hr).
The phenol concentration used in this process is synthetic phenol with 10 ppm concentration. In this research it is found out that the combination method of ozonation technique and hydrodynamic with venturi injector in base condition (pH of 11), 6 L/min circulation flowrate, and 118,48 mg/hr ozone dosage will result in the highest phenol degradation rate (85% of phenol degradation rate and TOC removal of 4,5 mg/L) compared to doing the ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector separately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Herdayunita
"Di masa pandemi, tubuh membutuhkan nutrisi yang baik untuk menangkal berbagai penyakit, termasuk COVID-19. Tomat merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, karena kandungan nilai gizinya yang tinggi. Adanya peningkatan kebutuhan tomat dari tahun ke tahun mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam produksi tomat. Sayangnya, tomat rentan mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk memperpanjang umur simpan tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas tomat, serta memperpanjang masa simpan tomat. Metode yang digunakan adalah Hydrocooling dan Ozonasi, yang terdiri dari tiga dosis (1 ppm, 3 ppm, 5 ppm) dan dua suhu penyimpanan (suhu ruang berkisar 20℃, dan suhu kulkas berkisar 10℃). Parameter yang diamati meliputi: angka lempeng total (ALT) untuk total bakteri mesofilik aerobik (TBMA), kandungan vitamin C, perubahan pH, penurunan massa, dan organoleptik sampel (warna, aroma, dan tekstur) pada tomat selama 14 hari. Perlakuan hydrocooling yang dilanjutkan dengan pengembusan gas ozon berdosis 5 ppm dan sampel disimpan pada suhu kulkas (10℃) mampu menghasilkan jumlah TBMA 5,01 x 103 CFU/g, menghambat penurunan kandungan vitamin C terbaik, yaitu 30,9% dan peningkatan pH terendah, yaitu 2,09% dari kondisi awal, memiliki penyusutan massa 1,63%, serta menghasilkan nilai uji organoleptik di akhir penyimpanan yang lebih baik dibandingkan sampel lain.

Human body needs good nutrition to prevent from various diseases during COVID-19 pandemic. Demand of tomatoes for consumption tend to be high, notably by Indonesian people, due to its high nutrition. Every year the demand of tomatoes increases and consequently tomato’s production has to rising up. Unfortunately, tomato is susceptible to damage. Therefore, prolong of its shelflife is needed. This study aims to prevent decreasing quality of tomato and to prolong shelf life as well. Hydrocooling and Ozonation methods are used, consists of three doses (1 ppm, 3 ppm and 5 ppm) and two storage temperature (room temperature about 20℃, and cold temperature about 10℃). Parameters observed viz. total plate count (TPC) for total mesophilic aerobic bacteria (TMBA), vitamin C content, pH alteration, weight loss, and organoleptic (color, aromatic, and texture) in tomato for 14 days. Hydrocooling followed by 5 ppm ozone gas treatment and storage in cold temperature gives better score than control and single treatment with 5,01 x 103 CFU/g TMBA, inhibiting the decrease in vitamin C content as low as 30,9%, pH alteration as much as 2,09%, weight loss as low as 1,63%, and gives better organoleptic values than other samples at the end of the storage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>