Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ichsan
"Metana dan karbon dioksida yang terkandung dalam cadangnn gas alam di Indonesia, memiliki dampak terhadap permasalahan lingkungan global seperti efek rumah kaca. Salah satu cara yang cukup potensial untuk memanfaatkan gas ini adalah dengan mengkonversikan gas metana dan karbon dioksida menjadi gas sintesis (CO dan H2), yang merupakan bahan baku industri petrokimia. Cara ini dikenal dengan reaksi reformasi CO2.
Reaksi reformasi CO2 adalah reaksi endotermis, dan katalis yang umum digunakan adalah nikel (Ni), karena cukup aktif dan selektif serta ekonomis. Permasalahan utama yang dihadapi adalah temperatur reaksi yang tinggi dan terbentuknya deposit karbon. Karena itu penting dilakukan pengembangan penelitian katalis untuk reaksi reformasi CO2, sehingga nantinya akan diperoleh suatu katalis yang mempunyai kinerja yang bagus, bereaksi dengan temperatur yang rendah, dan meminimumkan terbentuknya deposit karbon.
Pada makalah ini penulis ingin mengetengahkan hasil penelitian katalis yang berpenyangga bentonit yang berasal dari Leuwiliang-Jawa Barat. Inti aktif yang digunakan adalah nikel yang didapat dari pengenceran Ni(NO3)2.6H2O. Ada 5 buah sampel yang telah diteliti (yaitu : Bentonit Murni, Bentonit Aktivasi Asam, Bentonit Aktivasi Basa, Katalis Asam-impregnasi Ni pada Bentonit Aktivasi Asam, dan Katalis Basa-impregnasi Ni pada Bentonit Aktivasi Basa).
Dari hasil analisa BET diperoleh bahwa Katalis Basa memiliki luas permukaan paling besar dibanding sampel uji lainnya, yaitu dengan luas 34.15 m²/g. Sedangkan luas permukaan untuk sampel Bentonit Murni adalah 24,28 m²/g, untuk Bentonit Aktivasi Asam adalah 33,08 m²/g, untuk Bentonit Aktivasi Basa adalah 6,871 m²/g, dan untuk Katalis Asam adalah 30,12 m²/g.
Hasil analisa FTIR menunjukkan bahwa Katalis Basa memiliki spektrum Al2O3 pada daerah serapan antara 800-400 cm-1. Pada Katalis Asam tidak terdapat spektrum tersebut, yang menunjukkan tidak adanya ikatan Al-O pada katalis. Ikatan Al-O ini menyebabkan bentonit memiliki struktur oktohendral, sehingga struktur molekul dari Katalis Basa akan menjadi lebih kokoh.
Hasil analisa XRD menunjukkan adanya indikasi mineral gypsum, aluminium phospat, alpha quartz, rutile, dan aluminium titanium pada Katalis Asam. Pada Katalis Basa terdapat indikasi mineral alpha quartz, anorthite, lime, dan besi. Mineral-mineral ini merupakan mineral penyusun dari sampel-sampel katalis.
Dan dari hasil analisa AAS memperlihatkan bahwa Katalis Basa memiliki prosentase loading aktual inti aktif Ni paling besar, yaitu sebesar 7.948 % hampir mendekati prosentase loading teoritis (10%), Sedangkan Katalis Asam memiliki prosentase loading aktual inti aktif Ni yang jauh lebih kecil, yaitu sebesar 0,009%.
Setelah pengujian aktivitas katalis, ternyata Katalis Basa jauh lebih aktif dibandingkan dengan Katalis Asam. Secara umum konversi Katalis Basa jauh lebih tinggi dari Katalis Asam, kecuali untuk temperatur 600ºC. Dimana pada terperatur tersebut konversi CH4 dari Katalis Basa adalah 63.2%, sedangkan untuk Katalis Asam adalah 81,1%. Adapun konversi CO2-nya adalah 37.6% untuk Katalis Basa, dan 71,8% untuk Katalis Asam, Selektivitas, yield, dan rasio H2/CO pada setiap temperatur dari Katalis Basa juga terlihat lebih tinggi dari Katalis Asam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrino Patriando Adam
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S28418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amril Thaib M.
"ABSTRAK
Pada mulanya, pembuatan katalis dengan metode amoniak oleh IRC dirancang untuk Ni/SiO2. Dengan metode yang sama dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis Co, Ni, Ni-Cu, Co-Cu dan Ni-Co serta Ni-Co-Cu/Al2O3 yang akan diuji pada proses oksidasi parsial metana menjadi gas sintesis CO, H2.
Kobalt, nikel, Ni-Co dan Ni-Cu dikarakterisasi dengan metode-metode Ekstraksi Magnetik dan TEM yang dilengkapi dengan pengukuran sinar-X serta infra-merah. Dan pengukuran sifat-sifat magnetik, diperoleh morfologi katalis (ukuran partikel, tingkat reduksi). Kinerja adsorpsi CO-katalis yang diamati dengan alas infra-merah, memberikan informasi adanya spesies atau gugus karbonil dan karbonat sekaligus memberikan data mengenai fenomena reduksi dan perihal paduan logam prekursor katalis bimetalik.
Pengaruh waktu kontak antara alumina dengan larutan logam kobalt-heksamin dan frekuensi pencucian prekursor dijadikan bahan pengamatan. Pada waktu kontak 10 merit dan prekursor tidak dicuci diperoleh remanensi magnetik berharga nol (2Mr/Ms = 0) yang memberikan indikasi bahwa dispersi partikel kobalt sangat baik. Akan tetapi jika prekursor dicuci, kandungan partikel Co yang tertanam pada alumina naik, namun demikian selaras dengan peristiwa tersebut diameter rata-rata permukaan partikel katalis juga naik, suatu hal yang tidak dikehendaki. Dengan metode amoniak sukar menaikkan kandungan logam Co pada penyangga, meskipun telah dilakukan teknik pengenceran dan perlakuan khusus terhadap Al2O3 namun dengan teknik tersebut berhasil diperoleh 4-6,6 % berat Co/Al2O3.
Lain halnya dengan preparasi katalis Ni/Al2O3, untuk waktu kontak antara larutan nikel heksamin dengan penyangga Al2O3 selama 96 jam; diperoleh - kandungan Ni sebesar 21,94 % pada penyangga. Dengan metode amoniak ini terlihat bahwa logam Ni lebih mudah diperkaya kandungannya dari pada Co. Jika Co dipadu dengan Ni untuk perbandingan 1/1, diperoleh komposisi akhir katalis sebesar 14,2215,74 % atau 2,48:1
Co-Ni/Al2O3, hasil ini memberikan indikasi bahwa jika Co berkompetisi dengan Ni, maka hasilnya adalah Co lebih mudah tertanam pada alumina.
Untuk sari karakterisasi dan uji aktifitas katalis nikel digunakan 2 jenis alumina, yakni: γ-Al2O3dan Degussa (100 m²/g) dan γ-alumina produksi Rhone-Poulenc (312 m²/g). Dan hasil uji aktivitas, katalis nikel memperlihatkan kinerja sangat baik, dihasilkan perolehan (yield) CO dan H2 mendekati 100 %.
Katalis Ni-Co-Cu/Al2O3 juga dibuat dengan metode amoniak, perbandingan berat antara nikel-nitrat/kobalt-nitrat/tembaga-nitrat/alumina = 1/1/1/0,67. Dengan waktu kontak antara larutan campuran ketiga logam tersebut dengan Al203 selama 15 menit, maka diperoleh berat prekursor katalis sebesar 13,3 gram. Katalis ini belum pernah diuji termasuk sari katalis Ni-Co, Co-Cu dan Ni-Cu/Al2O3.
Pembuatan sari katalis Co, Ni dan paduannya dengan metode amoniak telah diperoleh hasil yang baik, partikel logam tertanam dengan sempurna pada penyangga; dispersi partikel dan uji aktifitas pada suhu tinggi untuk proses oksidasi parsial atau reformasi CO2 metana menjadi gas sintesis memberikan hasil yang memuaskan."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S28711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA1531
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulian Lis
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, katalis H2SO4/SiO2 dibuat dengan menggunakan metode immobilisasi sol-gel dan impregnasi pada silika gel. Katalis H2SO4/SiO2 dikarakterisasi dengan XRD, XRF, dan FTIR. Katalis yang dihasilkan diuji dengan metode leaching untuk mengetahui banyaknya asam sulfat yang terlepas dan digunakan pada reaksi esterifikasi. Persen leaching yang diperoleh dari impregnasi pada silika gel sebesar 4,78% per 0,1 g katalis dan untuk katalis solgel sebesar 7,1% per 0,1 g katalis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, katalis solgel selanjutnya digunakan untuk reaksi esterifikasi asam-3,4,5-trihidroksibenzoat (asam galat) dan sukrosa dengan suhu 90 oC dan 110 oC, rasio mol asam galat dan sukrosa 2:3, 8:1, 9:1 dengan suhu optimum 110 oC, waktu reaksi 24 jam, 5% katalis dan pelarut DMSO. Sebelum reaksi esterifikasi, reaktan dicampur dan dipanaskan dalam oven microwave selama 4 menit dan dibandingkan dengan 10 menit. Hasil reaksi esterifikasi dianalisis menggunakan HPLC, FT-IR dan LCESI- MS dan menunjukkan sebagian besar asam galat telah bereaksi. Hasil LC-ESIMS menunjukkan hanya terbentuk monogalloyl glucose. Selanjutnya, produk ester diuji dengan metode DPPH radical scavenging dan menunjukkan bahwa ester yang dihasilkan memiliki IC50 34,68 ppm.

ABSTRACT
In this research, the catalysts H2SO4/SiO2 were prepared by sol-gel and impregnation methods and were characterized with XRD, XRF and FT-IR. Both catalysts were tested by leaching method to determine the leaching of sulfuric acid and were used on the esterification reaction. Percent leaching of H2SO4 from the impregnated silica gel was 4.78% per 0.1 g catalyst and from the immobilized solgel was 7.1% per 0.1 g catalyst. Based on these results, sol-gel catalyst was used on the esterification reaction between 3,4,5-trihydroxyl benzoic acid (gallic acid) and sucrose at temperatures of 90oC and 110 oC, by varying the molar ratios of gallic acid/sucrose 2/3; 8/1 and 9/1 at optimum temperature of 110 oC, for 24 hours and 5% catalyst using DMSO as solvent. Prior to the esterification reaction, the reactants mixture was heated in a microvawe oven for 4 minutes compare to 10 minutes. The esterification reaction products were analyzed by HPLC, FT-IR and LC-ESI-MS and showed that almost all gallic acid was reacted. The LC-ESI-MS results indicated that only monogalloyl glucose was produced. Furthermore, the esterification product was determined by DPPH radical scavenging method and showed that IC50 from the ester was 34,68 ppm.
"
2011
S54647
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faisal
"Bahan bakar nabati memiliki potensi yang sangat besar untuk menjawab kebutuhan energi dalam negeri maupun dunia. Proses yang digunakan ialah reaksi hidrodeoksigenasi yang produknya dikenal dengan renewable diesel. Penelitian ini berfokus pada preparasi katalis NiMo/Zeolit dengan modifikasi metode konvensional yaitu metode microwave polyol process untuk sintesis renewable diesel. Dari hasil uji karakterisasi BET dan XRD diketahui katalis memiliki luas permukaan 5,45 m2/g dan memiliki ukuran kristal rata-rata 62,98 nm. Katalis digunakan untuk mensintesis renewable diesel dengan kondisi operasi suhu 375°C, tekanan 12 bar, loading katalis 1% massa minyak jarak dan kecepetan pengaduk 800 rpm. Berdasarkan hasil uji GC-MS menunjukan katalis NiMo/Zeolit mampu mengkonversi minyak jarak sebesar 88,61% dengan selektivitas produk renewable diesel sebesar 35,26 serta yield 21,5%. Berdasarkan hasil Uji FTIR dan Uji sifat fisik produk, renewable diesel hasil reaksi menggunakan katalis NiMo/Zeolit memiliki spesifikasi yang lebih baik dari solar komersial dengan nilai densitas: 0,833 gr/cm3, viskositas: 3,02 cst, Indek setana: 61,01.

Biofuels have great potential to fulfill the energy needs of Indonesia. The process used is hydrodeoxygenation reaction (HDO) whose products are known as renewable diesel. This study focuses on preparation NiMo/Z catalyst for sintesizing renewable diesel from jatropha oil. Preparation of NiMo/zeolit catalyst is done by using microwave polyol process method which gives the surface area of 5.45m2/g and has an average crystal size of 62.98nm. NiMo/Zeolit catalyst used to synthesize renewable diesel at 375oC, pressure 12 bar, catalyst loading 1% mass of Jathropa Oil and stirer speed of 800 rpm. Based on the test results of GCMS showed the catalyst NiMo/Zeolit has the conversion of jatropha oil 88,61% with renewable diesel product selectivity of 35.26 and 21.5% yield. According to result of FTIR and product physical properties, renewable diesel products has better specifications than commercial diesel with density values: 0.833 gr/cm3, viscosity: 3.02 cst, cetane index: 61.01."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lolyta Rosmelina
"ABSTRAK
Penelitian mengenai bahan bakar nabati terus berkembang sampai saat ini.
Perkembangan ini secara spesifik sudah ditandai dengan pengembangan generasi
kedua biofuel yakni renewable diesel. Renewable diesel merupakan hidrokarbon
turunan dari minyak nabati yang mengalami proses deoksigenasi. Pada penelitian
ini, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan preparasi katalis nanopartikel
NiMo/Al2O3 menggunakan metode simple heating. Hasil karakterisasi dari katalis
ini adalah ukuran partikel sebesar 93,43 nm dan 59,07 nm. Katalis nanopartikel
NiMo/Al2O3 kemudian digunakan untuk reaksi deoksigenasi dengan senyawa
model asam oleat yang dikondisikan pada tekanan 9 bar dan 15 bar, suhu operasi
400°C, dan kecepatan pengadukan 800 rpm. Konversi tertinggi dari minyak
deoksigenasi ini mampu mencapai 68,51 % sedangkan selektivitasnya sebesar
57,56 %.

ABSTRACT
Research on bio-fuels continues to grow today. This development has been
specifically characterized by the development of second generation biofuels which
is named renewable diesel. Renewable diesel is hydrocarbons derived from
vegetable oils undergo a process of deoxygenation. In this study, the first step is to
make the catalyst nanoparticle of NiMo/Al2O3 with simple heating?s method. The
results of this characterization of the catalyst particle size are capable of reaching
the 93,43 nm and 59,07 nm. Nanoparticles catalyst of NiMo/Al2O3 then used for
the deoxygenation reaction with oleic acid which is conditioned at a pressure of 9
bar and 15 bar, operating temperature of 400 °C, and stirring speed of 800 rpm.
The highest conversion of oil deoxygenation is able to achieve 68,51% while the
selectivity of 57,56%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43807
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>