Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28839 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrew Soeria
"Kegiatan warga kota membutuhkan suatu sarana fisik yang dapat mewadahi tedadinya berbagai aktivitas yang sangat beragam. Jalur pedestrian sebagai suatu sarana fisik yang diperuntukan bagi manusia, keberadaannya sangat vital dalam menunjang tercapainya kualitas aktivitas kehidupan jalanan atau street life sebagai suatu bentuk kehidupan bersarna warga kota atau public life. Penulisan ini akan menelaah sejauh mana prmnan jalur pedestrian dalam memenuhi kebutuhan manusia untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Dari literatur akan diberikan uraian tentang kriteria fisik dari suatu jalur pedestrian yang men iliki fungsi sebagai wadah bagi ter adinya street life yang ditambah dengan gambaran hasil pengamatan di jalan Pasar Baru, jalan Sabang, dan Orchard Road. Analisis dilakukan dengan memperbandingkan hasil tinjauan studi kasus terhadap batasan fisik tersebut, yaitu kualitas fisik dan dimensi sebagai unsur pelengkap. Konklusi yang didapat menyaakan bahwa perlu penelaahan lebih mendalam lagi terhadap faktor lingkungan dalam menetapkan kriteria fisik jalur pedestrian agar lebih sesuai dengan konteks lingkungannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Nugroho
"Ruang kota mempunyai fungslnya sendiri dalam memberikan peran kepada kegiatan manusia. Banyak kegiatan dalam kehidupan manusia sehari-hari dihabiskan diruang kota, baik itu ditaman, di-pedestrian atau plaza-plaza, dijalan maupun di tempat lain-Iain. Sehingga dampaknya, sebuah ruang kota yang berkualiias tentunya akan memainkan peran yang balk kepada manusia yang menggunakannya dan dengan demikian mempengaruhinya secara positif, begitu juga sebaliknya Salah satu aktifitas yang terjadi dalam ruang kota adalah tempat-tempat perbelanjaan, dengan Shopping Street sebagai salah satu alternatifnya. Pada Shopping Street, toko-toko memajang barang dagangannya di etalase dan memanfaatkan pergerakan manusia yang beraktivitas melewati jalan atau plaza tersebut untuk menjual barangnya. Beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pada karakter pembentuk ruang kota tersebut menjadi penting dalam meningkalkan daya tarik dan identitas kawasan terhadap konsumen. Secara langsung konsumen akan tertarik melalui pengamatan yang mereka lakukan.
Diantara kualitas-kualitas yang ada dalam kualitas ruang, salah satunya adalah kualitas visual, dimana nilai dari kualitas yang dirasakan ini, dilakukan melalui pengamatan indera mata (visual). Nilai yang terdapat pada unsur fisik kata akan dengan mudah diidentifikasi dan dikenali melalui pengamatan visual dan kualitas yang ada dapat dinilai dan dibedakan melalui pengamatan terhadap ruang kota dengan karakter yang dimiliki. Pada karakteristik ruang kota inilah kualitas visual diharapkan dapat terbentuk.
Skripsi ini bermaksud membahas mengenai bagaimana faktor yang terdapat pada karakter pembentuk ruang kota dalam membentuk kualitas visual. Tinjauan tentang studi pembahasan mengambil tempat perbelanjaan shopping street."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S48308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Alfia Choirie
"Laju pertumbuhan pembangunan yang terus meningkat, banyaknya para investor yang ingin menanamkan modalnya, dan adanya pengaruh perguruan tinggi menjadi daya tarik tersendiri untuk Kota Depok. Ketidaksiapan Depok menjadi kota dan perencanaan yang kurang tepat, membuat pembangunan tiap-tiap wilayah tidak merata. Pengaruh adanya perguruan tinggi seperti kampus UI dan Gunadarma membuat pembangunan kawasan Margonda Raya tumbuh dengan pesat. Tetapi sangat disayangkan cepatnya pertumbuhan tersebut tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana yang memadai khususnya dalam hal ketersediaan halte dan jembatan penyeberangan orang. Jalan Raya Margonda yang begitu lebar, dan banyaknya bangkitan disana, membuat pejalan kaki kesulitan untuk menyeberang, menunggu dan memberhentikan kendaraan. Tidak sedikit pejalan kaki yang menjadi korban kecelakaan / tertabrak dikarenakan sulitnya untuk menyeberang, serta kendaraan yang melaju dengan cepat. Perencanaan yang telah dibuat oleh Pemda Kota Depok harus segera direalisasikan demi keselamatan pejalan kaki dan kenyamanan bersama.

Development growth rate continues to rise, many investors who want to invest their shares, and the influence of the college, the main attraction for the city of Depok Margonda region. Unpreparedness Depok into the city and the lack of proper planning to make the development of each region does not spread with blanced. Development in the rapidly growing Margonda not matched by availability of shelter and adequate pedestrian bridge. This makes it difficult for pedestrians to cross. Not the least pedestrian accident victims. Plans that have been made by local governments must be realized Depok City for the creation of pedestrian safety and convenience together."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maya Maryam
"Bagaimana kondisi kola di masa mendatang? Kota tidak dapat menampung penduduknya lagi karena laban yang terbatas sedangkan jumlah penduduk makin meningkat Seiring dengan perkembangan teknologi milllcul berbagai peaemuan baru dalam bidang teknologi dan juga pemilciran-pemikiran baru. Pengarubnya terbadap perkembangan kola adalah munculnya gagasan perancangan kola yang dapat memeeahkan solusi terbadap masa.lah kola di masa mendatang.
Istilah megasttuktur masih jarang ditemukan dan belum populer di dalarn masyarakat. Ada berbagai interprelasi dan peagertian tentang megasttuktur. Dalam lingkup struktur dan konstruksi, megasttuktur diinterpretasikan sebagai konstruksi fisik yang berukuran besar. Sedangkan dalam bidang arsitektur, megasttuktur diinterpretasikan sebagai bangunan berukuran besar. Kemudian istilah ini berkembang dan meluas. Dalam bidang perko1llan, istilab megosttuktur dikaitkan dengan aspek fungsional dalam knta dalam sebuab bangunan. Megasttuktur dalam konteks ini rnempunyai konsep 'city in building' yaitu melrumah'kan banyak fungsi kota dalam satu wadab. Ada dua tipe megastruktur yang mirip dengan kota yaitu megasttuktur yang menggunalom pendekatan utopis dan sisrematis. Dalam megastruktur yang utopis cenderung mengbasilkan megasttuktur sebagai bentuk prediksi terhadap kola masa depan. Sedangkan rnegasttuktur yang menggunakan pendekatan sistematis, lebih..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boediono Soedirman
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara pembangunan jalan raya, yang selalu diikuti perubahan tata guna lahan, dengan kualitas hidup masyarakat. Wilayah kajian penelitian ditetapkan pada Kecamatan Pasar Minggu dan Kecamatan Jagakarsa di wilayah Jakarta Selatan, dan Kota Administratif Depok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam proses perancangan jalan raya, termasuk teknik dan manajemen lalu-lintas, serta pengembangan wilayah pada umumnya.
Faktor-faktor yang diteliti dari ketersediaan data sekunder menyangkut empat variabel tata guna lahan (yaitu: lahan perumahan, lahan industri, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap); dan lima variabel kualitas hidup masyarakat (yang diwakili oleh faktor-faktor: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kepadatan penduduk, kondisi fisik perumahan masyarakat, penggunaan sumber cahaya/penerangan, dan penggunaan sumber air bersih/minum yang dikonsumsi masyarakat).
Sementara itu, dari sisi lapangan melalui teknik wawancara secara langsung untuk memperoleh data primer; maka faktor-faktor yang dianalisis adalah: tingkat pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, bidang pekerjaan utama, sarana perjalanan yang digunakan, peluang mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, penggunaan sumber cahaya/penerangan, serta penggunaan sumber air bersih/minum.
Analisis data sekunder dilakukan dengan uji korelasi r untuk mendapatkan tingkat korelasi. Selanjutnya, untuk menguji hipotesis kerja Ho: r=0 melawan H1: ro; dilakukan uji independensi dengan menggunakan distribusi Student t. Untuk tingkat kepercayaan a, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai derajat kebebasan u=(n-2); maka hipotesis kerja Ho dapat diterima bila t(hitungan) berada dalam interval t(tabel).
Data primer dianalisis melalui uji independensi antar 2 faktor dengan menggunakan prinsip asosiasi dalam daftar kontingensi (B)aris*(K)olom. Hipotesis H, yang mengindikasikan bahwa kedua faktor bebas statistik, akan ditolak, bila X2(hitungan) ~ X2(tabel) dalam tingkat kepercayaan a dan derajat kebebasan u untuk distribusi x2= (B-I)(K-1). Dalam hal lainnya, hipotesis H dapat diterima.
Dinamika tata guna lahan, secara nyata, ditunjukkan pada peruntukan lahan perumahan, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap. Kenyataan ini membuktikan, bahwa dengan adanya pembangunan jalan raya sepanjang ruas Pasar Minggu - Depok mengakibatkan peralihan fungsi peruntukan lahan; dari lahan pertanian dan tak tergarap menjadi lahan perumahan dan/atau lahan perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dan tumbuhnya kawasan perumahan (terutama "real estate"); berikut sarana perdagangan dan jasa, yang merupakan kelengkapan koheren dari suatu gejala pengembangan wilayah.
Perubahan indikator kualitas hidup masyarakat, secara nyata, dibuktikan melalui variabel tingkat pendidikan masyarakat, variabel tingkat kepadatan penduduk, serta variabel kondisi fisik perumahan masyarakat. Hasil pengujian ini mengindikasikan, bahwa pembangunan jalan raya (yang merupakan pra-sarana fisik dalam pengertian yang mendasar), merupakan faktor pemicu pertambahan penduduk. Bila dikaitkan dengan dinamika tata guna lahan, maka pertambahan penduduk ini merupakan masyarakat yang memperoleh pendidikan baik dan mereka menempati perumahan dengan kondisi fisik yang relatif lebih baik (bangunan permanen).
Pelaku perjalanan (dalam hal ini ditinjau dari sarana perjalanan/transportasi yang digunakan), ditentukan oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan bidang pekerjaan yang bersangkutan. Selanjutnya, sarana perjalanan/transportasi yang digunakan berkaitan dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, dan penggunaan sumber air bersih/minum.

ABSTRACT
The aim of this research is to ensure the correlation between highway construction, which is usually followed by the changes of land use pattern, and the quality of life of the community. Study area was limited on Pasar Minggu and Jagakarsa regencies in the southern part of South Jakarta Metropolitan City and Depok Administrative City. This study is expected to yield some useful results for the considerations of highway design, including traffic engineering and management and regional planning purposes.
The source of data being studied were of two kinds: the primary and secondary data. The factors studied from secondary data were of four variables of land use pattern (those were classified as: settlement, industrial, business and services, and agriculture and non-utilized land); and five variables of the quality of life of the community (those were represented by: educational level, population density, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility).
While, the primary data obtained from field survey through direct interview were as follows: income level, educational level, main job/occupation, transportation/vehicle used, job opportunity, status of house ownership, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility.
Data analysis obtained from secondary data were done by using correlation test r to obtain significance level of correlation a. In order to test hypothesis Ho: r=0 versus H1: r-0; an independent test was done by adopting Students t distribution method. For level of significance a and the degree of freedom u=(n-2), the hypothesis H0 could be accepted if t(observed) is between the interval of t(table).
The primary data were analyzed by independent test between 2 factors, using the association principles in the L(ine)*(C)olumn contingency list. Hypothesis H, which indicates that two factors are statistically dependent, will be denied when X2(observed) X2(table) with level of significance a and the degree of freedom u for distribution of x2= (B-1)(K-1). On the other cases, hypothesis H could be accepted.
The land use dynamics were being significantly showed on the usage of settlement, business and services, agricultural and non-utilized areas. These facts proved that the highway construction along the Pasar Minggu-Depok road resulted in the changes of the land use function; from the agricultural and non-utilized areas to the settlement and/or business and services areas. This phenomenon can also be seen from the growth of the housing area (especially real estate); including the business and services facilities, which are the coherent attribute of an indication of regional planning.
The changes on indicators of the quality of life of the community significantly showed by the educational level of community, population density, and physical housing condition variables. The results of the test indicated that the highway construction (as basically physical infra-structure), become a trigger factor for population growth. If it was seen from the land use dynamics, this population growth is the community which is well educated people who live in the houses with relatively having a better physical condition (permanent buildings).
The travelers (seen from the transportation/vehicle used) are dependent on their educational level, income level, and their main occupation. Furthermore, the transportation facility used is related to the job opportunity, ownership status of the house, physical housing condition, and drinking water facility.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Navratilova
"Revolusi ekonomi rnenuju era Informasi, ditandai dengan lingkungan dunia usaha yang semakin kompetitif; pesatnya penyebaran clan pertumbuhan teknologi il'lf3l'lTlElSi, menjadikan pengetahuan sebagai aset yang paling berharga bagi organisasi, baik organisasi swasta maupun organisasi publik. Pengetahuan menjadi penunjang untulc melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan dalam upaya mencapai tujuan dan strategi organisasi. Untuk itulah, Marlajemen Pengetahuan menjadi upaya penting bagi suatu organisasi.
Badan Perencanaan Daerah DKI Jakarta selaku badan yang bertugas untuk mengkoordinasikan perencanaan claerah, memantau dan mengevaluasi kegiatan perencanaan serta kegiatan penelitian dan pengembangan, sangat menganclalkan pengetahuan dari sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, Bapeda DKI .Iakarta perlu menerapkan Manajemen Pengetahuan untulc meningkatkan kualitas sumber daya manusia-nya, melalui proses identiiikasi, penciptaan, perolehan, penyimpanan dan pertukaran informasi dan pengetahuan di dalam organisasi.
Penelitian ini menitikberatkan pada perancangan awal sistem Manajemen Pengetahuan yang meliputi pengembangan sumber daya manusia dan teknologi informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Namun, Manajemen Pengetahuan tidak hanya seputar telcnologi, ttapi proses bisnis dan budaya yang ada di organisasi juga merupakan faktor panting dalam sistem Manajemen Pengetahuan dan dibutuhkan dukungan dan komitrnen dari segala pihak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan sistem Mana] emen Pengetahuan selanjutnya, sehjngga dapat memberikan dukungan yang berarti bagi kinerja Bapeda DKI Jakarta.

The economic revolution for this lnfommation era is marked with a more competitive work field, the speed of distribution and growth of information technology, has made knowledge a valuable asset for an organization, either private or public sector. Knowledge is used as suppon to achieve the strategical objectives of an organization. Therefore, Knowledge Management is an important effort for many organization.
The DKI Jakarta Regional Planning and Development Board as an organization with the assignment to coordinate, monitor and evaluate the region planning, relies heavily on the knowledges of human resources that they have. Therefore, the Planning and Development Board of DKI Jakarta needs to implement Knowledge Management to improve the quality of their human resources, through identification, creation, capture, sharing and apply of information and knowledge within an organization.
This research focuses on the early design of a Knowledge Management system includes the development of human resource and information technology that can iizltill the needs of the users. However, Knowledge Management is not just about the technology, the business process and the sharing culture of the organization is an important factor in a Knowledge Management system and the support and commitment of all parties are needed. It is hoped that the result of this research can be used for the further development of the Knowledge Management System, to support the performance of the DKI Jakarta Regional Planning and Development Board.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rahmat Yananda
"Semenjak Kevin Lynch menerbitkan The Image of The City (1960) tentang studi citra kota telah banyak perubahan terhadap tesis Lynch tersebut bahwa citra kota yang tadinya terbentuk dari interaksi warga kota dengan lingkungannya ternyata juga saat ini dipengaruhi oleh media massa. Kemajuan teknologi komunikasi dan infotmasi menyebabkan interaksi seseorang dengan suatu tempat bisa bersifat tidak langsung dan menembus betas - batas spasial Penemuan mesin cetak yang mampu mernproduksi materi publikasi secara massal, serta penemuan telegram dan telepon sebagai cikal bakal pengiriman pesan jarak jauh menjedi sempurna katika televisi diciptakan. Teknologi komunikasi dan infonnasi ini salah satunya berwujud da1am bentuk industri media massa, yaitu cetak dan elektronik. Industri ini telah berkembang menjadi insitusi sosial yang mampu mempengaruhi dan membangun publik opini, tennasuk citra suatu kota.
Dalam pemarasan kota tujuan utamanya adalah membangun citrn kota.Citra kota yang balk dan menarik akan mengundang pihak - pihak lain untuk berinvestasl dan berkunjung. Dorongan menjadikan kota sebagai komoditi menyebabkan citra kota yang tampak secara fisik cenderung seragam karena mengedepankan kepentingan ekonomi scmata sebagaimana kota - kota global lainnya. Kota- kota telah menjadi produk mengabaikan identitas kota yang dibutuhkan sebagai identifikasi oleh warga kota untuk membangun sense of place. Kota tidak Jagi memiliki place identity. Karenanya pemerintah kota perlu melakukan city branding sebagai bagian dari pembangunan place brand berbasis komunikasi primer dan sekunder.
Jakarta, Surabaya dan Bandung adalah tiga kota utama di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk dan produktivitas ekonomi menonjol di banding kota- kota 1ainnya di Indonesia. Citra ketiga kota dianalisa berdasarkan pemberitaan media cetak Kompas edisi Agustus 2009- 2010.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa citra kota-kota tersebut di media cetak negatif, karena mereka tidak memiliki pesan yang kuat karena mengabaikan identitas kota dan dimensi kinerja kota yang baik, dan manager kota gagal memanfaatkan komunikasi primer dan sekunder. Kegagalan diperkuat oleh kecenderungan media memproduksi berita bertone negatif sebagai bagian dari fungsi sosial media.

Since Kevin Lyacb pnblished 1'he Image of the City (1960) the study have been in many changes from Lynch thesis that the image of the city came from the interaction of citizens with the current environment that was also influenced by mass media. Advances in communications technology and information causes a person's interaction with a place can be indirect and through the boundaries - spatial boundaries. Communications and information technology is one of them intangible in the form of mass media industry, which is printed and electronic. The industry has evolved into a social institution that is able to influence and build public opinion, including the image of a city.
In the city marketing, the main goal is to build the image of the city. The good and interesting image will invite parties to invest and visit the city. Encouragement made the city as a commodity causes the image of the city that looked physically inclined uniform because the interests of economy only as the city other global cities. If a city is becoming a product ignoring its identity and failing people to identity with it then it no longer has a place identity. Therefore the city government needs to do city branding as part of the development of place based brand as a primary and secondary communication.
Jakarta, Surabaya and Bandung are the three major cities in Indonesia based on population and economic productivity in the appeal of prominent cities in Indonesia. The image of the cities are analyzed based on print media coverage in Kompas issued from August 2009 to August 2010. Using qualitative case study method, the stories of these cities are classified into categories and subcategories based on frequency and valance.
The Research found that the image of the three cities in a printed mass media are negative because they do not have a strong message due to neglecting the city identity and performance dimensions of a good town not to mention that city managers failed to take advantage primary and secondary communication to build the image of the city. Failure is reinforced by the tendency of news media to produce negative tone news as part of the social function of media."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T31657
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danol Dewanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Arya Banga
"Kota Jakarta yang penduduknya semakin banyak membuat lahan di kota Jakarta semakin banyak di gunakan sebagai daerah pemukiman. Walaupun lahan-lahan di Jakarta sudah semakin banyak yang di pergunakan sebagai tempat pemukiman namun masih saja dianggap kurang.
Kota Jakarta yang ramai akan penduduknya yang juga sibuk dengan kegiatan masing-masing membuat orang-orang di kota besar semakin malas untuk berolahraga, ini diakibatkan oleh kesibukan dan kurangnya lahan untuk berolahraga. Walaupun terdapat tampat-tempat untuk berolahraga yang disediakan oleh pemerintah namun banyak sekali yang masih dipungut biaya. Ada juga lahan yang dapat di pergunakan oleh masyarakat untuk melepas hoby mereka berolah raga dengan menggunakan lahan yang tidak terpakai, namun pada saat si pemilik lahan ingin menggunakan lahannya untuk hal lain (bukan olahraga) masyarakat harus pergi.
Mengapa pemerintah tidak memperbesar peluang bagi masyarakat untuk berolahraga dengan memperbanyak lahan olahraga yang gratis untuk umum?.Dengan bertambahnya ruang terbuka hijau berakibat pada bertambahnya ketersediaan sarana olahraga bagi masyarakat dan daerah resapan air yang lebih di kota jakarta.

Jakarta as the capital city of Indonesia has a great population numbers which always increase every year. The increase of population number has result to the discretion of land. Eventhough a lot of land has already been used for settlement but it?s not enough.
Nowadays urban people have a lot of things to do, for example their work so they have no time to make some exercise such as sport. Even though the government has already facilitated sport facility but everyone who wants to use it have to spend money for that. Although there are some un use land that can be use by the citizen for their hobby in sport, but when the owner want to use the land they have to leave.
The question is why do government does not facilitated a free sport facility for the public? By adding an open green space it can also increase the sport facility for public and also for water diffusion area in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48403
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Citra Ninta Bangun
"Masyarakat perkotaan memiliki lebih banyak aktivitas yang menguras tenaga dan pikiran, sehingga membuat mereka lebih cepat stres dan kelelahan. Oleh karena itu, kebutuhan akan sebuah tempat untuk mengurangi kadar stres dan menciptakan perasaan yang bahagia bagi masyarakat kota harus dipenuhi. Taman kota sebagai salah satu ruang kota yang sering digunakan oleh masyarakat kota untuk beraktivitas seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan sebagai tempat yang menyenangkan. Penelitian ini ditulis dengan metode deskriptif melalui pengamatan langsung dan pengumpulan data dari textbook dan journal.
Terdapat lima aspek yang menciptakan taman kota yang menyenangkan, yaitu (1)elemen pembentuk taman dan pendukung aktivitas; (2)kualitas positif lingkungan dan aturan pendukung; (3)kondisi sosial, kebudayaan dan sejarah sebuah kota; (4)peran pemerintah dan dinas pertamanan; serta (5)kegiatan rutin penunjang di taman kota. Untuk memahami seperti apa taman kota yang menyenangkan, akan dipahami melalui dua studi kasus yaitu Taman Medan Merdeka, Jakarta dan Central Park, New York.

Citizen have more activities that tend to drain energy and thoughts, which can make them stressful and tired faster. Therefore, there needs for a place that can reduce stress level and create a happy feeling for the citizen. So far, metropolitan park as one of the place in the city which is often used by citizen could not fill the needs as a happy place. This research is written using a descriptive method through observation and data collection such as textbook and journal.
There are five aspects of metropolitan park that contribute to the happiness of the citizen, namely (1)park elements and supporting facilities for the activities; (2)positive quality of the environment and supporting rules; (3)social condition, culture, and history of a city; (4)role of government and landscaping services; (5)as well as routine activity of the citizen in the metropolitan park. To better understand a good metropolitan park which gives happiness to the citizen, two parks in two metropolitans, Taman Medan Merdeka, Jakarta and Central Park, New York will be discussed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>