Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monique Ida Batuna
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Rukyana Sjoekri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S47987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Fitriasari
"Puskesmas mampu PONED menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar sebab komplikasi tidak dapat diramalkan sebelumnya sehingga ibu hamil harus berada sedekat mungkin dengan pelayanan emergensi dasar. Pelatihan keterampilan Pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar dilaksanakan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang diharapkan memberikan dampak langsung pada kualitas pelayanan kegawatdaruratan meternal dan neonatal.
Tujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dilatih PONED dan belum dilatih PONED terhadap kinerja pada puskesmas di Kabupaten Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah petugas yang sudah dilatih PONED dan belum dilatih PONED. Hasil studi menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada variabel pengetahuan, keterampilan dan kinerja pada kelompok PONED dan non PONED; Pada kelompok PONED variabel sikap diduga yang paling dominan mempengaruhi variabel kinerja.

Puskesmas PONED able to carry out a basic emergency maternal neonatal service because the complication of pregnancy and labor is not always predictable before it was happened, so pregnant woman must have access nearly Basic Emergency obstetric services. Basic Emergency Obstetric Neonatal Care Training implemented in order to improve the knowledge and skills of health workers who are expected to have a direct impact on the quality of emergency care and maternal or neonatal services.
The study aims to know the difference of knowledge, attitudes and skills between the personnel experienced PONED training and the personnel with no training, and the effect of training on the performances of health centers in the municipality of Bogor. This is quantitative research with cross sectional study design. Samples are personnels who have been trained with PONED and personnel with non PONED training. The results showed significant differences on knowledge, skills and performance between those with PONED training and non PONED training. In the group with PONED training, varible of attitude has the strongest influence on the performances.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Ghazy
"Pada area rencana kawasan TOD Glodok belum terdapat bangunan yang memfasilitasi pembelajaran akademis tentang kebudayaan China secara terpadu, cakupannya yaitu ilmu budaya, sejarah, dan bahasa. Kemudian dapat menampung kegiatan jual beli yang berhubungan dengan pecinan berupa toko buku dan aksesoris dalam satu area yang berdekatan, karena pada kawasan Glodok toko buku dan toko aksesoris terletak cukup jauh antara satu sama lain. Dari beberapa fasilitas yang direncanakan tersebut maka akan ditampung pada suatu bangunan Learning Center atau pusat pembelajaran yang dinamakan Chinese Academic Learning Center (CALC), yang terletak pada area rencana Kawasan TOD Glodok, fasilitas yang utama disediakan pada bangunan ini meliputi Perpustakaan, Chinese Exhibition, Chinese Bookstore, dan Chinese Accecories.
Poin SDGs (Sustainable Development Goals) yang dikutip yaitu nomor 4 tentang “Pendidikan Berkualitas”. Bangunan Learning Center ini dirancang untuk menyediakan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan yang ramah terhadap anak dan penyandang disabilitas.

In the planned area of the Glodok TOD area there are no buildings that facilitate academic learning about Chinese culture in an integrated manner, the scope of which is culture, history, and language. Then it can accommodate buying and selling activities related to Chinatown in the form of bookstores and accessories in an adjacent area, because in the Glodok area bookstores and accessories shops are located quite far from each other. Of the several planned facilities, they will be accommodated in a Learning Center building or learning center called the Chinese Academic Learning Center (CALC), which is located in the planned area of the TOD Glodok Area, the main facilities provided in this building include the Library, Chinese Exhibition, Chinese Bookstore, and Chinese Accessories.
The SDGs (Sustainable Development Goals) point cited is number 4 concerning "Quality Education". The Learning Center building is designed to provide supporting facilities for educational activities that are friendly to children and persons with disabilities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1988
352.474 IND m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1991
352.474 IND m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nafsiah Kartika Wulan
"Tolok ukur pelayanan kesehatan ibu dan anak di suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Semakin kecil AKI dan AKB maka menunjukan semakin baik pelayanan kesehatan ibu dan anak. AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 Kelahiran Hidup (KID), dan AKB 35 per 1000 KH. Lebih dari 90% penyebab kematian ibu dan bayi karena komplikasi obstetri dimana komplikasi ini tidak bisa diduga sebelumnya, Untuk itu perlu adanya sarana rujukan untuk menangani kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. Pukesmas sebagai tempat rujukan terdekat dari desa dan sebagai pembina bidan di desa, diharapkan mampu melaksanakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Indramayu, dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan fokus group diskusi yang melibatkan kepala puskesmas, tenaga pelaksana PONED, bidan di desa wilayah kerja puskesmas yang diteliti, tenaga kesehatan dari puskesmas tetangga, tokoh masyarakat yang berada diwilayah kerja puskesmas yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sistem manajemen masukan yang meliputi sumber daya manusia, dana, sarana dan kebijakan. Selain itu, untuk memperoleh gambaran sistem manajemen proses yang meliputi sosialisasi PONED, supervisi suportif, AMP sosial untuk kinerja cakupan komplikasi maternal dan neonatal ditangani, jugs AMP Medis dan kerjasama dengan DSOG dan DSA untuk kinerja cakupan komplikasi maternal dan neonatal ditangani selamat dan dirujuk. Hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan bentuk matriks, teknis analisisinya berupa analisis isi yaitu menganalisa sesuai dengan topik bahasan.
Hasil penelitian mengenai gambaran input menunjukkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yaitu jumlah bidan desa dan tenaga yang bertugas di PONED sudah cukup. Untuk kriteria maupun pendidikan dari tenaga kesehatan masih belum memenuhi syarat. Untuk pengetahuan tenaga kesehatan maupun camat masih kurang, begitu juga motivasi bidan desa maupun tenaga yang bertugas di PONED kurang, yaitu kepala Puskesmas Widasari belum ada kiat-kiat untuk meningkatkan motivasi, sedangkan di Puskesmas Sindang sudah ada.Tipe gaya kepemimpinan kepala Puskesmas Widasari adalah gaya misionari sedangkan gaya kepemimpinan kepala Puskesmas Sindang merupakan gaya kepemimpinan kompromis, dimana kedua tipe gaya kepemimpinan tersebut keduanya termasuk gaya kepemimpinan yang kurang efektif Dana dan sarana untuk rujukan dari Puskesmas Sindang tidak ada masalah, sedangkan untuk Puskesmas Widasari sarana rujukan masih menjadi masalah karena sopir tidak selalu slap, dan kelembagaan ambulans desa juga tidak berjalan lancar. Dana khusus untuk operasional PONED di kedua Puskesmas tidak ada, sedangkan sarana di kedua PONED sudah cukup memadai. Kebijakan pelayanan terhadap orang miskin dikedua Puskesmas walaupun tidak berjalan dijalankan secara optimal. Kebijakan penguatan sistem rujukan di Puskesmas Sindang sudah lebih baik dan Puskesmas Widasari walaupun tidak berjalan lancar, sedangkan untuk pelaksanan PONED dikedua Puskesmas belum dijalankan sebagaimana mestinya.
Mengenai gambaran proses hasil penelitian ini menunjukkan, sosialisasi PONED dikedua Puskesmas belum dilaksanakan secara baik, begitu juga dengan supervisi suportif yang harus dilaksanakan oleh bidan koordinator belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. AMP sosial, baik dari kecamatan maupun puskesmas belum ada komitmen dan kesadaran untuk melakukan AMP sosial. AMP medis ditingkat puskesmas di kedua Puskesmas tidak pernah dilaksanakan, hanya otopsi verbal masih sebatas untuk laporan, dan tidak ada kesadaran untuk membahas otopsi verbal. Kerjasama dengan DSOG dan DSA belum pernah dilaksanakan karena tidak tabu bagaimana caranya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada dinas kesehatan untuk memprioritaskan pendidikan maupun pelatihan seperti APN, PPGDON, MTBM untuk bidan desa dan uelaksana PONED, pelatihan manajemen dan kepemimpinan untuk kepala puskesmas khususnya kepala Puskesmas PONED. Perlu pemberian pelatihan ESQ bagi semua jajaran kesehatan sehingga dapat meningkatkan empati dan kepeduliannya dalam pelayanan kesehatan terutama terhadap orang miskin dan juga untuk meningkatkan kembali nilai-nilai luhur, inti ajaran manajemen, inti kepemimpinan dan etika sehingga mampu bekerja dengan baik. Disarankan juga agar partograf dan MTBM dijadikan sebagai salah satu kriteria akreditasi bidan. Perlu juga adanya kesepakatan dengan rumah sakit untuk pembinaan PONED oleh DSOG dan DSA, dan pemberikan dam operasional khusus untuk PONED untuk menghindari tarif yang terlalu tinggi.

The success on the maternal and child health services of a country can be seen at its Maternal Mortality Ratio (MMR) and Infants Mortality Rate (IMR). The less MMR and IMR they have, the better they have services on maternal and child health. The level on MMR and IMR in Indonesia is still high, namely 307/100,000 live birth for MMR and 35/1,000 live birth for IMR. It has known that 90% of the cause of the death on maternal and the infant was undetected obstetric complication. Therefore, a referral facility is needed in response to any obstetric and neonatal emergency case. Puskesmas, as the nearest referral facility in the village and tutor for midwives village, is expected to be capable on dealing with Basic Emergency Obstetric and Neonatal Services (BEONS/PONED).
The study is carried out at the district of Indramayu. The research method used with qualitative approach through in-depth interview and focused group discussion (FGD) towards the head of Puskesmas, personnel who Implement the PONED, village midwives of the working area of Puskemas Widasari and Sindang, health providers from neighborhood's puskesmas, and community leaders at the working area of Puskesmas Widasari and Sindang.
The purpose of the study is to find out the description of the input and process management system of the PONED. The input management system is consisting of the human resources, budgeting, facility, and policy. And the process management system will look at its PONED socialization, supportive supervision, the social audit maternal and perinatal (AMP) of the performance on the coverage of maternal and neonatal complication that has managed the medical AMP and the collaboration with obgyn and pediatrician for the performance on the coverage of maternal and neonatal complication that has managed, rescued and referred.
The result of the study is analyzed by using matrices, and the technique analysis is using content analysis which analyzes on each topics of subject study. The result study on input management system found that the number of health personnel, i.e. number of village midwives and PONED personnel is adequate. But for the criterion for health personnel's education is still have not reach the standard. The level of knowledge for health personnel and the head of sub-district are still low. The reason for work or motivation to work as village midwives and PONED personnel are minor. From two puskesmas studied, the head of Widasari Puskesmas is still have no attempt on elevating the motivation on his staffs, but the head of Sindang Puskesmas is having it. The leadership style of Widasari is missionary style, while Sindang is a compromise leadership style. Both of those leadership styles above are known as less effective leadership style. For Sindang Puskesmas, there are no difficulties found on budgeting and facility for referral, but for Widasari Puskesmas, a problem found in regard to facility for referral, as the ambulance driver is not always ready to work and the ambulance institution body is also found unmanageable. There is no special budget for PONED operational duty in both puskesmas, but both of them has reached the adequacy for PONED facilities. Policy on services for poor people in both puskesmas is still not run in optimal way. Although it's not run so well, the policy on referral system enhancement on Sindang is better than Widasari. However, the implementation on PONE') in both puskesmas is far from the expectation.
For process management system, the study found that the socialization on PONED in both puskesmas is still not well implemented. Supportive supervision by coordinator midwife is also not employed as it should be. Of social AMP, there is no commitment or awareness on doing social AMP in both from sub-district office or puskesmas. Medical APM in both puskesmas is also never carried out Verbal autopsy is only the activity that implemented in both of puskesmas, and it's solely for the reporting and has no awareness to discuss the verbal autopsy findings. The collaboration between obgyn and pediatrician is never carried out because they do not know how to do collaboration.
Suggestion addressed to the head of health authority office that he has to prioritize the education or trainings on medical techniques for village midwives and PONED personnel. A management and leadership training for the head of puskesmas, especially for PONED Puskesmas. There is a need on ESQ training for all health personnel in order to raise the empathy and awareness on addressing health services to poor people, and also to increase the noble values, management principals, leadership principals and ethic cores for having a better work environment. Partograph fulfillment and MTBM is a criterion for midwives accreditation. Establish an agreement with hospital for obgyn and pediatrician guidance and training for PONED personnel. Lastly, to have a special budget for PONED operational in order to avoid a very high expenses for having PONED.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Yulianto Putra
"Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar bagi seluruh manusia, Kesehatan masuk ke dalam The United Nation’s Sustainable Development Goals (SDGs 2017) yang memastikan pada tahun 2030 seluruh masyarakat di dunia telah mendapatkan kesehatan yang layak untuk semua di segala usia. Indonesia sendiri sudah melakukan upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Indonesia seperti pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas. Di Indonesia permasalahan kesehatan masih menjadi permasalahan khususnya di wilayah rural, masih terjadi disparitas terhadap fasilitas kesehatan. salah satu wilayah di indonesia yang di dominasi oleh wilayah rural adalah Kabupaten Sukabumi, dengan kondisi fisik wilayah yang sangat beragam. Faktor penyebab terjadinya disparitas terhadap fasilitas kesehatan adalah ketimpangan tenaga medis dengan jumlah penduduk, jangkauan pelayanan puskesmas dan aksesibilitas. Sehingga dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana jangkauan pelayanan puskesmas dan aksesibilitas masyarakat di Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan serta mencari tahu faktor yang menyebabkan perbedaan aksesibilitas permukiman terhadap puskesmas. untuk mengetahui jangkauan pelayanan puskesmas, dibuat klasifikasi dahulu untuk yang lebih dari >5 km dianggap di luar jangkauan ideal, selanjutnya memanfaatkan Network Analysis memanfaatkan tool service area, didapatkan bahwa masih banyak permukiman yang berada di luar jangkauan ideal. Sedangkan untuk aksesibilitas permukiman, memanfaatkan metode enhanced two-step floating catchment area yang mana pada perhitungannya menghasilkan indeks aksesibilitas, hasilnya aksesibilitas sangat beragam, dan perbedaan dari sebaran nilai aksesibilitas di setiap Kecamatan banyak dipengaruhi oleh faktor seperti ketersediaan jaringan jalan, kondisi fisik wilayah, serta rasio tenaga kesehatan yang berbeda-beda pada setiap Kecamatannya.

Health is a basic need for all human beings, Health is included in The United Nation's Sustainable Development Goals (SDGs 2017) which ensures that by 2030 all people in the world have received decent health for all at all ages. Indonesia itself has made efforts to provide health services for all people in Indonesia, such as the construction of health service facilities, such as health centers. In Indonesia, health problems are still a problem, especially in rural areas, there are still disparities in health facilities. One of the areas in Indonesia that is dominated by rural areas is Sukabumi Regency, with very diverse physical conditions. Factors that cause disparity in health facilities are the gap between medical personnel and population, reach of puskesmas services area and accessibility. So, in this study, we want to find out how the puskesmas services area and community accessibility in Sukabumi Regency to get health services and find out the factors that cause differences in the accessibility of settlements to puskesmas. To find out the reach of puskesmas services, a classification was made first for those more than > 5 km considered outside the ideal range, then using Network Analysis using the service area tool, it was found that there were still many settlements that were outside the ideal range. As for the accessibility of settlements, utilizing the enhanced two-step floating catchment area method which in its calculation produces an accessibility index, the results of accessibility are very diverse, and the difference in the distribution of accessibility values ​​in each sub-district is much influenced by factors such as the availability of the road network, the physical condition of the area, and different ratios of health workers in each sub-district. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Purnama
"Latar Belakang: Resusitasi Neonatus merupakan tindakan medis terpenting dalam pertolongan gawat napas pada bayi baru lahir. Setiap praktisi kesehatan yang membantu persalinan bayi wajib mempunyai kemampuan resusitasi neonatus sesuai standar yang berlaku. Jakarta sebagai ibu kota Indonesia, dengan permasalahan dan kelebihannya, diharapkan Puskesmas Kecamatan memiliki kemampuan yang handal dalam menangani persalinan, dan mempunyai Tim Resusitasi Neonatus yang siap setiap saat dibutuhkan sesuai standar yang berlaku. Meskipun pelatihan Resusitasi Neonatus sudah dilakukan, belum pernah ada evaluasi kesiapan Tim Resusitasi Neonatus.
Tujuan: Mengetahui kesiapan Tim Resusitasi Neonatus dalam penanganan kegawatan napas pada bayi lahir di Puskesmas Kecamatan Wilayah DKI Jakarta dan faktor – faktor yang berhubungan.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif (mixed metode). Metode kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap sistem kesehatan mikro (dokter, perawat dan bidan menggunakan Focus Group Discussion (FGD), sistem kesehatan meso (Kepala Puskesmas dengan cara wawancara mendalam (depth interview), dan sistem kesehatan makro (Dinas Kesehatan dan SuDinkes) dengan cara wawancara mendalam (depth interview). Laporan program Puskesmas terkait hasil capaian dalam pengelolaan asfiksia neonatorum akan dibandingkan dengan standar dari IDAI dengan metode evaluasi program dan kuantitatif dilakukan untuk melihat pengetahuan masyarakat, dokter, perawat dan bidan. untuk mengidentifikasi akar masalah digunakan analisis tulang ikan (fish bone ishikawa) dan dilakukan wawancara dan Focus Group Discussion. Untuk memprioritaskan akar masalah ini digunakan metode USG (Urgency, Serious, and Growth). Metode untuk alternatif solusi adalah Mc. Namara.
Hasil: Berdasarkan evaluasi kualitatif didapatkan adanya keterbatasan sumber daya manusia dan kurangnya kualitas pelatihan. Berdasarkan evaluasi kuantitatif didapatkan pengetahuan pada dokter sebesar 62,9 %, bidan 35% dan perawat 12,1%. Bidan sebagai ujung tombak pelayanan resusitasi neonatus. Terdapat korelasi antara pengetahuan Tim resusitasi Neonatus tiap Puskesmas dengan pembahasan kasus dalam FGD di tiap Puskesmas, menunjukkan hubungan yang signifikan (p value 0,001) dan hubungannya sangat kuat serta berpola positif (nilai r korelasi = 0,813). Artinya semakin tinggi pengetahuan semakin tinggi skor kasus.

Background: Neonatal resuscitation is the most important medical treatment in relief of respiratory emergencies in newborns. Thus, every health care practicioners (HCP) who help delvering babies is required to have starndardized competencies in neonatal resuscitation. DKI Jakarta as the capital city of Indonesia, with various problems and advantages, is expected to have good neonatal resuscitation team at Primary Health Cares. The team should be ready at any time they are needed according to applicable standars. Although the Neonatal Resuscitation training has been conducted, but the neonatal resuscitation team's readiness has never been evaluated
Objective: To investigate the readiness of the neonatal resuscitation team in handling respiratory emergencies in infants born in Jakarta Primary Health Care and its affecting factors.
Method: This is a qualitative and quantitative research (mixed methods). Qualitative method for looking at phenomena in the field are based on interviews with: The microenvironment, namely to doctors, nurses and midwives using focus group discussion (FGD); Meso environment: The Head of Primary Health Care by depth interviews, Macro Environment: Office of Health and the Office of Health by means of depth interviews. Reports of Primary Health Care programs related to the results of achievements in the management of asphyxia neonatorum will be compared with the standars of Indonesian Pediatric Society (IPS) with program evaluation and quantitative methods are carried out to see the knowledge of the community, doctors, nurses and midwives. To identify the root of the problem, fish bone analysis (fish bone Ishikawa), conducted interviews and focus group discussion are used. To prioritize the root of this problem the USG (Urgency, Serious, and Growth) method is used. The method for alternative solutions is Mc. Namara Result: The limitation of human resources and the lack of the latest training qualifications are the most common problems. Based on quantitative evaluations, the knowledge of the health care practicioners based on minimal passing grade are doctors by 62.9%, midwives by 35% and nurses by 12,1%. There is a strong correlation between the knowledge of the HCP and their ability to do case based discussion comprehensively during FGD at each Primary Health Care (p value 0.001). The relationship is very strong as well and has a positive pattern (correlation r value = 0.813). This means that the higher the knowledge the higher the case based discussion score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Wandasari
"DKI Jakarta sudah mulai memperbanyak pembangunan ruang publik, terutama dengan munculnya program pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak RPTRA. Menurut akademisi tujuan dibangunnya RPTRA adalah untuk membentuk pusat komunitas yang berbasis community based development CBD.
Studi-studi sebelumnya telah membahas tentang manfaat pusat komunitas dan keterlibatan komunitas dalam mencapai keberhasilan program CBD. Studi ini akan membahas mengenai pembangunan pusat komunitas yang tidak hanya melihat peran masyarakat tetapi juga peran pemerintah, bisnis, dan akademisi pada proses pra-pembangunan, pembangunan dan implementasi.
Argumentasi peneliti adalah untuk membangun pusat komunitas berbasis CBD perlukan peran dan keterlibatan keempat stakeholder yang dikenal dengan istilah quadruple helix pada tiga tahap pembangunan tersebut. Penelitian ini dilakukan di RPTRA Sungai Bambu, Jakarta Utara dengan pendekatan kualitatif.
Hasil dari studi menunjukkan bahwa keempat stakeholder ikut berperan dalam proses pra-pembangunan dan pembangunan. Namun pada tahap implementasi terdapat ketidakselarasan antara peran pemerintah dengan akademisi sehingga menimbulkan terbatasnya peran dan keterlibatan komunitas dan juga akademisi

DKI Jakarta has started to increase the development of public space, especially with the emergence of the Integrated Child Friendly Public Space RPTRA development program. According to academics, the purpose of RPTRA is to establish community center based on community based development CBD.
Previous studies have discussed the benefits of community centers and community involvement in achieving the success of the CBD program. This study will discuss the development of community centers that not only look at the role of society but also the role of government, business and academia in the process of pre development, development and implementation.
The researcher's argument is to build CBD based community centers for the roles and involvement of all four stakeholders known as quadruple helix at the three stages of development. This research was conducted at RPTRA Sungai Bambu, North Jakarta with qualitative approach.
The results of the study show that the four stakeholders participate in the pre development and development process. However, at the implementation stage there is a lack of synchronization between the role of government and academia, resulting in limited role and involvement of the community as well as academics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>