Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Weri Yuhendra
"Mengamati perkembangan pembangunan bangunan tinggi di kota besar seperti Jakarta, sangatlah menarik untuk membahas mengenai pemakaian bahan kaca sebagai alternatif fasade Menurut sebuah penelitian, bangunan modern pada masa ini telah turut berperan besar dalam menghabiskan sepertiga dari energi di dunia. Hal ini didukung dengan maraknya penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan pada bangunan untuk mendapatkan kenyamanan berkegiatan di dalam bangunan. Material kaca dan sistim HVAC sering dituding sebagai salah satu faktor yang berperan besar dalam pemborosan pemakaian energi dalam bangunan.
Kini, dengan menipisnya sumber energi alam dan semakin meningkatnya kadar emisi CO2, sebuah usaha untuk mengangkat topik disain yang sesuai dengan iklim, efisiensi energi dan konsep sustainability menjadi sangat penting. Dalam tahun-tahun belakangan ini telah berkembang sebuah sistim inteHigent facade yaitu, fasade yang dapat mengurangi konsumsi energi dan mendukung sistim mekanik dalam bangunan untuk mencapai kondisi nyaman yang maksimal. Salah satu aplikasi konsep tersebut adalah sistim double-skin facade sebagai kulit bangunan tinggi. Sistim ini telah menjadi populer keseluruh dunia sebagai salah satu alternatif solusi bagi bangunan yang ramah terhadap lingkungan dengan menggunakan material kaca. Sistim ini dapat menyediakan ventilasi alami, insulasi suara luar yang sangat baik, cahaya matahari, kendali pengguna untuk mengendalikan kondisi ruangannya, wajah bangunan yang berubah-ubah dan tranparansi bangunan. Sistim ini dikenai dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya dan tetap terlihat sebagai bangunan modern.
Tulisan ini membahas mengenai sistim double-skin facade dari pengertian, cara kerja, dampak pada penampilan bangunan dan aplikasi sistim tersebut pada bangunan tinggi. Penulis juga mencoba untuk meninjau kecocokan teknologi ini bila diaplikasikan di daerah iklim tropis lembab seperti di Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaesyar Nisfhan Akbar Rosadi
"

Artikel ini membahas tentang fasad dan elemen fasad gedung bioskop di Jakarta dan Bandung yang berdiri pada abad ke-20. Dalam ilmu arkeologi, fasad dan elemen fasad gedung bioskop yang didirikan oleh Belanda di Indonesia merupakan salah satu bukti arkeologi yang penting dalam mempelajari keunikan bentuk dan kekayaan nilai sejarahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan bentuk fasad dan bioskop di Jakarta dan Bandung abad ke-20 yang terbit dalam ruang dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan tahapan mulai dari data, pengolahan data, dan interpretasi data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah elemen fasad dan fasad pada setiap gedung bioskop di Jakarta dan Bandung dapat mengalami perubahan bentuk yang berbeda. Perbedaan bentuk sangat terlihat pada desain tata letak fasad, penampang jendela, ventilasi, dan ornamen yang juga dapat dilihat dari faktor ruang (geografi) dan waktu (periode pendirian).

 

Kata kunci: bentuk, fasad, elemen fasad, ruang, dan waktu

 


This article discusses the facades and elements of the facades of cinema buildings in Jakarta and Bandung that were founded in the 20th century. In archeology, the facades and elements of the facade of a cinema building that was erected by the Dutch in Indonesia are one of the important archaeological evidence in studying the uniqueness of its shape and its rich historical value. The purpose of this research is to see the changes in the form of facades and cinemas in Jakarta and Bandung in the 20th century which were published in time and space. This research uses descriptive analysis method with stages starting from data, data processing, and data interpretation. The results obtained from this study are the facades and facades elements in each cinema building in Jakarta and Bandung can experience different shape changes. The difference in shape is very visible in the design of the facade layout, window sections, ventilation, and ornamentation which can also be seen from the factors of space (geography) and time (period of establishment).

 

Keywords: shape, facade, facade elements, space, and time

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Koza Brajamagenta
"ABSTRAK
Pertumbuhan populasi pada daerah perkotaan akan membuat kebutuhan masyarakat yang semakin bertambah, sehingga akan mendorong pembangunan gedung tinggi pada daerah tersebut. Namun, semakin tinggi gedung akan menyebabkan beban energi panas pada gedung yang berasal dari matahari semakin tinggi. Dengan berkembangnya teknologi telah ditemukan metode untuk mengurangi beban energi ini, yaitu dengan menggunakan insulasi thermal pada bagian facade gedung. Walaupun dapat mengurangi beban energi panas, material insulasi thermal pada facade merupakan material yang mudah terbakar sehingga api dapat menyebar melalui facade. Pada facade dua lapis, apabila api memasuki bagian dalam fasad api akan menyebar keatas dengan cepat akibat efek cerobong asap. Hal ini mendorong penelitian untuk mecegah penyebaran api pada bagian dalam fasad dua lapis. Penelitian dilakukan dengan membuat alat uji eksperimen yang berbahan stainless steel dengan membuat kotak pembakaran dengan ukuran 35 cm x 50 cm x 40 cm dan alat uji facade dengan menggunakan triplek sebagai dinding dari facade dua lapis. Penelitian dilakukan dengan mencoba membahasi lapisan dalam facade dua lapis dengan air. Air yang menempel pada dinding bagian dalam facade dua lapis akan membuat api membutuhkan energi lebih untuk dapat membakar bagian dalam dinding facade. Dinding facade akan dibasahi dengan menggunakan nozzle. Kesimpulan akhir yang dapat disoroti dari penelitian ini adalah dengan menambahkan air pada bagian fasad dua lapis akan mengurangi temperatur gas panas yang berada di dalam facade dua lapis.

ABSTRACT
Population growth in urban areas will increase the needs of the community, which will encourage the construction of high-rise buildings in the area. However, the higher the building causes higher heat energy burden from the sun. With the development of technology, methods have been found to reduce this energy burden by using thermal insulation on the facade of the building. Although it can reduce the burden of heat energy, the thermal insulation material on facade is a combustible material so fire can spread through the facade. In the double skin facade, if the fire enters the inside of the facade the fire will spread upward quickly due to the chimney effect. This encourages research to prevent the spread of fire on the inside of a double skin facade. The study was conducted by making an experimental test kit made from stainless steel by making a combustion box with a size of 35 cm x 50 cm x 40 cm and facade test equipment using plywood as a wall from a double skin facade. The research was carried out by trying to blast the layers in a double skin facade with water. Water that attaches to the inner walls of a double skin facade will make the fire need more energy to burn the inside of the facade wall. The facade wall will be moistened using a nozzle. The final conclusion that can be highlighted from this research is that adding water to the double skin facade will reduce the temperature of the hot gas inside the double skin facade.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Wolter Juan Arens
"ABSTRAK
Ilmu dan teknologi yang berkembang pesat berkontribusi dalam terapan desain bangunan. Salah satunya adalah kemajuan desain konstruksi selubung bangunan. Perkembangan desain bangunan tinggi membuat luas area permukaan selubung bangunan menjadi luas, semakin besar pula beban panas yang diterima akibat sinar matahari. Penggunaan selubung bangunan jenis double skin facade merupakan salah satu jenis selubung bangunan yang umum digunakan. Sifat insulasi yang diberikan oleh ruang antar lapisan selubung dapat mengurangi beban panas yang diterima oleh bangunan gedung. Namun, pada kasus kebakaran, celah tersebut menjadi jalur pergerakan gas panas hingga perambatan flame meluas dan membakar titik lain. Posisi selubung yang berada di area luar, membuat pemadaman yang dapat dilakukan mengalami kesulitan. Selama ini, desain sistem proteksi kebakaran aktif hanya mempertimbangkan skenario kebakaran yang terjadi dalam gedung. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh butir air sebagai aspek pemadam pada perambatan gas panas yang ada di antara celah lapisan selubung. Pada eksperimen ini, lapisan berbahan dasar kayu yang memiliki dimensi 540 mm x 80 mm x 6 mm diasumsikan sebagai lapisan selubung. Variasi celah diantara lapisan sebesar 30 mm, 50 mm, dan 70 mm mempengaruhi karakteristik gas panas yang keluar melalui bukaan serta waktu yang dibutuhkan 4 buah nozzle dalam memadamkan perambatan gas panas diantara celah. Sistem supresi yang diaplikasikan pada celah di antaranya diharapkan dapat menjadi solusi bagi kebakaran selubung bangunan dengan desain double skin facade untuk menghalangi perambatan flame atau gas panas secara vertikal.

ABSTRACT
The rapid development of science and technology has contributed in the applied building design. One of them is the improvement of the construction design of the building envelope. Current high rise building design results in wider building envelop surface area and greater heat load received from the sun irradiation. One of the common used design is the double skin fa ade type building envelope. The insulation characteristic given by the envelope interlayer gap can reduce the heat load received. However, in fire cases, the gap becomes hot gasses path, supporting wider flame propagation. Its position in the outside leads to harder fire suppression effort. During this time, the active fire protection system design has just considering fire scenario inside the building. This research is conducted to see water droplets impact as extinguisher aspect on interlayer gap hot gasses propagation. The experiment used wooden layer with 540 mm x 80 mm x 6 mm dimention as envelope layer. The interlayer gap varies in 30 mm, 50 mm, and 70 mm to see hot gas output characteristic through and time needed for 4 nozzles to blocking the hot gas. The suppression system applied is expected to be a solution in the case of double skin fa ade building envelope fire event to blocking the propagation of flame or hot gas."
2018
T50956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Natasha Amalia
"Kawasan Menteng yang kini terkenal sebagai kawasan hunian kaum elit Ibukota dulunya juga merupakan kawasan hunian kaum berada bangsa Belanda Umumnya rumah masa kolonial memiliki ciri serupa, begitu pula dengan rumah-rumah kolonial di Menteng. Meski kental akan tipologi bangunan Eropa, terdapat penyesuaian arsitektur terhadap kondisi iklim tropis di Indonesia. Melalui analisis tujuh elemen fasade didapati transplantasi karakteristik yang merefleksikan ciri bangunan hunian Eropa dan adanya adaptasi fasade rumah-rumah kolonial tersebut. Perubahan tampak pada bentuk atap, pintu, jendela, dan pengadaan ventilasi agar sirkulasi udara lebih baik.

Menteng region today is well known for being an elite housing area in the capital city as it was also a housing area for elite Dutch colony back then. Colonial houses have similar styles in general and it goes the same way for houses in Menteng. In spite of the fact that there is a strong resemblance with European buildings’ typology, there are adjustments towards Indonesia’s tropical climate. Through the analysis on seven elements of façade, the characteristic transplantation of European houses and how they adapt were found. The changes seen in roof, door, window, and existence of ventilation were aimed to create a better air circulation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syam Sahril
"Fasad merupakan salah satu elemen terpenting dalam penampilan suatu bangunan. Banyak arsitek yang menggunakan olahan pada fasad untuk memberikan keindahan atau kesan khusus sesuai dengan yang diinginkan. Fasad juga memberikan citra tentang kondisi sosial suatu masyarakat dan juga dapat menggambarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi di dalam bangunan.
Jaman dahulu kala orang menggunakan lukisan maupun ornamen geometris atau juga makhluk hidup dalam menghias muka bangunan. Seiring dengan jaman yang berkembang, kini olahan fasad makin beraneka ragam. Ada yang menampilkan transparansi dengan menggunakan material kaca, menunjukkan tekstur kekasaran atau kehalusan, warna, kedalaman, ataupun menunjukkan struktur bangunan.
Penggunaan struktur bangunan untuk ditampilkan pada fasad membutuhkan perhatian khusus yang berbeda dengan struktur yang disembunyikan dengan kulit (skin) bangunan. Namun dengan keterampilan arsitek dalam mengolah struktur bangunannya serta material dan kesan yang ingin ditampilkan dapat menjadi nilai tambah pada bangunan. Bangunan yang menunjukkan struktur pada fasadnya memberikan kesan kestabilan dan kekokohan sekaligus menunjukkan cara bangunan tersebut dapat berdiri.
Mengekspos berarti memperlihatkan sesuatu yang butuh untuk diperlihatkan. Tentu saja jika ingin diperlihatkan maka sesuatu itu harus menyenangkan bila terlihat. Memperlihatkan struktur agar menyenangkan untuk dilihat khususnya pada fasad dapat dilakukan dengan berbagai cara dan olahan bentuk. Hal tersebut tergantung dari sudut pandang mana sang arsitek memandang rencana bangunan dan lingkungan disekitarnya.
Pencarian bentuk dan fasad arsitektur sebagai faktor penting yang membentuk citra bangunan. Banyak arsitek yang menggunakan fasad sebagai citra bangunan yang menyampaikan konsepnya. Salah satunya adalah Santiago Calatrava yang kerap mengekspos struktur bangunannya pada fasad bangunan. Calatrava juga menggunakan pendekatan kehidupan dari makhluk hidup dan juga dari alam sebagai simbolisasi bentuk-bentuk arsitekturalnya. Pembahasan atas karya-karya Calatrava mencoba menekankan desain struktur dan cara mengungkapkannya sesuai dengan keinginan beliau. Ciri khas dan benang merah juga kita bisa dapatkan dari menyimpulkan beberapa analisis bangunan karya beliau."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48449
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Eka Apriyanti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhyan Seminar Asih
"Fasade bangunan merupakan selubung bangunan yang sangat berpengaruh terhadap kondisi nyaman dan energi pada suatu bangunan. Pada penelitian ini material pelapis pada fasade bangunan mengambil material cat, batu alam, dan keramik. Karena ragam material pelapis pada fasade inilah yang banyak digunakan pada bangunan bertingkat rendah. Ketiga jenis material akan diuji nilaiOTTV pada masing-masing material untuk mengetahui material mana yang mempunyai nilai OTTV tertinggi, sedang dan rendah.
OTTV atau Overall thermal transfer value adalah merupakan satu paket kebijakan dari pemerintah mengenai konservasi energi pada bangunan yang mengatur nilai perpindahan panas pada fasade dinding bangunan. Dalam hal ini nilainya tidak boleh melebihi 45 watt/m². Semakin tinggi nilai OTTV maka semakin besar watt per meter persegi energi yang akan diterima suatu bangunan. Metode yang digunakan adalah testing out dengan pendekatan kuantitatif.
Luasan bukaan mempengaruhi nilai OTTV pada suatu bangunan. Semakin besar bukaan dinding tembus cahaya maka semakin besar beban energi yang dihasilkan suatu bangunan. Ketebalan dinding memperkecil beban energi oleh karena itu penambahan material pelapis dilakukan untuk mengoptimalisasikan konservasi energi pada suatu bangunan dengan memakai software OTTV v2.01didapat batu alam memiliki OTTV baik ( nilai OTTV= 21.70 watt/m²), keramik nilai OTTV sedang (nilai OTTV= 21.33 watt/m²), cat nilai OTTV terendah (nilai OTTV=29.4 watt/m².

Building façade is the cover of a building that strongly influences the comfort and energy inside a building. In this research, coating materials are paints, natural stones, and ceramics since these various coating materials are commonly used for low-rise buildings. Each material was tested/examined for its OTTV value to figure out the one of which has the highest, average and lowest OTTV value.
OTTV or Overall thermal transfer value is the government's policy about energy conservation in buildings to manage the value of energy transfer of a building wall façade. For this extent, the value can't be more than 45 watt/m². the higher OTTV value is, the more watt per meter square will be absorbed by the building. The method used is 'testing out' with quantitative approach.
The width of the openings influences OTTV value of a building. The wider of the transpicuous opening is, the more energy load generated by the building. The thickness of the walls reduces the energy load so that the additional coating materials is to optimize energy conservation in a building by using OTTV v2.01 software. The finding is that natural stones have good OTTV( OTTV value= 21.70 watt/m²), ceramics has average OTTV (OTTV value = 21.33 watt/m²), and paint has the lowest (OTTV value = 29.4 watt/m²).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30041
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oesterle, Eberhard
Munich : Prestel, 2001
693.83 DOU (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vinna Oktavia
"Penggunaan kembali bahan yang sudah tidak terpakai sebagai salah satu material bangunan menjadi tren di dunia arsitektur. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan alam ketika memproduksi material yang baru. Microlibrary Bima adalah salah satu contoh bangunan yang menggunakan plastik yang sudah tidak terpakai sebagai material fasad bangunan.
Penulisan skripsi bertujuan untuk memahami peran fasad dan mengeksplorasi bagaimana material plastik dengan karakter dan kualitasnya dapat menghadirkan atmosfer ruang. Metode penulisan yang digunakan adalah observasi studi kasus dan studi literatur terkait material dan karakteristiknya serta penerapannya pada fasad bangunan. Skripsi ini menyajikan analisis studi kasus pada ruang interior perpustakaan dengan fokus material plastik sebagai fasad bangunan. Penulisan ini juga mendalami penggunaan material plastik pada fasad bangunan dan perannya dalam menghadirkan atmosfer ruang.
Hasil analisis dari penggunaan material plastik sebagai fasad Microlibrary Bima dapat menghadirkan atmosfer yang dapat membantu memfokuskan pengguna ruang dalam kegiatan membaca di dalamnya.

Reuse of used materials as one of the building materials is becoming a global trend in the world of architecture. It aims to minimize the damage to nature when producing new materials. Microlibrary Bima is one example of a building that reuses plastic as a building facade.
Thesis writing aims to understand the role of facades and explore how plastic material with its character and quality can present a space atmosphere. This thesis presents an analysis of case studies in library interior spaces with a focus on plastic material as building facades. This writing also explores the use of plastic material in building facades and its role in presenting the atmosphere of space.
The results of the
analysis of the use of plastic material as the facade of the Bima Microlibrary can present
an atmosphere that can help focus space users in reading activities inside
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>