Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109279 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Pria Hutama
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pcngaruh penambahan inhibitor Pendawa 99- H yang berbasis hydrazine pada lingkungan NaCl terhadap laju korosi baja karbon dengan menggunakan metode weight loss. Data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan optimasi penggunaan inhibitor berbasis hydrazine pada lingkungan air laut. Material yang digunakan sebagai sampel uji adalah baja karbon rendah ST-41 dalam bentuk plat, sementara larutan yang digunakan sebagai lingkungan korosif adalah NaCl dengan konsentrasi 0,5%, 2% dan 3,5%. Penambahan inhibitorPendawa 99-H dilakukan dengan variasi kadar inhibitor sebesar50 ppm, 100 ppm dan 1000 ppm. Peng­ekspose-an sampel dilakukan selama tujuh hari, lulu perubahan berat yang terjadi ialah menjadi nilai laju korosi masing-masing sampel. Nilai ini digunakon untuk penentuan efisiensi inhibitor. Hasil laju korosi yang didapat untuk lingkungan NaCl lanpa penambahan inhibitor menunjukkan laju korosi rata-rata sebesar 2,419 mpy pada NaCl 0,5 %; 4,840 mpy pada NaCl 2 %; dan 5,912 mpy pada NaC l 3,5 %. Sementara untuk penambahan inhibitor 50 ppm nilai laju korosi rata-rata 4,299 mpy pada konsentrasi NaCl 0,5%; 4,545 mpy pada konsentrasi NaCl 2%; dan 5,766 mpy pada konsentrasi NaCl 3,5%. Lalu untuk penambahan 100 ppm inhibitor dihasilkan 3,231 mpy pada konsentrasi NaCl 0,5%; 4,429 mpy pada konsentrasi NaCl 2%; dan 4,429 mpy pada konsentrasi NaCl 3,5%. Dan untuk penambahan 1000 ppm inhibitor dihasilkan data laju korosi sebesar 0,916 mpy untuk konsentrasi NaCl 0,5%; 4,107 mpy untuk konsentrasi 25 dan 4,429 mpy untuk konsentrasi NaCl 3,5%. Efisiensi penggunaan inhibitor berbasis hydrazine terhadap penurunan laju korosi pada lingkungan NaCl menunjukkan nilai 62,14% untuk penambahan 1000 ppm inhibitor pada lingkungan NaCl 0,5. Sementara untuk penambahan 50 ppm dan 100 ppm inhibitor pada lingkungan NaCl 0,5% menunjukkan peningkatan laju korosi, dan untuk variable lingkungan NaCl 2% dan 3,5% tidak menunjukkan efisiensi yang tinggi. Penggunaan inhibitor berbasis hydrazine pada lingkungan korosif BaCl pada suhu ruang menunjukkan efisiensi inhibitor yang relative rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Angraini
"Pengembangan energi berbasis hidrogen dilakukan untuk menggantikan energi konvensional yang tidak ramah lingkungan. Senyawa penyimpan hidrogen, hidrazin hidrat (N2H4.H2O) dapat menghasilkan hidrogen dengan produk samping N2 melalui reaksi dekomposisinya. Katalis PtNi, PtCo, NiCo, PtNiCo, dan PtNiCoAg dengan pendukung karbon nanosphere (CNS) disintesis melalui proses impregnasi basah dan dikarakterisasi dengan XRD, XRF, SAA, FESEM-EDX, dan TEM. Pengaruh dari variasi komposisi logam, suhu, NaOH, dan keberulangan pemakaiannya dievaluasi dan dipelajari terhadap aktivitas dan selektivitas katalitik. Katalis trimetalik Pt0,2Ni0,2Co0,6/CNS memiliki aktivitas katalitik tertinggi dengan penambahan 2 mmol NaOH pada suhu 343 K dengan nilai TOF 757,34 h-1, selektivitas 62,82%, dan energi aktivasi 35,226 kJ/mol yang menunjukkan efek sinergis dari logam Pt, Ni, dan Co pada pendukung karbon nanosphere.

The development of hydrogen-based energy is carried out to replace conventional energy which is not environmentally friendly. The hydrogen storage compound, hydrazine hydrate (N2H4.H2O) can produce hydrogen with N2 as a by-product through its decomposition reaction. PtNi, PtCo, NiCo, PtNiCo, and PtNiCoAg catalysts with carbon nanospheres (CNS) support were synthesized via wet impregnation process and characterized by XRD, XRF, SAA, FESEM-EDX, and TEM. The effects of variations in metal composition, temperature, NaOH, and reusability were evaluated and studied on catalytic activity and selectivity. The trimetallic catalyst Pt0.2Ni0.2Co0.6/CNS had the highest catalytic activity with the addition of 2 mmol NaOH at 343 K with a TOF value of 757.34 h-1, a selectivity of 62.82%, and an activation energy of 35.226 kJ/mol which shows the effect synergy of Pt, Ni, and Co metals on the carbon nanospheres support."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Serly Rahmadani
"Pemanfaatan energi dari bahan bakar fosil menjadi pilihan yang paling diminati saat ini. Namun, penggunaanya menyebabkan permasalahan lingkungan yang menjadi salah satu pendorong untuk dikembangkan energi alternatif berbasis hidrogen. Hidrazin hidrat (N2H4.H2O) merupakan material yang dapat menghasilkan hidrogen melalui reaksi dehidrogenasi. Pada penelitian ini, katalis NiPtP/THS berhasil disintesis menggunakan metode impregnasi basah telah dibuktikan menggunakan instrumen karakterisasi XRF, XRD, FTIR, SAA, dan FESEM-EDX. Pengaruh penambahan dopan fosfor dari katalis natrium hipofosfit pada katalis bimetalik NiPt/THS diamati untuk mengetahui dampaknya terhadap peningkatan aktivitas katalitik. Katalis NiPtP0,2/THS menunjukkan performa katalitik yang paling baik dibandingkan variasi lain untuk reaksi dekomposisi hidrazin hidrat dengan nilai TOF sebesar 2392,26 h-1 dan selektivitas mencapai 96,71%. Energi aktivasi untuk reaksi dekomposisi hidrazin hidrat menggunakan katalis NiPtP0,2/THS diperoleh sebesar 46,87 kJ/mol.

Currently, obtaining energy from fossil fuels is the most popular choice. However, its use causes environmental problems, which are one of the driving forces behind the development of hydrogen-based alternative energy. Hydrazine hydrate (N2H4.H2O) is a material that can produce hydrogen through a dehydrogenation reaction. In this study, the NiPtP/THS catalyst was successfully synthesized using a wet impregnation method, which has been proven using the XRF, XRD, FTIR, SAA, and FESEM-EDX characterization instruments. The effect of adding phosphorus dopant from a sodium hypophosphite catalyst to a bimetallic NiPt/THS catalyst was observed to determine its effect on increasing catalytic activity. NiPtP0.2/THS catalyst showed the best catalytic performance compared to other variations for the decomposition reaction of hydrazine hydrate, with a TOF value of 2392.26 h-1 and a selectivity of 96.71%. The activation energy for the decomposition reaction of hydrazine hydrate using NiPtP0.2/THS catalyst was obtained at 46.87 kJ/mol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farrel Argyarafi
"Bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang paling banyak digunakan saat ini. Namun, ketersediaan bahan tersebut kian menipis. Oleh karena itu, pengembangan energi hidrogen sebagai sumber energi alternatif terus dilakukan. Namun pengembangan tersebut, terhambat oleh faktor keamanan dalam penyimpanan hidrogen. Untuk mengatasinya, hidrazin hidrat digunakan sebagai metode penyimpanan hidrogen yang lebih aman. Karena proses produksi hidrogen dari hidrazin hidrat berlangsung dengan lambat, diperlukan suatu katalis dengan support. Komposit Kitosan-TiO2 atau CS-TiO2 dimanfaatkan sebagai support untuk logam bimetalik NiPt. CS-TiO2 telah berhasil disintesis yang kemudian dibuktikan dengan karakterisasi SEM. Pada penelitian ini digunakan 2 jenis variable yaitu variasi komposisi logam dan variasi komposisi TiO2 . Metode impregnasi basah digunakan untuk membubuhkan nanopartikel logam diatas permukaan support. Peforma dari katalis yang disintesis telah diukur terhadap reaksi dekomposisi hidrazin hidrat. Berdasarkan Uji yang dilakukan, diketahui bahwa Ni50Pt50 merupakan komposisi logam terbaik dan NiPt/CS-TiO2 (2:1) merupkan variasi komposisi TiO2 paling baik.

Fossil fuels, which are the most widely used energy sources today, are becoming scarce globally. Hydrogen is an alternative energy source which can be stored in chemical hydrogen storage called hydrous hydrazine. In this study, catalytic activity of NiPt with chitosan-TiO2 (CS-TiO2) as a support for dehydrogenation of hydrous hydrazine is reported. Chitosan-TiO2 composite was successfully synthesized in this research and has been characterized by SEM. Variations in nickel:platinum and TiO2 composition are used in this study had affect the catalytic performance of NiPt nanoparticles. Variations in Chitosan:TiO2 is also performed in this study. Wet impregnation methods are used to embed metal particles into composite and NaBH4 for metal ion reduction. Gas burette is used to evaluate catalyst performance for hydrous hydrazine dehydrogenation. The result show that, Ni50Pt50/TiO2 is the best variation of metal composition with titania as support and NiPt/CS-TiO2 (2:1) with the best TiO2 composition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Patriangga
"Inhibitor merupakan suatu substansi yang ditambahkan kedalam lingkungan korosif dalam jumlah yang relatif kecil yang dapat menurunkan laju korosi (corrosion rate). Penggunaan inhibitor sebagai salah satu cara perlindungan korosi telah banyak digunakan pada dunia industri terutama pada industri pengolahan minyak gas dan petrokimia. Inhibitor terdiri dari berbgai jenis yang dalam penggunaanya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta material yang hendak di proteksi. Inhibitor yang digunakan pada penelitian ini ialah katodik inhibitor PENDAWA 99-P yang memiliki kandungan utama polyphosphates. Lingkungan korosif yang menjadi fokus penelilian ialah larutan NaCl dengan konsentrasi 0,5 %, 2 % dan 3,5 %. ,material yang digunakan ialah baja karbon rendah karena aplikasinya yang banyak digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risda Maulida Afifah
"Energi alternatif terus ditelusuri dan dikembangkan seiring dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca. Energi berbasis hidrogen telah banyak diteliti untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti energi konvensional. Hidrazin hidrat (N2H4.H2O), memiliki kandungan hidrogen yang tinggi (8,0 wt%) merupakan material penyimpan hidrogen yang bersifat inert, aman, dan tidak korosif terhadap katalis logam yang digunakan untuk mempercepat dan menyempurnakan reaksi dekomposisi. Pada penelitian ini, katalis NiPtN/SBA-15 berhasil disintesis dengan metode impregnasi basah yang divalidasi menggunakan instrumen karakterisasi XRF, CHN analyzer, XRD, SAA, dan FESEM-EDS. Efek penambahan dopan nitrogen dari prekursor Natrium nitrit (NaNO2) ke dalam katalis bimetalik NiPt yang didukung dengan material silika mesopori, Santa Barbara Amorphous- 15 (SBA-15) dievaluasi dan dipelajari untuk diketahui pengaruh penambahan dan variasi komposisi terbaiknya terhadap peningkatan aktivitas katalitik. Katalis NiPtN0.4/SBA-15 menunjukkan peforma katalitik terbaik dalam mendekomposisi senyawa hidrazin hidrat dibandingkan katalis dengan variasi lain dengan selektivitas 96,18% dan efisiensi 1.133,01 jam-1.

Alternative energy continues to be explored and developed along with increasing greenhouse gas emissions. Hydrogen-based energy has been widely studied to be used as alternative energy to replace conventional energy. Hydrazine Hydrate (N2H4.H2O), which has a high hydrogen content (8.0 wt%) is a hydrogen storage material that is inert, safe, and non-corrosive to metal catalysts. In this study, NiPtN/SBA-15 catalyst was successfully synthesized by a wet-impregnation method which was validated using XRF characterization instruments, CHN analyzer, XRD, SAA and FESEM-EDS. The effect of adding nitrogen dopant from the precursor Sodium nitrite (NaNO2) into the bimetallic NiPt catalyst supported by mesoporous silica material, Santa Barbara Amorphous-15 (SBA-15) was evaluated and studied to determine the effect of the addition and the best variation on increasing catalytic activity. NiPtN0.4/SBA-15 catalyst showed good catalytic performance in decomposing Hydrazine Hydrate with a selectivity of 96.18% and TOF of 1133.01 h-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanis Umayah
"Hidrazin hidrat (N2H4.H2O) telah dianggap sebagai bahan penyimpanan hidrogen berpotensi tinggi karena memiliki keunggulan seperti kandungan hidrogennya yang tinggi (8,0wt%) dan produk yang dihasilkan hanya berupa gas hidrogen dan nitrogen, sehingga tidak memerlukan proses pemisahan yang rumit dan aman untuk digunakan. Nanopartikel trimetalik NiCoPt dengan penyangga alumina disiapkan sebagai katalis yang efektif untuk dekomposisi hidrazin hidrat. γ-Al2O3 berukuran nano telah berhasil disintesis dengan metode presipitasi menggunakan aluminium nitrat yang kemudian diendapkan menggunakan ammonium hidroksida. Penggabungan penyangga γ-Al2O3 dengan nanopartikel nikel, kobalt, dan platina dilakukan melalui metode impregnasi basah menggunakan NiCl2.6H2O, CoCl2.6H2O, dan K2PtCl6 yang kemudian direduksi menggunakan NaBH4. Keberhasilan uji katalis ditentukan dengan aktivitas katalitik dan selektivitas hidrogen yang diperoleh dari alat gas buret. Pada uji katalis, diketahui bahwa nanopartikel Ni0,6Co0,2Pt0,2 merupakan variasi komposisi logam terbaik dengan γ-Al2O3 sebagai penyangga. Aktivitas katalitik yang terbaik dari katalis selanjutnya diuji pada variasi suhu untuk menghitung parameter kinetiknya. Penggunaan kembali sebanyak lima kali pada Ni0,6Co0,2Pt0,2/γ-Al2O3 menunjukkan aktivitas katalitik yang baik untuk dehidrogenasi hidrazin hidrat.

Hydrazine hydrate (N2H4.H2O) has been considered as a high potential hydrogen storage material because it has advantages such as its high hydrogen content (8.0wt%) and the resulting product is only hydrogen and nitrogen gases, so it does not require a complicated separation process and is safe to use. Trimetallic NiCoPt nanoparticles with γ-Al2O3 support were prepared as an effective catalyst for the decomposition of hydrazine hydrate. Nano-sized γ-Al2O3 has been successfully synthesized by precipitation method using aluminum nitrate which was then precipitated using ammonium hydroxide. Incorporation of γ-Al2O3 support with nickel, cobalt, and platinum nanoparticles was carried out by wet impregnation method using NiCl2.6H2O, CoCl2.6H2O, and K2PtCl6 which was then reduced using NaBH4. The success of the catalyst test was determined by the catalytic activity and selectivity of the hydrogen obtained from the gas burette apparatus. In the catalyst test, it was found that Ni0,6Co0,2Pt0,2 nanoparticles were the best variations of metal composition with γ-Al2O3 as a support. The best catalytic activity of the catalyst was then tested at various temperatures to calculate its kinetic parameters. Five times reuse of Ni0,6Co0,2Pt0,2/γ-Al2O3 showed good catalytic activity for dehydrogenation of hydrazine hydrate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Pribadi Umbara
"Korosi merupakan suatu permasalahan yang seringkali dijumpai pada berbagai sektor industri terutama minyak dan gas, dan dapat memberikan kerugian yang cukup besar. Korosi umumnya terjadi akibat reaksi oksidasi material logam dalam suatu elektrolit. Makin cepat reaksi oksidasi berlangsung maka laju korosi akan makin besar. Inhibitor polyaspartate merupakan salah satu jenis inhibitor organik yang dapat memperlambat laju korosi. Dalam aplikasinya, inhibitor ini ditambahkan ke dalam sistem korosi pada jumlah tertentu untuk mengetahui efisiensi tiap penambahan inhibitor setelah dilakukan pengujian selama 3, 5 dan 7 hari, serta pengaruhnya terhadap laju korosi. Pengujian ini dilakukan dalam skala laboratorium. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian statik yang mengacu kepada standard ASTM Gl-03 dan ASTM G3I72. Material yang digunakan adalah baja karbon rendah Penghitungan laju korosi dilakukan dengan metode kehilangan berat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa laju korosi baja karbon rendah pada penambahan berturut-turut 50, 100, dan 1000 ppm inhibitor pada lingkungan 0,5 % NaCl selama tiga hari adalah 2,69; 2,41; dan 2,13 mpy, pada hari kelima laju korosi naik menjadi 3,58; 3,14; dan 2,88 mpy dan pada hari ketujuh turun hingga 2,13; 1,76; dan 1,45 mpy. Pada penambahan 50, 100, dan 1000 ppm inhibitor pada lingkungan 2 % NaCl selama tiga hari adalah 2,91; 2,8; dan 2,52 mpy, pada hari kelima laju korosi naik menjadi 3,38; 3,49; dan 2,75 mpy dan pada hari ketujuh turun hingga 2,92; 2,84; dan 2,05 mpy. Pada penambahan berturut-turut 50, 100, dan 1000 ppm inhibitor pada lingkungan 3,5 % NaCl selama tiga hari adalah 4,46; 3,27; dan 2,13 mpy, pada hari kelima laju korosi menjadi 4,39; 3,97; dan 2 mpy dan pada hari ketujuh menjadi 4,73; 3,82; dan 2,02 mpy. Dari penelitian diketahui pula bahwa efisiensi inhibitor akan berkurang seiring dengan bertambahnya 'waktu perendaman, namun pada beberapa kondisi, efisiensi inhibitor akan meningkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toffan Maulana
"Permasalahan tentang korosi pada industri kini sudah sangat bervariasi. Maka dibutuhkan pula perlindungan yang tepat untuk tiap aplikasi yang membutuhkan. Dari berbagai macam perlindungan korosi, inhibitor salah satunya. Inhibitor merupakan suatu substansi yang ditambahkan kedalam lingkungan korosif dalam jumlah yang relatif kecil yang dapat menurunkan laju korosi (corrosion rate). Penggunaan inhibitor sebagai salah satu cara perlindungan korosi telah banyak digunakan pada dunia industri terutama pada industri pengolahan minyak, gas dan petrokimia. Inhibitor terdiri dari berbagai jenis yang dalam penggunaanya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta material yang hendak di proteksi.
Penelitian ini tentang mengetahui kinerja variasi dua inhibitor, yaitu nitrit dan polyphosphate, pada lingkungan 3,5 % NaCl (air laut) dengan material yang dilindungi ialah baja karbon karena aplikasinya sering digunakan pada industri. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium. Dengan metode kehilangan berat (weight loss) penelitian dilakukan berdasarkan standar pengujian pada ASTM G 1 - 03 dan ASTM G 31 - 72. Variasi kedua inhibitor NaNO2 dan NaPO4 yang ditambahkan pada lingkungan berturut-turut 0,5% + 10 ppm; 1 % + 10 ppm; 2 % + 10 ppm; 5 % + 10 ppm dan 0,5 % + 10 ppm; 0,5 % + 20 ppm; 0,5 % + 50 ppm. Pengukuran kehilangan berat dilakukan setiap 1, 3, 5, dan 7 hari.
Hasil pengujian ini pada penambahan kedua inhibitor ini akan menurunkan laju korosi. Pada variasi inhibitor polyphosphate, meskipun laju korosi turun, hasilnya masih lebih kecil daripada variasi inhibitor nitrit. Efisiensi variasi inhibitor polyphosphate 40-46%, dengan penambahan hingga 50 ppm efisiensi naik hingga 86%. Sedangan efisiensi variasi inhibitor nitrit sekitar 84-95%, dengan hasil optimal didapat dari penambahan 2% nitrit efisiensi menjadi 95 %.

Now a days corrosion takes much problem in industries. So we need to prevent it in the aplication that takes corrosion. From all types of corrosion protection methode, inhibitor is one of widely used in petrochemical industries. Inhibitor is a small amount of substance which added to corrosive environment which can decreasing the corrosion rate. There are many types of inhibitors, which on the application must be adjust with the environment condition and also the material that we want to protect.
Purpose of this research to know the performance of two types of inhibitor, which is nitrite and polyphosphate, to protect low carbon steel in 3.5 % NaCl environment (sea water) which is the application is widely used on industries. This research was conducted in a laboratory scale. By using weight loss methode this research based on ASTM G 1 - 03 and ASTM G 31 - 72. Variable of both inhibitor (NaNO2 and NaPO4) which added continously 0,5% + 10 ppm; 1 % + 10 ppm; 2 % + 10 ppm; 5 % + 10 ppm and 0,5 % + 10 ppm; 0,5 % + 20 ppm; 0,5 % + 50 ppm. Weight loss measurement was conduct every 1, 3, 5, and 7 days.
The result from addition of both inhibitor will decreasing the corrosion rate. By variabling the polyphosphate inhibitor, even though the corrosion rate decrease, the result still smaller than nitrit inhibitor. Efficience value of polyphosphate inhibitor variable vary from 40-46%, by adding till 50 ppm the efficience will increase until 86%. However, the efficience value nitrite inhibitor variable vary from 84-95%, with the highest value was reach by adding 2% nitrite + 10 ppm polyphosphate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhi Gunaatmaja
"Ekstrak ubi ungu dikembangkan sebagai inhibitor organik untuk mengurangi laju korosi pada baja karbon rendah di lingkungan NaCl 3,5%. Penelitian telah dilakukan dengan perbedaan waktu perendaman (3,6,9,dan 12 hari) menggunakan metode kehilangan berat. Konsentrasi inhibitor ekstrak ubi ungu yang digunakan pada semua waktu perendaman sebesar 6 ml. Ekstrak ubi ungu memiliki zat antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menghambat laju korosi. Ekstrak ubi ungu kurang efektif sebagai inhibitor organik pada lingkungan NaCl 3,5% dengan efisiensi 37,63%-43,42% selama waktu uji 3-12 hari dengan efisiensi maksimum pada waktu perendaman 9 hari.

Purple sweet potato extract was developed as an organic inhibitor to reduce the rate of corrosion in low carbon steel in NaCl 3.5% environment. Research has been conducted with different immersion time (3,6,9, and 12 days) using weight loss methode. Concentration of inhibitor purple sweet potato as much as 6 ml for all immersion time. Purple sweet potato extract is a substance that anthocyanins act as antioxidants to inhibit the rate of corrosion. Purple sweet potato extract is less effective as an organic inhibitor in NaCl 3.5% environment with efficiency of 37.63%-43.42% during the test period 3-12 days with maximum efficiency in 9 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>