Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Susanti
"Paduan AA 319 adalah paduan aluminium yang paling populer digunakan untuk komponen otomotif. Permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses produksi komponen otomotif ini adalah berfluktuasinya kadar unsur seperti besi dan seng. Penelitian tentang pengaruh besi di dalam aluminium telah banyak dilakukan sedangkan pengaruh seng belum banyak dilakukan. Berfluktuasinya kadar seng terjadi pada salah satu perusahaan otomotif di Jakarta, hingga mencapai puncaknya yaitu saat salah satu cylinder head pecah dengan sendirinya. Dan setelah diinvestigasi diketahui bahwa part tersebut mengandung 12 wt.% seng. Tujuan pemilihan 1 wt.% seng dilakukan untuk mengetahui pengaruh seng pada batas maksimal kadar seng pada paduan AA 319. Pada skripsi ini dilakukan karakterisasi mikro dan nano paduan aluminium AA 319 dengan penambahan 1 wt.% seng pada kondisi as-cast dan setelah ageing. Proses perlakuan panas yang dilakukan adalah solution treatment pada temperatur 525_C selama 1 jam lalu quenching dengan media air dan selanjutnya dilakukan proses ageing pada temperatur 200_C (artificial ageing) dan temperatur ruang (natural ageing). Karakterisasi mikro dilakukan dengan menguji kadar porosifas, k-mould, kekuatan tarik dan kekerasan paduan serta mengamati struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM). Sedangkan karakterisasi nano dilakukan dengan mengamati struktur nano dengan menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM). Proses persiapan spesimen TEM juga dibahaspada tugas akhir ini. Pada kondisi as-cast, penambahan 1 wt.% pada paduan AA 319 menyebabkan porositas yang ada pada paduan AA 319 menurun dari tingkat 6 ke tingkat 4. Penambahan 1 wt.% seng juga menyebabkan meningkatnya kekuatan tarik dan menurunnya keuletan namun pengujian kekerasan tidak menunjukan hasil yang serupa karena pengaruh adanya porositas pada sampel. Mekanisme penguatan yang terjadi akibat penambahan I wt. % seng ke dalam paduan AA 319 as-cast adalah solid solution strengthening. Fasa interdendritik yang ada pada kondisi as-cast adalah Al2Cu, AlFeMnSi, dan kristal silikon. Penambahan 1 wt.% seng memungkinkan bertransformasinya fasa a-AlFeMnSi menjadi _-AlFeMnSi karena peningkatan tegangan permukaan yang mungkin terjadi. Dari pengamatan dengan SEM diketahui bahwa pada kondisi as-cast seng tersegregasi disekitar paduan Al2Cu yang mengindikasikan adanya interaksi kimia antara seng dan tembaga. Penambahan 1 wt, % seng juga telah membuat jarak fasa interdendritik menjadi lebih rapat, hal ini menunjukan pendinginan yang lebih cepat telah terjadi. Proses persiapan spesimen TEM untuk paduan AA 319 tidak dapat dilakukan dengan electropolishing karena paduan ini memiliki banyak fasa dan strukturnya kasar. Namun spesimen TEM yang baik dari paduan AA 319 dapat dihasilkan melalui proses ion milling dengan menggunakan mesin yang memiliki sistem pendinginan agar tidak terjadi efek pemanasan. Penambahan 1 wt.% seng ke dalam paduan AA 319 tidak menyebabkan peningkatan kekerasan yang signifikan setelah proses pengendapan. Pada artificial ageing, kekerasan puncak kedua paduan dicapai setelah 6 jam dan perbedaan nilai kekerasannya 0,35 %. Penelitian ini berhasil mengkonfimasi bahwa kekerasan puncak paduan AA 319 dengan penambahan 1 wt.% seng dicapai melalui pembentukan presipitat O' berukuran nano yang terdispersi secara merata di dalam matrik aluminium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Chrysanti Puspitasari
"Salah satu komponen mesin dalam kendaraan bermotor roda dua adalah cylinder head yang berfungsi sebagai tempat pembakaran. Material yang digunakan untuk komponen mi adalah paduan aluminium AA 319. Permasalahan yang sering terjadi dalam pengecoran paduan Al-Si-Cu yang umumnya digunakan sebagai komponen otomotif adalah perubahan komposisi dari paduan akibat penambahan scrap yang digunakan sebagai bahan baku pada proses pengecoran. Fluktuasi komposisi paduan pada hasil coran sering sekali jauh dari kisaran standar yang berlaku yang menyebabkan perubahan karakteristik produk cor secara signifikan. Salah satu unsur yang sering berfluktuasi jumlahnya adalah Zn (seng). Skripsi ini dilatarbelakangi sebab pecahnya komponen mesin cylinder head akibal kadar Zn yang berlebih yaitu sekitar 12%, sementara kadar optimal Zn dalam paduan aluminium AA 319 adalah 1%. Pada skripsi ini dipelajari pengaruh penambahan 3 wt. % Zn terhadap proses pengerasan dan karakteristik paduan aluminium AA 319 kondisi coran melalui mekanisme perlakuan panas serta variabel temperatur penuaan (ageing) yang berbeda. Pengujian tarik, porositas dan k-mould dilakukan untuk menganalisa kualitas produk cor yang dihasilkan, sedangkan pengujian kekerasan dilakukan guna mengamali respon pengerasan dari paduan ini terhadap proses penuaan (ageing). Sementara itu, observasi struktur mikro dari material dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik. Scanning Electron Microscope (SEM) yang dilengkapi dengan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 3 wt.% Zn ke dalam paduan aluminium AA 319 akan meningkatkan kekuatan tarik sebesar 19.6 %, kekuatan luluh sebesar 5.2 %, kekerasan sebesar 2.19 % dan menurunkan elongasi sebesar 20.3%, yang disebabkan oleh mekanisme pengerasan solid solution strengthening. Penambahan 3 wt. % Zn ke dalam paduan aluminium AA 319 menyebabkan perubahan fasa α-AlSiFeMn yang berbentuk Chinese script menjadi α-AlSiFeMn yang berbentuk jarum. Secara kuantitatif terjadi penurunan kandungan porositas dari posisi 7 ke posisi 5 (standar ASM). Sementara itu, penambahan 3 wt.% Zn ini tidak memberikan efek yang signifikan terhadap kandungan inklusi hasil coran, tidak menyebabkan peningkatan kekerasan puncak setelah ageing, serta tidak menyebabkan perubahan jenis fasa kedua yang terbentuk pada saat pembekuan. Fasa kedua tersebut adalah β-AlSiFeMn, Si primer dan Al2Cu. Proses solution treatment melarutkan fasa Al2Cu secara signifikan yang menyebabkan peningkatan kadar Cu di dalam matriks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibagariang, Balugu Gomo
"Paduan AA 333.0 yang merupakan padanan dari AC4B adalah paduan hasil pengecoran seri 3xx.x yang sudah banyak digunakan di industri otomotif. Paduan ini merupakan paduan yang sudah sering dikembangkan untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan. Masalah yang sering mucul dalam pengecoran adalah munculnya cacat berupa misrun. Cacat ini dapat diatasi dengan meningkatkan fluiditas leburan paduan saat proses pengecoran. Salah satu cara meningkatkan fluiditas adalah dengan menambahkan modifier Sr kedalam paduan saat proses pengecoran. Namun penambahan Sr modifier Sr ini cenderung menurunkan kekerasan, oleh karena itu kekerasan hams ditingkatkan setelah proses pengecoran yang salah sau caranya adalah dengan perlakuan panas T4 atau T6. Penelitian ini dilakukan dengan menambahkan 0.0015 wt.%Sr pada leburan paduan AA333.0 kemudian dilanjutkan dengan pengerasan melalui proses pengerasan penuaan T4 dan T6 pada temperatur 150, 175, dan 200_C. Pengamatanjuga dilakukan pada struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM/EDS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah Sr sebesar 0.0015 wt.% mengubah mikrostruktur paduan AA333.0 namun perubahan yang terjadi tidak signifikan. Setelah proses solution treatment ditemukan bahwa terjadi pelarutan fasa CuAl2 sementara proses pengerasan penuaan T4 dan T6 pada temperatur 150, 175, dan 200_C berhasil meningkatkan kekerasan paduan sampai 92.51%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanus Surya Kristianto
"Salah salu paduan alumunium yang banyak dipakai di industri otomotif adalah paduan AA 319 (Al~Si-Cu) as-cast. Paduan ini ringan, dengan berar jenis 2. 79 kg!m3 dan cukup kuat dengan kekuatan rarik 185-235 MPa 121. Aplikasi material ini adalah anlara lain sebagai komponen cylinder head untuk kendaraan bermoror roda dua. Namun· umuk me/alui proses permesinan, paduan ini tidak cukup keras (minimal 74 BHN) sehingga dapal menurunkan umur paklli dari mala tools. Salah saru caru untuk meningkatkan kekerasan dari paduan aluminium adalah dengan menambahkan Sn (timah putih) dalam jumlah kecil (microalloying). Penelitian ini dirujukan untuk mempelajari pengaruh penambahan Sn dalam jumlah kecil terhadap proses pengerasan presipitasi pada paduan AA 319 as-cast. Skripsi ini secara spesifik mempelajari pengaruh penambahan Sn sehanyak 1 % beral. Se1ain itu. pengaruh jenis cetakan terhadap karakteristik paduan juga akan diamali dan dianalisa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Richard Moreland
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Puspito
"Paduan aluminium tuang AC4B merupakan jenis paduan aluminium silikon hipoeutektik sistem Al-Si-Cu. Karena karakteristiknya yang baik sehingga paduan aluminium tuang AC4B ini cukup banyak digunakan oleh industri otomolif sebagai material dasar untuk pembuatan komponen otomotif khususnya cylinder head dengan proses pengecoran. Namun, ada permasalahan yang dihadapi oleh industri olomotif berkaitan dengan produk cor yang dihasilkan dari proses pengecoran paduan aluminium tuang AC4B tersebut. Permasalahan yang dialami oleh industri otomotif tersebut yaitu sering terjadinya kegagalan (reject) pada produk cor. Kegagalan yang terjadi misalnya seperti misrun, sifat mekanik rendah, serta banyaknya jumlah porositas pada produk cor. Dari permasalahan tersebut maka dilakukanlah penamhahan unsur stronsium (Sr) dalam jumlah kecil kedalam paduan aluminium tuang AC4B yang bertujuan untuk meningkatkan sifat fluiditas, meningkatkan sifat mekanis, serta menurunkan jumlah porositas. Penelitian ini secara khusus ditujukan untuk mempelajari pengaruh variasi persentase stronsium (0 wt. % Sr dan 0.012 wt. % Sr) terhadap modifikasi paduan aluminium tuang AC4B pada temper atur tuang/injeksi yang ber variasi 680 _C, 700 _C, dan 720 _C) dengan menggunakan proses pengecoran low pressure die casting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan 0.012 wt. % Sr pada paduan aluminium tuang AC4B akan : i). menurunkan nilai kekerasan cylinder head sebagai akibat laju pendinginan yang lambat sehingga terjadi peningkatan jumlah dan ukuran porositas, namun meningkatkan nilai kekerasan sampel uji tarik sebagai akibat laju pendinginan yang lebih cepat sehingga pembentukan porositas lebih sedikit dan ukuran porositas pun lebih kecil, ii).meningkatkan nilai kekuatan tarik dan nilai fluiditas, in).menurunkan ukuran dendrit (DAS), iv).mengakibatkan modifikasi kristal silikon yang awalnya berbentuk lamellar menjadi bentuk fibrous, lebih halus, lebih bulat, v).mengakibatkan Chinese script menjadi terfragmentasi (terpecah). Fasa-fasa yang terbentuk untuk tiap variasi wt. % Sr dan tiap variasi temperatur tuang/injeksi adalah samayaitu CuAls, fasa Al-Fe-Mn-Si, fasa kristal silikon, danfasa a-aluminium. Sedangkan peningkatan temperatur injeksi/tuang akan menyebabkan ukuran dendrit dan Chinese script menjadi bertambah besar, dan peningkatan laju pembekuan akan mengakibatkan morfologi Chinese script semakin tidak terlihat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Robby
"Aluminium sebagai bahan konduktor sangatlah luas pengaplikasiannya. Salah satunya adalah untuk kebutuhan kabel transmisi tinggi. Semaikin hari kriteria yang harus dimiliki kabel transmisi ini semakin tinggi, mengingat kebutuhan listrik yang semakin meningkat. Didalam penelitian ini akan dibahas mengenai pembuatan serta pengkarakterisasian material komposit AlZrCe/Al2O3 nano partikel dengan metode pengecoran aduk untuk keperluan kabel transmisi.
Di dalam matriks, zirkonium akan menambah ketahanan panas sedangkan cerium akan menjaga konduktivitas listrik agar tidak turun dan diharapakan penambahan partikel Al2O3 akan meningkatkan kekuatan tarik dari komposit ini. Magnesium sebesar 5 wt% ditambahkan sebagai unsur peningkat kemampubasahan antara matriks dan penguat.
Didapatkan bahwa penambahan Al2O3 akan meningkatkan kekuatan tarik, menurunkan konduktivitas listrik dan menurunkan koefisien muai panas komposit ini. Titik optimal untuk mendapatkan sifat mekanik listrik dan panas yang paling baik didapatkan pada fraksi volume 1,2% Al2O3. Daerah antarmuka yang didapatkan oleh seluruh sampel pengujian tidaklah baik, sehingga data yang dihasilkan belum bisa optimal dan sesuai dengan harapan.

Aluminum as conductor material is very broad applicability. One of them is to demand of high-voltage overhead transmission lines. The requirements that must be owned of high-voltage overhead transmission lines are getting higher these days, because the electric needs are increasing. In this research will be investigated about fabrication and characterization AlZrCe/Al2O3(np) using stir casting process for overhead cable transmission.
In the matrix, zirconium will be increase heat resistance, cerium will keep the value of electrical conductivity in order not to decrease and the addition of Al2O3 particles is expected to increase the tensile strength of the composite. Magnesium 5 wt% was adding as wettability agent.
The results showed that the addition of Al2O3 will increase the tensile strength, decrease electrical conductivity and decrease coefficient thermal expansion of this composite. The optimal value for get the best of mechanical, electrical and thermal properties is obtained at 1.2% Al2O3 volume fraction. Interface areas obtained by the entire sample testing is not good, so the resulting data can not be optimal and appropriate expectations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"Die soldering merupakan salah satu cacat proses pengecoran logam dimana cairan logam melekat pada permukaan baja cetakan. Proses ini merupakan hasil reaksi antar muka antara aluminium cair dengan permukaan cetakan. Aluminium dengan kandungan silikon 7 dan 11% serta baja cetakan SDK 61 merupakan hal yang umum digunakan sebagai cairan logam dan material cetakan pada proses pengecoran tekan (die casting) paduan aluminium. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari morfologi dan karakteristik lapisan intermetalik AlxFeySiz yang terbentuk selama proses reaksi antar muka pada saat pencelupan. Sampel uji yang digunakan yaitu baja perkakas jenis SKD 61 hasil annealing, yang dicelup pada Al-7%Si dengan temperatur tahan 680°C dan dicelup pada Al-11%Si dengan temperatur tahan 710°C pada waktu kontak yang berbeda-beda, yaitu 10 menit; 30 menit dan 50 menit.
Hasil penelitian menunjukkan dua lapisan intermetalik terbentuk pada permukaan baja perkakas SKD 61 yakni compact intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFey dan broken intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFeySiz. Peningkatan waktu kontak pada proses pencelupan baja perkakas SKD 61 baik pada paduan Al-7%Si maupun Al-11%Si akan meningkatkan ketebalan lapisan intermetalik yang terbentuk sampai titik optimum kemudian menurun kembali. Sedangkan nilai kekerasan mikro dalam setiap lapisan intermetalik AlxFeySiz tergantung dari kadar Fe di dalamnya. Semakin meningkat kadar Fe maka kekerasan intermetallik akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar Fe akan berakibat pembentukan partikel fasa intermetalik AlxFeySiz mejadi lebih cepat.

Effect of Contact Time on Interface Reaction between Aluminum Silicon (7% and 11%) Alloy and Steel Dies SKD 61. Die soldering (die sticking) is a defect of metal casting in which molten metal "welds" to the metallic die mold surface during casting process. Die soldering is the result of an interface reaction between the molten aluminum and the die material. Aluminum alloy with 7 and 11% silicon and SKD 61 die steel are the most common melt and die material used in aluminum die casting. This research is done to study the morphology and the characteristics of the formed AlxFeySiz intermetallic layer during interface reaction at dipping test. The samples of as-anneal SKD 61 tool steel was dipped into the molten of Al-7%Si held at temperature 680°C and into molten Al-11%Si held at temperature 710°C with the different contact time of 10 minutes; 30 minutes; and 50 minutes.
The research results showed that the interface reaction can form a compact intermetallic layer with AlxFey phase and a broken intermetallic layer with AlxFeySiz phase on the surface of SKD 61 tool steel. The increasing of the contact time by the immersion of material SKD 61 tool steel in both of molten Al-7%Si and Al-11%Si will increase the thickness of the AlxFeySiz intermetallic layer until an optimum point and then decreasing. The micro hardness of the AlxFeySiz intermetallic layer depends on the content of the iron. Increasing of the iron content in intermetallic layer will increase the micro hardness of the AlxFeySiz. This condition happened because the increasing of Fe content will cause forming of intermetallic AlxFeySiz phase becomes quicker.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Kartika
"Paduan AA 319 menqoakan paduan lgypoeutectic aluminium-sililcon, lennasuk dalam kelompok paduan aluminium seri 310K hasil proses pengecoran. Paduan ini banyak digunakan dalam induslri oromoif Dengan semakin berkembangnya tebiologi rekayasa material, diharapkan dapat diveroleh paduan aluminium yang lebih kuar unrulc dapar menggantikan material ferrous pada aplilcasi arornatyf Pemilihan aluminium paduan terutama karena berat jenisnya yang jauh lebih rendah daripada besi yang secara langsung dapat mengurangi berat kendaraan sehingga diharapkan akan menurunkan 1c0n.s‘um.s’i bahan bakar dan dapat rnengurangi tingkat polusi akibat emisi gas buang. Salah satu cara peningkaian kekuaian paduan aluminium adalah melalui microalioying yang diikuri dengan proses precipitation hardening Telah diketahui bahwa 0,01 wt. % Sn pada paduan Al-1, 7Cu (ar. %) yang mengalami proses precipitation hardening akan rnenghasillcan presipitai yang xanga! halus dan iersebar merata sehingga terjadi peningkatan paduan yang signyifkan. Alcan letapi ejék tersebut beiarn pemalz diieliti untukpaduan yang lebih kornpleks seperli AA 319. Penelitian ini rnelalrukan proses precqziration hardening pada paduan AA 319 dengan penarnbahan 0,1 wt. % Sn. Hasil dari proses precqritation hardening tersebut dilcarakterisasi dengan melakulcan pengujian kekerasan dan penganzatan srruktur mikro. Hasil peneliiian menunjukkan penambahan 0,1 wi. % Sn Ire dalarn paduan AA 319 yang diilcuti dengan precipilation hardening akan meninglcatlcan kekerasan dibanding kondisi as-cast sebesar ~60 %, dari 67 menjadi 105 BHN unnilc paduan basil cetalcan logam dan ~55 %, dari 62 menjadi 101 BHN untuk ceialcan pasir. Penambahan 0,1 wi. % Sn ke dalam paduan AA 319 diindikasikan akan menstim ulasi nukleasi partikel inrerdendritik dan presipitat di dalam matrilrs yang secara signifikan alcan rneningkaikan kekuaran paduan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>