Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Villando Thursdiyanto
"Aluminium tuang AC 4B merupakan salah satu bahan baku dalam proses pembuatan komponen otomotif. Beberapa perosahaan otomotif di lndonesia masih menggunakan material ingot Aluminium AC 4B yang masih di impor dari negara Cina. Padahal terdapat juga beherapa industri pengecoron yang berada di da!am negeri dan dapat memproduksi aluminium ingot dengan kualitas yang bervariasi. Upaya supaya pensubstitusian ingot impvr dengan ingot lokal terus dilakuktm akon tetapi kendala-kendala yang ditemui juga bervari'asi. Salah satu kendala yang utama adalah kualilas produk lokal yang masih rendah dimana hal ini sangat berkaitan dengan mmalah impurities, porositas dan komposisi kimia. Dalam penelitian ini, dilokulum karakterisasi yang meliputi pengujlan kekerasan, pengujian tarik, peng?fiian strnkJur mikro dan pengujian SEM EDAX terhadap ingat impor dan ingot lokal. Tahapan-tahapan proses pembuatan ingot aluminium AC 4B lokal adalah : pemilihan bahan baku, pelelJlJran, pengaturan komposisi kimia, degassing, jho:ing tmtuk mr::ngikat impurities tialam aluminium cair dan tapping dengan menggtn~akan founder yang dilcpisi dengan kapur bakar. Bahan baku yang digunakan adalah ingot primer sejumlah 20 % dan scrap sejumlah 80 % dan sampel diambil pada saat awal penuangan, pertengahan pcnuongan dan akhir penuangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hotma, Julius
"Kegiatan ini diarahkan untuk mempelajari dan berupaya !mJuk meneliti dan meningkatkan sifat mampu air paduan aluminium cor dimana cacat yang puling banyak terjadi adalah cacat purositas lebih banyak dialribalkan karena masuknya gas H ke dalam cairan aluminium terutama jika temperatur tuang terlalu tinggi. Sedangkan. cacat shrinkage lebih banyak diakibatkan aleh 'gating system' yang lcurang sesuai at au sifat mampu alir (llowability) aluminium cor yang kurang baik. Sifat mampu alir aluminium cair akan meningkat dengan kenaikan temperatur luang, namun hal ini justru akan berakibat pada masuknya gas hidrogen dalam jumlah yang besar pada aluminium cair. fJl Metode pengujian dilakukan dengan pengujian fluitas terhadap temperatur baban baku ingot dari suplier A, B. C dan D dari temperatur 640-75(/'C. dengan temperatur cetakan 28Cf'C Kemudian dibandingkan nilai fluiditas tiap ingot setelah itu dilanjutkan dengan pengujian SEM dan EDAX untuk mengetahui pengotor yang terdapat dalam ingot. Setelah itu dilakukan penambahan grain refiner untuk penghalus butir dan untuk optimatisasi ditambahkan selain grain refiner (I'IB) juga ditambahkan Modifier (Sr) untuk menghalu.tkan dan membulatkan mikrostruktur sililwn dengan rasio charging 45 ingot: 55 scrapt. diharapko.n nilai fluidi!as dari campuran ini akan lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sukendar
"Produktivitas yang tinggi dari industri komponen otomotif dengan menggunakan material AC 4B dalam rangka memenuhi tingginya tingkat kebutuhan dari industri kendaraan bermotor mengalami gangguan akibat tingkat cacat yang tinggi. Tingkat cacat yang tinggi tersebut umumnya didominasi oleh cacat misrun maupun shrinkage, di mana salah satu penyebabnya adalah akibat fluiditas paduan AC 4B yang kurang baik Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan parameter yang optimal, yaitu berupa penggunaan temperatur tuang dan konsumsi modifier sodium yang tepat, sehingga dihasilkan fluiditas cairan paduan AC 48 yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Purwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan Jamaris Sasmita
"Permasalalran yang sering dialami oleh industri yang menggunalcan proses peleburan alumunium adalah sdat dart alumunium yang reaktyf sehingga pada tempera/ur tinggi cepar berealfsi dengan oksigen membentuk oksida. Afinitas gas hidrogen terhadap alumunium pada temperatur tinggi cukup tinggi, sehingga dapat mengakibatlcan timbulnya cacat porositas pada produk. Sedanglran pada ternperatur pénuangan yang rendah Iaju pembekuan alumunium menjadi tidalc seragarn dan mengakibatkan sifat mampu alirnya rnenjadi kurang baik, sehingga dapat menimbulkan cacat shrinkage pada produk.
Penelitian ini memfolcuskan pada pengaruh komposisi material umpan (l00% ingot : 0% scrap, 70% ingot : 30% scrap, 60% ingot : 40% scrap, 45%
ingot : 55% scrap) terhadap nilai fluiditas dengan menggunakan variasi temperatur wang (640°C, 65o"c. 66o"c_ 670”C, 630"c, 690°C, 7000C, 71000, 720"C, 7300C. 740p C) dari 4 ingot lokal alurnunium tuang ADC 12. Kemudian dilakukan pengujian SEM dan EDAX untttk melihat kadar dan jenis inklusi yang terdapat pada keempat ingot lokal yang digunalfan.
Dari hasil pengujian ini diperoleh data bahwa lcomposisi material umpan optimal adalah bervariasi untul: setiap ingot. Untuk ingot A dan C memiliki nilai jluiditas optimal pada komposisi 100% ingot. Untulc ingot B memiliki nilaifluiditas optimal pada komposisi 45% ingot, sedangkan ingot D memiliki nilai jluiditas optimal pada lcomposisi 60% ingot. Nilai fluditas yang dihasillcan tersebut berhubungan dengan kandungan inklusi yang terdapat di dalam ingot. Semakin baik lfadar kebersihan suatu ingot, malta nilai jluiditas optimal pada lcomposisi material umpan dengan kadar ingot yang tinggi. Dari pengujian SEM dan ED/IX diperoleh data bahwa inktusi yang sering nmncul untulc setiap ingot adalah oksida-olcsida seperti AL2O3, SiOg_ MgO, dan karbida AIJC3, serta terdetelcsijuga adanyafasa intermetalik AlFeSi yang terbentulc Kebersihan dart material umpan xanga! menentukan nilaifluiditas yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Hendra Kurniawan
"Penambahan AlTiB yang berbentuk master alloy pada saat proses pengecoran aluminium akan menghasilkan efek penghalusan butir pada aluminium tersebut antara lain pembentukan inti selama proses pembekuan, mengurangi dan mendistribusikan porositas, mengurangi cacat retak panas dan meningkatkan kekerasan. Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan penghalus butir 0.067 wt. % Ti, 0.081 wt. % Ti, dan 0.115 wt. % Ti dalam bentuk rod setelah proses degassing pada paduan AC4B hasil Low Pressure Die Casting.
Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian K-Mold untuk mengetahui kualitas dari aluminium cair AC4B yang digunakan, pengujian vakum untuk menganalisa pendistribusian porositas serta pengujian tarik dan kekerasan untuk mengetahui sifatsifat mekaniknya. Pengamatan metalografi dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik, SEM dan juga EDS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring bertambahnya wt. % Ti pada paduan AC4B, maka sifat mekaniknya pun meningkat. Nilai optimum kekerasan, UTS, ductility, dan penurunan nilai DAS terjadi pada komposisi 0.115 wt. % Ti. Pengamatan SEM dan EDS menunjukkan terdapat fasa TiAl3 yang ditempeli oleh fasa AlSi.

An addition of rod AlTiB to melt aluminum during casting process will affect its characteristic such as improve feeding while solidification, reduce and distribute microporosity, reduce the tendency of hot tearing and improve hardness. This research studies the effect of addition of Ti for 0.067, 0.081 and 0.115 wt. % as Al-5Ti-1B rod grain refiner to aluminum AC4B alloy by using Low Pressure Die Casting (LPDC) process. The grain refiner was added after degassing.
The tests include K-Mold test to study the quality of melt aluminum alloy AC4B, vacuum test to analyze porosity distribution, and tensile and hardness testing to know its mechanical properties. Metallographic evaluation was also conducted by using optical microscope, Scanning electron Micrograph (SEM), and also EDS.
The results shows that, the increase of Ti content will increase the mechanical properties of AC4B alloy. The optimum value of hardness, tensile strength, ductility and Dendrite Arm spacing (DAS) occurred by addition of 0.115 wt. % Ti. The SEM and EDS evaluation shows that there are TiAl3 phases that is bounded by AlSi phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51086
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wawas Swathatafrijiah
"Lapisan tipis Keramik Alumina pada substrat Aluminium Alloy dibuat dengan metoda pelapisan Sputtering RF Magnetron. Pelapisan dilakukan pada tekanan dasar sistem 1.7 - 3.3 x 10-5 torr dan tekanan gas Argon saat pelapisan berlangsung dipertahankan sekitar 15 mtorr. Komposisi Atomik Substrat sebelum pelapisan diuji dengan SEM/EDAX hasilnya adalah 69 % Al - 28 996 Si - 2.5 % Mg dan terdapat unsur Fe dan Ni yangjumlahnya kurang dari 1%. Sedangkan Target mempunyai fasa a-A1203 yang dianalisa deNgan menggunakan XRD. Pada pelaksanaan Pelapisan dibuat tiga jenis ketebalan yaitu: 3100 A° , 5600 A° dan 8550 A°. Mengingat pengukuran ketebalan pada saat pelapisan kurang memuaskan, dilakukan uji ketebalan dengan menggunakan ellipsometer dan perhitungan hasil uji spectrophotometer. Dilakukan proses anil sampai temperatur 12003 C terhadap sampel hasil pelapisan tujuannya untuk mendapatkan Alumina kristal [9]. Secara visual, morfologi permukaan pada sampel baik sebelum pelapisan rnaupun setelah pelapisan dapat dilihat dengan menggunakan foto optik dan SEM. Pengujian dengan XRD terhadap hasil pelapisan baik sebelum proses anil maupun sesudah dilakukan anil tidak menunjukkan sistem krisialin, hal ini diperkuat dengan hasil analisa SEM. Hasil Kekerasan (mikro hardness) menunjukkan bahwa hasil pelapisan lebih keras dibandingkan substrat sebelum dilapisi, selain itu makin tebal lapisan nilai kekerasan makin bertambah."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salman
"Sebuah komposit aluminium dikembangkan sebagain material ringan dengan kekuatan yang tinggi untuk aplikasi kampas rem. Matriks aluminium ADC 12 diperkuat dengan SiC dan ditambahkan penghalus butir Al-5TiB dan modifier Sr dan difabrikasi dengan metode stir-casting. Komposit kemudian diberi perlakuan T6 dengan waktu aging yang bervariasi dari 2, 6, 10, 15 dan 24 jam. Karakterisasi komposit yang dilakukan meliputi kekuatan tarik, ketahanan impak, kekerasan, ketahanan aus, densitas, dan porositas. Analisis struktur mikro dilakukan untuk mendapatkan struktur mikro dan perubahan fasa setelah T6 dengan SEM-EDS dan dikonfirmasi dengan XRD.
Hasil menunjukkan bahwa perlakuan T6 memengaruhi morfologi Mg2Si primer dan eutektik, dan presipitasi ? 39;-Mg2Si metastabil dari proses aging. Perlakuan panas T6 meningkatkan sifat mekanis komposit dibandingkan komposit as-cast. Ultimate tensile strength dan kekerasan tertinggi didapatkan 145 MPa dan 64.5 HRB setelah T6 selama 6 hours pada 170 C.

An aluminium composite is developed as a light material with high strength for brake shoe application. Aluminium ADC 12 matrix was reinforced with SiC and added with Al 5TiB grain refiner and Sr modifier which is fabricated by stir casting. The composites then was T6 treated for various aging time from 2, 6, 10, 15 and 24 hours. The composites were characterized including tensile strength, impact resistance, hardness testing, wear resistance, density and porosity as well. The microstructural analysis to obtain the microstructure and phases changed after T6 using SEM EDS and confirmed by XRD. Results show that T6 treatment has affected morphology of primary and eutectic Mg2Si, as well as precipitation of metastable 39 Mg2Si from aging process. T6 heat treatment has improved mechanical properties for all composites compared to as cast composites. The highest ultimate tensile strength value and hardness is shown to be 145 MPa and 64.5 HRB after T6 for 6 hours at 170 C. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulus Basuki
"Penghalus butir sering diaplikasikan pada pengecoran aluminium karena mampu meningkatkan kualitas dan mengurangi reject. Salah satu metode pengecoran yang sering digunakan untuk menghasilkan produk aluminium adalah low pressure die casting (LPDC). Namun, siklus LPDC yang mencapai 4 jam dikhawatirkan dapat menyebabkan fading pada penghalus butir. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui waktu fading yang terjadi pada penghalus butir Al-5Ti-1B yang ditambahkan pada paduan AC4B hasil LPDC. Fading dapat diamati melalui perubahan kekerasan, kekuatan tarik, struktur mikro serta tingkat kegagalan bocor paduan aluminium AC4B.
Pada penelitian ini ditunjukan bahwa dengan semakin lamanya waktu tahan, maka kekerasan dan kekuatan tarik akan menurun, sedangkan keuletan dan lebar secondary dendrite arm spacing (SDAS) pada foto mikro akan meningkat. Penelitian ini juga menunjukan bahwa fading sudah terjadi antara jam ke 0 dan jam ke 1. Selain itu, pengamatan struktur mikro paduan AC4B dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-RaY Analysis (EDAX) menunjukan keberadaan titanium pada paduan sebagai indikasi dari adanya partikel penghalus butir.

Grain refiner is usually applied for aluminum casting to improve quality and reduce rejection. One of casting methods that commonly used to produce aluminum is low pressure die casting (LPDC). One cycle of production of LPDC with ~450 kg capacity may take up 4 hours. Therefore, using grain refiner in LPDC process might cause fading. Aim of this research is to understand the fading time of Al-5Ti-1B grain refiner during LPDC. Fading was observed through the changes of hardness, tensile strength and microstructure. Percentage of leakage in the trial of AC4B cylinder head production was also evaluated.
The results show that the longer the holding time, the lower hardness and the tensile strength of AC4B alloy. On the other hand, the longer the holding time, the higher the ductility & secondary dendrite arm spacing (SDAS). This indicates that fading had occurred before 1 hour. In addition; microstructure observation by using Scanning Electron Microscopy (SEM) and Energy Dispersive X-Ray Analysis (EDAX) shows the presence of titanium in the alloy which indicates that titanium may act as the nucleant for solidification process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51085
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sriyati Kiban
"ABSTRAK
Pengunaan paduan aluminium berkembang sangat pesat terutama untuk keperluan komponen mesin dan transportasi. Paduan Al-Si dengan kadar 9 sampai 12% Si di Indonesia sudah lama dipakai dan diimport seperti J1S ADC12 dan sekarang sedang dicoba dipasok dari bahan dalam negri. Kebutuhan paduan Al-Si mencapai sekitar ser atus ribu ton pertahun. Pemakaian utama adalah untuk komponen mesin dan kendaraan bermotor, yang dibuat melalui proses cor cetak bertekanan.
Penelitian ini mencoba meningkatkan karakteristik paduan Al-Si dengan penambahan NaF sekitar 1%. Paduan yang digunakan adalah A1-5%Si, Al-12% Si dan Al-13% Si. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kekuatan tank masing-masing sebesar 20% dui 10,8 MPa menjadi 13 MPa untuk paduan AI-5% Si. Serta 17% dan !3% untuk paduan A1-12% Si dan AL-13%Si. Peningkatan kekerasan paduan mencapai 20%, 18% clan 4,8% masing-masing untuk paduan Al-5%Si, A1-12%Si.
Dari tiga variasi komposisi yang digunakan dapat disimpulkan, bahwa peningkatan kekuatan dan kekerasan tertinggi dicapai pada paduan Al-5% Si yaitu 20%. Sedangkan angka kekerasan tertinggi adalah paduan Al-13%Si dengan penambahan 1 % Si yaitu 75,29 HV dan kekuatan tank sebesar 104,33 Mpa. "
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>