Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puguh Wiranto
"Besi tuaug kelabu dengan bebcrapa sifat unggulan yang dimilikinya telah banyak dipakai dalam dunia iuduslri, sebagian besar digunakan dalam komponen keudaraan bermotor, uutuk mempeipaujang waktu pakai (We rime) koluponen tersebut perlu dilakukan adanya rekayasa tekuik, diautaranya deugau Cara perlakuau pillll-IS
Uutuk ineniugkatkan kekerasau besi tuaug kelabu, khususnya untuk aplikasi dimaua kekerasan dan sifat ketahanan aus diingiukau, maka besi tuaug kelabu deugan 2,6% kadar karbon ini, sepeiti juga halnya baja dapat dilakukau proses perlalcuan pauas, dengau cara austeuisasi pada temperatur 850"C dan ditahan pada temperatur tersebut, kemudian besi tuang kelabu di celup (quenching ) kedalam media pendingin oli SAE 40 hiugga tenapermul' I`l1H1|g.
Kekerasan 'Desi Quang kelabu dengan kekerasan awal 209 BHN selelah mengalami perlakuan panas quenching I.I1Cllg8|Zll`l'li peliiugkatan kekerusam rata-rata 487 BHN dengan media celup oli SAE 40 dan viiaktu tahan 50 menit. Struktur mikro yang dihasilkan setelah perlakuau panas mengalami peiubahan dari ll`l2llI`ik perlil menjadi matrik baillit."
2000
S41573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitopu, Ronaldo Agus
"Besi tuang kelabu banyak digunakan pada komponen-komponen otomotif, sehingga perkembangan industri-industri bidang ini berkemban dengan pesat Besi tuang I-celabu ini masih banyak diproduksi karena murah dan mudah serta keunggulan-keunggulan Iain yang dimilikinya. Kekerasan yang tinggi pada komponen tertentu yang memerlukan ktahanan yang tinggi terhadap keausan dan sifat abrasif dapat diperoleh dengan memberikan perlakukan panas pengerasan yaitu dengan pencelupan cepat dengan menggunakan media pencelupan minyak (oli) dari suhu austenisasi dan dilanjutkan dengan penemperan. Parameter yang sangat berpngaruh dalam proses ini adaiah temperatur dan waktu tahan. Pada penelitian iniudilakukan pencelupan cepat menggunakan media minyak (oli) setelah proses pemanasan sampai temperatur pengerasan (austenisasi) 800°C, 85O°C dan 900°C dengan masing-masing temperatur tersebut diberikan waktu tahan selama 30 menit, 45 menit , 60 menit dan kemudian dilanjutkan proses penemperan pada temperatur 250 °C selama 60 menit. Dari hasil pengujian kekerasan memperlihatkan peningkamn nilai kekerasan sampel awal, dan diperoleh nilai kekerasan sebesar 505 BHN hasil proses pencelupan cepat dari temperatur pengerasan 900°C pada waktu tahan 60 menit, dan nilai kekerasan sebesar 438 BHN setelah dilakukan proses penemperan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Raymond
"Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper untuk menghasilkan besi tuang nodular yang mengandung matriks bainit. Besi tuang nodular yang dianstemper alan Austempered Ductile non (ADI ) memiliki keunggulan sifat mekanis una aibmaingxm dengan besi tuamg lainnya Sifat mekanis besi tuang nodular austemper yang dimiliki tengantung dari temperatur dan waktu tahan proses austemper yang dilakukan. Kondisi perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini adalah austenisasi pada temperatur 950°C dengan waktu tahan 60 menil, temperatur celup 32.5°C, 375°C dan 425°C dengan waktn tahan 30, 60 dan 90 menit. Dari proses perlakuan panas austemper yang dilakukan, nilaj kekekerasan tertinggi terjadi pada tempernlur austemper 325°C pada W8.l{`l'IJ tahan 30 menit yailu 285 BI-INd engan struktur hainit bawah. Nilai laiu keansan terendah alan nilai ketahanan aus yang tertinggi terjadi pada tempemtur pembentukan bainit bawah 325°C dengan waktu tahan 30 menit yaim 3,78.10" mm3 /mm. Pada foto struktrur mikro terlihat bahwa terjadi perubahan strktur matriks awal (As-Cast) selama kondisi austemper menjadi struktur bainitik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Material besi tuang nodular yang digunakan pada penelitian ini memiliki bentuk gnjit dan fasa yang kurang sempurna, dimana grafit bulat yang terbentuk tidak mencapai 70% dengan penyebaran fasa perlir yang tidak hamogen. Ketidaksempumaan ini akan mempengaruhi kombinasi sifaf kekuatam tarik dan kekerasan yang dihasilkan pada kondisi as-cast.
Untuk mendapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik, material tersebut mengalami perlakuan panas austemper dengan tujuan untuk memperoleh ADI Mustempered Ductile Iron) yang memiliki kombinasi sifat-sifat mekanis yang baik, antara lain : kekuatan tarik, kekerasan dan keuletarnnya.
Dengan perlakuan panas austemper dengan kombinasi temperatur dan waktu tahan yang berbeda, sifat-sifat mekanis yang diperoleh setelah perlakuan austemper tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti dan tidak memiliki kecenderungan tertentu dengan variasi waktu tahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizon Pahlevi
"Besi tuang nodular (BTN) merupakan besi tuang yang memiliki grafit berbentuk bulat, dimana dengan grafit yang berbentuk bulat ini besi tuang nodular mempunyai sifat mekanis, kekuatan tarik dan regangan tinggi. Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper sehingga dihasilkan austemper ductille iron (ADI) yang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan besi tuang lain dalam hal sifat mekanisnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhlis Nahwi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daviarso S. Yuwono
"Perkembangan industri logam terutama penggunaan besi tuang kelabu mengalami perkembangan yang meningkat hal ini dikarenakan faktor ekonomis dan kemudahan dalam produksi serta keunggulan dibanding dengan besi tuang yang lain maupun baja. Sifat mampu mesin yang tinggi diperlukan untuk menghasilkan suatu produk akhir yang presisi, seperti untuk komponen kendaraan bermotor. Peningkatan sifat mampu permesinan dapat dilukukan melalui proses perlakuan panas ani! (annealing) yang dipengaruhi oleh temperatur ani! dan wuktu tahan. Pada penelitian yang saya lakukan ini, perlakean panas ani! yang dilakukan adalah proses pemanasan; menggunaken temperatur ani! 750'C, 800'C, dan 850'C dengan wuktu taban masing-masing 60, 120, dan 180 meni~ dan dilanjutkan dengan pendinginan di dalarn dapur sarnpai temperatur 690'c, baru kemudian dilukukan pendinginandi udara hingga mencapai temperatur ruang. Dari hasil pengujian kekerasan yang dilakukan (metode Brine/f) tetiadi penurunan nilai kekerasan terhadap sampel awal (255 BHN) sebesar 23% (rala-rnta) dan tetiadi pengurnian struktur perlit pada besi tuang as-cast (yang semula memiliki struktur grnfit, perlit dan ferit) menjadi grnfit dan feri~ dimana grafit yang yang dihasilkan lebih tebal dan panjang serta matriks ferit yang lebih banyak. Nilai kekerasan terendah yang diperoleh setelah dilakukan perlakuan panas ani! adalah sebesar 162 BHN pada temperatur 850'C dengan waktu tahan 180 menit dan nilai kekerasan tertinggi sebesar 239 BHN pada temperatur 750'C dengan waktu taban 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>