Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Virdhian
"ABSTRAK
Austempered Ductile Iron (ADI) adalah besi tuang nodular yang mengalami proses austemper yang memiliki kombinasi sifat ketangguhan, keausan dan keuletan yang baik. ADI memiliki struklur accicular ferit dalam matriks austenit. Kandungan austenit sisa sangat menentukan sifat mekanis ADI. Austenit sisa yang terdapat pada ADI tidak stabil dan dapat bertransformasi menjadi mariensit bila mengalami deformasi. Fraksi volume dan distribusi austenit sisa sangat tergantung pada perlakuan panas dan unsur paduannya. Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui pengaruh waktu tahan austemper terhadap karakreristik pembentukan austenit sisa pada ADI, kestabilan austenit sisa akibat proses deformasi plastis dan membandingkan perhifungan fraksi volume austenit sisa dengan metode Difraksi Sinar-X dan Point Counting.
Bahan penelitian ini adalah BTN FCD -15 dengan unsur paduan 0.27% Mo, 0.23% Mn dan 2.95% Ni. Proses austenisasi dilakukan pada temperazur 900°C dengan waktu tahan 90 menit, lalu proses austemper pada remperarur 400°C dengan waktu tahan 60,120,180 menit. Setelah itu dilakukan proses canai dingin dengan variasi reduksi 5,10, 15 % . Pengujian yang dilakukan adalah kekerasan, pengujiam heat tinting dan pengamatan strukrur mikro serta pengujian Difraksi Sinar-X.
Dari penelitian diperoleh bahwa faksi volume austenit sisa berkurang dari 29.25% ke 17.2% dengan meningkatnya waktu tahan austemper dari 60 hingga 180 menit, dengan metode Point Counting. Fraksi volume austenit sisa menurun dari 14.1% menjadi 9.95% (60 menit, 10.95% menjadi 7.25% ( 120 menit, 11.65% menjadi 11.1 % (180 menit dengan meningkatnya reduksi dari 5 hingga 15% dengan metode Point Counting. Kekerasan Bahan ADI meningkat dari 242.25 BHN menjadi 247.15 BHN dengan meningkatnya waktu tahan austemper dari 60 hingga 180 menit. Kekerasam Bahan ADI meningkat dari 256.33 BHN menjadi 307.41 BHN (60 mni, 270.64 BHN menjadi 308.7 BHN (120 mni), 272. 9BHN menjadi 313. 8.5 (180 mni dengan meningkatnya % reduksi dari 5 hingga 15%. Penghitungan fraksi volume austenit sisa dengan metode Difaksi Sinar-X dan merode Point Counting mengalami perbedaan sehingga dinerlukam penelitiam lebih lanjut untuk mencari hubungan antara keduanya."
2000
S41599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahimudin
"ABSTRAK
Austemper Ducrile Iron MDI) memiiiki sw! mekanis yang sangat komplek mulai dari Kekuatan tinggi, Kerangg-uhan, rahan aus, /cekuatan farik linggf dan Iain-Iain yang disebabican oleh struktur utama yang benqna malriks auwrir yang merupakan perpaduan antara austeni! karbon tinggi dan ferit.
penelitian ini dilakukan untuk mengerahuf bagaimana katakterisrik ausrenir sisa pada ADI. Ausrenit sisa adalah fasa yang sangat renran terhadap perubahan FISH, jiku diberikan beban mekanis maka ausrenit akan cendrung berubah menjadi martensir.
Material ADI hasil proses treatmen pada temperarur austenisasi 9000 C selama 90 menir dan proses austemper pada temperarur 4000C dengan 3 variabe! wahtu rahan yang berbeda 1, 2, 3 jam akan meng/zasilkan % austenit yang berbeda pula. Pengujian XRD dam Pain! Counting dilakulcan sebelum material ADI dilakukan pengzyian mekanis dan sesudah dilakukan pengzgian mekanis.
Hasil penelirian menyimpul/ran bahwa legfadi kecendnmgan penurunan kadar austenit dari [4,92% rnenjadi 11.26% seiring dengan bertambahnya wakfu rahan austemper mulai I sampai 3 jam. Penurzmnn kadar ini menyebabkan ADI mengalarni perubahan syfat mekanis akiba! terbentukrqya fasa marrensit dan karbida. Hasil pengujian raril: memperlihatkan adanya kenaikan nifai Kekuatan T arik Maksimumfl/TS)
dari 98,15 Kg/mm? pada wahlu taken I jan menjadi 108,26 Kg/mm? pada wakru tahan 3 jam. Terbentuknya fasa tersebu! akibai terjkzdinya rea/ui ausremper tahap ke 2 dimana ausienit berubah menjadi jérit dan lrarbfda dan juga di akibatlcan oleh pengzyian melcanis."
2000
S41574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosmy Nurliyany
"ABSTRAK
ADI (Austempered Ductile Iron) merupakan material besi tuang nodular (BTN) yang telah mengalami perlakuan panas austemper dan memiliki keunggukm dalam hal ketangguhan, kekuatan, ketahanan aus yang sangat baik, harga bahan baku serta biaya permesinannya yang jauh relatif lebih murah. Sifat mekanis pada material ADI sangat ditentukan oleh persentase austenit sim. Austenit sisa yang dihasilkan tergantung pada parameter perlakuan panas yang diberikan dan dapat bertransformasi merjadi martensit bila diberi tegangan.
Penelitian ini menyelidiki pengaruh waktu tahan austemper selama 1,2 dan 3 jam serta proses regangan dengan persentase elongasi 0,2%; 0, 6% dan 2% rerhadap karakteristik austenit sisa pada ADI dengan komposisi paduan Mo 0,249% dan Mn 0, 25%. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian ARD dan metalografi kuanritatif (point counting) pada material dengan prinsip perhitungan volume austenit sisa sebelum dan setelah proses regangan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fraksi volume austenit sisa yang dihitung dengan XRD dan metalografi kuantitatf (point counting) dengan waktu selama 1,2, dan 3 jam menunjukkan penurunan sebelum dan setelah proses regangan.
Perhitungan fraksi volume austenit sisa sebelum proses regangan melalui XRD dengan waktu tahan austemper 1,2 dan 3 jam adalah 44,27%; 8,64% dan <8%. Sedangkan perhitungan melalui point counting adalah 26,2%,' 23,58%,' dan 19, 7%. Perhitungan kekerasan makro pada material ADI ini juga menunjukan penurunan pada waktu tahan austemper 1,2 clan 3 jam yaitu : 243,49,' 260,14 ,' 282, 94 kg/mmz. Sedangkan kekualan tariff nya bervariasi pada waktu tahan 1,2 dan 3 jam yailu .' 97,8,' 103,97,' 84,52 kg/mmz."
2000
S41492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
"Besi tuang nodular (BTN) diberi perlakuan panas austemper untuk menghasilkan struktur matriks dan sifat mekanis yang diinginkan, yang tidak bisa diperoleh pada knndisi "as-cast". Fade penelitian ini temperatur dan waktu austemper dijadikan sebagai variabel untuk melihat pengaruhnya terhadap struktur mikro "austempered ductile iron? (ADIE yang dihasilkan. Untuk memperoleh data mengenai perbedaan matriks dari ADI akibat perubahan temperatur dan waktu austemper, maka dilakukan pengujian kekerasan makro dan mikro, penghitungan fraksi volume austenit sisa, dan pengamatan struktur mikro.
Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah peningkatan temperatur dan waktu austemper menyebabkan struktur matriks ADI yang semakin menurun nilai kekerasannya. Hal ini berkaitan erat dengan difusi karbon ke austenit selama pertumbuhan jarum-jarum ferit bainitik. Sebab pada gilirannya difusi karbon akan berpengaruh terhadap kestabilan austenit, kecepatan pertumbuhan ferit bainitik, kandungan karbon dalam ferit bainitik, dan temperatur "martensite start"."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S41227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
"Besi Tuang Nodular (Ferrous Carbon Ducktile) adalah salah satu jenis besi tuang dengan kandungan grain babas berbentuk bulat (nodular), yang dihasilkan oleh terjadinya reaksi Mg (Magnesium) atau Ce (Cerium) pada proses peleburan. Pemanfaatan besi tuang nodular sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Kelebihan dari besi tuang nodular adalah memiliki sifat mampu tuang serta sifat mekanis yang baik, dan dapat menggantikan baja, dimana salah satu pemanfaatan besi tuang nodular digunakan sebagai material komponen otomotif.
Pada penelitian ini dicoba untuk mengetahui pengaruh terhadap sifat mekanis dan struktur mikro, penambahan (1 % Ni) pada besi tuang nodular dengan paduan (0,25 % Mo) dalam proses manufaktur ADI. Kemudian dilakukan perbandingan sifat mekanis, antara ADI + (0,25 % Mo) dengan ADI + (0,25 % Mo + 1 % Ni).
Pada proses ADI, besi tuang nodular dengan dua macam komposisi tersebut diberikan perlakuan panas austenisasi 850 °C dan 900 °C, waktu tahan 90 menit, dilanjutkan dengan perlakuan panas austemper pada dapur serbuk AI203 (Alumina Powder) dengan variasi temperatur 350 °C, 375 °C dan 400 °C dan waktu tahan 60 untuk paduan (BIN + 0, 25 % Mo), dan 120 menit untuk paduan (BTN + 0,25 % Mo) + (1 % Ni).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan unsur paduan 1 % Nikel terhadap ADI + (0, 25 % Mo) akan meningkatkan sifat mekanisnya, antara lain : kekuatan tank sebesar 5 kglem2, elongasi sebesar 2, 5 %, nilai ketahanan impak 0, 73 ]Icm2, dan kekerasan sebesar 14 HB.
Dengan hasil tersebut dipelajari pengaruh beberapa variabel serta mekanisme terjadinya peningkatan sifat mekanis BTN ke grade ADI sehingga dapat digunakan sebagai altematif material komponen otomotif, serta mencoba mengusulkan proses manufaktur Bari ADI, khususnya proses perlakuan panas austenisasi dan austemper.

Ferrous Carbon Ductile ( FCD) is one kind of cast iron with the content of free nodular- shaped graphite, resulted in the reaction of Magnesium (Mg) or Cerium (Ce) in the process of melting. The use of nodular cast iron as material in engineering has been well developing recently. The advantage of FCD is that it processes properties of having capability in casting, being mechanically good, and having the capability in replacing steel, in which one of its uses is for automotive component.
This research has been done to see the effect of mechanical properties and micro structure resulted by adding (1% Ni) into FCD and with the alloy of (0,25 % Mo) in the manufacturing process of ADI. The mechanical properties of ADI + (0,25 % Mo) and ADI + (0,25 % Mo+ 1 % Ni) are compared then.
In the process of ADI, the FCD with the two kinds of compositions is treated by heating it through "austenisation "of 850 °C and 900 °C with the duration of 90 minutes followed by austempering of alumina powder (A!203) with variation of temperatures of 300 °C, 375 °C and 400 °C and the duration of 60 minutes for the alloy of 0, 25 % Mo, and 120 minutes for the alloy of ( 0, 25 % Mo + 1 % Ni). The results of the research indicate that the adding of alloy gradient of 1 % Ni into ADI (0, 25 % Mo) increase the mechanical properties, i. e. tensile strength of 5 kglcm2, elongation of 2, 5 %, impact value of 0,73 J/cm2 and hardness of 14 HB.
From the result, it can studied that the effect of some variables and the scheme of increasing mechanical property from FCD to ADI make it possible to use the latter as alternative material for automotive component. And it is worth trying to propose the manufacturing process of ADI especially by way of "austenisation and austempering".
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarsono
"Pemanfaatan besi tuang nodular sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Material ini dipilih karena mempunyai sifat mekanis dan fisik ( Mechanical and Physical Properties ) yang sangat baik, serta dapat menggantikan baja. Salah satu pemanfaatan besi tuang nodular digunakan sebagai komponen otomotif.
Pada penelitian ini dicoba untuk meningkatkan sifat mekanis besi tuang nodular FCD-60 ke ADI ( Austempered Ductile Iron ) dengan menambahkan nikel 1% , molybden 0,15 %, chromium 0,2% serta memberikan perlakuan panas austenisasi 800 dan 900°C waktu tahan 60 menit diikuti austemper pada dapur garam (salt bath) dengan variasi temperatur 300, 4000 C dan waktu tahan 15, 30 dan 45 menu.
Hasi1 penelitian pembuatan ADI memperlihatkan peningkatan sifat mekanis dari FCD-60 dengan penambahan unsur paduan komposisi C (1% Ni + 0,15% Mo+ 0,2% Cr ), yaitu diperoleh kuat tank 133,66 Kg 1mm2, kekerasan 548 HB, harga impak 11 JIcm2 serta regangan 6 % diikuti dengan adanya perubahan struktur mikro dan ferrite-pearlite pada kondisi as-cast menjadi bainite dan sedikit austenit sisa pada kondisi setelah austemper.
Dilakukan pengujian Ielah ( fatigue) FCD-60 untuk komposisi A ( non alloy ), komposisi B (1 % Ni + 0,15 Mo) dan komposisi C (1 % Ni + 0,15% Mo+ 0,2% Cr ), dalam kondisi as-cast Pengujian dilakukan dengan mesin uji Rotating Bending Fatigue. Metode pengujian sesuai standard JIS 2273 dan ukuran sampel uji sesuai standard DIN 34 ABCHNITT Data yang didapat dari pengujian ke tiga komposisi tersebut temyata menunjukkan sifat ketahanan lelah semakin meningkat dengan penambahan unsur paduan Nikel, Molybden dan Chomium.
Dengan hasil tersebut dapat digunakan sebagai attematif material Crank Shaft dan komponen lain seperti Roda Gigi serta mencoba mengusulkan proses manufaktur dari ADI khususnya proses perlakuan panas austemper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarsono
"Pemanfaatan besi tuang nodular sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Material ini dipilih karena mempunyai sifat mekanis dan fisik (Mechanical and Physical Properties) yang sangat baik, serta dapat menggantikan baja. Salah satu pemanfaatan besi tuang nodular digunakan sebagai komponen otomotif. Pada penelitian ini dicoba untuk meningkatkan sifat mekanis besi tuang nodular FCD-60 ke ADI (Austempered Ductile Iron) dengan menambahkan nikel 1% , molybden 0,15 %, chromium 0,2% serta memberikan perlakuan panas austenisasi 800 dan 900°C waktu tahan 60 menit diikuti austemper pada dapur garam (salt bath) dengan variasi temperatur 300, 400° C dan waktu tahan 15, 30 dan 45 menit. Hasil penelitian pembuatan ADI memperlihatkan peningkatan sifat mekanis dari FCD-60 dengan penambahan unsur paduan komposisi C (1% Ni + 0,15% Mo+ 0,2% Cr), yaitu diperoleh kuat tarik 133,66 Kg /mm2 , kekerasan 548 HB, harga impak 11 J/cm2 serta regangan 6 % diikuti dengan adanya perubahan struktur mikro dari ferrite-pearlite pada kondisi as-cast menjadi bainite dan sedikit austenit sisa pada kondisi setelah austemper. Dilakukan pengujian Ieiah ( fatigue ) FCD-60 untuk komposisi A ( non alloy ), komposisi 8 ( 1% Ni + 0,15 Mo) dan komposisi C ( 1% Ni + 0,15% Mo+ 0,2% Cr ), dalam kondisi as-cast. Pengujian dilakukan dengan mesin uji Rotating Bending Fatigue. Metode pengujian sesuai standard Jl$ 2273 dan ukuran sampel uji sesuai standard DIN 34 ABCHNITT. Data yang didapat dari pengujian ke tiga komposisi tersebut ternyata menunjukkan sifat ketahanan Ieiah semakin meningkat dengan penambahan unsur paduan Nikel, Molybden dan Chomium. Dengan hasil tersebut dapat digunakan sebagai alternatif material Crank Shaft dan komponen lain seperti Roda Gigi serta mencoba mengusulkan proses manufaktur dari ADI khususnya proses perlakuan panas austemper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T40979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nukman
"Dengan bentuk model cetak yang telah dirancang khusus mendekati bentuk sampel uji tarik dan impak, cairan besi tuang dicetak, dan hasil cetak nya adalah sejumlah sampel uji besi tuang nodular BTN yang mempunyai karakteristik tersendiri bagi tiga macam sampel uji. Sampel uji pertama adalah BTN non paduan, yang kedua BTN ditambahkan dengan unsur 0,25% Molibdenum dan ketiga BTN yang ditambah dengan paduan 0.25% Molibdenum dan 1.0 % Nikel. Austempered Ductile Iron adalah besi tuang nodular yang telah mengalami proses perlakuan panas austenisasi dan austemper. Dengan memvariasikan temperatur dan waktu tahan saat perlakuan panas, maka dalam penelitian ini telah didapat nilai-nilai tegangan tarik, elongasi dan kuat impak yang berbeda. Dibandingkan dengan as castnya, sampel non paduan mengalami peningkatan tegangan tarik dan penurunan elongasi. Sampel uji dengan unsur paduan 0.25 % Mo tegangan tariknya meningkat tetapi, elongasi mengalami penurunan. Paduan 0.25 % Mo dan 0.25% Ni meningkatkan tegangan tarik dan juga penurunan bagi elongasinya. Pengujian temperatur sampel uji menunjukkan bahwa turunnya temperatur akan menurunkan nilai kuat impak bahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sugihartoto
"Kombinasi kekuatan tarik, ketahanan aus dan ketangguhan yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah menjadikan austempered ductile iron sebagai material yang mempunyai jleksibilltas disain dan kinerja yang tinggi. ADI menawarkan aplikasi yang lebih luas lagi dari mnterial besi tmmg nodular dalam dunia rekayasa pada penelitian ini digunah:m besi luang nodular FCD 55 sebagai material dasar sehelum proses austmnpering, di mana akan diteliti pengaruh penambahan 1.1%Ni; 0,15 %Mo dan 0,2 %Cr terhadap sifat mekanis material besi tuang nodular setelah proses austemper. Proses austempering yang dilakukan terdiri tl!Jri austenisasi 90t:rC selama 60 menit dilanjutkan dengan proses temper pada tempcratur 300'C selama 15, 30 dan 45 menit. Setelah proses austempering selesai dilakukan pengujian sifat mekanis terhadap 3 komposisi material ADJ. yaitu kompos;si I yang berasa/ dari material besi tuang nodular FCD 55 tanpa paduan; kompasisi AD! II yang berasal dart material besi luang nodular FCD 55 dengan penambahan ],I %Ni; 0,15 %Mo dan kampasisi III AD1 yang berasal dari besi luang nodular FCD 55 dengan penambahan 1.1 %Ni; 0,15% dan 0,2 %Cr. Secara umum didapatkan !Jahwa nilai kekerasan dan kelal11tan tarik akan bertambah akibat penambahan unsur paduan. dimana perlambahan ini akan diikuli oleh adanya kecendenmgan penurunan regangan yang dihasilkan. Sedangkan pengaruh waktu tahan proses austemper secara pasti tidak bisa diketahui selain hanya menunjukkan kombinasi sifat optimum yang mungkin dicapai pada suatu rangkaian proses pembuatan austempered ductile iron."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>