Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA678
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nugraha
"CGDE merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem CGDE dalam mendegradasi LAS. Anoda yang digunakan yakni tungsten dan katoda yakni SS-314 dengan jarak diantara keduanya sebesar 40 mm. Larutan elektrolit yang digunakan yakni Na2SO4 yang divariasikan pada konsentrasi 0,01 M, 0,02 M, dan 0,03 M. Variasi lainnya yakni variabel tegangan listrik 500 V dan 600 V serta variasi panjang kedalaman anoda pada 0,5 mm, 10 mm, dan 20 mm. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi radikal OH (OH•) menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran konsentrasi asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 3,81 mg/L yakni tegangan listrik 600 V, konsentrasi larutan elektrolit Na2SO4 0,02 M, dan panjang kedalaman anoda yang tercelup 20 mm di dalam larutan sistem. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi degradasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 958 mmol dan 2650 kJ/mmol.

CGDE is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and cathode from SS-314 with the distance between them are 40 mm. Na2SO4 as an electrolyte vary on concentration 0.01 M, 0.02 M, and 0.03 M. Another variation are voltage variable on 500 V and 600 V, also anode depth in solution on 0.5 mm, 10 mm, and 20 mm. Some of tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as an indicator of OH radical (OH•), and permanganometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variabel which result lowest LAS concentration to 3.81 mg/L are 600 V of voltage, 0.02 M of electrolyte concentration, and 20 mm of anode depth. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 958 mmol and 2650 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Liuvinia
"Teknologi elektrolisis plasma saat ini masih memiliki beberapa kekurangan dalam konfigurasi injektor udara dan erosi anoda yang menghambat aplikasinya sebagai teknologi tepat guna untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil. Maka, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konfigurasi injektor udara dan material elektroda yang efektif mendegradasi limbah pewarna Remazol Red dengan teknologi elektrolisis plasma. Penelitian juga menganalisis pengaruh tegangan terhadap degradasi limbah. Penelitian dilakukan pada daya konstan 600 W dalam reaktor 1,2 L menggunakan variasi material elektroda stainless steel 304 (SS 304), stainless steel 316 (SS 316), dan tungsten; konfigurasi injektor udara bifungsi, bifungsi berselubung, dan katoda terpisah; serta tegangan 550 V, 600 V, dan 650 V. Hasil penelitian terbaik dicapai dengan menggunakan elektroda SS 304 pada tegangan 550 V. Parameter hasil pengujian mencakup persentase degradasi limbah dan erosi anoda. Adapun konfigurasi injektor udara tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pada kombinasi terbaik hasil OVAT, degradasi  limbah Remazol Red mencapai 98,99% dengan degradasi Pt-Co 96,91% dan degradasi COD 74,29% untuk konsentrasi awal limbah 200 ppm dalam K2SO4 0,02 M dan­ Fe2+ 20 ppm. Erosi anoda hanya sebesar 3,9 mg (0,097%) dalam 10 menit. Produk samping yang didapat berupa nitrat sebesar 2,69 mmol dan amonia sebesar 0,19 mmol.

State-of-the-art plasma electrolysis technology still has several shortcomings in the form of air injector and anode erosion, hindering its application for degrading textile dye waste. Therefore, this research aimed to analyze the most effective form of the air injector and electrode material in degrading Remazol Red dye waste using plasma electrolysis technology. The research also analyzed the effect of voltage on waste degradation. The research was carried out at a constant power of 600 W in a 1.2 L reactor using the variations of stainless steel 304 (SS 304), stainless steel 316 (SS 316), and tungsten as electrode materials; bifunctional, shrouded bifunctional and split-cathode air injector forms; as well as voltages of 550 V, 600 V, and 650 V. The best results were achieved using SS 304 electrodes at a voltage of 550 V. Test result parameters included the percentage of waste degradation and anode erosion. Contrarily, the shape of the air injector did not have a significant influence. Under OVAT best conditions, Remazol Red waste degradation reached 98.99% with Pt-Co degradation 96.91% and COD degradation 74.29% for an initial waste concentration of 200 ppm in K2SO4 0.02 M and Fe2+ 20 ppm. Anode erosion was only 3.9 mg (0.097%) in 10 minutes. The by-products obtained were 2.69 mmol of nitrate and 0.19 mmol of ammonia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Fatkhurohman
"Aplikasi teknik kombinasi adsorbsi dan elektrolisis untuk menurunkan COD dalam limbah industri bahan kimia sanitasi PT. Protekindo Sanita Jakarta. COD (Chemical Oxygen Demond) adalah parameter untuk menunjukkan kebutuhan oksigen sebagai pengoksidasi komponen organik yang terlarut dalam air. Berdasarkan penelitian sebelumnya, teknik kombinasi adsorpsi-elektrolisis dapat menurunkan kadar COD dalam air limbah hampir mencapai 100%. Teknik kombinasi adsorpsi-elektrolisis yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan sistem batch, dengan modifikasi reaktor serta menggunakan elektroda Pb. Sementara itu, untuk menentukan kandungan COD, menggunakan metode dikromat (standarat), tetapi dilakukan inovasi pada reaktor pendistruksinya . Ada empat keunggulan pada reaktor COD MHIR yakni mudah dioperasikan, ekonomis dalam penggunaan bahan kimia, ramah lingkungan serta akurasinya dapat diandalkan.

Adsorption electrolysis combination technique way applied to reduce the COD content in the water of PT Protekindo Sanita, Jakarta. The COD parameter indicated the chemical oxygen demand to oxydize organic component dissolved in water. Based on the previous study, a combination of adsorption and electrolysis technique in caused reduce the COD content in water almost 100%. The combination technique was applied in this research using modified batch reactor with Pb-electrode. Meanwhile, to determine the COD content, the organic materials are destructed using bi-chroniate solution matters, which was conducted on an innovated. There are four targeted benefits, which are easy operated, economical chemical usage, environmental friendly and reliable in accuracy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29056
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Syafiq Zaahir Zaidan Hartono
"Penelitian ini mengkaji beberapa jalur sintesis metanol yang menggunakan syngas hasil co-elektrolisis oksida padat suhu tinggi. Hasil simulasi menunjukkan kebutuhan spesifik untuk tiap jalur sintesis, meliputi arus, jumlah sel, luas area sel, dan total daya. Pada Jalur Sintesis 1, yang melibatkan proses sintesis metanol melalui co-elektrolisis dan elektrolisis CO2, modul SOEC co-elektrolisis memiliki arus 10,822 MA dengan total daya 16,04 MW dan Modul elektrolisis dengan arus dan 0,784 MA daya total 1,14 MW. Jalur Sintesis 2, yang melibatkan proses sintesis melalui co-elektrolisis, membutuhkan arus 10,078 MA dengan total daya 14,94 MW. Jalur Sintesis 3, yang melibatkan proses sintesis metanol melalui elektrolisis CO2 dan Reaktor WGS, menunjukkan kebutuhan arus 25,155 MA dengan total daya 36,48 MW. Kebutuhan bahan baku juga dianalisis dengan hasil sebagai berikut: Jalur Sintesis 1 membutuhkan 4024,26 kg/jam H2O dan 3548,47 kg/jam CO2, Jalur Sintesis 2 membutuhkan 3291,39 kg/jam H2O dan 3780,44 kg/jam CO2, dan Jalur Sintesis 3 membutuhkan 8159,12 kg/jam H2O dan 8008,46 kg/jam CO2. Analisis kelayakan ekonomi dilakukan menggunakan empat skenario dengan parameter pengurangan biaya investasi stack SOEC dan peningkatan insentif pajak karbon. Analisis ekonomi dari keempat skenario menunjukkan variasi harga jual metanol yang signifikan. Pada skenario 1, harga metanol untuk Jalur Sintesis 1 adalah $3,399.48, Jalur Sintesis 2 sebesar $3,928.64, dan Jalur Sintesis 3 sebesar $4,838.67. Pada skenario 2, harga meningkat menjadi $3,928.64, $4,029.30, dan $5,540.74 untuk masing-masing jalur. Skenario 3 dan 4 menunjukkan harga yang lebih rendah dengan harga metanol pada Jalur Sintesis 1 sebesar $3,277.08 dan $3,188.49, Jalur Sintesis 2 sebesar $3,602.53 dan $3,504.78, serta Jalur Sintesis 3 sebesar $4,609.59 dan $4,433.86.

This study examines several methanol synthesis pathways using syngas from high-temperature solid oxide co-electrolysis. The simulation results show the specific requirements for each synthesis pathway, including current, number of cells, cell area, and total power. In Synthesis Path 1, which involves the methanol synthesis process through co-electrolysis and CO2 electrolysis, the co-electrolysis SOEC module has a current of 10.822 MA with a total power of 16.04 MW and the electrolysis module with a current and 0.784 MA total power of 1.14 MW. Synthesis Pathway 2, which involves the synthesis process through co-electrolysis, requires a current of 10.078 MA with a total power of 14.94 MW. Synthesis Path 3, which involves the methanol synthesis process via CO2 electrolysis and the WGS Reactor, shows a current requirement of 25.155 MA with a total power of 36.48 MW. Feedstock requirements were also analyzed with the following results: Synthesis Line 1 requires 4024.26 kg/h H2O and 3548.47 kg/h CO2, Synthesis Line 2 requires 3291.39 kg/h H2O and 3780.44 kg/h CO2 and Synthesis Line 3 requires 8159.12 kg/h H2O and 8008.46 kg/h CO2. An economic feasibility analysis was conducted using four scenarios with parameters of reduced SOEC stack investment costs and increased carbon tax incentives. The economic analysis of the four scenarios shows significant variations in the selling price of methanol. In scenario 1, the methanol price for Synthesis Path 1 is $3,399.48, Synthesis Path 2 is $3,928.64, and Synthesis Path 3 is $4,838.67. In scenario 2, the price increases to $3,928.64, $4,029.30, and $5,540.74 for each pathway. Scenarios 3 and 4 show lower prices with methanol prices in Synthesis Path 1 at $3,277.08 and $3,188.49, Synthesis Path 2 at $3,602.53 and $3,504.78, and Synthesis Path 3 at $4,609.59 and $4,433.86."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzi
"Penelitian ini dilakukan untuk memproduksi hidrogen secara intensif melalui sistem elektrolisis plasma dalam larutan NaOH menggunakan reaktor kompartemen ganda. Suhu proses pada penelitian ini dijaga 85-90oC, katode berjenis wolfram berdiameter 3 mm, dan anode berupa koil. Proses elektrolisis plasma menjadi alternatif untuk produksi hidrogen dalam memenuhi kebutuhan energi. Proses elektrolisis plasma lebih efektif dan efisien daripada proses elektrolisis Faraday untuk memproduksi hidrogen. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah tegangan listrik 752 dan 801 V, jarak antarkatode 1, 2, dan 3 cm, rekayasa untuk daya yang sama, serta jumlah katode 1, 2, dan 3 katode.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan modifikasi penambahan katode ke dalam sistem untuk meningkatkan efektivitas produksi hidrogen. Pengujian yang dilakukan yakni pengukuran konsentrasi hidrogen menggunakan gas kromatografi, pengukuran laju alir gas menggunakan bubble soap flowmeter, dan pengukuran arus menggunakan multimeter. Produksi hidrogen terbaik diperoleh sebesar 15,56 mmol/menit dan konsumsi energi sebesar 4,24 kJ/mmol. Proses elektrolisis plasma pada penelitian ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 36,43 kali lipat dibandingkan dengan elektrolisis Faraday yakni dalam konsentrasi NaOH 0,05 M, tegangan 801 V, dan menggunakan 3 katode. Semakin banyak katode yang digunakan, maka semakin efektif dan efisien proses elektrolisis plasma untuk memproduksi hidrogen.

This research is done to produce hydrogen intensively through electrolysis system plasma within the NaOH solution using double compartment reactor. Temperature process in this study is kept 85-90oC, using tungsten cathode with diameter of 3 mm, and the anode in the form of coils. Plasma electrolysis process is an alternative for hydrogen production to fulfill the needs of energy. Plasma electrolysis process is more efficient than electrolysis Faraday process to produce hydrogen. The variation in this study are the electrical voltage 752 and 801 V, the distance between cathodes 1, 2, and 3 cm, engineered to the same power, and the number of cathode are 1, 2, and 3 cathodes.
The main purpose of this study is to modify the addition of cathode which is from tungsten material into the system to improve the effectiveness of hydrogen production. Tests which is conducted in this study are the measurement of the hydrogen concentration using gas chromatography, gas flow rate measurement using bubble soap flowmeter and current measurement using a multimeter. The highest hydrogen production obtained is 15,56 mmol/ min with 4,24 kJ / mmol. This experiment can reach up 36,43 times hydrogen production compared to Faraday electrolysis process. The more cathodes are used, the more effective and efficient for producing hydrogen in plasma electrolysis process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nizar
"Air yang dalam bahasa kimianya adalah H2O disusun oleh 1 molekul Oksigen dan 2 molekul hidrogen, kedua unsur tersebut jika dipisahkan menjadi gas hidrogen dan oksigen merupakan unsur yang ideal untuk pembakaran. Elektrolisa merupakan suatu teknik pemisahan air menjadi gas oksigen dan hidrogen.
Dalam tugas akhir ini akan dihitung seberapa besar efisiensi dari proses tersebut ditambah lagi bagaimana pengaruhnya terhadap penambahan katalisator elektrolit asam, dalam percobaan ini digunakan KOH. Untuk menghitung seberapa besar efisiensi dan juga pengaruh dari persentasi KOH, kami menggunakan sebuah tabung reaktor dimana proses elektrolisa dilakukan. Tabung reaktor tersebut terdiri dari pelat-pelat yang terpisah-pisah dengan jarak yang telah ditentukan, yang dipasang berjajar dan saling bersilangan antara plat positif dan plat negatif dengan jumlah pelat yang dapat ditambah atau dikurangi. Tabung reaktor tersebut diisi oleh air yang kemudian dielektrolisa, dan dimonitor bagaimana kebutuhan energinya (arus, voltase), seiring dengan penambahan waktu dan juga kondisi keluarannya yaitu laju gas oksigen dan hidrogen serta perbedaan temperatur yang terjadi berbanding lurus dengan laju waktu.
Pengujian elektrolisa dilakukan dalam berbagai nilai molar KOH terhadap air. Seiring dengan membesarnya jumlah molar KOH hambatan elektrolisa yang terjadi semakin berkurang sehingga arus yang mengalir semakin besar, berbading lurus dengan volume gas yang dihasilkan. Didalam menghitung volume gas yang dihasilkan penulis menggunakan metode bubble growth, dimana dari perubahan bentuk bubble yang semakin membesar dapat diketahui laju pergerakan gas yang dihasilkan, kesimpulan dari perhitungan yang dilakukan, efisiensi dari proses elektrolisa setelah ditambah dengan konsentrasi KOH berkisar pada angka 17%. Lalu mengaplikasikan hasil gas hidrogen ini pada kendaraan (motor). Data terakhir diperoleh pengiritan rata-rata sebesar 8%.

H2O is the chemistry molecular bound the water form, which is build from 1 oxygen molecule and 2 hydrogen molecules, both molecule can be separate to became ideal gas for internal combusting as oxygen gas and hydrogen gas. Electrolysis is one of other method to separating chemically bonded. It separating chemically bonded elements and compounds by passing an electric current through them. It is using to separate water to become oxygen gas and hydrogen gas.
In this last report, we are going to calculate the efficiency from those processes as the effect acid catalyst added using KOH. To calculate the efficiency of the process and the effects of the catalyst, we conduct the electrolysis process using a reactor tube. The tube consists of several metal sheets, placed parallel in a positive - negative positive order with a predetermined space between sheets. The sheets can be added or reduced easily. The tube is then filled with water, and the electrolysis process starts. The energy needs (voltage, ampere) are then monitored, and then over time, the flow of oxygen, hydrogen and the changes in temperature are all measured. All variables here correlate positively to time.
The electrolysis test is carried out with several molar values of KOH. Upon the increase of KOH molar there is a decrease in the electrolysis resistance, resulting in a greater flow and a greater volume of gas produced. In calculating the volume of gas produced, the bubble growth method is used. In this method, the flow of gas produced from the electrolysis process is calculated by examining bubbles formed by the flow of gas from the process. The research reveals that the efficiency rate of the electrolysis process added with KOH catalyst ranges around 17%. And then we try simply using this reactor to the vehicle (motorcycle). Fuel saver means to 8% according to the last data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38232
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Irawan
"ABSTRAK
Pada penelitian ini digunakan reaktor Contact Glow Discharge Electrolysis dengan sistem batch untuk pengolahan limbah air yang mengandung amonia dengan menggunakan limbah sintetis ammonium sulfat dan larutan KOH. Volume reaktor yang dirancang sebesar 500 ml, dengan cooling jacket memiliki kapasitas maksimum 400 ml dangan laju pendinginan 11.1 ml/s. Anoda yang digunakan terbuat dari bahan tungsten berbentuk silinder dengan panjang 17.5 cm dan diameter sebesar 0.31 cm. Sedangkan katoda terbuat dari stainless steel berbentuk silinder dengan panjang 15 cm dan diameter 0.69 cm. Tegangan yang diberikan yaitu tegangan DC dengan kapasitas maksimum 1000 volt. Dari reaktor yang telah dibuat, dilakukan beberapa uji kinerja meliputi variasi tegangan, temperatur, kedalaman anoda serta pengukuran produktivitas radikal OH melalui pengukuran konsentrasi Hidrogen Peroksida selama proses CGDE berlangsung. Dari hasil penelitian didapat kondisi yang optimum yaitu pada tegangan dengan voltase 700 volt, temperatur 50-60 0C dan dengan kedalaman anoda 5 mm dan persentasi degradasi amonia yang dihasilkan mencapai 89.3 % dengan konsumsi energi untuk mendegradasi amonia mencapai 673,053 kilojoule/mol amonia terdegradasi dan konsentrasi hidrogen peroksida sebesar 0.90 mmol.

ABSTRACT
In this research, there was making Contact Glow Discharge Electrolysis reactor using batch system for ammonia contained waste water treatment using syntetic waste water made from ammoniuum sulfat and KOH. Reactor?s volume is 500 ml with coling jacket that has 400 ml volume and cooling water flow rate 11 ml/s. Cylinder anoda was used and made from tungsten with 17,5 cm length and 0,31 cm diameter. While the cylinder cathode was made from stainless steel with 15 cm length and diameter 0,69 cm. The voltation was direct current with maximum capacity of 1000 volt. From the builded reactor, some working parameter was measured like voltation, temperatur, and anode deepness variation. The other parameter was hydoxyl radical productivity by measuring hydrogen peroxide while CDGE process was running. This research indicates optimum condition by using 700 volt voltation with 50-60 0C temperatur and anode deepness 5 mm where ammonia degradation presentation reach 89,3 % while consumes energy as much as 673,053 kilojoule/mol degradated ammonia and generated hydrogen peroxide degradation reach 0,90 mmol."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42597
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Lestari
"Metode elektrolisis plasma telah terbukti lebih efektif dapat mendegradasi polutan kompleks dalam pewarna cair batik. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek dari gelembung gas dengan injeksi udara pada elektrolisis plasma dalam proses dekolorisasi. Mekanisme baru untuk membentuk gelembung udara yang diusulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan injeksi udara secara langsung menuju anoda melalui lubang kecil pada selubung kaca. Penelitian ini menghadirkan efek dari laju alir injeksi udara dan tegangan operasi pada berbagai fenomena yaitu besar konsumsi energi, konsentrasi radikal bull;OH yang terbentuk, dan persentase dekolorisasi dari remazol red sebagai limbah pewarna yang digunakan dalam sistem reaktor batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi udara dengan mekanisme injeksi secara langsung menuju anoda dapat menurunkan kebutuhan energi breakdown sebesar 67 dan energi kritis sebesar 50,7 untuk pembentukan plasma jika dibandingkan dengan tanpa injeksi udara. Konsumsi energi yang dibutuhkan juga terus menurun dengan semakin tingginya laju alir udara yang diinjeksikan. Laju alir udara optimum pada tegangan yang berbeda telah dievaluasi berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dari plasma yang terbentuk. Pada konsumsi energi yang besar dengan semakin tingginya tegangan, laju alir injeksi udara optimum untuk mendekolorisasi limbah juga semakin tinggi. Dekolorisasi maksimum dihasilkan pada 99,35 dengan kondisi operasi laju alir udara sebesar 4 L/min, tegangan sebesar 700 V, dan waktu proses selama 30 menit.

Plasma electrolysis has been proved have much higher effectivity in degrading complex pollutant contained in batik dye wastewater. This study aims to investigate the effect of gas bubbles with air injection of plasma electrolysis in decolorization process. A new method to form bubbles using injection of air directly through anode with a tiny hole of glass tube is proposed. This research work presents the effects of gas injection rates and operation voltages on various phenomena such as electrical power of discharge pulses, concentration of bull OH radicals, and the decolorization percentage of remazol red as the dye waste in a batch reactor system. Experimental results showed that direct injection of air through anode can reduce 67 of required breakdown energy and 50,7 of critical energy for plasma generation significantly compared to non gas injection. Energy consumption for discharge plasma was observed lowered at higher rates of gas injected. Optimum gas flow rate at different voltage has been evaluated based on the physical and chemical characteristics of plasma. At higher required energy due to higher operation voltage used, the optimum gas injection rate to effectively degrade the waste was found higher. The maximum decolorization rate was found at 99,35 with conditions at 4 L min air flow rate, 700 V voltage, and 30 minutes process time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>