Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arjo Baroto
"Berdasarkan jenis rotor, motor asinkron dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor asinkron rotor sangkar bajing (squirel cage rotor) dan motor asinkron rotor belitan (phase wound rotor). Rotor sangkar bajing mempunyai kumparan yang terdiri atas batang-batang konduktor yang berada pada celah dalam besi rotor dan setiap ujung batang konduktor terhubung singkat oleh suatu cincin. Rotor belitan mempunyai jumlah kutub yang sama seperti pada stator dan pada setiap kutubnya terlilit kumparan kawat tiga fasa. Pada setiap kumparan terdapat terminal dihubungkan oleh cincin slip (slip ring) terisolasi yang dipasang pada poros rotor. Sikat karbon yang terpasang pada cincin slip tersebut memungkinkan terminalterminal berada diluar motor. Keberadaan variabel resistor yang digunakan untuk pengaturan kecepatan motor digantikan oleh rangkaian elektronika daya bernama Static Kramer Drive (SKD) yang merupakan kombinasi dari Three wave bridge Rectifier dan Fully Controlled Bridge Rectifier. Pengaturan kecepatan dilakukan dengan cara mengendalikan sudut penyalaan pada thyrisitor yang terdapat dalam SKD. Pengaturan sudut penyalaan dilakukan oleh pengendali Proportional Integral Derivative (PID), sehingga pada saat terjadi pembebanan pada motor, kecepatan akan konstan sesuai dengan setpoint yang diinginkan. Hasilnya, dengan kombinasi antara SKD dan Controller PID maka rugi-rugi daya pada rotor dapat dikembalikan ke jala-jala dan lebih jauh lagi tidak ada perubahan yang signifikan pada kecepatan motor.

Asynchronous motor can be divided into two models. The first model is squirrel cage rotor and the second model is phase wound rotor. The Squirrel cage motor have bars that are connected into coils and located inside the rotor, each of the conductor are short circuit with the rings. The Phase wound rotor has equals poles with stator and each of the poles contains three phase coils. Each coil has terminals, which is connected by isolated slip ring. In the slip ring there is a carbon brush, which can be used to perform outside connection. Usually the variable resistor is used to control motor speed, but in Static Kramer Drive we use cascade converter, which contains three-wave bridge rectifier and fully controlled bridge rectifier. To control the speed we can adjust the firing angel from thyristor which is located in Static Kramer Drive. The PID controller controls the firing angle. The result shows that the losses in the rotor can be returned to sources and further more, the speed of the motor does not change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siktimu, Bronson Paul
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siktimu, Bronson Paul
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA3356
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Wijoyo
"Dalam pengoperasiannya, motor induksi membutuhkan suatu metode pengendalian agar dapat bekerja dengan kinerja yang baik. Banyak metode pengendalian untuk motor induksi yang telah dikembangkan, yang paling umum digunakan adalah penggunaan pengendali PI, IP, dan decoupler. Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan pengendali konvensional tersebut masih memiliki performa pengendalian yang kurang baik Oleh karena itu pada skripsi ini, akan dilakukan aplikasi metode Simple Adaptive Control (SAC) dengan Artificial Neural Network (ANN) untuk pengendalian vektor arus dan pengendalian kecepatan rotor pada motor induksi. Model pengendali dinyatakan dalam kerangka acuan rotor (sumbu-dq), sedangkan model motor dinyatakan dalam kerangka acuan stator (sumbu-ab), dengan menggunakan state variable berupa arus stator dan fluks rotor.
Pada skripsi ini, akan dilakukan simulasi metode SAC dengan ANN untuk pengendalian vektor arus dan pengendalian kecepatan rotor pada motor induksi untuk menverifikasi performa pengendaliannya, yaitu kemampuan output dari plant untuk dapat mengikuti output dari model referensi. Dalam perancangan pengendali menggunakan metode SAC dengan ANN untuk motor induksi ini, tidak perlu dilakukan sintesa decoupler untuk tujuan mengeliminasi interaksi antar input. Terlebih lagi, juga akan dilakukan simulasi pengendalian dengan menggunakan metode konvensional, yaitu pengendali IP, PI, dan decoupler. Hal ini dilakukan untuk keperluan perbandingan. Setelah menguji dan menverifikasikan hasil dari simulasi, pengendali dengan menggunakan metode SAC dengan ANN memiliki performa pengendalian yang lebih baik dibandingkan dengan pengendali yang menggunakan metode konvensional."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Dwi Haryoko
"ABSTRAK
Dalam perancangan motor induksi tiga phasa, informasi mengenai kecepatan motor sangat diperlukan untuk melakukan pengaturan kecepatan motor. Sensor kecepatan yang biasa digunakan mempunyai keterbatasan dalam hal resolusi dan biaya pembelian yang mahal. Oleh sebab itu diperlukan metode lain untuk menentukan kecepatan motor guna menggantikan penggunaan sensor kecepatan tersebut. Model motor yang digunakan adalah model motor induksi dalam kerangka acuan fluks rotor. Varibel yang diestimasi oleh observer adalah arus stator dan fluks rotor, sedangkan kecepatan rotor diestimasi berdasarkan teori lyapunov. Perancangan dan simulasi estimasi kecepatan pada motor induksi tanpa sensor kecepatan dengan full order observer ini menggunakan program C-MEX S-function pada Matlab/Simulink versi R2008a.

ABSTRACT
In the three-phase induction motor design, the information about the motor speed is exceptionally needed to do the controling the speed of the motor. The sensor that has been used to measure the velocity has limitation in the matter of resolution with high expense. Therefore, there?s a need to use another method to replace the velocity sensor?s function to determine the motor speed. The motor modeling that?s used is the induction motor model in the frame of rotor flux reference. Variables are estimated by the observer is the stator current and rotor flux, while the rotor speed is estimated based on Lyapunov Theory. The design and simulation of the velocity estimation in induction motor without speed sensor with a full order observer is using the program C-MEX S-function in Matlab / Simulink R2008a version."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Widodo
"Pengendali kecepatan motor lingkar tertutup menggunakan nilai kecepatan rotor sebagai umpan baliknya. Sistem pengendalian akan memiliki unjuk kerja yang baik bila nilai kecepatan rotor yang dijadikan umpan balik sesuai dengan kecepatan putar rotor. Kecepatan rotor dapat diukur menggunakan incremental encoder. Semakin tinggi resolusi encoder yang digunakan hasil pengukuran yang diperoleh akan semakin presisi, akan tetapi harga encoder dengan resolusi tinggi sangatlah mahal. Oleh karena itu, dikembangkan berbagai metode pengukuran kecepatan dengan menggunakan encoder resolusi rendah. Pada skripsi ini dijelaskan beberapa metode konvensional untuk mengukur kecepatan dan dirancang pengukuran kecepatan dengan mengaplikasikan pengendali fuzzy. Simulasi dilakukan pada metode konvensional, ""M method"" dan pengukuran kecepatan menggunakan pengendali fuzzy untuk membandingkan hasil pengukuran dari keduanya. Simulasi dilakukan menggunakan SIMULINK MATLAB 6.5. Penggunaan pengendali fuzzy dapat menghasilkan pengukuran kecepatan yang lebih presisi dari metode pengukuran kecepatan konvensional, ""M Method"" baik pada kecepatan rendah maupun pada kecepatan tinggi. Pada skripsi ini juga disimulasikan pengendali fuzzy menggunakan blok s-function pada SIMULINK MATLAB 6.5. Pengendali fuzzy yang disimulasikan ini akan dibandingkan hasilnya dengan pengendali fuzzy yang menggunakan blok FLC pada SIMULINK MATLAB 6.5. Hasil simulasi keduanya menunjukkan hasil yang hampir sama, walaupun metode defuzzikasi keduanya berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Gunawan
"Observer yang digunakan untuk estimasi kecepatan umumnya berada pada sumbu α-β, sehingga menyulitkan bila akan dilakukan kompensasi karena bagian pengendali, dekopling dan fluks model berada pada sumbu direct-quadrature dq. Setiap penggunaan transformasi memungkinkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu pada simulasi ini digunakan metoda estimasi kecepatan motor induksi dengan meletakkan observer pada sumbu dq. Model motor aktual yang digunakan tetap berada dalam sumbu alfa-beta, sedangkan observer menggunakan persamaan model motor dalam rotor fluks oriented control (RFOC) . Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan model motor yang berbeda antara aktual dan estimasi dapat dilakukan.Hasil simulasi dengan C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 menunjukkan bahwa penggunaan full order observer pada sumbu dq memberikan hasil yang cukup baik.

Design of Induction Motor Drive Without Velocity Sensor Using Current Vector Controller with Full and Reduced Observer Moving to DQ Axis. The observer is used in estimation velocity sensor usually in α-β axis, therefore this situation will need an extra transformation when we want to add compensator because the flux model is in direct and quadrature-axis dq. Every used the transformation to make possible emerge an error. So in this simulation is used a method to estimate the velocity of induction motor drive with observer that is moved to dq-axis. The model of actual motor used is in alfa-beta axis, but the observer use the motor models in rotor flux oriented control (RFOC).This matter, also to prove that the different models of motor drives can be used between the actual and estimated one. The simulation results with C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 to show that the full order observer in dq axis gives better performance than the reduced order observer."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Harist Dwijatmiko
"Sebagian besar aplikasi-aplikasi motor pada industri menggunakan jcnis motor induksi. Beberapa alasan utama yang mendasari penggunaan motor induksi ini diantaranya adalah karcna motor jenis ini memiliki kekuatan yang besar_
keandalan yang tinggi, harga yang relatif murah, dan eiisiensi yang tinggi (sampai 80% lebih tinggi). Namun pengendajian motor jenis ini tidaklah mudah Hal ini dikarenakan rumitnya model matematika dari motor ini. sifat non Hniernya, dan pcngaruh suhu yang cukup besar pada beberapa parameter listriknya. Olch karena itu maka pengendali-pengendali motor induksi 3 fasa yang ada di pasaran berharga sangat tinggi.
Pengendali dengan logika fuzzy menawarkan suatu kemudahan dalam perancangan suatu sistem kendali. Kemudahan itu terutama disebabkan oleh penggvnaan variabe] linguistik, yang menggantikan variabel numerik pada perancangan sistem kendali konvensional, datam pemecahan suatu masalah. Variabel linguistik tersebut Iebih dekat dengan domain pemikiran manusia. Namun pengendali yang berbasis logika fuzzy di pasaran juga memiliki harga yang tinggi pula.
Pada skripsi ini dirancang suatu pengendali kccepatan putaran motor induksi 3 fasa yang berbasis logika fuzzy. Pengendali tersebut dibuat dengan menggunakan mikrokontroler yang umum dijumpai di pasaran dengan harga yang terjangkaujadi biaya total pembuatan pengendali ini dapat_ditt~:kan serendah mungkin scttingga pengendali ini bisa dipakai pada aplikasi-aplikasi rumah tangga ataupun aplikasi-aplikasi berskala kecil lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>