Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115822 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Latif Mawardi
"ABSTRAK
Jaringan komunikasi yang sudah ada (PSTN) merupakan sarana pendukung untuk Internet versi lama melakukan transfer data, electronic mail dan worl wide web. Dengan kemampuan yang terbatas tersebut, internet telah membuktikan keandalanya, namon kebutuhan pelanggan menuntut mute dan kemampuan layanan dari internet yang lebih baik antara lain voice dan video. Pengembangan internet telah menghasilkan protokol RSVP (Resource Reservation Protocol) sebagai solusinya. RSVP meny rdiakan layanan dalam tiga kelas QoS, best - effort, guaranteed service dan controlled load service. Data dikirim dalam format datagram dengan panjang total 65.535 byte ke address tujuan melewati sebuah atau beberapa jaringan internet yang tergabung menjadi sebuah hubungan antar jaringan (intemetworking).
Teknologi Asyncronous Transfer Mode (ATM) telah ditetapkan oleh CCITT sebagai teknologi komunikasi masa depart, sehingga merupakan salah sate solusi prasarana komunikasi untuk BISDN, sehingga mampu memnyediakan bearer dengan kapasitas yang lebih besar dari PSTN. ATM mengirimkan data dalam format cell, yang terdiri dari 8 octet header dan 48 octet informasi atau total maksimum 53 octet, dengan kualitas layanan, CBR, rt-VBR, nrt-VBR , SBR dan ABR.
Teknologi ATM dan RSVP keduanya menjanjikan layanan dengan QoS yang lebih balk. Kedua protokol tersebut berada pada layer yang berbeda, tetapi dilihat dari fungsi, format dart signalingya merupakan hal yang berharga untuk dipelajari lebih dalam.

"
2000
S39844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onvural, Raif O.
Boston: Artech House, 1997
621.398 1 ONV s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tri Edy Prayitno
"Pada skripsi ini dianalisis mekanisme signaling dan routing pada interworking antara protokol H 323 dan SIP. Mekanisme yang dianalisis adalah proses integrasi signaling kedua protokol dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan karakteristik antara kedua protokol. Dengan adanya interworking kedua protokol ini akan memungkinkan untuk menghasilkan konektivitas yang universal sebagaimana yang diharapkan didalam konsep Next Generation Network (NGN). Sistem signaling kedua protokol dibahas untuk menganalisis bagaimana pesanpesan signaling dihantarkan didalam sistem. Hasil analisis yang dilakukan menyatakan bahwa secara teknis interworking antara kedua protokol dapat dilakukan sebagai salah satu core network pada Next Generation Network (NGN).

In this paper the signalling mechanism and routing on an interworking between H.323 Protocol and SIP was analyzed. The mechanism which was analyzed are integration signalling process between both protocol considering the characteristic difference between this two protocols. The availibility of interworking between this two protocol will allow universal conectivity which is expected on the Next Generation Network (NGN) concept. The signalling system between this two protocol will be studied to analyzed how the signalling messages was send into the system. Analyzed result showed that technicaly interworking between this two protocol can be done as one of the core network in the Next Generation Network (NGN)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi Asynchronouos Transfer Mode (ATM) dikembangkan untuk
mengintegrasikan berbagai bentuk pelayanan komunikasi. Salah satu jenis pelayanan
komunikasi yang berkembang saat adalah jenis pelayanan data. Pelayanan ini di
dalam ATM dikategorikan kepada jenis layanan available Bit Rate (ABR).
Skema Phantom dan ERICA mempakan bagim dari mekanisme pengelolaan
kongesti (congestion managemenr) pada jatingan ATM. Sehingga diharapkan dengan
diterapkannya mekanisme pengelolaan kongesn pagia ATM akan diperoleh
kinexja jaringan yang optimum yang akan menguntungka.n operator jaringan ATM
dan pengguna layanan ATM itu, khususnya pengguna layanan ABR.
Dalam penulisan ini dibandingkan performansi dari kedua skema kontrol
kongesti diatas. Performansi tersebut meliputi fairness, utilisasi link, throughput, dan
panjang antrian. Untuk melihat performansi yang dilakukan oleh skema Phaniom dan
ERICA terhadap layanan ABR, dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan
sebuah simulator jaringan yaitu ATB/I/HFC Network Simularor yang dikembangkan
oleh NIST (National Institute of Standards and Technology). Simulator ini dibuat
dalam bahasa C dan dijalankan pada X Window Sysrem yang berbasis pada UNIX.
Sebuah topologi jaringan didesain untuk menganalisis perfonnansi kontrol kongesti
ERICA pada trafik ABR dalam jaringan ATM.
Setelah mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil simulasi
ditunjukkan bahwa untuk skema Phantom memiliki keunggulan dalam hal fairness
dan panjang antrian, sedangkan skema ERICA memiliki keunggulan dalam hal
utilisasi link dan throughput."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Riwantoro
"Perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi khususnya untuk aplikasiĀ­ aplikasi multimedia memerlukan suatu sistem jaringan yang dapat mengirimkan infurmasi dengan kualitas yang baik sekaligus memiliki tingkat kecepatan yang memuaskan dengan biaya yang terjangkau. IP over ATM merupakan salab satu metode yang ditawarkan untuk dapat menjawab tantangan ini.
Banyak metode yang telah dilakokan untuk mengintegrasikan IP dengan ATM, namun masih ditemukan beberapa kendala terutama dalam hal keterbatasan jaringan. IP switching dan Tag switching merupakan dua diantara solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kendala tersebut.
Pada skripsi ini akan dibandingkan unjuk kerja penggunaan kedua metode switching tersebut. Parameter-parameter unjuk kerja yang akan dibabas adalah Quality of Service (QoS), skalabilitas, dan kompatibilitas. Unjuk kerja dari masing-masing metode dapat dilihat dari karaktaristik, prinsip kerja, dan teknologi yang digunakan.
Dari basil studi literatur yang dilakukan terhadap unjuk kerja dari masingĀ­ masing metode dapat diketahui bahwa secara umum keduanya tidak lebih baik antara satu dengan lainnya karena masing-masing memiliki karakteristik unjuk kerja yang akan berguna pada aplikasi-aplikasi tertentu. Dari segi penyediaan Qos, IP switching relatif lebih mudah dibandingkan dengan Tag switching, sedangkan dari segi skalabilitas Tag."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi khususnya untuk aplikasi-
aplikasi multimedia memerlukan suatu sistem jaringan yang dapat mengirimkan
infomiasi dengan kualitas yang baik sekaligus memiliki tingkat kecepatan yang
memuaskan dengan biaya yang teujangkau. Videoconference merupakan salah satu
aplikasi multimedia tersebut yang mulai banyak dibutuhkan saat ini. Penggunaan
layanan videoconference ini telah menyebar di berbagai bidang kehidupan, mulai dari
duinia pendidikan, industri, hukum, kesehatan, maupun yang lainnya. Sehingga
dibutuhkan infrastruktur yang memadai untuk itu. Videoconference over ATM
merupakan salah satu metode yang ditawarkan untuk dapat menjawab tantangan ini.
Dimana teknologi ATM ini memiliki dua kelas layanan yang berbcda yang dapat
melayani aplikasi videoconference. Kedua kelas layanan tersebut adalah kelas CBR
(Constant Bit Rate) dan kelas VBR (Variable Bit Rate).
Pada skripsi ini akan dibandingkan unjuk kerja penggunaan kedua kelas layanan
tersebut, khususnya pada aplikasi videoconference. Parameter-parameter unjuk kerja
yang akan dibahas meliputi Quality of Service (QoS) seperti delay dan kualitas gambar,
pemanfaatan (utilitas) jaringan, maupun perbandingan umum yang mencakup prinsip
kerja maupun teknologi yang digunakan masing-masing kelas.
Dari hasil studi literatur yang dilakukan terhadap unjuk kerja dari masing-
masing kelas dapat diketahui bahwa secara teori kelas VBR memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan kelas CBR. Namun pada kenyataannya, saat ini kelas
CBR masih merupakan yang paling banyak digunakan di lapangan. Hal ini banyak
didasarkan pada pertimbangan telcnis dimarla CBR telah lebih dahulu digunakan
sehingga teknologi pengimplementasiannya di lapangan telah teruji. Walaupun
demikian, untuk masa mendatang diperkirakan kelas VBR akan rnampu menggantikan
posisi CBR sekarang dan bahkan mampu melebihinya. Hal ini berdasarkan
pertimbangan bahwa seiring berjalannya waktu, teknologi pengimplementasian VBR
akan semakin teruji.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hennanda Wulandari
"Skripsi ini membahas mengenai pembangunan simulasi dan perbandingan QoS objektif pada jaringan VoIP berbasis SIP dengan variasi penggunaan protokol RSVP, codec, serta besarnya bandwidth yang digunakan. Variasi codec yang digunakan yaitu G.711 , GSM dan G.729 serta variasi bandwidth 64 Kbps dan 128 Kbps dengan utilitas jaringan sebesar 20 %. Parameter pengukuran yang diukur adalah delay dan jitter. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa pada jaringan tanpa RSVP, codec G.711 memiliki nilai delay dan jitter yang paling besar. Sedangkan pada jaringan yang menggunakan RSVP, dapat dilihat bahwa nilai delay dan jitter menjadi lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan RSVP. Hal ini karena RSVP mereservasi sumber daya yang ada terlebih dahulu sehingga bisa mnegurangi nilai delay dan jitter.

The focus of this study is to create simulation and to compare the objective QoS ini SIP based VoIP with variations in RSVP protocol, codec, and also bandwidth. The codec variations are G.711, GSM and G.729 at 64 Kbps and 128 Kbps with 20 % network utility. The measured QoS parameters are delay and jitter. From the simulation, it is known that in the network without RSVP, G.711 has the biggest delay and jitter. Besides, in the network with RSVP, it is known that the value of delay and jitter are better than ini the network without RSVP. It is happened because RSVP wil reserve network resources so that delay and jitter can be reduced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melody
"Di dalam pasar tenaga kerja, seringkali terjadi ketidakselarasan antara kepentingan perusahaan dan tenaga kerja, terutama ketidakselarasan antara kemampuan yang dibutuhkan perusahaan dengan kemampuan yang sesungguhnya dimiliki oleh tenaga kerja untuk suatu tingkat pekerjaan. Calon pekerja memberikan sinyal kepada perusahaan berupa tingkat pendidikan akhirnya untuk mengisyaratkan tingkat kemampuannya. Namun, tingkat pendidikan tidak dapat menjadi tolok ukur kemampuan yang sesungguhnya. Potensi produktivitas calon pekerja dapat dilihat melalui tingkat kemampuan kognitif, namun tidak dapat diobservasi secara langsung oleh perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakcocokan pekerjaan antara tingkat pendidikan akhir dengan kemampuan kognitif tenaga kerja. Di Indonesia sendiri, tingkat ketidakcocokan pekerjaan berada di kisaran 37% tahun 2016. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi signaling game equilibrium dan mengobservasi job mismatch pada pasar tenaga kerja di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan game theory untuk meneliti signaling game yang terjadi pada pasar tenaga kerja di Indonesia dengan menggunakan metode signaling game dan data IFLS (Indonesia Family Life Survey) tahun 2000 dan 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata pemberian sinyal oleh tenaga kerja berupa tingkat pendidikan merupakan penentu utama tingkat pekerjaan yang akan didapatkan, bukan kemampuan pekerja. Selain itu, terdapat ketidakcocokan pekerjaan antara tingkat pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukan merupakan tolok ukur tingkat kemampuan yang akurat dalam pemilihan tenaga kerja. Oleh karenanya, perusahaan memerlukan alat ukur kemampuan kognitif yang akurat untuk menghindari inefisiensi alokasi tenaga kerja. Hasil ini diharapkan juga menjadi masukan bagi pembuat kebijakan serta memperkaya literature terkait pasar tenaga kerja di Indonesia.

In the labor market, there is often a misalignment between the interests of the company and the workers, especially the mismatch between the abilities needed by the company and the abilities actually possessed by the workers for a particular job level. Prospective workers give signals to companies in the form of their final level of education to signal their level of ability. However, the level of education cannot be a benchmark for real ability. The potential productivity of prospective workers can be seen through level of cognitive skill, but cannot be observed directly by the company. This can lead to job mismatch between the final education level and the cognitive skills of the workers. In Indonesia, the level of job mismatch is around 37% in 2016. This study aims to identify signaling game equilibrium and observe job mismatch on the labor market in Indonesia. This study uses the game theory approach to examine the game signaling that occurs in the labor market in Indonesia by using the 2000 and 2007 signaling game and IFLS data (Indonesia Family Life Survey). The results show that the signaling by the workforce is in the form of education level is the main determinant of the level of work to be obtained, not the ability of workers. In addition, there are job mismatches between the level of employment and the ability of workers. This shows that the level of education is not an accurate measure of ability in the selection of workers. Therefore, companies need accurate cognitive ability measurement tools to avoid labor allocation inefficiencies. This result is also expected to be an input for policy makers as well as enriching literature related to the labor market in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harimukti S.
"Pengaiokasian bandwidth virtual path merupakan saiah satu faktor yang periu dipertimbangkan dalam menciptakan jaringan ATM dengan utilisasi jaringan yang tinggi dengan tetap mempertahankan mutu pelayanan.
Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak dari dua algoritma pengalokasian bandwidth, yaitu algoritma upper bound of cell loss probability dan algoritma peak rate allocation. Unjuk kerja kedua algoritma ini dilihat dengan membandingkan seberapa besar bandwidth virtual path yang dibutuhkan oleh masing-masing algoritma bila beberapa virtual channel connection dikelompokan ke dalam satu virtual path.
Parameter input yang digunakan pada pengujian kedua algoritma ini adalah :jumlah VCC, peak cell rate, average cell rate, batas atas probabilitas sel hilang. Sernua parameter ini merupakan variabei bebas yang dapat dirubah harganya. Adapun parameter output yang digunakan untuk mengukur unjuk kerja masing-masing algoritma adalah besar bandwidth yang dihasilkan oleh masing-masing algoritma dan a iisiensi algoritma satu terhadap algoritma lainnya.
Hasil simulasi menunjukan bahwa algoritma upper bound of cell loss probability dapat mengalokasikan bandwidth secara iebih efisien dibandiingkan algoritma peak rate allocation dengan kondisi input yang diubah-ubah. Adapun perubahan kondisi input yang dimaksud adalah perubahan jumlah VCC, perubahan burstiness (peak cell rate dibagi average cell rate), dan perubahan batas atas probabilitas hilang set."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>