Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80877 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almer Ibnu Farhan
"Kapal pelat datar merupakan salah satu bentuk kapal alternatif yang dapat memberikan kemudahan dalam proses perakitan. Namun, kapal pelat datar memiliki tahanan lebih tinggi dibandingkan kapal berbentuk streamline, maka diperlukan suatu modifikasi untuk mengurangi tahanan tersebut dengan cara meningkatkan kinerja baling-baling terhadap daya dorong. Cara tersebut adalah dengan menggunakan water tunnel yang dilengkapi pengarah aliran air. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efektifitas propulsi kapal yang akan berpengaruh terhadap kecepatan kapal. Metode penelitian ini dilakukan dengan mengalirkan daya listrik ke dinamo motor kapal model dan menggunakan stopwatch digital untuk mendapatkan waktu tempuh saat melakukan uji tarik kapal. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa besarnya aliran yang terarah masuk ke baling-baling efektif meningkatkan daya dorong baling-baling, sehingga kenaikan kecepatan kapal dapat dicapai.

Flat plate ship is one of alternative ship that can provide convenience in the assembly process. However, Flat plate ship has a higher resistance than the streamlined shape of the ship. So a modification is needed to reduce resistance by improving performance of propeller to thrust. The way is by using a water tunnel with added water flow direction. The purpose of this research is to improve the effectiveness of ship propulsion that will affect the speed of the ship. The research method is done by passing electrical power to the dynamo model boat motor and use a digital stopwatch to obtain the travel time during the test. Results of testing showed that the amount of flow directed into the propeller effective increasing the propeller thrust, so the increase of velocity in boat can be reach."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1119
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Astarinadya
"ABSTRAK
Pesatnya pertumbuhan transportasi massal berbasis rel di kota metropolitan diikuti juga dengan fasilitas pendukungnya seperti terowongan bawah tanah. Minimnya paparan terhadap udara bebas di terowongan bawah tanah mendorong diadakannya penelitian lebih jauh mengenai perilaku asap hasil kebakaran yang mempengaruhi perubahan visibilitas. Pada kondisi yang ada, sistem pembuangan asap didukung oleh ventilasi paksa yang secara kualitatif  telah diketahui mampu membuang asap ketika proses evakuasi berlangsung. Penelitian mengenai pengaruh ventilasi natural terhadap visibilitas pada simulasi terowongan bawah tanah berskala laboraturium menjadi menarik untuk dilakukan mengingat adanya kemungkinan kegagalan pada sistem pembuangan asap ketika proses evakuasi berlangsung. Simulasi kebakaran berskala laboraturium dilakukan pada terowongan model berskala 1:16,25 dan simulasi numerik dengan skala 1:16,25 menggunakan software Fire Dynamics Simulation versi 6. Froude Number dijaga konstan pada kedua metode untuk memastikan rasio antara gaya inersia fluida dan gaya beratnya sama dengan keadaan yang sebenarnya sihingga perilaku asap pada skala penuh secara umum dapat diprediksi melalui hasil simulasi berskala laboraturium. Perbedaan kecenderungan penurunan visibilitas antara kedua metode sebagai hasil dari simulasi mengindikasikan adanya kekurangan akurasi dari metode simulasi numerik dalam memprediksi karakteristik penurunan visibilitas terhadap waktu. Metode simulasi numerik secara umum hanya mampu memprediksi nilai akhir dari visibilitas dan apakah visibilitas menurun atau konstan terhadap waktu. Kesimpulan kondisional akhir yang dapat disoroti dari penelitian ini adalah ventilasi natural terbukti mampu mengurangi penurunan visibilitas ketika kebarakan terjadi.

ABSTRACT
The rapid growth of railway based public transportation in metropolitan city is followed by its supporting facilities such as underground tunnel. The minimum exposure towards ambient air in underground tunnel encourages the further studies about the conflagration smoke behavior which effects visibility change. In the existing situation, the smoke extraction system is supported by forced ventilation which has been qualitatively known to be able in extracting smoke during the evacuation time. The studies about the effect of natural ventilation on visibility in a laboratory scale underground tunnel simulation become interesting to be done due to the possibility of smoke extraction system failure while evacuation is being held. The laboratory scaled conflagration simulation is held at a 1:16,25 scaled tunnel model and numerical simulation using Fire Dynamics Simulation version 6 with 1:16,25 scale. The Froude Number is kept to be constant for both of the methods to ensure the ratio between fluid inertia force and its gravitational weight are similar so the full scaled smoke behavior can be generally predicted by the laboratory scaled result. The different trend in visibility declination among the methods as the result indicates an inaccuracy of the simulation method to predict the visibility declination characteristic by the time. It is only generally able to predict the final value of visibility and whether it is decline or is constant by the time. The final conditional conclusion can be highlighted from this research is natural ventilation is proven to be able to reduce the visibility declination when the conflagration occurs.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper deals with the development of the geotechnical database of Indonesia and its application in providing and managing data in the form of design parameters for planning a subway tunnel that will be constructed in Jakarta. The engineering aspects of the tunnel project site are also considered with regard to operational safety during the tunneling."
IMJ 2:1 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Choirunnisa Muthi`Ah
"Pada konstruksi MRT Jakarta, pekerjaan tunnelling dilakukan dengan menggunakan alat Tunnel Boring Machine TBM . Salah satu tahap awal pada pelaksanaan pekerjaan terowongan menggunakan TBM adalah pembangunan fasilitas sementara TBM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko pada fasilitas sementara TBM yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek MRT, dampak dan penyebabnya, serta tindakan yang dapat dilakukan terhadap faktor-faktor risiko tersebut.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survey kuesioner dan wawancara. Kemudian, data tersebut diolah menggunakan uji-uji stastistik dan analisis kualitatif risiko. Hasil penelitian ini didapatkan lima faktor risiko fasilitas sementara TBM yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Faktor risiko tertinggi pada fasilitas sementara TBM adalah ketidaksejajaran sumbu TBM dengan back anchor.

Within Jakarta MRT construction, tunnelling work done by using a Tunnel Boring Machine TBM . One of the early stages of the implementation tunnelling work using a TBM is the construction of temporary facilities for TBM. This research has purposes to identify risk factors of temporary facilities for TBM that influence time performance of MRT project, its cause and effects, and also treatment or response that can do for that risk factors.
The research was conducted by collecting data through a survey questionnaire and interview. Then, evaluated by statistics test and qualitative risk analyze. The result of this research is acquired five risk factors of temporary facilities for TBM that influence to time performance of MRT project. The highest risk of temporary facilities for TBM is misalignment of TBM axis with back anchor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Triwibowo
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2008
624.193 BAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chen, Cailian
New York: Oxford University Press, 1993
502.82 CHE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khalif Arrahman Amin
"

KLM (Kapal Layar Motor) merupakan representasi dari kapal bersejarah yaitu Kapal Pinisi yang hampir seluruh bangunannya terbuat dari kayu. Di zaman yang modern ini sudah sulit untuk mendapatkan bahan material kayu untuk membuat kapal khususnya KLM. Melihat permasalahan tersebut muncul sebuah ide untuk melakukan penelitian terhadap kapal pelayaran rakyat dengan menggunakan kapal pelat datar berbasis pelat baja demi meminimalisir pemakaian kayu yang sangat mahal. Kapal pelat datar merupakan salah satu bentuk alternatif kapal yang memberikan kemudahan dalam pengerjaan plat dan perakitan dalam waktu yang cepat dari pembuatan kapal biasanya. Namun kapal pelat datar masih belum sempurna, dikarenakan memiliki tahanan yang lebih tinggi dari kapal berbentuk streamline. Oleh karena itu, perlu cara khusus untuk mengurangi hambatan tersebut dengan cara memaksimalkan sistem propulsi pada kapal. Pada penelitian ini berfokus untuk meningkatkan efektifitas propulsi pada kapal yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan kecepatan dengan cara penambahan zigzag water tunnel pada bagian bawah kapal yang berfungsi untuk memfokuskan aliran air menuju propeller. Dasar teori yang digunakan berdasarkan dari teori Wake Equalizing Duct (WED). Pengambilan data dilakukan dengan eksperimen berbasis remote control yang diberikan variasi beban yaitu tanpa beban, beban 800 gram, dan beban 1,5 kg. Dari hasil penelitian yang didapat, zigzag water tunnel  berhasil menaikkan kecepatan kapal di beberapa pembebanan sebesar 4.1% pada daya 75,5 W.

 

 


Motorized Sailing Boat (KLM) is a representation of a historic ship, the Pinisi Ship, which almost all of the buildings are made of wood. In modern times it has been difficult to get wood material to make a ships, especially for KLM. Seeing this problem, an idea emerged to conduct research on Folks Sailing Vessel (Kapal Pelayaran Rakyat) using flat plate boat concept with steel based material, to minimize the use of very expensive wood. Flat plate ship is one of the alternative in shipbuilding that provide ease in work process and also require less time. The flat plate boat concept requires improvement since it has a higher resistance than a streamlined one. Therefore, special methods are needed to reduce these obstacles by maximizing the performence of propulsion on boat in purpose of increasing the speed, by adding zigzag water tunnels to the bottom of the ship which serves to focus the flow of water towards the propeller. The theoretical basis used is based on the thory of Wake Equalizing Duct (WED). Data retrieval is done by remote control based experiments which are given variations in load, no load, 800 gram load, and 1,5 kg load. From the results of the research obtained, zigzag water tunnel managed to icrease the speed of the ship in several loads by 4,1% at 75,5 W.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maifi Januar
"ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas yang terjadi di hampir semua ruas jalan di pusat kota Jakarta bahkan di jalan akses ke pemukiman peduduk adalah hal yang di jumpai setiap hari pada jam-jam tertentu. Angkutan massal yang ada seperti KRL (Kereta listrik) disesaki oleh penumpang bahkan terkadang sebagian badan dari penumpang yang memaksa naik berada diluar kereta.
Dalam menunjang sistem transportasi modem, subway (kereta bawah tanah) menjadi solusi yang dapat diandalakan, terlebih lagi dengan ketersedian ruang kota (permukaan tanah) yang sangat terbatas. Sistem tranportasi yang sudah banyak dikembangkan diberbagai negara ini terbukti efektif untuk mengatasi masalah tranportasi perkotaan.
Dalam penentuan rute-rute yang harus dilewati oleh subway (MRT, Mass Rapid Transit) terkadang harus melewati bangunan yang ada di permukaan tanah. Pelaksanaan kontruksi terowongan harus sangat perhatikan masalah yang akan timbul pada permukaan tanah yang dilalui terowongan, termasuk bangunan dan sarana penunjang lainya. Untuk itu, perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin dan pemilihan sitem penerowongan dan konstruksi harus mempertimbangan kondisi yang ada.
Metode penerowongan yang dianalisa adalah metode shield tunneling, yaitu metode yang menggunakan alat pemotong dan pendorong tanah berupa silinder yang terbuat dari baja dan dengan segera dilakukan Linning pada terowongan sehingga dapat mengantisipasi stabilitas tanah.
Simulasi dilakukan dengan satu program yang Metode Elemen Hingga yaitu Sage Crisp dengan 2 model analisa yaitu : Elasto-plastis dan Konsep Kondisi Kritis Cam Clay (Critical State Soil Mechanic). Analisa dilakukan dengan 2-D (dua dimensi) dengan model regangan bidang (plane strain).
Penurunan atau pergerakan tanah secara lateral akibat konstruksi terowongan bawah kota untuk subway merupakan suatu pertimbangan penting dalam merencanakan suatu terowongan. Dengan metode elemen hingga, penurunan tanah tersebut dapat diprediksi dengan model analisa mengacu pada kondisi yang ada. Tulisan akan menampilkan hasil-hasil simulasi yang dilakukan.
Analisa ditekankan pada penurunan permukaan tanah, penurunan pondasi bangunan.

"
2000
S34876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khotimatul Fauziah
"Tunnel Field Effect Transistor (TFET) merupakan struktur divais yang menggunakan mekanisme transport band-to-band tunneling untuk proses injeksi carrier. Hal ini berbeda dengan MOSFET yang menggunakan thermionic emission untuk mengalirkan arus. Dengan mekanisme transport yang berbeda ini,TFET dapat mencapai nilai subthreshold swing (SS) lebih rendah dari 60 mV/dec, lebih kecil dari transistor konvensional. Rendahnya nilai SS ini penting untuk penskalaan tegangan dengan arus switching yang ideal. Pada tesis ini dilakukan analisa karakteristik tunnel FET pada divais Si lateral p-n dan p-i-n berskala nanodari data hasil penelitian yang diperoleh Nano Device Laboratory, Research Institute of Electronics, Shizuoka University, Jepang. Fenomena band-to-band tunneling pada divais lateral p-n dan p-i-n berskala nano berhasil diobservasi. Band-to-band tunneling terjadi pada saat divais diberikan tegangan reverse bias dan gate diberikan tegangan positif. Dari hasil analisa pada struktur p-n dengan ketebalan oxide 150 nm, diperoleh SS mencapai 647,5 mV/dec. Dengan metode komparasi tegangan substrat pada ketebalan oxide 3 nm diperoleh SS sebesar 12,95 mV/dec, lebih kecil dari 60 mV/dec yang merupakan batasan nilai SS yang dapat dicapai pada MOSFET. Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh co-doped dan intrinsic region terhadap tegangan threshold dan pengaruh panjangnya terhadap SS.
Diperoleh bahwa struktur p-n memiliki tegangan threshold lebih tinggi dibanding struktur p-i-n. Hal ini dipengaruhi oleh level Fermi pada channel region, di mana co-doped region memiliki level Fermi EF = 0,112 eV, lebih rendah dari i-region dengan EF = 0,56 eV, sehingga dibutuhkan tegangan gate yang lebih besar untuk menurunkan energi band channel sehingga terbentuk tunnel junction. Dengan mengubah panjang co-doped dan i-region diperoleh hasil bahwa pada struktur p-n dengan panjang co-doped 250 nm diperoleh SS sebesar 647,5 mV/dec, lebih kecil dari struktur dengan panjang co-doped 1000 nm dengan SS mencapai 724 mV/dec. Hal ini disebabkan pada struktur p-n, co-doped region yang lebih pendek akan membentuk channel region yang lebih sempit sehingga elektron pada channel akan lebih cepat tersapu menuju drain. Sebaliknya, pada struktur p-i-n dengan panjang i-region 2000 nm diperoleh SS 704 mV/dec, lebih kecil dari struktur dengan panjang i-region 1000 nm dengan SS mencapai 776 mV/dec. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada struktur p-i-n, semakin panjang i-region maka daerah deplesi pada channel semakin lebar sehingga tunnel region yang terbentuk akan lebih panjang dan probabilitas elektron yang dapat dilewatkan pada tunnel region semakin besar.

Tunnel Field Effect Transistor (TFET) is a device structure which use band to band tunneling transport for the carrier injection mechanism, unlike MOSFET which use thermionic emission. This transport mechanism enables TFET to reach sub threshold swing (SS) less than 60 mV/dec that can enable voltage scaling with ideal current switching. Analysis of the characteristic of tunnel FET on Si nanoscale lateral p-n and p-i-n devices will be conducted in this thesis based on the research data at Nano Device Laboratory, Research Institute of Electronics, Shizuoka University, Japan. Band to band tunneling phenomenon on the lateral nanoscale lateral p-n and p-i-n devices are successfully observed. Band to band tunneling occurs when the devices are in reverse biased condition and positive voltage is applied to the gate. For p-n device with the oxide thickness 150 nm, the SS reaches 647,5 mV/dec. Using substrate voltage comparison methods on the oxide layer with thickness of 3 nm, the SS value is 12,95-mV/dec, smaller than 60 mV/dec as a limitation of SS on MOSFET. Next, we analyze the effect of codoped and intrinsic region to the threshold voltage and its length to the subthreshold swing (SS).
We found that, p-n devices have higher threshold voltage compared to p-i-n devices. We ascribe that this results come from the fact that codoped region has lower Fermi level than that in i-region. By varying the intrinsic and the co-doped region length, we observed that p-n device with co-doped length 250 nm has SS 647,5 mV/dec, smaller than p-n device with co-doped length 1000 nm which has SS 724 mV/dec. We consider that when the co-doped region length is decreasing, the channel region will be shorter. Therefore the electron on the the conduction band of the channel will be swept out to the drain region quickly. We also found that, p-i-n device with i-region length 2000 nm has SS 704 mV/dec, smaller than p-i-n device with i-region length 1000 nm with SS 776 mV/dec. We ascribe that when the i-region length is increasing, the tunnel region in the channel region will be larger, such that the probabilities of electron to tunnel to the channel region increases.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>