Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ery Safrianti
"Keberhasilan kerja suatu sentral telepon dapal dilihat dari nisi ASR (Answered Seizure Ratio) sentral tersebut setiap bulannya ASR merupakan salah satu tolak ukur yang menunjukkan kelancaran hubungan telekomunikasi dan kehandalon perwMomt j m ingon. Oleh karena itu PT. TELKOM selaku penyelenggara jasa telekomuaikasi terus berupaya dalam meningkatkan perolehan ASR, salah saatunya adalah dengan cara melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap faktor-fWdor yang mempengmuhi nilai ASR, baik faktor internal yaitu: kongesti (CONG), kesalahan pensinyalan (CSRFG) den kesalahan teknis (CUT) maupun eksternal seperti; CSRBG (B Busy), CSUG (RNA) dan CSIG Identifikasi terhadap faktor dominan yapg mempengaluhi nilai ASR sangat diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari suatu pola hubungan antara ASR dan beberapa faktor kegagalen panggilan, sehingga dapat diketahui pengumb/kontribusi serta kuat hubungan antara masing-masing faktor kegagalan tersebut terhadap ASR, yaitu dengan menggunakan pendekatan metoda statistik regresi linier berganda.
Dari hasil analisis dengan melihat dan melakukan pengujian terhadap koefisien korelasi dan determinasi pwsial serta koefisien regresi dari persamaan regmsi linier berganda dapat diidentifikasikan bahwa CSRBG (B Busy) mempunyai kontribusi dan kuat hubungan terbesar terhadap nilai ASR. Selanjutnya hasil identifikasi ini digunakan dalam mencari upaya untuk menekan faktor-faktor kegagalan panggilan, terutama faktor yang dominan, sehingga diharapksn peroleban ASR semakin meningkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Dwiantoro
"Perlintasan kereta api merupakan tempat pertemuan antara moda kereta api dengan moda angkutan umum lainnya termasuk pejalan kaki yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Beberapa diantaranya adalah perlintasan Stasiun UI, Barel, Pocin dan Karet yang berada di perlintasan UI – Margonda dan sebagian besar penyeberang perlintasan tersebut adalah mahasiswa.
Penelitian ini berjudul ”Faktor-faktor yang mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa saat menyeberang pada perlintasan UI-Margonda Tahun 2007”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apakah yang dapat mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa hingga mengakibatkan perilaku tidak aman mahasiswa saat menyeberang di perlintasan. Disamping itu penelitian ini juga melihat hubungan antara kewaspadaan dengan perilaku aman mahasiswa saat menyeberang.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kewaspadaan mahasiswa yang diteliti adalah beberapa faktor yang berkaitan dengan individu/ internal (pengetahuan, sikap dan kepentingan), sedangkan faktor eksternal meliputi: fasilitas penyeberangan, cuaca, struktur jalan, siang/ malam hari dan tingkat keramaian.
Penelitian ini menggunakan desain studi bersifat deskriptif analitik. Deskriptif disini yaitu dengan menggambarkan faktor yang mempengaruhi kewaspadaan dan perilaku mahasiswa terhadap risiko keselamatan saat menyeberang, sedangkan analitik yaitu untuk melihat secara analitik hubungan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada analisis univariat, pengetahuan dan sikap mahasiswa secara umum baik, kemudian sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju kepentingan menjadi salah satu penyebab kurang waspada. Sedangkan pada faktor eksternal, seperti: fasilitas penyeberangan yang tidak mendukung, mahasiswa memilih cuaca hujan lebat sebagai faktor yang dapat mempengaruhi, 98% responden menyatakan struktur jalan beresiko, malam hari menjadi pilihan mahasiswa dalam kondisi aman saat menyeberang dan keramaian dapat mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa.
Dari analisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa ternyata tidak terlihat adanya hubungan pada beberapa variabel yang diteliti yaitu : struktur jalan dan tingkat keramaian kecuali pada variabel pengetahuan sikap, kepentingan mahasiswa, fasilitas penyeberangan, cuaca hujan lebat dan kondisi malam hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kondisi lingkungan yang memang tidak mendukung.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor kewaspadaan mahasiswa dapat mencerminkan perilaku aman saat menyeberang di perlintasan karena dari 121 responden yang memiliki kewaspadan baik, terdapat 98 (81%) responden yang berperilaku aman dan dari 79 responden yang memiliki kewaspadaan kurang baik terdapat 26 (32%) responden yang berperilaku tidak aman. Sehingga mahasiswa yang memiliki kewaspadaan baik cenderung memiliki peluang untuk berperilaku aman.
"
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daly Erni
Depok: Universitas Indonesia. Pusat Penelitian Pranata Pembangunan, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Prayuda
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufik Hidayat
"Gerakan berbelok kanan pada suatu ruas jalan atau simpang merupakan suatu permasalahan tersendiri di dalam penghitungan parameter lalu lintas. Pada kondisi tertentu untuk menyederhanakan sistem pengaturan pada simpang, gerakan berbelok tersebut kanan dianggap tidak terlalu mempengaruhi arus keberangkatan, untuk itu gerakan tetap diijinkan. Tetapi bila pada kondisi dimana volume arus lalu lintas yang tinggi didominasi oleh sepeda motor, apakah gerakan berbelok kanan akan banyak mempengaruhi sistem simpang. Satuan mobil penumpang (SMP) sebagai nilai konversi arus lalu lintas berbagai jenis kendaraan terhadap standar mobil penumpang dalam kenyataan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: karakteristik kendaraan, aliran lalulintas, geometric jalan, kondisi lingkungan, iklim dan sebagainya sehingga memiliki nilai yang relatif berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Rekomendasi nilai SMP khusus pada persimpangan dengan Alat Pengendali Isyarat Lalulintas (APILL) atau lampu lalulintas untuk saat ini, satusatunya mengacu pada hasil studi yang tertuang dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), dan dianggap belum dapat mewakili kondisi karakteristik arus lalulintas di perkotaan dengan prosentase sepeda motor yang semakin tinggi. Penelitian atau pengambilan data berdasarkan 2 tahap. Pertama adalah mengambil data lapangan seperti kondisi geometrik, waktu siklus lampu lalulintas dan keadaan lingkungan simpang. Kedua dengan merekam gambar dengan camcorder pada 3 simpang yang dipilih dan yang memiliki prosentasi kendaraan sepeda motor yang tinggi (secara visual). Rekam gambar diambil dengan durasi 1,5 jam. Dari rekaman gambar tersebut didapat data tarus per jenis kendaraan dimulai 5 detik sebelum sinyal hijau dan setiap 5 detik pada waktu hijau. Rentang waktu 5 detik diambil berdasarkan kelipatan waktu hijau. Nilai SMP MC1, MC2, LV, dan HV didapat berdasarkan porsi kendaraan yang melaju dan melewati garis henti pada tiap pendekat.
Dari hasil pengamatan dan proses analisis data pada tiga simpang di Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa Simpang Abdul Muis Perbedaan SMP sepeda motor belok kanan (MC=0.44) dengan sepeda motor lurus (MC=0,52) disebabkan porsi sepeda motor terhadap kendaraan lain yang lurus lebih besar daripada yang belok kanan. Tundaan terjadi karena berhentinya kendaraan dari arah yang berlawanan. Simpang Kyai Maja Fase 2 pada simpang ini mengizinkan gerakan belok kanan terlawan sehingga menyebabkan tundaan yang cukup besar dari pada gerakan lurus. Nilai SMP sepeda motor (MC) yang melaju pada simpang ini hampir menyamai besar SMP kendaraan ringan karena prosentasi dari kendaraan tersebut tidak jauh berbeda. Faktor 1,75 kendaraan belok kanan terhadap kendaraan lurus tidak terbukti pada simpang ini.
Dari penelitian ini, faktor koreksi hanya berkisar 1.2 Simpang Sisingamangaraja Pada simpang ini prosentase kendaraan sepeda motor yang belok kanan tidak mendominasi lalulintas ( Hasil interpretasi grafik regresi linier yang menunjukan ada korelasi antara nilai SMP kendaraan sepeda motor dengan arus jenuh. Hal ini disebabkan metode proporsi untuk menentukan SMP kendaraan tergantung dari arus yang dilepas oleh simpang. Meskipun kecil, ada korelasi antara Prosentase Sepeda Motor dengan Rasio Tundaan terhadap waktu hijau. Hal ini disebabkan dominasi sepeda motor sangat mempengaruhi waktu tambahan kendaraan untuk melalui simpang.

Movement turn right at one particular joint streets or digress to represent a[n separate problems in enumeration of traffic parameter. At some stage to make moderate system of arrangement of at intersection, movement turn the right assumed do not too influence departure current, for that the movement remain to be permitted. But if at condition of where volume current of high traffic predominated by motorbike, whether/what movement turn right will a lot of influencing system digress. Set of the passenger car unit (PCU) as conversion value of traffic current of various type of vehicle to passenger car standard in fact influenced by various factor like: characteristic of vehicle, stream of traffic, geometric walke, environmental condition, climate etcetera so that own value which relative differ one location with other location.
Recommendation assess special PCU at intersection with the Signal Of traffic Controller ( APILL) lamp of traffic Or to in this time, single relate at study result decanted in Indonesia Highway Capacity Manual (IHCM 1997), and assumed by not yet earned to deputize current of traffic characteristic condition in urban by prosentase is motorbike which excelsior. Data input or research of pursuant to 2 phase. First is take field data of like condition geometric, environmental lamp of traffic circumstance and cycle time digress. Second with record draw by camcorder at 3 intersection selected and owning high volume of vehicle motorbike ( visually). Record picture taken by duration 1,5 hours. From the picture record got data tarus per type of vehicle started by 5 second before green signal and each;every 5 second when green. Span time 5 second taken by pursuant to green time fold. Assess PCU MC1, MC2, LV, and HV got pursuant to fast portion of vehicle and throughmelewati mark with lines to desist every approach.
From perception result and process data analysis at three intersection in Jakarta, inferential hence that Intersection Abdul Muis Difference PCU turn to right motorbike ( MC=0.44) with diametrical motorbike (MC=0,52) caused by a motorbike portion to of vehicle other;dissimilar bigger diametrical than which turn to right. Delayed happened because desisting of vehicle from adversative direction.Phase 2 this intersection permit movement turn to right terlawan so that cause big enough delayed from [at] diametrical movement Assess PCU motorbike (MC) this intersection almost come up to big of light PCU Of vehicle because prosentasi from the of vehicle not far differ. Factor 1,75 of vehicle turn to right to unprovable diametrical of vehicle [at] this intersection.
From this research, corrective factor only gyrate 1.2 Intersection Sisingamangaraja At this intersection prosentase of vehicle motorbike which the turn to right not predominate of traffic (< 50%) Delayed time Or desist total of vehicle is not became by this intersection, because optimal arrangement sinyal so that do not the happening of heaping of vehicle going to approach go out Result of linear graph regresi interpretation which show there is correlation of PCU of vehicle motorbike with saturation flow. This matter is caused by a proportion method to determine PCU of vehicle depended from current released by intersection. Though minimize, there is correlation Motorbike portional with Ratio Delayed to green time. This matter is caused by a motorbike domination very influence additional time of vehicle to through intersection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2007
S35762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boediharto
"ABSTRAK
Kecelakaan lalu lintas adalah merupakan salah satu ancaman yang paling rawan, terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat dibidang lalu lintas jalan raya, karena
dapat mengakibatkan korban jiwa maupun harta benda. Situasi kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan gambaran yang cenderung meningkat setiap tahun, sehinqga masih merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kematian di Indonesia.
Untuk mengatasi situasi yang rawan dibidang lalu lintas, maka POLRI telah melaksanakan upaya penindakan dan pencegahan yang diberi nama "Operasi Zebra 85", dengan tujuan angara lain untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas tersebut. "Operasi Zebra 85" ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 25 Juli sampai dengan 5 Oktober 1985.

"
Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delviana Anggraeni Savitri
"Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah mengenai alasan mengapa implementasi kebijakan sistem ganjil-genap yang tidak berhasil dalam mengurangi kemacetan di DKI Jakarta tahun 2018 - 2019. Hal yang juga menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini yaitu mengenai adanya perubahan teknis kebijakan dan juga peran aktor terkait baik dari aktor pelaksana kebijakan maupun kelompok sasaran kebijakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori model implementasi kebijakan dari Merilee S. Grindle dan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk meneliti mengenai implementasi kebijakan sistem ganjil genap yang tidak mengurangi kemacetan di DKI Jakarta tahun 2018 – 2019. Faktor apa saja yang membuat dan berpengaruh terhadap implementasi kebijakan tersebut sehingga tidak berhasil mengurangi kemacetan di Ibukota. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tingkat kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran serta keterbatasan sumber daya yaitu pengawas dan alat pengawas menjadi hambatan juga tantangan dalam implementasi kebijakan sistem ganjil-genap di DKI Jakarta tahun 2018 – 2019 yang mempengaruhi ketidakberhasilan implementasi kebijakan sistem ganjil - genap untuk mengurangi tingkat kemacetan di DKI Jakarta

The focus of the discussion in this research is on the reasons why the implementation of the odd-even system policy is not successful in reducing congestion in DKI Jakarta in 2018 - 2019. What is also the focus of discussion in this research is the existence of technical changes in policies and also the role of related actors both from policy implementing actors and policy target groups. In this study, the author uses the theory of policy implementation model from Merilee S. Grindle and uses qualitative research methods to examine the implementation of the odd-even system policy that does not reduce congestion in DKI Jakarta in 2018 - 2019. What factors make and influence the implementation This policy has not succeeded in reducing congestion in the capital city. The results of this study found that the level of compliance and responsiveness of the target group as well as limited resources, namely supervisors and supervisory tools, became obstacles as well as challenges in implementing the odd-even system policy in DKI Jakarta in 2018 - 2019 which affected the unsuccessful implementation of the odd-even system policy to reduce congestion in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Tjahjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ariswanto Raymond
"Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Kecelakaan saat berlalu lintas selain menjadi hambatan langsung juga merupakan kerugian secara tidak langsung yakni berupa kerugian materi dan manusia. Berdasarkan data yang di dapat bahwa kecelakaan di jalan merupakan masalah keselamatan dan kesehatan yang sangat serius di seluruh dunia, masalah yang sama juga dihadapi Indonesia.
Di Wilayah Jakarta Timur paling banyak terjadi kecelakaan lalu lintas di bandingkan pada wilayah Jakarta lainnya, berdasarkan data Satlantas Polda Metro Jaya. Kecelakaan lalu lintas selama 5 tahun paling banyak terjadi diakibatkan oleh faktor pengemudi. Tingkat kecelakaan yang terjadi di wilayah Jakarta Timur disebabkan karena perilaku pengemudi yang tidak aman dalam berkendara di jalan raya seperti lengah, tidak tertib, tidak terampil, mabuk dll. Faktor lingkungan seperti jalan dan kendaraan berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Volume kendaraan yang semakin tinggi tidak diimbangi dengan fasilitas dan kualitas jalan.
Banyaknya kendaraan yang tidak laik jalan juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Agar lalu lintas berjalan dengan aman dan lancar, maka pengemudi kendaraan bermotor harus berperilaku aman dalam berkendara di jalan raya, kondisi kendaraan harus dipastikan dalam keadaan laik jalan, dan jalan dalam kondisi memadai agar tidak terjadi kecelakaan. Sering terulang dan tingginya angka kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor di Wilayah Jakarta Timur merupakan alasan penulis untuk menjadikan masalah tersebut menjadi sebuah penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan kendaraan bermotor di Wilayah Jakarta Timur. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analititik dengan pendekatan metode kuantitatif, yaitu untuk melihat tingkat resiko kecelakaan kendaraan bermotor serta faktor penyabab kecelakaaan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data laporan kecelakaan kendaraan bermotor di wilayah Jakarta Timur pada bulan Januari sampai Maret 2008. Populasi penelitian adalah pengendara kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan di wilayah Jakarta Timur Bulan Januari sampai Maret 2008. Sampel penelitian ini adalah kecelakaan kendaraan bermotor yang tercatat selama bulan Januari sampai Maret 2008. Data sekunder yang diperoleh kemudian diolah untuk di hitung proporsi kecelakaan kendaraan bermotor tiap minggunya. Hasil dari Pengolahan data proporsi tersebut digunakan untuk menggambarkan penyebab (fault) yang terlibat dalam suatu accident.
Dari hasil penelitian ini peneliti mendapatkan bahwa berdasarkan faktor penyebab kecelakaan kendaraan bermotor yaitu sebanyak 194 kasus kecelakaan, sebagian besar yaitu sebanyak 82 kasus kecelakaan (42,3%) disebabkan oleh perilaku tidak aman karena lengahnya pengemudi pada saat mengendarai kendaraan bermotor. Sebanyak 10 kasus (5,1%) disebabkan karena pengemudi mengantuk, sebanyak 1 kasus (0,5%) disebabkan karena pengemudi yang mabuk, sebanyak 23 kasus (11,9%) disebabkan oleh pengemudi yang tidak terampil, sebanyak 56 kasus (28,9%) disebabkan oleh pengemudi yang tidak tertib, sebanyak 5 kasus (2,6%) disebabkan oleh rem kendaraan yang kurang berfungsi, sebanyak 3 kasus (1,5%) disebabkan oleh ban kendaraan tidak memadai, sebanyak 1 kasus (0,5%) disebabkan oleh lampu kendaraan yang tidak berfungsi, sebanyak 12 kasus (6,2%) disebabkan oleh jalan berlubang, dan sebanyak 1 kasus (0,5%) disebabkan oleh jalan rusak.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas sebaiknya pengemudi saat berkendara dalam keadaan kondisi tubuh fit, tidak sedang mengantuk, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Pastikan kondisi kendaraan dalam kondisi baik sebelum berkendara di jalan raya, khususnya kondisi ban, rem dan lampu kendaraan. Dilakukan sosialisasi mengenai ?safety riding? atau cara berkendara yang aman di jalan raya oleh pihak kepolisian Memberi rambu-rambu atau tanda adanya jalan berlubang atau rusak oleh DLLAJ. Dan dilakukanya perbaikan jalan sedini mungkin setelah diketahui adanya jalan berlubang dan rusak oleh Dinas Pekerjaan Umum."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>