Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Konsep induksi magnetik merupakan konsep yang telah lama dikenal dan diaplikasikan secara leas, namun demikian pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan olehnya belum mendapatkan perhatian secara serius, bahkan analisa mengenainya masih jarang dilakukan. Kendala umum yang paling sering dijumpai adalah masih terbatasnya bahasan kualitatif maupun kuantitatif dari phenomena induksi magnetik yang bersifat aplikatif. Adapun tulisan ini akan mencoba mengetengahkan perhitungan dan analisa induksi magnetik alabat arus transien pada pengaman diferensial Station Service 7ran#f rmer-4 (SST-4) di Proyek PLTU Suralaya Unit 5, 6, & 7. Pada kasus tersebut seteiah dilakukan penghimpunan data dan pengamatan kondisi di lapangan, selanjutnya dilak-ukan pemodelan dan simulasi dengan bantuan perangkat Iunak Efectnrmagnrtic Tra=ien Trugmm (EMTP). Berdasarkan hasil simulasi, kemudian dilal akan perhitungan dan analisa pengaruh induksi magnetik terhadap pengaman diferensial trafo tersebut. Dah analisa itu akan diperlihatkan potensi yang dimiliki arcs transien, dalam menimbulkan kesalahan kerja pads pengaman diferensial trafo melalui mekanisme induksi magnetik. Di samping itu akan ditentukan pula batasan-batasan geometrik yang hares dipenuhi, agar pengaman diferensial SST-4 dapat terhindar dari kesalahan keda aldbat induksi magnetik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung Puranto
"Trafo arus merupakan peralatan insU mentasi yang memegang peranan penting dalam operasi pengamanan sistem tenaga listrik, sebagai peralatan yang berfungsi mengubah tingkat anus menjadi suatu tingkat arus yang lebih rendah untuk pengoperasian rele, dimana rele akan memberikan perintah kepada PMT untuk pengoperasian rele, dimana rele akan memberikan perintah kepada PMT untuk membuka saat terjadi gangguan. Keluaran yang dihasilkan oleh trafo arus merupakan transformasi dari bentuk gelombang arus masukan menjadi suatu bentuk gelombang arus keluaran, dengan perbandingan yang tertentu. Distorsi bentuk gelombang arus keluaran trafo anus dapat menyebabkan kesalahan kerja rele pengaman, karena nilai rms yang dihasiikan lebih kecil bda dibandingkan dengan nilai rms yang dihasilkan oleh bentuk gelombang arus keluaran tanpa distorsi. SaIah satu penyebab terjadinya distorsi bentuk gelombang arus keluaran trafo arus adalah sebagai aldbat kejenuhan yang dialami oleh trafo arus. Komponen anus searah arus gangguan asimetris yang yang dialami oleh trafo arus. Komponen anus searah arus gangguan asimetris yang ditimbulkan akibat terjadinya gangguan hubung singkat pada sistem tenaga bstrik, mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk menimbulkan kejenuhan trafo arus. Metoda pemodelan dan simulasi akan digunakan untuk menganalisa kejenuhan yang dialami trafo arus akibat komponen arus searah arus gangguan asimetris, dan pengaruhnya terhadap keda rele anus lebih."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Hanif Wicaksono
"Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat terjadi suatu pola perubahan gaya hidup masyarakat saat ini, khususnya dalam kegiatan transaksi pada suatu transaksi barang dan/atau jasa dari metode transaksi secara konvensional menjadi transaksi secara elektronik, atas dasar tersebut muncullah Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) selaku platform digital yang memfasilitasi kegiatan pertukaran barang dan/atau jasa. Transaksi yang dilakukan pada PSE tentunya tidak terlepas dari adanya potensi kebocoran data dan informasi atas setiap transaksi yang dilakukan oleh konsumen pada PSE, sehingga PSE selaku pelaku usaha berkewajiban untuk melakukan upaya dalam hal mencegah hal-hal tersebut terjadi yang salah satunya dengan menerapkan standar ISO 27001 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi (SMPI) selaku standar internasional dalam upaya mencegah risiko-risiko yang terjadi pada transaksi elektronik yang salah satunya memenuhi hak konsumen dan kewajiban PSE selaku pelaku usaha. Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah terkait bagaimana mekanisme penerapan ISO 27001 selaku SMPI serta apakah ISO 27001 selaku SMPI dapat menjamin PSE dari kebocoran data konsumen. Penelitian ini akan dilakukan secara kualitatif, hasil dari penelitian bahwa ISO 27001 selaku SMPI membantu PSE dalam mencegah kebocoran data dan informasi konsumen, serta saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah regulator mengevaluasi dan membuat satu aturan rigit mengenai penerapan SMPI sejak terdapat adanya dualisme pengaturan terhadap penerapan SMPI.

The rapid development of technology has made a pattern of changing the lifestyle of today's society, especially in transaction activities in a transaction of goods and/or services from conventional transaction methods to electronic transactions, on this basis an Electronic System Operator (ESO) has emerged as a platform. digital services that facilitate the exchange of goods and/or services. Transactions carried out at ESO are certainly inseparable from the potential for data and information leakage for every transaction made by consumers at ESO. Therefore, ESO as a business actor is obliged to make efforts to prevent these things from happening, one of which is by implementing the ISO 27001 standard. regarding the Information Security Management System (SMPI) as an international standard to prevent risks that occur in electronic transactions, one of which fulfills consumer rights and PSE obligations as business actors. The main problem in this research is related to the mechanism for implementing ISO 27001 as SMPI and whether ISO 27001 as SMPI can guarantee ESO from consumer data leaks. This research will be carried out qualitatively and the results of the research show that ISO 27001 as SMPI can assist ESO in preventing consumer data and information leaks, as well as advice that can be given from this research is that the regulator evaluates and makes one strict rule regarding the implementation of SMPI since there is dual regulatory regulation on the implementation of SMPI. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Charles Rio Valentine
"Penelitian ini membahas tentang Program Electronic Traffic Law Enforcement dan menganalisis mekanisme serta sanksi hukum program Electronic Traffic Law Enforcement dalam rangka menciptakan Kamseltibcarlantas di wilayah Kota Serang. Sebagai ibu kota Provinsi Banten, Kota Serang memiliki mobilitas yang cukup tinggi, Direktorat LaluLintas memiliki tantangan untuk menciptakan lalu lintas yang Aman, selamat, tertib dan lancar kepada seluruh masyarakat Kota Serang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif. Keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) merupakan tujuan yang diinginkan setiap pengguna jalan. Perilaku pengguna jalan sangat berpengaruh terhadap terwujud atau tidaknya Kamseltibcarlantas. Penelitian ini menemukan bahwa kehadiran Electronic Traffic Law Enforcementdi Kota Serang ini sebetulnya mampu untuk memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk semakin meningkatkan kesadaran hukum akan tertib lalu lintas. Akan tetapi, dalam praktik di lapangan masih belum dilaksanakan secara maksimal dikarenakan beberapa faktor kendala, yaitu Sumber Daya Manusia, anggaran, sarana/ prasarana, dan budaya masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan adanya perbaikan dan evaluasi terkait dengan penerapan Electronic Traffic Law Enforcement agar lebih maksimal dalam penerapannya."
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2022
320 LIT 25:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Mangampu R.
"Salah satu bentuk transaksi elektronik yang semakin diminati oleh masyarakat pada saat ini adalah dompet digital. Dengan penggunaan yang mudah karena tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran langsung, proses registrasi pendaftarannya juga tidak sulit untuk dilakukan. Di balik semua kemudahan yang ada dalam dompet digital, sebagai suatu aplikasi yang didalamnya terdapat dana yang berasal dari pengguna, aplikasi dompet digital ini menjadi salah satu aplikasi yang banyak diincar oleh pelaku serangan siber. Tesis ini membahas dan menelaah proses desain suatu kerangka kerja keamanan infrastruktur untuk layanan dompet digital yang menggunakan standarisasi kombinasi PCI DSS 4.0 dan COBIT 2019 dengan pendekatan analisis berbasis manajemen risiko. Desain kerangka kerja tersebut kemudian diimplementasikan dalam suatu lingkup organisasi dompet digital XYZ. Penerapan kerangka kerja ini berisikan rangkaian proses berupa identifikasi ruang lingkup, aset dan celah keamanan, asesmen risiko, pengendalian risiko dalam bentuk validitas dan penerapan kontrol serta pengamatan dan umpan balik dari penerapan kendali terhadap risiko. Dalam proses pencarian data untuk penerapan kerangka kerja ini dilakukan juga wawancara dengan jumlah 10 pertanyaan terkait kebijakan teknis kepada Kepala Bagian IT dan Senior Expert divisi IT dengan hasil wawancara berupa data-data aset kritikal, celah keamanan dan kerentanan yang timbul dan kebijakan yang sudah diambil perusahaan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh serangan keamanan sistem infrastruktur. Hasil kuesioner terhadap desain kerangka kerja yang dilakukan menyatakan 100% setuju bahwa kerangka kerja ini memiliki langkah-langkah yang lengkap dan dapat menjadi tolok ukur untuk digunakan dalam layanan dompet digital akan tetapi hanya 66,7% responden yang menyatakan kerangka kerja ini mudah untuk diterapkan. Dari hasil penerapan kerangka kerja di organisasi dompet digital XYZ ditemukan terdapat 27 aset kritikal dengan 30 faktor risiko teridentifikasi, dan 14 risiko dalam level sangat tinggi, tinggi dan sedang yang perlu dilakukan pengendalian kontrol baru.

e-Wallets are one form of electronic transaction that is increasingly favored by everyone. Apart from the convenience of not having to carry physical cash as a
direct means of payment, the registration process is also considered relatively easy
to do. However, behind all the conveniences found in digital wallets, as an
application that contains funds originating from users, these digital wallet
applications have become one of the applications that are being aggressively
targeted by cyber attackers. This thesis examines the process of developing an
infrastructure security framework for e-wallet services by combining a standardized
of PCI DSS 4.0 and COBIT 2019 with an analytical risk management approach.
The framework design is then implemented into practice within the parameters of
the XYZ e-wallet company. This framework's implementation process entails the
number of steps, including scope, asset, and security vulnerability identification;
risk assessment; risk control, including the implementation of controls and
monitoring their effectiveness; and observation feedback on the process. In the
process of searching for data to implement this framework, interviews were also
conducted with the Head of IT Department and Senior IT Expert of the IT division,
consisting of 10 questions related to technical policies. The interview results
include critical asset data, security vulnerabilities and weaknesses that arise, and
the company's policies already implemented to mitigate the risks posed by security
attacks on the infrastructure system. According to the survey findings on the
framework design, 100% of respondents agreed that this framework contained
complete stages and could serve as a benchmark for usage in digital wallet services,
however only 66.7% said that it was simple to put into practice. Following the
framework's implementation, it was discovered that the XYZ e-wallet company had
27 important assets, 30 recognized risk factors, and 14 risks at very high, high, and medium levels that needed for new controls
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferina Nugrahitasari
"Telah dilakukan penelitian geofisika dengan metoda magnetik di Sorolangun, Jambi, Sumatra. Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi zona mineralisasi emas sistem porfiri berdasarkan hasil pemodelan magnetik 3D. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) dan Global Positioning System (GPS). Luas area 2000 meter x 2000 meter dengan spasi antar titik 5 meter. Pengolahan data mentah dilakukan dengan koreksi diurnal (koreksi variasi harian) dan IGRF (international geomagnetics Refrence Field) untuk mendapatkan medan anomali lokal. Kontinuasi keatas dilakukan pada ketinggian 50 meter. Turunan kedua vertikal (SVD) digunakan untuk menentukan jenis struktur pada wilayah penelitian agar mempermudah proses interpretasi.
Penggunaan Reduksi ke kutub dilakukan untuk menyederhanakan proses interpretasi, namun karena wilayah penelitian berada di ekuator maka pengaplikasian RTP ini tidak maksimal, sebagai penggantinya digunakan Sinyal Analitik untuk mempermudah penentuan letak dari tubuh anomalinya. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan menganalisis peta anomali medan magnetik total yang telah dikontinuasi dan diturunkan dua kali secara vertical. Hasil ini dikorelasikan dengan hasil pemodelan metoda magnetik 3D dan data IP.

A geophysical studies have been conducted with the magnetic method in Sorolangun, Jambi, Sumatra. This study aims to identify the zones of gold mineralization porphyry system based on 3D magnetic modeling results. Data were collected by using a Proton Precession Magnetometer (PPM) and Global Positioning System (GPS). The area of 2000 meters x 2000 meters with a space between a point 5 meters. Raw data processing is done with diurnal correction (correction of daily variation) and IGRF (International Geomagnetics Refrence Field) to get a local anomaly field. Upward Continuation performed at a height of 50 meters. The second vertical derivative (SVD) is used to determine the type of structure in the study area in order to facilitate the process of interpretation.
Reduction to the poles conducted to simplify the process of interpretation, however, because the study area is located at the equator then the application of RTP is not optimal, as the successor of Analytical Signal used to facilitate the determination of the location of the body anomalies. Qualitative interpretation is done by analyzing the total magnetic field anomaly maps that have been in continuation and lowered vertically twice. These results will be correlated with the results of the 3D magnetic modeling methods and data IP.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deskha Ardianto
"Bentonit yang termodifikasi oleh oksida besi telah dilaporkan memiliki daya adsorpsi lebih tinggi dibandingkan monmorilllonit, oleh sebab itu dilakukan modifikasi bentonit dengan memvariasikan perbandingan mol oksida besi (Fe3O4) untuk mendapatkan sifat magnet yang berbeda dan daya serap yang lebih besar. Bentonit magnetik yang termodifikasi oksida besi dibuat menggunakan prekursor besi (III) dan besi (II) dengan menggunakan metode presipitasi. Bentonit magnetik dibuat Dengan memvariasikan mol Fe (III) dan Fe (II) 1:1 dan 1:2. Didapatkan bahwa BOB1211 (Bentonit Oksida Besi 1:2 dan mol Fe (III) dan Fe (II) 1:1) memiliki sifat magnet yang lebih tinggi dibandingkan BOB1212 yaitu sebesar 8,226 emu/g dan 6,383 emu/g. Pada BOB 1212 penambahan Fe (II) menurunkan sifat magnet. Sampel yang telah dibuat digunakan untuk aplikasi adsorpsi logam berat Cd2+ dan Co2+. Waktu optimum yang didapatkan untuk menyerap logam berat selama 60 menit. Adsorpsi logam Co2+ lebih besar dibandingkan adsorpsi logam Cd2+ dikarenakan pada BOB1211 terjadi pilarisasi magnetik pada interlayer monmorillonit. Didapatkan logam yang paling banyak teradsorp oleh bentonit oksida besi pada logam Co2+ dengan konsentrasi 1mM pada adsorben BOB 1211 sebanyak 92,72%. Logam Co2+ terjerap tidak hanya karena sifat keelektronegatifan yang dimiliki oleh monmorillonit tetapi juga karena sifat magnetik yang terdapat pada oksida besi yang berada pada interlayer monmorilonit. Logam Co2+ memiliki sifat paramagnetik yang memungkinkan lebih dapat ditarik oleh magnet. Sedangkan logam Cd2+ yang memiliki sifat diamagnetik tidak dapat ditarik seluruhnya oleh medan magnetik induksi yang dimiliki Bentonit Oksida Besi. Sehingga logam Co2+ lebih teradsorpsi oleh Bentonit oksida besi.

Bentonite which is modified by iron oxide precursor has been reported that has higher adsorption properties than montmorillonite. Therefore, in this study, bentonite will be modified by varying the mole ratio of iron oxide (Fe3O4) to obtain different magnetic properties and greater adsorption properties. Magnetic bentonite modified iron oxide was made using iron (III) and iron (II) by using precipitation method. Magnetic bentonite was made by varying the mole ratio of Fe(III) and Fe (II) is 1:1 and 1:2. As a result, BOB 1211 (Bentonite Iron Oxide 1:2 and The ratio mole of Fe(III) and Fe(II) 1:1) has a higher magnetic properties than BOB 1212 is 8,226 emu/g and 6,383 emu/g. BOB 1212 on the addition of Fe(II) decrease the magnetic properties. Samples which have been made are used for heavy metal adsorption applications Cd2+ and Co2+. The optimum time to absorb heavy metals was 60 minutes. Metal adsorption Co2+ was greater than Cd2+ because on BOB 1211 occurred magnetic pilaritation of interlayer montmorillonite. The most metal absorbed by Iron Oxide Bentonite in Co2+ with 1 mM concentration on the adsorbent BOB 1211 is much as 92.72%. Co2+ adsorbed not only because of the nature of electro negativity which is owned by monmorillonit but also because of the magnetic properties of iron oxide contained in the interlayer monmorillonit. Metal Co2+ has characteristic of paramagnetic that can be withdrawn by magnets. Whereas Cd2+ metal which has a characteristic of dimagnetic can not be withdrawn entirely by the induction owned by Iron Oxide Bentonite."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Jauhari
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh additiv CaO dan SiO2 terhadap sifat magnet Ferit keras Barium-Strontium yang banyak digunakan untuk motor listrik DC yang berbentuk silinder dengan diameter 15 mm dan berat 5 gram. Kalsinasi dilakukan selama 3 jam pada temperatur 110° C lalu digiling selama 8 jam dengan rotasi 110 rpm. Sinterisasi dilakukan pada temperatur 1250° C selama 1 jam ,dan pemampatan yang diberikan adalah sebesar 2567 KgF/m2 pada satu arah.. Seluruh pembuatan dan karakterisasinya dilakukan di TELKOMA-LIPI Bandung ,sedangkan pengukuran SEM dilakukan di Puslitbang Geologi Bandung. Hasil percobaan menunjukan bahwa additiv berpengaruh pada sifat magnet Ferit keras Barium-Strontium. Komposisi additiv yang paling baik adalah CaO : SiO2 = 1,245 : 0,415 Wt %. Renlanensi yang dicapai sebesar Br = 0,96 KG ,koersiftas HcB = 0,89 Koe , kerapatan sebesar 4,92 gr/cm3 dan Bhmax = 0,2 MG.Oe.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Prasista
"Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia, dan teknologi informasi menuntut adanya kecepatan dan kemudahan dalam transaksi bisnis, sehingga berkembang pula hukum perjanjian. Kontrak yang semula hanya menggunakan kertas saat ini mulai tergantikan dengan kontrak elektronik. Adapun hadirnya kontrak elektronik tersebut mengakibatkan lahirnya perangkat hukum untuk melindungi transaksi bisnis yang dilakukan di dunia maya. Dengan adanya transaksi bisnis melalui dunia maya, dimungkinkan bagi para pihak untuk tidak bertatap muka dalam proses pembuatannya, maka perlu dilakukan analisis yuridis lebih lanjut mengenai keabsahan kontrak elektronik yang dibuat oleh para pihak berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. 
Nowadays, with the current development, human life and information technology demand speed and ease of doing business transactions, leading to the development of law of contract. Contracts that are originally paper-based, are now turning to electronic contracts. The presence of electronic contracts resulted in the need of legal instruments to protect cyberspace business transactions. With cyberspace business transactions, it is possible for the parties to not have face-to-face meeting. Therefor it is necessary to do further juridical analysis regarding the validity of electronic contracts based on the current laws."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Mabe
"Telah dilakukan preparasi, kajian dan pengatnatan struktur mikro sampel magnet hibrid SmCO5 - Nd12Fe82B6 setelah melalui proses preparasi teknik metalurgi serbuk. Material hibrid yang dibuat berturut-turut memiliki komposisi stoikiometri yaitu paduan serbuk (Sm,Pr)Co5 (at.%) dan paduan ingot Nd12Fe82B6 (at.%). Unsur Dy disubsitusi kedalam Nd-Fe-B sehingga terbentuk paduan fasa Nd12-xDyx, Fe82B6 (at.%) dengan x = 0, 1, 2, 3, 6 dan 9. Selanjutnya, paduan ingot tersebut diproses mil sehingga dihasilkan serbuk halus (Nd,Dy)-Fe-B dengan ukuran partikel 20-40 pm. Kedua serbuk (Sm-Co dan Nd-Fe-B) dicampur dengan perbandingan berat (80+y);(20-y) (wt%} dengan y = 0, 5, 10 dan 15 dan sebagian campuran tersebut dimil dengan waktu yang bervariasi. Serbuk material tersebut dipadatkan melalui pemadaian satu arab dalam cetakan berbentuk silinder sehingga menghasilkan padatan muda. Sampel yang sangat padat dihasilkan setelah menjalani siklus perlakuan panas.
Telah dihasilkan struktur mikro material hibrid yang terdiri dari fasa hibrid (Pr,Nd,Sm,Dy)2(Fe,Co)14B, (Pr,Nd,Sm,Dy)Co5 setelah tahapan sinter pada temperatur 1150 °C dan anil pada temperatur 850 °C selama 5½ jam dan diikuti pendinginan cepat kedalam air. Juga telah diamati bahwa ?fasa bingkai? mempunyai tipe 1-5 dan 2-14-1 disamping fasa utama 2-14-1 dan 1-5 dalam material hibrid seperti ditunjukkan oleh SEM-EDS, XRF dan XRD. Struktur mikro tersebut sepertinya berpenampilan ?unik? karena berbeda dengan struktur mikro material magnet konvensional yang berbasiskan Nd-Fe-B atau Sm-Co. Studi dengan SQUID juga dilakukan untuk mengevaluasi sifat magnetik meskipun histerisis loop yang dihasilkan hanya terdapat pada kwadran pertama. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hibridisasi dua fasa magnetik permanen yang berbeda telah memberikan informasi baru yaitu telah dihasilkannya struktur mikro yang ?unik? walaupun fasa-fasa magnetik 1-5 dan 2-14-1 masih tetap dipertahankan sebagai fasa-fasa utama dalam material material hibrid.

The preparation, investigation and observation of microstructure of the SmCo5 - Nd12Fe82B6 hybride magnetics sample which after preparation processing by powder metallurgy technique have been done. Hybride materials were made of stoichiometry (Sm,Pr)Co5 (at%) and Nd12Fe82B6 (at.%) compositions respectively in form of powders and lumps. The element of Dy was substituted into Nd-Fe-B to produces Nd12-x Dyx, Fe82B6 (at%) alloys with x = 0, 1, 2, 3, 6 and 9. The alloys were further ball milled to produce fine powders of (Nd,Dy)-Fe-B in the size range of 20-40 μm. Both kinds of powders (Sm-Co and Nd-Fe-B base) were then mixed with ratio (80+y):(20-y) in weight for y = 0, 5, 10 and 15 and successively milled with various milling times. The powder materials were compacted in a silindrieal die and pressed in one direction leads to green compacts. Fully dense compacting samples were obtained after the application of designed heat treatments.
It was found that microstructure for hybrid materials consisted of (Pr,Nd,Sm;Dy)2(Fe,Co)14B, (Pr,Nd,Sm,Dy)Co5 obtained after a sintering step at temperature 1150 °C and annealed ata temperature of 850 °C for 5½ hours and followed by quenching into water. It was also observed that a ?frame phase? of 1-5 and 2-14-1 types in addition to the main phase of 2-14-1 and l-5 in hybride materials as shown by SEM-EDS, XRF and XRD. This kind of microstructure is assumed unique because different with conventional microstructure of sintered Nd-Fe-B or Sm-Co based materials. The study also employed SQUID to evaluate the magnetic properties despite only first quadrant of the hysteresis loop which available. The conclusion of the current study is that hybridization of two different hard magnetic phases have given new information in that it has produced ?unique? microstructures while the magnetic phases of 1-5 and 2-14-1 still remain as tl1e main phases in hybride materials."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
D1225
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>