Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63683 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrix Pramana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Subiantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Adriana Sopandi
"enukar kaior merupakan suatu alat yang sangat penting dalam proses rekayasa, dalam industri-industri besar, menengah sampai dengan pemakaiannya dalam rumah tangga. Hadir dalam bentuk yang sangat sederhana sampai dengan yang rumit untnk pemakaian industri-industri besar. Penggunaan Penukar kalor yang dirancang dan dihitung karakteristiknya dalam Tugas Akhir ini adalah untuk proses pengeringan produk-produk pertanian maupun produk-produk idustri rumah tangga lainnya yang membutuhkan Yang tidak memerlukan suhu yang tidak terlalu besar dengan asupan udara yang bersih. Perancangan penukar kalor perlu dilakukan untuk menghasilkan nilai efektivitas yang diharapkan, dengan penyesuaian terhadap kondisi operasional. Perhitungan teoritis dilakukan dengan memperhitungkan nilai temperatur masuk sumber panas dan udara dingin dan asumsi nilai temperatur keluar yang diperlukan dalam pemakaian. Setaelah perhitungan teoritis didapat maka dilakul-can pengujian penukar kalor untuk melihat kinerja penukar kalor yang sebenarnyau Perhitungan teoritis diperlukan untuk memperhitungkan karakteristik awal dari penukar kalor yang akan dibuat. Dalam Tugas Akhir ini dihitung perbandingan karakteristik penukar kalor pelat bersiri p secara teoritis dan yang didapat dari pengujian. Perhitungan teoritis yang didasarkan pada asumsi dan perl-ciraan kinerja penukar kalor yang diinginkan sedangkan secara eksperimenral didapatkan dari hasil pengujian karakteristik penukar kalor pada kondisi operasi. Tugas akhir ini bermaksud menjabarkan secara sederhana perhitungan yang diperlukan dalam perancangan dan perhitungan karakteristik penukar kalor. Perhitungan parameter-parameter yang diperlukan dalam menilai karakteristik penukar kalor seperti nilai koefisien perpindahan panas keselumhan (U) , NTU, koefisien perpindahan kalor konveksi untuk mendapakan efektivitas penukar kalor sirip, dan efisiensi sirip. Metode analisa penukar kalor yang dipakai dalam Tugas Akhir ini adalah dengan menggunakan metode NTU-efektivitas. Analisa dengan menggunakan metode NTU efektivitas memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan analisa menggunakan metode LMTD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin Wahab
"ABSTRAK
Sebagian besar proses di industri adalah proses yang memiliki waktu tunda. Dengan adanya waktu tunda, dibutuhkan teknik analisis yang berbeda dengan sistem tanpa waktu tunda. Dalam makalah ini akan dibahas teknik pengendalian sistem dengan waktu tunda menggunakan prediktor Smith. Ide dari prediktor Smith adalah menggunakan model proses yang dikendalikan untuk meramalkan pengaruh aksi kendali yang diberikan pada saat kini terhadap proses tersebut. Selain itu juga dibahas bagaimana pengaruh ketidaksesuaian pemodelan pada prediktor Smith. Penerapan prediktor Smith disimulasikan menggunakan perangkat lunak yang dibuat dengan Turbo Pascal versi 6.0, sehingga dapat dilihat bagaimana pengaruh prediktor Smith pada tanggapan sistem yang dikendalikan. Selain itu juga dibahas sifat-sifat prediktor Smith."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Witjaksono
"Suatu aliran fluida dapat mempengaruhi suatu benda yang terendam ketika aliran tersebut melewati permukaan benda. Bentuk atau geometri dari suatu benda dapat menimbulkan karakteristik atau pola aliran tertentu saat aliran fluida melewati benda. Hal ini yang menyebabkan terjadinya suatu fenomena aliran fluida. Untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada fluida disekitar benda dapat dilakukan visualisasi terhadap aliran fluida pada benda tersebut. Masalah yang dikaji pada tugas akhir ini adalah mengenai fenomena antara lain separti efek aliran ikut, separasi, dan gaya hambat yang ditimbulkannya pada atap gedung rektorat UI pada saat fluida melintasi permukaan benda. Untuk visualisasi aliran fluida digunakan rnetode smoke-wire. Metode ini adalah salah satu cara yang digunakan untuk memvisulisasikan aliran fluida sehingga terlihat garis alir dari fluida ternebut. Penelitian dilakukan dengan membandingkan eksperimen pada wind tunnel dengan visualisasi foto dengan menggunakan metode smoke wire. Visualisasi smofre..wire menunjukkan streamline fluida, pola aliran fluida yang ditimbulkan, dan fenomena yang terjadi. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap tekanan statik, kecepatan fluida, dan koefisien hamhat, didapat bahwa efek gradien tekanan yang tidak menguntungkan dapat menimbulkan efek wake dan separasi pada kecepatan 2,46 m/s. Gradien tekanan yang tidak menguntungkan juga dapat menyebabkan hambatan yang besar pada kecepatan 4,93 - 17,94 m/s.

Fluid flow can affect immersed body when flow lead through surface of the body. Shape or geometry of body can generate certain characteristic or pattern of fluid flow when flaw lead through body, This matter can cause fluid flow phenomena, To identify the phenomena of fluid, which is enclosing body, we can visualize the fluid of the body. Matter that is discussed in this hook is about the phenomena like effect of wake, separation, and drag force that is developed above the roof of Rektorat Ul building when fluid flow over surface of the body. To visualize the fluid flow, we use smoke wire method. This method is one of the methods to visualize fluid flow, so the fluid streamline is displayed. The examination compares wind runnel experiment with picture visualization using smoke wire method. Smoke-wire visualization show fluid streamline, fluid flow pattern, and existing phenomena From the data that has been gained by experiments, dealing with static pressure. fluid velocily, and drag coefficient, the result is adverse pressure gradient can create wake and separation effect in the velocity of 2,46 m/s. Adverse pressure gradient can also cause high drag in thevelocity of 4,93 - 17,94 m/s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betarto Fitriaji
"Salah satu peralatan yang menerapkan prinsip-prinsip Perpindahan Kalor yang paling umum digunakan adalah Alat Penukar Kalor. Prinsip keja Alat Penukar Kalor adalah memindahlnagz kalor dari fluida panas ke fluida dingin. Pada beberapa aplikasi khusus di lapangan, dibutuhkan Alat Penukar Kalor yang dapat memanaskan dun fluida dingin sekaligus, dan disebut Alat Penukar Kafor dengan Dua Fluids Dingin. Salah satu bemulmya adalah Alat Penukar Kalor Shell and Tube dengan aliran silang-Iawan arah dengan banyak laluan, dengan satu fluida campur dan yang lainnya tak campur.
Kineqa suatu Alat Penukar Kalor adaiah kemampuan memindahkan kaior per saman wakm, atau laju perpindahan kalor (q). Sebagaimana Alat Penukar Kalor biasa, kinerja Alat Penukar Kalor dengan Dua Fluida Dingin ditentukan oleh jenis susunan aliran dan kondisi operasinya. Pada Alat Penukar Kalor dengan Dua Fluida Dingin, ada satu faktor lagi yang menentukan kinerjanya, yaitu konjigurasi aliran anlara kedua fIuida dinginnya. Selain itu, juga diperhitungkan profil kecepatan aliran turbulen dari fluida panas dalam shell Pada beberapa contoh aplikasi, digunakan koryigurasi dimana aliran kedua fluida dingin saling berselingan tiap satuan Ialuan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui korgfigurasi seperti apa yang memiliki kinerja terbaik dengan melakukan simulasi perhinmgan menggunakan program komputer berbasis bahasa pemrograman Pascal. Dengan menjalankan serangkaian perhimngan dalam suatu program, dapat dibandingkan kinerja Alat Penukar Kalor dengan Dua Fluids Dingin. Di sini disimuiasikan empat jenis konfigurasi aliran fluida dingin, yang memvariasikan jumlah Ialuan fluida dingin sebelum saling berselingan.
Hasil skripsi ini, yang dijabarkan dalam bentuk grafik dan tabel memmjukkan bahwa keempat jenis konfigurasi mempunyai kemungkinan untuk menghasilkan kinerja yang terbaik yang ditentukan oleh kondisi masukan, yaitu laju aliran massa dan temperarur masuk dari ketiga fluida kerjanya.

There are many tools that we use in everyday lives that apply Heat Transfer princnzrles. The most common one is Heal Exchanger. lt works by exchanging heat from hot fluid to cold fluid At some special applications, there are needs to use Heat Exchanger that can heat two coldfluiais simultaneously. It is called Two Cold Fluids Heal Exchanger: One of its types is Shell and Tube Heat Exchanger, multi pass cross-counter flow type, with one fluid mixed and others are unmixed.
Heat Exchanger's performarzce is the capability to transfers heat at certain limes, or the heat transfer rate (q). Like the usual Heal Exchanger; its flow type and operational condition determirie the Two Cold Fluids' Heat Exchanger's performaunce. There is another variable that determines its perjformance, which is the flow configuration between the two cold fluids. The involvement of turbulent velocity profiles that works at the hot fluid flow in the shell also gives some in_)7uences. At some applications examples, the configuration where the cold fluids airermate every one pass is being used.
This script's purpose is to determine what hind of configuration between two eoldfluials has the best performance. It is conducted by doing mathematical simulation using a special computer program based on Pascal programming ikmguage. By doing the simulation in some various inputs, the comparison of configuration peU"ormance is obtained Here, four kinds offlow configurations between the two cold fluids; which are different in the number of pass before they are alternated are calculated.
This script's result, that is shown in graphics and tables, shows that all four configurations has chance to have the best performance that is determined by the inputs, which is the mass flow rate ana' the input temperature of the three working fluids.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin Wahab
"Masalah-masalah yang timbul dalam industri proses seperti ketidakpastian model proses, perubahan dan ketidaklinieran proses, serta waktu tunda ang besar, membuat pengendali PID konvensional tidak mampu memberikan unjuk kerja yang baik. Oleh karena itu pengendali PID harus dilengkapi dengan algoritma sistem kendali swa-tala dan struktur prediktor Smith, yang selanjutnya disebut sebagai pengendali PID prediktor swa-tala. Algoritma sistem kendali swa-tala adalah algoritma yang mampu mengubah parameter pengendali terhadap perubahan proses. Algoritma ini terdiri dari sebuah prosedur identifikasi untuk menentukan model proses yang tidak diketahui dan prosedur kalkulasi parameter pengendali. Identifikasi dilakukan berdasarkan atas sinyal masukan dan keluaran proses yang terukur. Parameter pengendali dihitung berdasarkan model proses terestimasi dengan mengabaikan nilai estimasi yang tak menentu. Prediktor Smith berfungsi sebagai kompensator waktu tunda. Waktu tunda akan dieliminasi dari persamaan karakteristik, sehingga kalkulasi parameter pengendali dapat didasarkan kepada model proses tanpa waktu tunda. Hasil uji coba pada proses waktu tunda orde satu dan orde dua menunjukkan bahwa pengendali PID prediktor swa-tala dapat memberikan unjuk kerja yang baik sesuai dengan yang diinginkan dalam menangani keempat masalah di atas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
03 Wah s-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sahala David
"Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah kekayaan bahan tambang. Untuk mengolah mineral tambang dilakukan proses separasi. Proses separasi dilakukan dengan menggunakan gelembung. Proses ini sering disebut dengan proses flotasi. Untuk mengetahui proses flotasi diperlukan penelitian karakterisktik gelembung melingkupi besar gelembung, time history, frekuensi, kecepatan terminal, dan trajectory gelembung. Penambahan reagent berupa reagent jenis collector. Variasi yang diberikan adalah variasi reagent dan flow rate. Hasil menunjukkan bahwa besar gelembung bervariasi mulai dari 1,5 mm – 1,8 mm, kecepatan gelembung mulai dari 26 cm/dtk – 36 cm/dtk. Penambahan reagent menyebabkan penurunan terminal velocity.

Indonesia knows as a rich country full of natural resources. One of them is mining. In mineral processing, usefull material separated from unsefull material using separation process. Bubble is used in separation process. This process known as flotation process. Bubble‘s characteristic is investigated to know about better flotation process. Bubble‘s characteristic involves bubble size, time history, frequency, terminal velocity and bubble trajectory. Collector reagent type used in this research. Variation applied in this research is reagent and flow rate. Result show bubble size varies start from 1,5 mm – 1,8 mm, bubble velocity start from 26 cm/s – 36 cm/s. Reagent addition cause bubble terminal velocity decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Hilman
"ABSTRAK
Micromixing merupakan wilayah penelitian penting untuk berbagai aplikasi dalam pengujian dan diagnostik. Dalam tulisan ini, penulis menyajikan perbandingan kinerja beberapa desain micromixer pasif yang berbeda didasarkan pada gagasan pencampuran fluida menggunakan struktur herringbone yang terhuyung. Dengan herringbone, diharapkan dapat mempengaruhi laju aliran yang ada. Dalam percobaan ini, penulis juga menggunakan tiga fase dari herringbone dalam saluran untuk mempengaruhi aliran. Hal ini bertujuan agar permukaan air yang bersentuhan dengan herringbone lebih banyak, sehingga menghasilkan hasil yang lebih bak. Penulis telah menyadari bahwa tata letak desain yang berbeda dari herringbone memiliki pengaruh yang berbeda terhadapat aliran fluida, dan pada research ini penulis merancang beberapa design dan melakukan seimulasi pada pencampuran kinerja setiap design. Kemudian penulis merancang beberapa saluran menggunakan variasi kecepatan 0,001 m / s, 0,002 m / s dan 0,004 m / s, dan variasi tinggi 0,2 mm, 0,3 mm dan 0,4 mm, dan parameter terakhir adalah dengan menggunakan beberapa jarak antara herringbone, yaitu 0,3 mm, 0,4 mm, 0,5 mm, 0,6 mm dan 0,7 mm. Dalam penelitian ini penulis menggunakan lebar yang sama dari saluran dan herringbone, itu adalah 0,3 mm. Tata letak struktur dari herringbobe yang dilakukan pada riset ini diposisikan di dinding bawah saluran mikro tersebut. Tulisan ini pada dasarnya berusaha untuk mengembangkan pemahaman keseluruhan proses pencampuran dengan memungkinkan dua aliran fluida melalui berbagai struktur asimetris. Untuk langkah simulasi, penulis juga menggunakan parameter sebagai perbandingan fenomena pencampuran dan hasil dari proses pencampuran. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk realisasi sebuah micromixer pasif menggunakan struktur herringbone dengan berdasarkan beberapa parameter. Setelah realisasi, penulis juga melakukan beberapa pengukuran tinggi dan lebar dari saluran saluran mikro dan struktur herringbone, serta kekasaran dan kontur dari cetakan dan produk.

ABSTRACT
Micromixing is an important research area for a variety of applications in sensing and diagnostics. In this paper, we present a comparison of the performance of several different passive micromixer design is based on the idea of staggered herringbone mixer. Given herringbone, is expected to affect the rate of flow. In this experiment, we also using three herringbone phases in the channel to affect the flow through. It is aimed that the mixing of the fluid with a herringbone more leverage. We have realized that different design layout of the staggered herringbones in microchannels and compared their performance mixing. Then we design a few channels using varieties velocity 0.001 m s, 0.002 m s and 0.004 m s, and varieties height 0.2 mm, 0.3 mm and 0.4 mm, and the last parameter is using several disrance between herringbone, 0.3 mm, 0.4 mm, 0.5 mm, 0.6 mm and 0.7 mm. In this research we using same width of the channel and herringbone, it is 0.3 mm. Layout of the structure is based on the staggered herringbone bilayers where this layer is positioned on the bottom wall of the microchannel. This paper basically trying to develop an overall understanding of the process of mixing by allowing two fluid flow through various asymmetrical structure. For the simulation step, we also using those parameters as a comparison of the mixing phenomenon and the result of mixing process. In this research we are trying to realization a passive micromixer using herringbone structure by concerning about several parameters. We also try to simulate varieties design and parameters. After the realization, we also do some measurement, there are weight and height of the channel a herringbone structure, roughness from the mold and product and contour."
2016
S66829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Hilman
"ABSTRACT
Micromixing is an important research area for a variety of applications in sensing and diagnostics. In this paper, we present a comparison of the performance of several different passive micromixer design is based on the idea of staggered herringbone mixer. Given herringbone, is expected to affect the rate of flow. In this experiment, we also using three herringbone phases in the channel to affect the flow through. It is aimed that the mixing of the fluid with a herringbone more leverage. We have realized that different design layout of the staggered herringbones in microchannels and compared their performance mixing. Then we design a few channels using varieties velocity 0.001 m s, 0.002 m s and 0.004 m s, and varieties height 0.2 mm, 0.3 mm and 0.4 mm, and the last parameter is using several disrance between herringbone, 0.3 mm, 0.4 mm, 0.5 mm, 0.6 mm and 0.7 mm. In this research we using same width of the channel and herringbone, it is 0.3 mm. Layout of the structure is based on the staggered herringbone bilayers where this layer is positioned on the bottom wall of the microchannel. This paper basically trying to develop an overall understanding of the process of mixing by allowing two fluid flow through various asymmetrical structure. For the simulation step, we also using those parameters as a comparison of the mixing phenomenon and the result of mixing process. In this research we are trying to realization a passive micromixer using herringbone structure by concerning about several parameters. We also try to simulate varieties design and parameters. After the realization, we also do some measurement, there are weight and height of the channel a herringbone structure, roughness from the mold and product and contour.

ABSTRAK
Micromixing merupakan wilayah penelitian penting untuk berbagai aplikasi dalam pengujian dan diagnostik. Dalam tulisan ini, penulis menyajikan perbandingan kinerja beberapa desain micromixer pasif yang berbeda didasarkan pada gagasan pencampuran fluida menggunakan struktur herringbone yang terhuyung. Dengan herringbone, diharapkan dapat mempengaruhi laju aliran yang ada. Dalam percobaan ini, penulis juga menggunakan tiga fase dari herringbone dalam saluran untuk mempengaruhi aliran. Hal ini bertujuan agar permukaan air yang bersentuhan dengan herringbone lebih banyak, sehingga menghasilkan hasil yang lebih bak. Penulis telah menyadari bahwa tata letak desain yang berbeda dari herringbone memiliki pengaruh yang berbeda terhadapat aliran fluida, dan pada research ini penulis merancang beberapa design dan melakukan seimulasi pada pencampuran kinerja setiap design. Kemudian penulis merancang beberapa saluran menggunakan variasi kecepatan 0,001 m / s, 0,002 m / s dan 0,004 m / s, dan variasi tinggi 0,2 mm, 0,3 mm dan 0,4 mm, dan parameter terakhir adalah dengan menggunakan beberapa jarak antara herringbone, yaitu 0,3 mm, 0,4 mm, 0,5 mm, 0,6 mm dan 0,7 mm. Dalam penelitian ini penulis menggunakan lebar yang sama dari saluran dan herringbone, itu adalah 0,3 mm. Tata letak struktur dari herringbobe yang dilakukan pada riset ini diposisikan di dinding bawah saluran mikro tersebut. Tulisan ini pada dasarnya berusaha untuk mengembangkan pemahaman keseluruhan proses pencampuran dengan memungkinkan dua aliran fluida melalui berbagai struktur asimetris. Untuk langkah simulasi, penulis juga menggunakan parameter sebagai perbandingan fenomena pencampuran dan hasil dari proses pencampuran. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk realisasi sebuah micromixer pasif menggunakan struktur herringbone dengan berdasarkan beberapa parameter. Setelah realisasi, penulis juga melakukan beberapa pengukuran tinggi dan lebar dari saluran saluran mikro dan struktur herringbone, serta kekasaran dan kontur dari cetakan dan produk."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>