Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aji Nur Widyanto
"UPS seringkali digunakan dalam suatu instalasi listrik suatu bangunan dengan maksud untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik di tempat tersebut dalam penulisan ini dilakukan studi kasus di Rumah Sakit Jakarta. Untuk mencapai keandalan yang diinginkan, fungsi UPS erat kaitannya dengan manajemen beban. Pengaturan pelayanan beban yang akan dilayani UPS harus ditinjau dari beberapa segi agar mendapat hasil yang optimal dalam penulisan inl hal pertama kali yang dilakukan adalah menelaah pemakaian energi listrik untuk mengetahui beban apa saja yang terpasang, sehingga dapat diambil beberapa pertimbangan untuk menentukan pengaturan beban yang dapat dilayani oleh UPS serta melakukan analisa kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dari kombinasi beban yang digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Sulistyo
"Indeks kualitas daya memberikan parameter dalam mengevaluasi dampak negatif dari daya yang sudah tidak murni sinusoidal. Indeks kualitas daya yang sudah ada memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengukur tingkat gangguan transien. Indeks kualitas daya untuk mengukur gangguan transien pada sistem tenaga listrik dikembangkan berdasarkan teknik pemrosesan sinyal waktu ? frekuensi. Dalam tesis ini akan digunakan indeks-indeks kualitas daya transien untuk mengoptimasi penempatan tumpuk kapasitor pada sistem distribusi ladang minyak dengan menggunakan rasio instantaneous disturbance energy dan rasio normalized instantaneous disturbance energy.
Simulasi aliran daya dilakukan untuk mengetahui aliran daya sistem distribusi ladang minyak sehingga dapat diketahui profil tegangan rel-rel pada sistem dan faktor daya sistem. Dengan kriteria desain yang telah ditentukan untuk faktor daya, dapat diketahui kebutuhan kapasitas tumpuk kapasitor pada sistem. Bentuk gelombang tegangan lebih transien pada saat switching tumpuk kapasitor tersebut disimulasikan menggunakan ATP/EMTP. Simulasi dilakukan untuk berbagai jarak antara sumber tegangan lebih transient yaitu switching capacitor bank dengan titik beban.
Hasil simulasi tersebut kemudian dianalisa menggunakan teknik pemrosesan sinyal berdasarkan analisa waktu-frekuensi dengan menggunakan perangkat lunak Matlab. Sehingga diperoleh ukuran kuantitatif dari mutu daya pada peristiwa penyaklaran tumpuk kapasitor untuk berbagai jarak beban terhadap sumber penyaklaran.

Power quality indices provide parameters to evaluate negative impact of power that distorted and not purely sinusoid. Existing power quality indices have limitation on measuring transient disturbance level. Power quality indices to measure transient disturbance on power system have been developed based on time-frequency signal processing. In this thesis, power quality indices will be used to optimize capacitor bank placement in the distribution system using instantaneous disturbance energy ratio and normalized instantaneous disturbance energy ratio.
Load flow simulation was conducted first on the oil field distribution system to examine voltage profile in the busses and overall system power factor. Capacitor bank's capacity requirement will then be determined based on design criteria requirement. Over voltage transient waveform on the capacitor bank switching phenomena will be simulated using ATP/EMTP software. The simulation will be conducted on the various distances between switching source and it loads.
Simulation result will then be analyzed using signal processing technique based on time-frequency using Matlab. Hence quantitative values of transient power quality on various distance is obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riezky Rizaldy
"Kepulauan Seribu dalam bentuk pulau membuat implementasi program pembangunan terhambat. Konsumsi listrik tergantung pada jumlah peralatan listrik yang dimiliki, ukuran tempat tinggal di samping peningkatan konsumsi listrik untuk sektor rumah tangga karena peningkatan populasi dan pendapatan per kapita. Konsep gaya hidup listrik rumah tangga terkait dengan aspek sosial dan perilaku konsumsi energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsumsi listrik berdasarkan pengguna listrik di Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Tidung dan menjelaskan bagaimana hubungan pendapatan, luas bangunan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang luas bangunan, pendapatan, dan penggunaan peralatan elektronik. Analisis spasial digunakan untuk melihat perbedaan konsumsi listrik spasial, analisis statistik digunakan untuk melihat hubungan antara luas bangunan, pendapatan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik. Hasilnya adalah sektor komersial terletak di sepanjang garis pantai, sektor rumah tangga menyebar di tengah, sedangkan sektor campuran terletak di tengah sektor rumah tangga. Ada hubungan antara pendapatan dan penggunaan peralatan elektronik dengan konsumsi listrik, sedangkan luas bangunan tidak memiliki hubungan dengan konsumsi listrik. Tetapi variabel ini tidak berlaku untuk sektor komersial, karena memiliki perilaku penggunaan listrik yang berbeda dari sektor lainnya.

The Thousand Islands in the form of islands has hampered the implementation of development programs. Electricity consumption depends on the number of electrical equipment owned, the size of the residence in addition to the increase in electricity consumption for the household sector due to increased population and per capita income. The concept of a household electrical lifestyle is related to social aspects and energy consumption behavior. The purpose of this study is to determine the differences in electricity consumption based on electricity users in Pramuka Island, Panggang Island and Tidung Island and explain how the income, building area and use of electronic equipment relate to electricity consumption. The questionnaire was used to obtain data on building area, income, and use of electronic equipment. Spatial analysis is used to see differences in spatial electricity consumption, statistical analysis is used to see the relationship between building area, income and use of electronic equipment with electricity consumption. The result is that the commercial sector is located along the coastline, the household sector is spread in the middle, while the mixed sector is located in the middle of the household sector. There is a relationship between income and use of electronic equipment with electricity consumption, while building area has no relationship with electricity consumption. But this variable does not apply to the commercial sector, because it has a behavior of electricity usage that is different from other sectors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eris Taufik Hidayat
"Beban Jawa Bali selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat pesat namun di segi lainnya, kondisi pembangkit di Jawa Bali umumnya sudah tua dan tidak mampu lagi menghasilkan daya secara optimum. Bila tidak direncanakan pembangunan pembangkit baru maka diperkirakan 2 tahun kedepan sistem Jawa Bali akan kekurangan pasokan daya. Dengan perhitungan perkiraan beban (forecasting), maka beban puncak di sistem Jawa Bali pada tahun 2004 akan mencapai 15059 MW dan pada tahun 2006, 16251 MW. Dengan melihat kondisi itu, maka PT PLN (Persero) berencana akan membangun pembangkit-pembangkit baru berkapasitas besar secara crash program, minimal sejumlah 3000 MW.
Salah satu crash program adalah pembangunan PLTGU Muara Tawar berkapasitas 600 MW yang direncanakan selesai pada tahun 2004. Dengan masuknya PLTGU Muara Tawar, perlu di lakukan studi aliran daya pada penghantar 500 kV Muara Tawar-Cibatu, Cibatu-Cirata, Cirata-Saguling, Saguling-Cibinong, Cibinong-Bekasi, dan Bekasi-Cawang.

Burden Java Bali during 5 the last year show very fast improvement but in other facet, condition of generator in Java Bali generally has old and unable to again yield energy optimum. If do not be planned to development of new generating hence estimated 2 year to the fore Java Bali system will lacking of supply energy. With calculation of estimate of burden (forecasting), hence peak burden in Java Bali system in the year 2004 will reach 15059 MW and in the year 2006, 16251 MW. Seen the condition of that, hence PT PLN (Persero) will be develop; build new generating have big capacities to by crash program, minimum a number of 3000 MW.
One of the crash programs is development of PLTGU Estuary Bargain to have capacities 600 planned MW finish in the year 2004. With entry of PLTGU Estuary Bargain, need in studying the generating stability and also channeling to Java Bali system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Fandy Hakim
"ABSTRACT
Phasor Measurement Unit (PMU) saat ini diperhitungkan sebagai salah satu peralatan penting P di sistem tenaga listrik. PMU dapat memberikan pengukuran tegangan dan arus, baik nilai maupun sudut fasanya, pada busbar yang terhubung dengan PMU secara sinkron dan real time. Perkembangan terbaru dari teknologi PMU memberikan data yang sinkron dan berkecepatan tinggi melebihi pengukuran konvensional, yang sangat berguna untuk perhitungan sistem yang dinamis pada sistem ketenagalistrikan. Tujuan dari Optimalisasi Penempatan PMU (OPP) adalah untuk mendapatkan jumlah PMU minimal yang dipasang pada sistem dan posisi penempatannya sehingga seluruh sistem dapat dipantau. Beberapa metode baik secara algoritma matematika maupun heuristic, telah diusulkan untuk memecahkan masalah OPP ini. Tulisan ini memberikan pendekatan topologi untuk menentukan penempatan PMU yang Optimal dengan tujuan agar sistem Jawa Bali 500 kV dapat dipantau secara keseluruhan menggunakan Optimisasi Binary Particle Swarm dan dilanjutkan dengan perbandingan dengan menggunakan metode OPP yang lain serta penempatan PMU yang optimal untuk sistem Jawa Bali 500 KV berdasarkan rencana pengembangan sistem PLN. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa metode yang diusulkan memiliki hasil yang sama dengan metode OPP yang lain, dan bahkan di beberapa kasus lebih baik dari metode yang lain. "
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PT. PLN, 2017
621 JEK 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Nur An Nisa
"Sistem Ereke merupakan sistem kelistrikan di kawasan sisi utara pulau Buton yang masuk wilayah Kabupaten Buton Utara. Namun pola operasi pada sistem Ereke dipasok dari sistem Baubau dan dalam beberapa kondisi dioperasikan secara isolated. Dari pola operasi tersebut, terjadi beberapa kondisi yaitu kualitas tegangan yang buruk akibat letak geografis Ereke dan Baubau terlampau jauh ±199,1 kms, kemudian apabila terjadi padam meluas/padam total (Blackout) proses penormalan pada sistem Ereke membutuhkan waktu yang cukup lama karena kondisi Ereke yang berada di ujung jaringan dan tercatat pada tahun 2021, sistem Ereke mengalami padam total sebanyak 63 kali. Dari hasil analisis diperoleh bahwa apabila menggunakan pola operasi dipasok dari sistem Baubau, maka biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 1.159.452.493,9/bulan dengan tegangan pangkal 15,6 kV pada pelanggan serta lamanya pemulihan pasca padam meluas/padam total dan apabila isolated Rp 1.622.262.413,2/bulan dengan tegangan pangkal 19,7 kV namun biaya lebih mahal namun dapat mengurangi lama waktu pemulihan pasca gangguan karena jaringan lebih pendek dan rugi jaringan berkurang. Selain itu, nilai SAIDI pada bulan Mei 2021 yaitu 5,03 jam/pelanggan/tahun dan SAIFI 5,97 kali/pelanggan/tahun. Dengan demikian, pilihan terbaik dalam pengembangan sistem pembangkitan di Ereke adalah dengan membangun sistem Ereke interkoneksi dengan sistem Baubau dengan disertai dengan pembangunan sejumlah penyulang untuk menaikkan kualitas tegangan dan kehandalan sistem Ereke dan menggunakan simulasi pada software DigSilent. Semua analisa mempertimbangkan RUPTL terbaru tahun 2021-2030.

The Ereke system was an electrical system used on the northern Buton island, a part of the North Buton Regency. The operating methods on the Ereke system were the operation method which was supplied from Baubau system and, in some conditions, isolated operation. There were several conditions caused by those operating methods, which were the poor voltage quality due to the geographical distance from Ereke to Baubau that were too far (±199,1 kms) and the long duration of the normalization process if there was a widespread blackout since Ereke was located at end of the network. In addition, the Ereke system experienced a total of 63 outages in 2021. From the analysis result, it was obtained that the operating method which was supplied from the Baubau system will cost Rp. 1,159,452,439.9/month with 15.6 kV base voltage and a long normalization duration after blackout/total blackout. On the other hand, it was also obtained that the isolated operation method will cost Rp. 1,622,262,413.2/month with 19.7 kV base voltage which was more expensive but with a shorter normalization duration after interruptions due to shorter network and the decreased network loss. Otherwise, the SAIDI value in May 2021 is 5.03 hours/customer/year and SAIFI 5.97 times/customer/year Therefore, developing interconnection of Ereke system and Baubau system along with the constructions of feeders to increase the voltage quality and reliability also with the use of DigSilent simulation software will improve the quality of electrical generation development in Ereke. The latest RUPTL (2021-2030) was considered through every analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmy Said
"ABSTRAK
Tulisan ini mencoba melakukan perkiraan perhitungan ketersediaan suatu system tenaga listrik dan juga mempelajari kebijakan pemeliharaan dalam bentuk perbaikan versus pergantian. Adapun metoda yang digunakan adalah kehandalan median rank, plot kemungkinan, state space, dan kebijakan pemeliharaan berupa perbaikan dan pergantian
Berdasarkan data pengamatan terhadap gangguan dari tahun 1992 sampai dengan 1995, diperoleh bahwa hamper semua komponen berada dalam periode burn in. hal ini mungkin disebabkan data yang berhasil dihimpun belum cukup untuk mewakili keadaan sebenarnya. Tingkat keusangan spare part, prosedur kerja dan sumber daya manusia kurang cakap mungkin merupakan factor-faktor yang mempunyai kontribusi cukup berarti terhadap hasil analisa. Sedangkan berdasarkan hasil analisa kehandalan yang dipakai untuk memperbaiki ketersediaan system menunjukkan bahwa system tenaga listrik yang baru dapat beroperasi pada derajad ketersediaan yang relative tinggi.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ketersediaan system fungsi dari kapasitas, tahun peralatan mulai beroperasi, konfigurasi system, dan kebijakan pemeliharaan. Sedangkan nilai ketersediaan dimana generator sudah harus diganti dlam melakukan tindk pemeliharaan juga tergantung kepada tahun mulai beroperasi dan kebijakan pemeliharaan yang diambil.
Dari hasil studi ini, yang perlu ditindak lanjuti adalah penentuan batas biaya pemeliharaan maksimum. Agar batas tersebut lebih mendekati kondisi yang sebenarmya, maka sebaiknya factor-faktor biaya bila system diperbaharui, net present value dan pola gangguan yang terjadi pada system, perlu dimasukkan dalam perhitungan.

ABSTRACT
This paper presents a systematic approach to estimating the reliability of an electrical power plant. The study focuses on the live problems of generator in refinery which require high levels of availability for cost-effective operation. The method used includes median rank reliability, probability plotting, state-space method and replacement and repair policy.
Based on failure data from 1992 to 1995, the result indicates that availability of the system is high and factor of capacity, year of installation, and configuration which construct the system correlate to the degree of availability, when the equipment requires replacement depends on initial operating year and the repair setting policy.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiarso
"
ABSTRAK
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam melalwkan konservasi energi di industri adalah dengan penerapan sistem kogenerasi. Kogenerasi adalah suatu sistem yang dapat memproduksi energi listrik dan pangs secara serentak atau bersamaan dari satu pembangkit yang sama.
Dengan kogenerasi panas buang dari suatu pembanglat dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uap untuk proses industri. Dengan demikian efisiensi penggunaan bahan bakar secara keseluruhan dapat ditingkatkan, yang berarti biaya untuk pemakaian energi dapat dikurangi dan biaya produksi menjadi lebih rendah.
Dalam mendesain sistem kogenerasi ada beberapa analisis yang perlu dilakukan, yaitu analisis teknis yang meliputi pengumpulan dan analisis data kebutuhan listrik dan uapnya sehingga sistem kogenerasi yang akan didesain dapat memenuhi kebutuhan kedua energi tersebut pernUihan jerus siklus serta penggerak mula yang akan digunakan. Sedangkan analisis ekonomis digunakan untuk menilai sejauh mana proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan seberapa besar potensi penghematan biaya yang dapat dilakukan.
"
1997
S39423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blessmiyanda
"Wilayah perairan Indonesia yang sangat luas berakibat pada besarnya potensi sumberdaya laut yang ada. Sumberdaya ini perlu diupayakan agar penggunaannya memperhatikan daya dukung dan kelestarian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Kebutuhan energi listrik di Indonesia terutama di Pulau Jawa yang berfluktuasi dan cenderung meningkat, diperkirakan dalam periode 1986 - 2010 diperlukan tambahan pembangkit listrik sebesar 26.500 MW. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, Pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar yang memiliki kapasitas 2400 MW. PLTGU Muara Tawar yang direncanakan dibangun di atas lahan seluas 39,6512 Ha yang termasuk Desa Segara Jaya dan Desa Pantai Makmur Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan studi Analisis Mengenal Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan, jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak pada tahap konstruksi meliputi mobilisasi personil, peralatan dan material, pematangan lahan, pemancangan tiang pondasi dan pembangunan kanal pendingin dan demiaga sementara.
Mengingat aktivitas konstruksi PLTGU ini diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan di wilayah pesisir tempat proyek dibangun, maka dilakukan pemantauan pada komponen - komponen lingkungan hidup yang berpotensi menimbulkan dampak. Penelitian lapangan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi (Mei 1995 - Mei 1996) meliputi pengamatan dalam bidang Sosial Ekonomi, Kualitas Air Laut, dan Kualitas Udara. Pengamatan ini dilakukan terhadap aspek - aspek dan di lokasi yang diperkirakan mendapatkan dampak langsung dari aktivitas proyek. Hipotesis dari Tesis ini adalah : Konstruksi Proyek PLTGU Muara Tawar akan menimbulkan dampak pada lingkungan pesisir.
Dari penelitian diketahui sebanyak 29,25 % dari total pekerja non skilled diserap dari tenaga local/penduduk disekitar tapak proyek. Penyerapan tenaga kerja lokal ini menyebabkan perubahan lapangan pekerjaan beberapa penduduk yang sebelumnya nelayan menjadi buruh proyek PLTGU. Hasil analisis Statistik menunjukkan tingkat pendapatan penduduk yang bekerja sebagai buruh PLTGU ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bekerja sebagai nelayan.
Sebagian besar responden ( 91 %) menyatakan tidak keberatan terhadap keberadaan proyek, karena dipandang memberikan kesempatan kerja dan juga memajukan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat. Responden yang keberatan, berpendapat proyek ini membuat laut menjadi lebih dangkal dan berkurangnya hasil tangkapan udang dari pinggir pantai.
Berdasarkan pengukuran kedalaman yang telah dilakukan, menunjukkan adanya pendangkalan perairan. Pendangkalan ini disebabkan proses sedimentasi yang tinggi yang telah terjadi sebelum adanya proyek PLTGU. Proses sedimentasi terlihat dari kandungan bahan padatan tersuspensi (TSS) yang telah melampaui baku mutu menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 0211/1988. Kandungan TSS terbesar terjadi saat kegiatan pengerukan pantai dan pemancangan tiang pondasi. Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh dari pembangunan proyek PLTGU Muara Tawar pada tingginya kandungan TSS di perairan .
Hasil pemantauan kualitas air laut, dijumpai adanya beberapa parameter logam berat yang kandungannya meningkat sejak adanya proyek PLTGU bila dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya proyek. Parameter logam berat yang meningkat ini adalah Cd, Ni, dan Pb. Kandungan logam berat ini meningkat sebanding dengan meningkatnya curah hujan dan menurun seiring dengan menurunnya curah hujan. Logam berat ini bukan berasal dari proyek PLTGU tetapi menunjukkan limbah perkotaan yang terbawa aliran sungai masuk ke perairan pantai. Keadaan ini diduga juga dipengaruhi oleh berkurangnya hutan bakau yang tumbuh di pantai. Diketahui bahwa salah satu fungsi dari hutan bakau adalah sebagai penyerap lumpur karena adanya sistim akar yang padat sehingga partikel yang sangat halus mengendap di sekeliling akar bakau membentuk kumpulan lapisan sedimen yang sekali mengendap biasanya tidak dialirkan keluar lagi. Logam berat yang terbawa aliran sungai akan tersaring oleh lumpur hutan bakau sehingga tidak masuk ke perairan pantai, namun jika hutan bakau ini musnah, maka aliran sungai yang mengandung logam berat akan langsung masuk ke perairan pantai. Berdasarkan studi yang dilakukan saat AMDAL dijumpai hutan bakau sebanyak 1500 pohon/ha , namun saat penelitian pada tahap konstruksi ini hutan bakau yang ada tinggal 1135 pohon/ha.
Kandungan debu dan tingkat kebisingan terbesar terjadi di lokasi tapak proyek, kemudian semakin menurun pada daerah sekitar tapak dan nilainya kecil di daerah pemukiman yang jauh dari tapak proyek. Disini terlihat bahwa besarnya curah hujan juga ikut berperan terhadap kandungan debu. Pada saat curah hujan tinggi, kandungan debu rendah. Sedangkan saat curah hujan rendah, kandungan debu tinggi bahkan melampaui baku mutu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 660.31/SK1694-BKPMD182.
Persepsi penduduk menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di dekat tapak proyek merasa terganggu oleh debu dan kebisingan, sedangkan yang tinggalnya_ jauh dari tapak proyek tidak merasa terganggu. Hasil analisis Statistik menunjukkan adanya pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan debu, selain itu analisis Statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan kebisingan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konstruksi prayek PLTGU Muara Tawar menimbulkan dampak terhadap lingkungan pesisir.

Impact of the Contstruction of the Power Plant on the Coastal Environment (A Case Study in the Gas-Generated Power Plant at Muara Tawar-Bekasi, West Java)The vast area of Indonesian waters offers a wide variety of natural resources. It is very critical to conserve the use of these resources. The ecosystem along the coastal area is also sensitive due to its natural changes that shape the coastline. There is a steady concern of new development that will endanger the coastal ecosystem. Increasing awareness of the communities of any new development can prevent coastal destruction.
In Java the need of electricity is on the rise. It is estimated that from 1986 to 2010 as much as 26.500 MW is needed. Indonesia is building a gas-generated power plant (Perusahaan Listrik Tenaga Gas Uap or PLTGU) in Muara Tawar with a capacity of 2.400 MW. This plant is constructed on a 396,512 ha land in East Java.
Based on the environmental impact assessment (Analysis Mengenai Dampak Lingkungan or AMDAL) the development of this power plant will affect on the coastal ecosystem and environment. This study was conducted to investigate the impacts of PLTGU on water and air quality, and social economy of the coastal community.
The levels of some heavy metals such as Cd, N, and Pb, have increased since the development of the power plant. It was suspected that the heavy metals originated from the city sewage rather than from the PLTGU. Naturally the mangroves filter these heavy metals. However, the density of mangrove has declined from 1,500 trees/ha to 1,135 trees/ha after the PLTGU project was developed. It was noted that the levels of these heavy metals increased with the increasing amount of rainfall.
Project PLTGU also has affected the noise intensity and dust density around the area. It was found that the dust density and amount of rainfall are inversely related. When there was a high amount of rainfall, the dust density was low, and vice versa. Local communities around the project were greatly affected by the amount of dust and noise intensity. Statistics showed the impact of the dust density problem and of the noise intensity on the residential sites.
It was found that 29.25% of the local non-skilled workers who were fishermen have now become power plant workers. Power plant workers tend to have higher income than the fishermen. Individuals (91%) who are in favor of the power plant project consider that the plant will result in a higher employment rate. However, others feel that the plant will cause sedimentation and reduction in the ocean harvest. Sedimentation due to total suspended solids (TSS) has occurred even before the plant started and its rate will continue to increase as the plant developed.
In conclusion, the development of PLTGU Muara Tawar will impact on its coastal environment.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uno Bintang Sudibyo
"Suatu sistem pembangkitan daya listrik yang masih sangat baru, menggunakan alternator bertegangan 150 kV bahkan sampai 400 kV, bernama powerformer dengan lilitan kumparan statomya berupa kabel daya tegangan tinggi XLPE (Cross Linked Poly Ethylene) yang dimodiflkasi.
Selama ini, sistem pembangkitan daya listrik menggunakan alternator bertegangan maksimum 30 kV di pembangkit listrik tenaga air atau termal, menaikkan tegangannya sampai 150 kV atau lebih dengan transformator daya penaik tegangan, kemudian mentransmisikannya melalui saluran udara tegangan tinggi atau ekstra tinggi ke pusat - pusat beban.
Karena tegangan keluarannya sudah tinggi pembangkit powerformer tidak memerlukan transformator daya penaik tegangan dan langsung dapat dihubungkan ke saluran udara tegangan tinggi. Dengan peralatan, pekerjaan sipil dan luas tanah lebih sedikit, sistem pembangkit powerformer relatif lebih rendah biaya investasi, operasi dan pemeliharaannya dibandingkan sistem gabungan alternator - transformator daya penaik tegangan.
Studi ini membandingkan secara teknis suatu sistem pembangkit powerformer dan sistem gabungan alternator - transformator daya penaik tegangan 150 kV, 40 MVA untuk pembangkit listrik tenaga air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>