Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanung Natendra Sukandrio
"Pemanfaatan gas buang merupakan salah satu alternatif sumber energi karena persediaaan sumber energi fosil semakin menipis. Pengoperasian PLTPGB sangat menguntungkan karena memanfaatkan panas gas buang sebagai sumber energi. Pengoperasian PLTPGB secara optimal pada skripsi ini mampu menghemat energi sebesar 1120,99 TJ dalam satu tahun, dengan daya keluaran sebesar 7,657 MW, efisiensi sebesar 18,81 % dan pemakaian bahan bakar spesifik sebesar 5,32 (MJ/dey)/MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S48716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah
"Pada skripsi ini dilakukan perancangan pembangkit daya listrik menggunakan termokopel tipe k dalam perancangan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara suhu, tegangan serta daya yang dihasilkan dari termokopel yang ditempatkan pada kotak yang memiliki dimensi yang berbeda. Volume kotak berpengaruh pada tegangan keluaran termokopel, volume kotak yang lebih kecil menghasilkan tegangan keluaran termokopel lebih besar dibandingkan kotak bervolume besar. Daya yang dihasilkan dengan menggunakan 1 termokopel sebesar 1.78 x 10 -6 Watt sedangkan dengan menggunakan 2 termokopel yang dirangkai secara seri daya yang dihasilkan sebesar 6.13 x 10 -6 Watt. Untuk Mendapatkan daya yang lebih besar dapat dilakukan dengan cara menghubungkan secara seri keluaran dari termokopel tipe K.

In this final project performed electrical power generation using thermocouple type k in the design aims to determine the ratio between temperature, voltage and power generated from the thermocouple in placed in a box has different dimensions. The volume of the box effect the thermocouple outputt voltage, the smaller volume of the box produces thermocouple output voltage is greater than the large-volume box. The power generated by using a thermocouple of 1.78 x 10-6 Watt where using two thermocouples are connected in series of power generated to 6.13 x 10 -6 Watt. To Obtain a greater power can be done by connecting in series the output of the thermocouple type K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadhi
"Sebagian energi dalam proses industri hilang sebagai panas buang ke atmosfer atau sistem pendinginan, tidak terkecuali pada sistem PLTP. PLTP Lahendong memiliki panas buang berupa fluida yang akan diinjeksi kembali brine ke dalam sumur dengan temperatur 170oC. Panas pada brine ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi listrik dengan alternatif pemanfaatan menggunakan siklus Rankine organik, Kalina, CO2 superkritis dan generator thermo-elektrik. Dengan pertimbangan efisiensi, biaya, dan pengalaman industri, maka penelitian ini akan membandingkan dua alternatif, siklus Rankine organik SRO dan siklus Kalina dalam hal potensi daya listrik, reduksi emisi, dan keekonomian berdasarkan regulasi yang berlaku, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada keekonomian kedua sistem tersebut dengan analisis sensitivitas.
Simulasi penerapan siklus Rankine organik dan siklus Kalina dengan perangkat lunak Engineering Equation Solver EES menunjukkan bahwa dengan IRR 15,2 , NPV 1.253.600 dan periode pengembalian 7,3 tahun, siklus Rankine organik dengan konstruksi sederhana dapat menghasilkan daya bersih sebesar 655kW. Siklus Kalina dengan konstruksi lebih kompleks menghasilkan daya bersih yang lebih besar yaitu 785kW ternyata tidak mampu memberikan performa ekonomi yang lebih baik dengan IRR 10,2 ; NPV sebesar 42.285 dan periode pengembalian selama 13 tahun. Dengan keunggulan yang dimiliki siklus Rankine organik, dan dengan banyaknya pengalaman industri komersial negara lain dalam penerapan sistem ini, maka sistem ini dinilai optimal dan layak untuk diterapkan pada pemanfaatan brine PLTP Lahendong maupun industri lain dengan kondisi panas buang dan tarif yang serupa.

Some energy in industrial processes is lost as waste heat to the atmosphere or cooling system. Geothermal power generation is no exception. PLTP Lahendong produce waste heat in the form of brine with temperature of 170oC which will be reinjected into reinjection well. The heat of this brine can be recovered for direct use or by converting heat into electricity. Some waste heat to power WHP technologies include organic Rankine cycle, Kalina cycle, supercritical CO2 and thermoelectric generator. With several considerations such as efficiency, cost and industrial experience, this research will compare only two alternatives which are Organic Rankine Cycle ORC and Kalina cycle in terms of power, emission nreduction potential and economic feasibility based on applicable regulation, as well as identifying factors which affect economic feasibility of those system by means of sensitivity analysis.
Application simulation of organic Rankine cycle and Kalina cycle with Engineering Equation Solver EES software showed that with 15.2 IRR, 1,253,600 NPV and return period of 7.3 years, organic Rankine cycle can produce 655kW net power. Kalina cycle, despite with greater net power of 785kW, was not able to provide better economic performance with 10.2 IRR 42,285 NPV and return period of 13 years. With the advantages of the organic Rankine cycle, and with many commercial industry experience in other countries in the application of this system, this system is considered optimal and feasible for brine utilization in Lahendong geothermal power plant or other industries with similar heat and tariff.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jufri Mantianto
"
Pada sistem tenaga listrik, akan selalu timbul konflik antara tingkat
keandalan dengan biaya, baik itu dalam tahap perencanaan maupun tahap operasi,
sehingga perlu dicari titik optimum antara biaya yang dikeluarkan dengan tingkat
keandalan yang dapat diterima. Terkait dengan hal ini akan dibahas mengenai
optimalisasi pengoperasian pembangkit di pengolahan minyak dan gas bumi
Grissik Central Gas Plant dengan analisa tingkat keandalan, yang akan
membandingkan antara penghematan biaya yang diperoleh dengan kerugian yang
ditimbulkan akibat keandalan sistem pembangkit yang berkurang. Load shedding
akan diterapkan pada sistem tenaga listrik untuk mengurangi kerugian yang
timbul, selain itu juga dari sisi operasional akan dikaji kemampuan pembangkit
pada saat start motor besar. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa,
optimalisasi pengoperasian pembangkit di Grissik Central Gas Plant dapat
diterima secara teknis, dan akan memberikan peluang penghematan sebesar USD
391.687,00 per tahun.

ABSTRACT
In power system, the economic and reliability constraint can conflict, both in
design or operational stage, then need to optimize cost with acceptable system
reliability. According to the above statement, will be discussed power generation
optimization in Grissik Central Gas Plant using reliability analysis. It will
compare between saving cost opportunity and interruption value because of
reduce system reliability. Load shedding system will be implemented in the power
system to minimize the loss. Beside that from the operational point of view, will be
analyzed power generation ability during big motor starting. Based on
calculation and analysis, power generation optimization in Grissik Central Gas
Plant technically accepted and can give saving opportunity around USD
391.687,00 per year."
2013
T35294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suryono
"China National Offshore Oil Corporation (“CNOOC”) Southeast Sumatra Limited (sebelumnya dikenal sebagai YPF Maxus Southest Sumatra BV) merupakan perusahaan Production Sharing Contractor (“PSC") dengan Pertamina yang menghasilkan minyak mentah terbesar dari lapangan ojfshore, dan salah satu lapangan offshore terbesar (termasuk terbesar di Indonesia) adalah Widuri, yang terletak dilepa pantai Laut Jawa 100 km di Utara Jakarta. Untuk meningkatkan produksi minyak dilapangan Widuri, maka diperlukan tambahan tenaga Iistrik dan untuk memenuhi kebutuhan ini CNOOC Southeast Sumatra Ltd mengadakan kontrak kerjasama dengan PT Kwartadaya Dirganusa, yaitu perusahaan nasional yang mempunyai spesialisasi dalam penyediaan tenaga listrik pada perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan industri.
Kontrak kerjasama yang dimaksud adalah kontrak no. 332000673, Rental Gas Turbine Generation Unit (GT GU) 2 x 17, MW (Mega-Wary with Livirig Quarter Faciliry (LQP), dimana pada kontrak pertama ditanda tangani tanggal 9 Juni 2000 PT Kwartadaya Dirganusa berkewajiban untuk menyediakan 1 unit GTGU termasuk peralatan penunjangnya untuk mcnghasilkan tenaga listrik tenaga gas minimum sebesar 17 mega watt (MW) selama 10 tahun yang berlokasi di area Widuri, Lepas Pantai, Laut Jawa. Kemudian dilakukan perubahan kontrak pada tanggal 2 Oktober 2000, Climana disepakati antara PT Kwartadaya Dirganusa dan CNOOC untuk menyediakan tambahan 1 unit GTGU dengan kapasitas 17 mega watt (MW), sehingga terpasang 2 (dua) unit GTGU dengan kapasitas 2 x 17 MW Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik saat ini dan kebutuhan di masa mendatang.
Saat ini, kedua unit GTGU telah terpasang diatas Platform Seafox 3 dan beroperasi dengan menghasilkan tenaga listrik terpakai olch CNOOC berkisar sebesar 32MW untuk memenuhi kebuluhan Iistrik dilapangan Widuri. Kedua unit GTGU ini merupakan pembangkit tenaga listrik yang, sangat vital bagi operasi produksi minyak di Widuri Area, karena menyediakan sekitar 40% dari total kebutuhan tenaga listrik di Iapangan Widuri yang secara keseluruhan sebesar 7SMW.
Berdasarkan kontrak, CNOOC SES Ltd akan membayarkan pemakaian Iistrik berdasarkan aktual tenaga listrik yang terpakai dengan minimum garansi pemakaian Sebesar 17 mega watt Selama 10 tahun, namun demikian proyeksi pemakaian listrik dari pembangkit listrik milik PT Kwartadaya Dirganusa adalah sebesar 24 - 32 MW selama 10 tahun dimulai sejak tahun 2002 - 2012, dan kemungkinan pengoperasian pembangkit listrik tenaga gas ini adalah selama 13 tahun atau sampai 2018 mengingat sumber minyak yang tersedia di wilayah Widuri.
Total biaya proyek yang diperlukan untuk penyediaan pembangkit listrik dengan kapasitas 2 x 17 mega watt adalah sebesar USD 17,483,371 yang dananya bcrsumber dari ekuitas dan pinjaman dari Bank. Analisa Investasi Proyek Pembangunan dan Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas 2 x 17 MW di Widuri Area, CNOOC Southeast Sumatra Ltd, Lepas Pantai, Laut Jawa, akan memberikan gambaran prospek dalam jangka panjang dan kelayakan investasi atas pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), selanjutnya dapat diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk kelangsungan operasi dan jaminan pasokan listrik kepada CNOOC SES Ltd untuk menggerakkan mesin-mesin pengeboran minyak mentah dan peralatan produksi minyak. Selain itu dengan penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk melakukan evaluasi dan etisiensi biaya-biaya operasional atau perubahan-perubahan kontrak yang bisa dilakukan untuk kelangsungan pengoperasion Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Widuri Area, CNOOC SES Ltd.

China National Offshore Oil Corporation ("CNOOC") Southeast Sumatra Limited (as previous called YPF Maxus Southeast Sumatra BV) as one of oil Production Sharing Contractor (“PSC”) company with Pertamina and it’s the biggest suppliers of crude oil offshore in Indonesia, and Widuri area is one of CNOOC’s largest offshore tield, located 100 miles North of Jakarta. In order to increasing oil production at offshore Widuri field, therefore CNOOC required additional supplying electricity and following this requirement CNOOC intends to made contract with PT Kwartadaya Dirganusa has established a fully licenced wholly owned Indonesian company which in supplying specialized on servicing and providing facilities and electricity power for Oil and Gas Company and Industry.
Contract means contract no. 332000673, Rental Gas Turbine Generation Unit (GTGU) 2 x 17 MW with Living Quarter Facility (LQF), where as first signed contract on June 9, 2000, PT Kwartadaya Dirganusa to provide 1 (one) unit Gas Turbine Generation Unit (GTGU) including supporting equipments for supplying electricity power with minimum capacity 17 MW during 10 years located at Widuri area, Offshore, Java Sea. Thereafter on October 2, 2002 CNOOC SES Ltd and PT Kwartadaya Dirganusa agreed to amend of contract to provide additional 1 (one) unit GTGU with capacity 17 MW, thereby total unit GTGU installed at Widuri Area are 2 (two) unit with capacity 2 x 17 MW for supply the electricity power required currently and requirement in future.
Currently, the both GTGU installed on above Platform Seafox 3 and operate with load consumption by CNOOC approximately 32 MW for 10 years period to provide electricity power required at Widuri Field. Both unit of GTGU is vital of power plant for oil production at Widuri area, because its provide about 40% from the total power requirement at Widuri area 78% MW.
Accordingly the contract, CNOOC SES Ltd will pay base on the actual power consumption with minimum guarzlntee power consumption is 17 MW For 10 years, meanwhile the forecast load electricity requirement from PT Kwartadaya Dirganusa’s GTGU is about 24 - 32 MW during 10 years since 2002 ~ 20l2, and possibility operation of power plant untill I8 (eighteen) years or 2018 considering of the resources of the oil in Widuri Area.
Total investment project to provide GTGU with capacity 2 x 27 MW is USD 17.4S3.377, and its funds resources from equity and credit facillities. Analysis Investment Project for Built and Operation of Gas Turbine Power Plant 2 x 17 MW at Widuri Area, CNOOC Southeast Sumatra Ltd, Offshore, Java Sea will describe of the prospecting in future and feasibility of Investment for Built and Operation of Gas Tubine Power Plant. Therefore, any 'action necessary required to continuity of operation and warranty supplying electricity power to CNOOC Southeast Sumatra Ltd for driven of wells for crude oil and production oil facilities. Beside that, this research also as reference for evaluate and efficiency of cost operation and amendments of contract in order for continuing operation of Gas Turbine Power Plant at Widuri Area, CNOOC SES Ltd.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Anton
"ABSTRAK
Keandalan sistem pembangkit tergantung pada keandalan unit pembangkit dan besarnya cadangan daya tersedia (spinning reserve). Kalau kapasitas cadangan daya tersedia tinggi, maka tingkat keandalan serta biaya energinya di sisi sistem pembangkit semakin tinggi pula. Jenis pembangkit yang dapat melayani perubahan beban yang dinamis adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dalam kontrak jual-beli bahan bakar unluk pembangkit PLTGU Gas alam dan PLTP tercantum persyaratan minimum jual-beli antar swasta dan P.T. PLN (Persero), disebabkan hal tersebut, maka salah satu kendala pengembangan PLTU Batubara adalah persyaratan pembelian bahan bakar tersebut.
Pada umumnya batas minimal kontrak pembelian energi listrik dari perusahaan listrik swasta, sebesar 80 persen dari seluruh energi listrik yang dibangkitkannya. Pembelian energi tersebut dapat dioptimalisasikan oleh P.T. PLN (Persero), dengan pola pengoperasian pembangkit swasta, memakai metode dua blok. Kendala dari pengoperasian pembangkit tersebut, adalah persyaratan minimum yang tercantum dalam kontrak jual-beli energi listrik antar swasta dan P.T. PLN (Persero). Kendala lainnya adalah total kapasitas blok pertama dan kedua, adalah sama dengan kapasitas nominal, dengan besaran kapasitas blok pertama dan blok kedua serta waktu pengoperasiannya bervariasi.
Keuntungan pola pengoperasian tersebut, secara umum adalah mengoptimalkan kapasitas pembangkit listrik swasta. Pala pengoperasian dengan metode satu blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakan hanyalah 80 persen dari kapasitas nominal, sedangkan pola pengoperasian metode dua blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakannya sebesar kapasitas nominal.
Dengan mengoptimalkan kapasitas pembangkit swasta, diharapkan pengurangan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik pemikul beban puncak, dan selanjutnya dapat mengurangi biaya energi listrik di sisi sistem pembangkit. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Luthfi Fitris
"Fluida panas bumi dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) selalu disertai oleh gas yang tidak dapat dikondensasikan/Noncondensable gas (NCG). Gas-gas ini meningkatkan tekanan kondensor, berkontribusi terhadap backpressure pada turbin, dan mengurangi produksi daya pembangkit. Untuk menghilangkan NCG dari kondenser, PLTP membutuhkan utilisasi dan optimisasi Gas Removal System (GRS). PT. X menggunakan sistem dual ejector (SJE) untuk gas removal system (GRS). Karena berbagai kondisi uap, banyak motive steam yang digunakan dan tekanan kondenser meningkat. Hal ini menyebabkan penuruan produksi daya. Namun, pembangkit PT. X memiliki liquid ring vacuum pump (LRVP) yang dapat digunakan dengan dual ejector sebagai sistem hibrida (hybrid system). Pembahasan ini bertujuan untuk optimisasi GRS dengan tujuan peningkatan produksi listrik dan didasarkan pada analisis termodinamika dan Cycle Tempo 5.0.
Hasil menunjukkan bahwa hybrid system memiliki kinerja yang lebih tinggi daripada sistem dual ejector. Dengan mempertahankan tekanan kondenser yang sama pada 0,08 bar, PLTP dengan sistem dual ejector menghasilkan daya bersih sebesar 42,9 MW sedangkan PLTP dengan hyrbid system menghasilkan daya bersih sebesar 44,5 MW. Kesimpulannya, analisis termodinamika menunjukkan bahwa hybrid system lebih cocok untuk digunakan di PT. X demi peningkatan produksi daya.

Geothermal fluids of geothermal power plants (GPP) are always accompanied by non-condensable gases (NCG). These gases do not condense inside the condenser which will increase the condenser pressure, contribute to backpressure on the turbine, and thereby decreasing the power generation of the plant. In order to remove these NCG from the condenser, GPP would need to utilize and optimize Gas Removal System (GRS). Currently PT. X utilizes a dual ejector gas removal system (GRS). Due to various steam conditions, more motive steam is needed and the condensers pressure rises up. These problems will eventually lead to lower power production. However, the GPP possesses a liquid ring vacuum pump on standby which could be utilized with the ejector as a hybrid system. This study aims to optimize the gas removal system for an improved GPPs overall power production that is based on thermodynamic analysis and uses Cycle Tempo 5.0 for modeling and simulation.
The result shows that hybrid system has higher performance than the dual ejector system. By maintaining the same condenser pressure at 0.08 bar, the GPP with dual ejector system produces nett power of 42.9 MW while the GPP with hybrid system produces nett power of 44.5 MW. In conclusion, the thermodynamic analysis justifies that hybrid gas removal system is more suitable to be utilized in PT. X in order to gain higher power producion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Utama
"Kegiatan industri yang semakin meningkat tentunya menyebabkan pemakaian pembangkit listrik berbahan bakar fosil meningkat dan pada gilirannya pemakaian bahan bakar fosil meningkat pula. Selain dari itu pembangkit ini mempunyai permasalahan pertama efisiensinya rendah. Efisiensi ini dapat terlihat dalam karakteristik masukan/keluaran suatu pembangkit. Peran kerja dari suatu pembangkit dapat dimaksimalkan dengan terlebih dahulu mengetahui karakteristik dari pembangkit tersebut. Dengan memaksimalkan kapasitas pembangkit tentu saja dapat meminimalkan biaya operasional pembangkit yang berujung pada efisiensi pembiayaan. Pada skripsi ini akan diteliti tentang karakteristik pembangkit dalam hal ini karakteristik masukan/keluaran pembangkit tenaga gas. Sebagai studi kasus penelitian ini adalah karakteristik masukan/keluaran PLTG Muara Karang pada periode penelitian Januari 2006."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Wisnu Nusantoro
"ABSTRAK
Kabupaten Kepulauan Selayar sangat mengandalkan kelapa sebagai salah
satu komoditas utama sektor perkebunan. Banyak industri pengolahan kelapa yang
berkembang di Selayar, salah satunya adalah industri kopra. Masih banyak
pengolahan kopra yang dilakukan secara tradisional dengan mutu yang rendah dan
proses produksi yang lama hingga 7 hari. Limbah industri kopra berupa tempurung
dan sabut kelapa yang hanya ditumpuk dan tidak dikelola dengan baik dapat
mengakibatkan timbul permasalahan lingkungan. Oleh karenanya, limbah kopra
yang tidak ada nilainya perlu dimanfaatkan untuk menjadi sesuatu yang mempunyai
nilai tambah bagi produktivitas industri kopra. Limbah kopra digunakan sebagai
bahan bakar pembangkit listrik tenaga biomassa dengan cara gasifikasi sehingga
dapat menghasilkan energi listrik. Disamping itu panas buang dari pembangkit
digunakan untuk proses pengeringan kopra dalam rangka meningkatkan mutu dan
produksi kopra. Pada industri kopra skala kecil dengan kapasitas produksi 2.000 kg
didapatkan limbah kopra sebesar 857,14 kg tempurung dan 2.500 kg sabut.
Kapasitas daya pembangkit yang diperoleh adalah sebesar 53,07 kW dan daya
pengeringan kopra sebesar 48,51 kW dengan waktu beroperasi selama 14 jam.
Mampu dihasilkan kopra sebanyak 293.504,51 kg dan produksi listrik sebesar
173.560,30 kWh dalam setahun.

ABSTRACT
Kepulauan Selayar Regency relies on coconut as one of the main
commodities in the plantation sector. Many coconut processing industries are
growing in Selayar, one of which is the copra mill. There is still a lot of copra
processing done traditionally with low quality and long production process up to
7 days. The copra waste, coconut shell and husk, which is only stacked and not
managed properly can cause environmental problems. Therefore, unnecessary
copra wastes need to be utilized to be something of added value to the
productivity of the copra. Copra waste is used as a fuel for biomass power
generation by means of gasification so that it can generate electrical energy.
Besides, the exhaust heat from the plant is used for copra drying process in order
to improve the quality and production of copra. In the small-scale copra industry
with a production capacity of 2,000 kg obtained copra waste of 857.14 kg shell
and 2,500 kg of husk. The generated power capacity is 53.07 kW and copra
drying capacity is 48.51 kW with 14 hours operating time. Able to produce copra
as much as 293,504.51 kg and electricity production of 173,560.30 kWh in a year."
2017
T45122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>