Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90669 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Hal yang terutama pada jaringan wireless bergerak adalah kualitas layanan (QoS).
Jaringan wireless bergerak ini memiliki topologi yang selalu dinarnis setiap saat.
Kemungkinan putusnya koneksi pada jaringan komunikasi yang seperti ini adalah Iebih
besar. Sehingga perlu diperhatikan pertama sekali perutean koneksinya.
Pada skripsi ini diberikan suatu bentuk perutean untuk jaringan bergerak ini.
Pemecahan masalah yang diberikan bentuk perutean ini adalah pada bagaimana
memulihkan kembali link-link koneksi yang terputus akibat mobilitas node-node. Selain
itu perutean ini pun harus mampu meningkatkan kinerja jaringan, yang artinya dengan
perutean bandwith ini kualitas jaringan yang seperti ini dapat ditingkatkan. Karena
mungkin saja untuk menginterkoneksikan jaringan bergerak ini dengan jaringan berkabel
yang mengutamakan QoS dalam kinerjanya, seperti ATM ataupun Internet.
Dari pengujian-pengujian yang akan dilakukan pada simulator yang
mensimulasikan keberadaan jaringan bergerak ini, pengaruh perutean bandwith ini pada
kinerja jaringan bergerak dapat diketahui. Salah satu kelebihan dari bentuk perutean
bandwith pada simulator adalah adanya kalkulasi informasi bandwith. Ini berguna sekali
dalam membantu pembentukan call ataupun koneksi dari suatu node asal ke node tujuan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudiyanto
"Nilai Superframe Order Dan Beacon Order pada protokol IEEE 802.15.4 untuk menentukan besarnya paket data yang bisa ditransmisikan dalam setiap Superframe dan juga lamanya masa tidak aktif dalam setiap Superframe. Jaringan multihop mempunyai ketersedian bandwith yang bagus sehingga digunakan pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan simulasi NS2 untuk menganalisis pengaruh nilai Beacon Order dan nilai Superframe Order terhadap kinerja jaringan nirkabel multihop yang memiliki topologi pohon pada protokol IEEE 802.15.4. Kinerja jaringan telah dievaluasi secara rinci pada throughput rata-rata, delay rata-rata, delivery ratio dan persentase dari energi rata-rata yang digunakan terhadap variasi nilai Beacon Order dan nilai Superframe Order. Nilai Beacon Order dan nilai Superframe Order optimum yang diperoleh dari eksperimen adalah 9.

Superframe order value and beacon order value on IEEE 802.15.4 protocol determine the number of data packets that can be transmitted in each Superframe and also the length of the inactive period in each Superframe. Multihop networks with good bandwidth availability are used in this study. This study uses NS2 simulation to analyze the influence of the Beacon Order value and Superframe Order value to the performance of multihop wireless networks with a tree topology base on IEEE 802.15.4 protocol. The performance of the network which have been evaluated in detail are the average throughput, average delay, delivery ratio and the percentage of the average energy used towards the variation of the Beacon Order value and Superframe Order value. The optimum number of Beacon Order and Superframe Order found from the experiment is 9."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T32528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Susilowati
"Konsep Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( OFDM) adalah membagi aliran data input serial ke dalam sejumlah aliran data paralel dan mengirimkan aliran data paralel dengan rate rendah tersebut secara bersamaan. Salah satu keuntungan penggunaan OFDM dibandingkan dengan jenis modulasi lain adalah penggunaan lebar pita yang tersedia dengan lebih efisien.
Simulasi dan analisa dilakukan terhadap performansi sistem OFDM pada beberapa mapper modulasi 16-my pada kondisi kanal AWGN dan kanal fading lambat. Jenis konstelasi yang digunakan adalah 16-QAM rektangular, 16-QAM star dan 16-PSK.
Hasil pada kondisi kanal AWGN memperlihatkan bahwa sistem OFDM yang menggunakan 16-QAM rektangular memberikan performansi BER terbaik dibandingkan penggunaan 16-QAM star atau 16-PSK.
Performansi OFDM pada kanal fading multipath dianalisa menggunakan respons impuls kanal statik. Hasil pada kedua model kanal fading multipath yang digunakan menunjukkan performansi yang relatif buruk. Algoritma forward error correction atau estimasi kanal perlu digunakan untuk mengurangi probabilitas kesalahan bit.
Hasil akhir pada penggunaan kedua algoritma tersebut membuktikan bahwa pengaruh fading kanal multipath dapat dihilangkan sehingga meningkatkan performansi BER sistem OFDM.

The concept of OFDM is to divide the serial input data stream into a number of parallel streams and to transmit these low-rate parallel streams simultaneously. One advantage of using OFDM compared to other types of modulation is better use of the available bandwidth.
The performance of the OFDM system under various 16-ary modulation mappers in AWGN and slowly fading channels are analyzed. It considers three candidate constellations : 16 rectangular-QAM, 16 star-QAM and 16-PSK.
The results for AWGN channel shows that the OFDM system using 16 rectangular-QAM gives the best BER performance compared to the same system using 16 star-QAM or 16-PSK mapper.
The performance of OFDM on multipath fading channels is analyzed using static channel impulse responses. The results of system in the two models of multipath fading channels indicate a relatively poor performance. Forward error-correcting or channel estimation algorithm is necessary to reduce the bit error probability.
The final results obtained after the use of both algorithms : convolutional coding and channel estimation, prove that fading effects can be removed, reducing almost totally the effects of the multipath channel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriyandi Amin
"Dalam skripsi ini akan dibahas fenomena path loss pada propagasi indoor untuk frekuensi 2,4 GHz DSSS wireless LAN. Akan dilihat pengaruh karakteristik ruangan terhadap parameter path loss exponent. Dengan mengetahui parameter tersebut maka dapat dipekirakan besarnya path loss untuk jarak tertentu yang nantinya dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dari sistem DSSS Wireless LAN yang digunakan. Hal ini sangat berguna untuk mendesain penempatan suatu Access Point. Selain itu pada skripsi ini juga akan dibahas mengenai unjuk kerja kecepatan penerimaan data pada user untuk beberapa kondisi. Pengukuran dan penelitian pada skripsi ini dilakukan pada beberapa ruangan yang ada di Divisi RisT1 PT. Telkom, Bandung dengan menggunakan perangkat RoamAbout Wireless LAN 802,11b.
Hasil perhitungan dan pengolahan data pada skripsi ini menunjukkan bahwa tiap-tiap ruangan yang dijadikan obyek penelitian ternyata mempunyai path loss exponent yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena karakteristik masing-masing ruangan berbeda satu sama lain. Dengan demikian jangkauan maksimum dari access point juga bervariasi untuk tiap ruangan. Untuk analisa unjuk kerja kecepatan penerimaan data ternyata pengaruh dari jumlah user dan adanya sumber interfensi dapat mengurangi tingkat kecepatan penerimaan data bila dibandingkan dengan hanya menggunakan satu user dan tanpa adanya sumber interferensi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vamik Heriawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3411
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pujo Winarko
"Dalam dunia industri, untuk mengetahui performa mesin motor dapat dilakukan diagnosa menggunakan machinery analyzer. Machinery analyzer yang dibahas pada penelitian ini yaitu Haliza. Terdapat permasalahan dalam melakukan diagnosa mesin motor menggunakan Haliza yaitu penggunaan kabel komunikasi antara sensor kecepatan dan Haliza, yang mengurangi fleksibilitas saat proses diagnosa dilakukan dan waktu pemasangan yang cukup lama. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun interface untuk modul komunikasi wireless yang akan dipasang pada sensor kecepatan dan Haliza. Rancang bangun interface di kembangkan dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16A, sebagai kontroler pada modul wireless RF CC2500. Telah dilakukan pengujian hardware dan software dari modul komunikasi wireless. Dari hasil uji komunikasi diperoleh jangkauan jarak maksimum tanpa BER (Bit Error Rate) sejauh 16 meter pada kecepatan putaran motor 1800 rpm dengan nilai RSSI -79 dBm. Kecepatan putaran motor maksimum yang dapat terukur yaitu 2100 rpm, dengan tingkat kesalahan 0.14% dibandingkan dengan hasil pengukuran tachometer. Untuk uji kehandalan komunikasi wireless, didapatkan tingkat kesalahan rata-rata sebesar 0.09% pada pengujian jarak 10 meter dengan kecepatan 2100 rpm selama 5 jam pengujian.

In the industrial, to know the performance of the machine can be diagnosed using machinery analyzer. Machinery analyzer are discussed in this research that Haliza. There are problems in diagnosing the machine using Haliza namely the use of the communication cable between the speed sensor and Haliza, which reduces the flexibility when the diagnosis is made and the installation of a long time. Therefore, in this report will be conducted design interface for a wireless communication module that will be installed on the speed sensor and Haliza. The design of the interface is developed by using microcontroller ATmega16A, as a controller in the wireless module RF CC2500. The hardware and software of the wireless communication module have been tested. Communication test results obtained maximum distances without the BER (Bit Error Rate) as far as 16 meters at a motor rotating speed of 1800 rpm with RSSI value of -79 dBm. The maximum rotation speed of the motor which can be measured at 2100 rpm, with an error rate of 0.14% compared with the measurement results tachometer. The reliability test of wireless communication, obtained average error rate of 0.09% at the testing distance of 10 meters at a speed of 2100 rpm for 5 hours of testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imairi Eitiveni
"Tugas akhir ini bertujuan untuk membandingkan Bluetooth dan Zigbee dari segi kinerja mereka, apakah mereka adalah pelengkap atau pesaing satu sama lain. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode studi literatur untuk menganalisis kinerja Bluetooth karena sudah banyaknya sumber-sumber mengenai kinerja Bluetooth yang tersedia. Sedangkan untuk menganalisis kinerja Zigbee, penulis menggunakan simulasi dengan Network Simulator versi 2 dan dilengkapi dengan studi literatur. Laporan ini juga dilengkapi dengan rekomendasi area aplikasi bagi Bluetooth dan Zigbee serta ditutup dengan posisi Zigbee dan Bluetooth dalam Wireless Personal Area Network. Adanya standardisasi, hemat tenaga, dan murah mendukung Zigbee menempatkan diri sebagai salah satu teknologi Wireless Personal Area Network yang diperhitungkan. Besar kemungkinan di masa mendatang, konsumer akan merujuk kepada Zigbee sebagaimana sekarang mereka merujuk pada Bluetooth.

The focus of this study is to compare the performance of Zigbee and Bluetooth, whether they are complementary or competing technologies. Literature study method is used to analyze the performance of Bluetooth regarding the large amount of available Bluetooth resources. A simulative investigation had been conducted to analyze the performance of Zigbee by using Network Simulator version 2, supported with literature study. This report also includes the application areas of Zigbee and Bluetooth and is concluded by stating the position of Zigbee and Bluetooth in WPAN. Standardization, low power, and low cost have placed Zigbee as a competitive technology. Consumers may someday refer to Zigbee the way they now refer to Bluetooth."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hendriana
"Skripsi ini membahas mengenai serangan Man in the Middle yang dikombinasikan dengan SSLstrip. Tipe serangan ini adalah jenis serangan yang hanya bisa dilakukan dalam satu jaringan dengan korbannya. Serangan ini secara umum bertujuan untuk mengambil data-data penting dari korbannya, seperti username, password, dan data-data penting lainnya yang bersifat rahasia. Metode serangan ini tentu sangat berbahanya mengingat data-data yang diambil sifatnya sangatlah penting. Analisis serangan MitM dan SSLstrip dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya dari serangan ini. Variasi-variasi skenario dilakukan untuk mengetahui secara detail teknik serangan ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa untuk melakukan serangan ini tidak dibutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 0.2 detik dampak sudah bisa dirasakan oleh target. Akibat dari serangan ini adalah meningkatnya waktu yang dibutuhkan untuk mengakses halaman web. Terjadi peningkatan waktu hingga sebesar 381,7 % ketika penyerangan terjadi.

This final project discussing about Man in the Middle attack combined with SSLstrip. The type of the attack only can be done in the same network with the victim. Generally this attack is intended to steal any important data from the victim, like username, password and the other important datas. The kind of the attack is absolutely dangerous because the purpose its self is for stealing the privacy of the victim. Analysis MitM attack and SSLStrip conducted to determine the danger level of these attacks. Variations scenarios conducted to determine the details of this attack technique. From the results of this study found that this attack is not high specification computer needed. It took less than 0.2 second impact could be felt by the target. The result of this attack is the increased time needed to access web pages. An increase of time up to 381.7% when the attack occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stallings, William
Jakarta: Erlangga, 2007
621.382 1 STA wt I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Sari
"Skema Multiple Input Multiple Output (MIMO) menjadi topik penelitian penting dalam bidang telekomunikasi nirkabel, karena memiliki kapasitas tinggi tanpa memerlukan tambahan bandwidth serta ketahanannya terhadap multipath fading. Permasalahan yang timbul pada MIMO adalah diperlukannya suatu skema agar setiap antena pemancar dapat digunakan untuk mengirimkan aliran data yang berbeda pada saat bersamaan, dan aliran data yang berbeda-beda tersebut dapat dipisahkan secara tepat di bagian penerima. Permasalahan lain pada sistem MIMO adalah pengkodean yang tepat untuk aliran data jamak sehingga data dapat diterima secara handal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian ini diajukan penggabungan arsitektur berlapis Vertical Bell Laboratories Space-Time Multiple Input Multiple Output (V-BLAST MIMO) serta pengkodean Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC). Penggunaan V-BLAST memungkinkan pengiriman data yang berbeda pada setiap antena, dan kode RCPC memberikan proteksi terhadap kesalahan kanal. Untuk mempermudah perhitungan parameter kode RCPC, digunakan kode konvolusional ekivalen. Kriteria Zero Forcing (ZF) dan Minimum Mean Squared Error (MMSE) digunakan untuk mengekstrak setiap sub-aliran informasi yang tiba di penerima.
Penelitian ini menghasilkan kode RCPC menggunakan kode konvolusional ekivalen dengan periode puncturing Pc = 2 hingga 6, serta kode RCPC tanpa kode konvolusional ekivalen dengan periode puncturing Pc = 6. Hasil lainnya adalah persamaan BER untuk RCPC V-BLAST MIMO pada kanal fading Nakagami-m. Kanal fading Nakagami-m digunakan karena memiliki karakteristik empiris yang sesuai dengan pola fading secara general. Persamaan BER sistem dinyatakan dalam persamaan matematis yang modular, yang terdiri atas kinerja BER subsistem modulasi M-QAM multikanal, subsistem V-BLAST MIMO, dan subsistem RCPC dengan modulasi M-QAM dan kanal Nakagami-m.
Simulasi numerik yang dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan periode puncturing Pc akan meningkatkan jarak bebas kode dfree, sehingga memperbaiki BER sistem. Peningkatan dfree juga dapat dicapai dengan meletakkan bit yang di-puncture pada satu kolom dalam matriks puncturing, tanpa mengubah Pc. BER sistem juga akan semakin baik dengan penambahan jumlah antena, dimana penambahan jumlah antena penerima akan meningkatkan BER dengan lebih signifikan dibandingkan dengan penambahan jumlah antena pemancar. Semakin tinggi Pc yang digunakan, perbaikan BER yang dihasilkan oleh penambahan antena akan semakin kecil. Penggunaan deteksi berbasis MMSE akan meningkatkan BER sistem pada kisaran 0,5 hingga 1 dB dibandingkan deteksi berbasis ZF.

The Multiple Input Multiple Output (MIMO) system has been the subject of rigorous research in the wireless telecommunication field, due to its ability to increase capacity without necessitating extra bandwidth and its robustness against multipath fading. There are two main problems arising in this system. The first is the need to find a scheme to send different information symbols simultaneously using multiple transmit antennas, as well as enabling the extraction of those symbols in the receiver. The second problem is finding a correct coding type for multiple information streams to provide robustness against channel errors.
To solve these problems, this research proposes the integration of Vertical Bell Laboratories Space-Time Multiple Input Multiple Output (V-BLAST MIMO) scheme and Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC) encoding. The use of V-BLAST scheme will enable the transmission of different data streams simultaneously using the multiple transmit antennas, while RCPC codes protect the data against channel errors. To simplify the calculation of RCPC code parameters, equivalent convolutional codes are used. Zero Forcing (ZF) and Minimum Mean Squared Error (MMSE) criteria are used to extract the different data streams arriving in the receiver.
In this research RCPC codes using equivalent convolutional codes which puncturing periods are Pc = 2 to 6, and an RCPC code without equivalent convolutional code which Pc = 6 are obtained. A mathematical formulation of BER for RCPC V-BLAST in Nakagami-m fading channel is derived and numerically simulated. The Nakagami-m model is used as its empirical characteristics match those of general fading pattern. The mathematical BER of the system is stated as a modular equation, consisting of the subsystems BER.
The numerical simulations results show that the increase of Pc will increase the free distance of the codes dfree, which in turn will increase the system BER. The increase of dfree can also be obtained by placing the punctured bits in one column of the puncturing matrix, without changing the Pc. Increasing the number of antennas will also improve the system BER. The increased number of receive antennas will contribute more significantly to the BER improvement compared to the increase of transmit antennas. The larger the Pc used, the BER improvement yielded by increasing the antenna numbers will be more insignificant. The use of MMSE-based detection will improve the system BER by 0.5-1 dB compared to the ZF-based detection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D995
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>