Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fachri Himawan
"ABSTRAK
Metode pengukuran secara digital menggunakan komputer memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan pengukuran dengan cara konvensional yaitu dalam hal fleksibilitas, ketelitian dan kemampuannya dalam menangani besaran-besaran yang kompleks serta berubah-ubah dengan cepat. Sistem instrumen alat pengukur kekuatan tanah triaxial menggunakan sistem akuisisi data guna mengambil dan menyimpan data hasil pengukuran secara periodik serta mengendalikan proses pengukuran. Sistem akuisisi data ini terdiri atas sistem elektronis yang berisi perangkat keras dan sistem komputer yang berisi perangkat lunak. Karena sistem akuisisi data tersebut tidak tersedia di pasar dalam negeri, maka perlu adanya usaha untuk merancang dan membuat
sendiri perangkat keras dan perangkat lunaknya untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
Perangkat keras sistem akuisisi data triaxial dibuat menggunakan modul~modul
akuisisi data dari advantech (ADAM) serta beberapa rangkaian elektronika yang dirakit dengan komponen-komponen yang tersedia di pasar lokal. Perangkat lunak sistem ini dikembangkan menggunakan paket pemprograman visual Borland Delphi versi 5.Setelah dilakukan proses perancangan, pembuatan, uji coba dan analisis, ternyataperangkat keras dan perangkat lunak sistem akuisisi data triaxial dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dalam percobaan pengukuran kekuatan tanah.

"
2001
S39807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Mayora Nilasari
"Stadion merupakan bangunan khusus gedung negara dengan kompleksitas tinggi namun dituntut diselesaikan dengan cepat dan saat ini seringkali menggunakan kontrak design and build. Namun, ditemukan ketidaksesuaian dalam pengukuran volume karena akurasi pengukuran dan persepsi yang berbeda diantara stakeholder akibat belum adanya standar acuan pengukuran volume pekerjaan stadion, khususnya pekerjaan arsitektur, fasilitas eksterior bangunan, dan miscellaneous work pada kawasan stadion. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun WBS, mengembangkan metode standar pengukuran volume pekerjaan dan memodelkan hubungan antara metode standar pengukuran volume Pekerjaan berbasis WBS dengan akurasi pengukuran volume. WBS Stadion dikembangkan dengan studi literatur BOQ terdahulu dan peraturan menteri, metode standar pengukuran volume dikembangkan dengan studi literatur metode standar pengukuran volume eksisting dengan berisikan unit, aturan, dan ketentuan pengukuran, serta ruang lingkup pekerjaan dan pemodelan hubungan antar variabel menggunakan SEM-PLS. Penelitian ini menghasilkan WBS dan SMM berbasis WBS khusus untuk pekerjaan arsitektur, fasilitas eksterior bangunan, dan miscellaneous work pada kawasan stadion dan berdasarkan hasil responden dan Analisa model hubungan antara variabel WBS, SMM, dan akurasi perhitungan volume pekerjaan SEM-PLS, dihasilkan model matematis yaitu Y1 = 0.339 X1 + 0.673 X2 dimana Y1 adalah akurasi perhitungan volume pekerjaan, X1 adalah WBS, dan X2 adalah SMM dimana berdasarkan model tersebut diketahui bahwa WBS dan SMM berpengaruh positif terhadap akurasi perhitungan volume dan memiliki hubungan yang signifikan. Didapatkan Nilai R square sebesar 0,738 yang tergolong moderat yang menjelaskan bahwa kedua variabel SMM dan WBS berpengaruh secara simultan terhadap variabel akurasi perhitungan volume pekerjaan sebesar 73,8%. Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan standarisasi dan keseragaman volume untuk menghasilkan volume dengan akurasi tinggi, dapat diterima oleh semua pemangku kepentingan, dan mengurangi perselisihan.

Stadiums are special state buildings with high complexity and need to finish quickly and often using design and builds contracts. However, discrepancies in the measurement of volume due to measurement accuracy and perception were found among stakeholders due to the absence of standards for measuring the volume of stadium work, especially for architecture, building exterior facilities, and miscellaneous works in the stadium area. This study aims to compose WBS, develop SMM for Architecture, Building Exterior Facilities, and Miscellaneous Work on Stadium Area and modeling the relationship between WBS-based Standard Measurement Methods and the accuracy of volume measurement. WBS Stadium was developed by studying the previous BOQ and ministrial regulations, SMM developed by literature study of the existing SMM which contain units, measurement rules, provisions, and scope of work for SMM of stadium area and modeling the relationship between variable using SEM-PLS. The results of this study are WBS, WBS-based SMM for architecture, building exterior facilities, and miscellaneous work in the stadium area and the relationship model. Based on the results of respondents and model analysis of relationship between WBS, SMM, and the accuracy of volumes measurement by SEM-PLS, the mathematical model is Y1 = 0.339 X1 + 0.673 X2 where Y1 is the accuracy of volumes measurement, X1 is WBS, and X2 is SMM. Based on the model it is known that WBS and SMM have a positive effect on accuracy of volumes measurement and have a significant relationship. The R square value is 0.738 which classified as moderate, that means SMM and WBS have a simultaneous effect on the variabel accuracy of volumes measurement by 73.8%. The results of this study are expected to provide standardization and uniformity to produce volumes measurement with high accuracy, acceptable to all stakeholders, and reduce dispute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djamaluddin Ancok
Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada, 1992
001.42 DJA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Adila
"Penilaian kinerja merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu organisasi agar dapat menjalankan visi dan misi yang telah ditetapkan, termasuk Sekretariat Negara sebagai suatu organisasi publik. Dalam kaitan dengan bidang tugas administrasi, evaluasi kinerja pegawai di Sekretariat Negara difokuskan pada evaluasi kinerja yang bersifat administratif.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan tentang efektivitas evaluasi kinerja pegawai Sekretariat Negara yang diterapkan selama ini, menganalisis faktor-faktor kinerja kunci pada dini pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam organisasi, menyusun rancangan instrumen evaluasi kinerja yang dapat diterapkan secara obyektif dan adil pada kantor Sekretariat Negara.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada kerangka berpikir bahwa instrumen evaluasi kinerja efektif setidaknya mencakup aspek relevansi, sensitivitas, reliabilitas, akseptabilitas, dan kepraktisan. Atas dasar pemikiran itu, ada beberapa tahap untuk menganalisis implementasi instrumen evaluasi kinerja, yaitu tahap penggambaran efektivitas pengukuran kinerja, tahap penetapan faktor kinerja kunci, tahap penetapan kriteria dan ukuran kinerja hasil pelaksanaan togas, serta tahap pengembangan pengukuran kinerja. Secara keseluruhan konsepkonsep pemikiran tersebut tertuang dalam teori-teori manajemen kinerja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis binomial, analisis faktor, dan analisis rentang kriteria dengan melibatkan 89 responden yang diperoleh melalui teknik sampling stratified random sampling dart 803 pegawai Sekretariat Negara.
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden diperoleh temuan bahwa teknik analisis binomial yang menganalisis kondisi efektivitas instrumen berdasarkan aspek akseptabilitas, relevansi, sensitivitas, reliabilitas, dan kepraktisan dari instrumen evaluasi kinerja yang selama ini diterapkan, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), diindikasikan bahwa pendapat responden baik seluruh responden maupun yang dipilah menurut jabatannya, menyatakan sangat dominan tidak efektif yaitu pada taraf signifikansi di bawah 0,01. Dengan demikian, DP3 yang selama ini diterapkan tidak efektif lagi dalam melakukan penilaian kinerja pegawai di Iingkungan Sekretariat Negara.
Hasil analisis faktor mengindikasikan bahwa 56 variabel atau dimensi pekerjaan dinyatakan absah untuk dianalisis faktor, yaitu dari nilai KMO-nya yang lebih besar dari 0,5 dan 56 variabel tersebut ternyata hanya 47 variabel yang dianggap penting untuk dilibatkan dalam instrumen evaluasi kinerja pegawai di Sekretariat Negara. Hal ini berdasarkan pada korelasi anti-image dari variabel yang melebihi 0,5. Sedangkan beberapa variabel yang memiliki Meassure Statistic Adequacy (MSA) di bawah 0,5 dieliminasi dari daftar variabel atau dimensi pekerjaan, yaitu variabel penyeliaan, kepemimpinan, inisiatif/prakarsa, pengembangan bawahan, kerjasama, kerja keras, empati, validitas, dan reliabilitas.
Hasil analisis faktor yang melibatkan pendapat responden dengan berbagai karakteristik pekerjaan yang ada, membuktikan bahwa variabel yang dilibatkan dalam instrumen evaluasi kinerja pegawai tergantung pada karakteristik pekerjaan yang dilakukannya. Di dalam penelitian ini, dari 56 variabel yang dianalisis hanya 47 variabel yang dikelompokkan dalam 7 faktor yaitu faktor kepribadian pegawai, faktor kompetensi teknis operasional pegawai, faktor perilaku kerja pegawai, faktor kompetensi administratif (manajerial) pegawai, faktor dedikasi pegawai, faktor pengembangan diri, dan faktor kejujuran.
Agar instrumen evaluasi kinerja pegawai dapat berjalan secara efektif maka instrumen tersebut diberi bobot dan kriteria yang jelas, dengan menggunakan analisis rentang kriteria. Ada variabel yang secara konseptual tidak dilakukan oleh staf yaitu variabel pendelegasian dan kemampuan memotivasi bawahan, maka kedua variabel tersebut tidak diberi bobot pada instrumen evaluasi kinerja kelompok staf. Sedangkan untuk kelompok pejabat 47 variabel diberi bobot sesuai dengan variabel atau dimensi pekerjaan yang terdapat pada setiap faktor kinerja kuncinya.
Berkenaan dengan temuan di atas, penulis merekomendasikan perlunya alternatif instrumen evaluasi kinerja sebagai pengganti/pelengkap penggunaan DP3 yang dirasakan tidak efektif melalui pemikiran dan pengkajian secara komprehensif dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait.

Design Of Performance Appraisal Instrument For Civil Servant At State SecretariatPerformance appraisal is very important for organization to run the vision and mission. As a public sector organization based on administrative activities, performance appraisal at State Secretariat is focusing on administrative performance appraisal.
There are three objectives of this research. First, is describing the effectiveness of performance appraisal which had been practiced at State Secretariat. Second, analyze the key factors of civil servant performance. Third, design performance appraisal instruments for civil servant at State Secretariat that can be implemented equaly and objectively.
This research is based on the frame of thinking that performance appraisal instrument should include these aspects: relevancy, sensitivity, reliability, acceptability and practicality. Based on that these principles there are some phrases for analyzing the implementation of performance appraisal instrument, first phase describing effectiveness of performance appraisal, then defining of key performance factor, after that defining of measurement for performance and developing of performance measurement. Principally, that frame of thinking has been described at the theory of the performance appraisal. In other word, it can be found at the literature about performance appraisal management.
The method that is practiced in this research is Binomial Analysis, Factor Analysis, and Interval Scale Analysis. This research is involving 89 respondents by stratified random samplings from 803 civil servants at State Secretariat.
This analysis, of respondents so that based on these aspects of performance appraisal, the list of tasking appraisal (DP3) is not effective absolutely. It is described from the respondents that give the answer at significance degree under 0,01. It means that, DP3 is not an effective performance appraisal instrument for public servant at the State Secretariat.
The factor analysis indicates there are 56 variables that can be analyzed the value KMO of these variables are more than 0,5. In the research, from 56 variables there are only 47 variables that can be practiced as the instrument performance appraisal at State Secretariat. This is based on anti image correlation of these variables that more than 0,5. The variable which the scored of MSA under 0,5 should be eliminated. These variables are supervision, leadership, initiative, staff development, cooperation, hard working, empathy, validity and reliability.
This survey show that the variables that involved performance appraisal instrument is depended on the characteristics of the job. From the 47 variables, can be grouped as 7 factors: personality, competency operational techniques, behaviour, managerial, dedication, self developing and truth.
The value and criteria is very important for practicing performance appraisal instrument effectively. The method should be practiced is the interval scale analysis. The staff do not practicing to delegate and to motivate, so these variables do not given the value of the instrument at the staff group. It is only given for the rank officials.
Principally, these research show that DP3 as a performance appraisal instrument can not be implemented properly. It means that, it should be recommended as an alternative performance appraisal instrument that formulated accurately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Prayogi
"Jumlah ion fosfat yang berlebihan dalam lingkungan perairan menjadi faktor utama terjadinya eutrofikasi. Interaksi fosfat dalam perairan sangat dinamis dan mudah mengalami perubahan konsentrasi selama proses penyimpanan sehingga membutuhkan teknik pengukuran yang akurat. Teknik DGT dikembangkan sebagai teknik pengukuran in situ untuk spesies fosfat aktif di perairan, sedimen, dan tanah. Spesies fosfat berdifusi melalui lapisan gel difusi (diffusive gel) poliakrilamida kemudian terikat pada binding agent pada binding gel. Teknik DGT diteliti dengan pengembangam binding agent MgO dan Mg(OH)2 secara green synthesis dengan ekstrak daun Dandang Gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) serta binding agent ferrihidrit sebagai pembanding. Spektroskopi FTIR, XRD dan SEM digunkan untuk mengkarakterisasi hasil sintesis. Karakterisasi TEM menunjukkan ukuran rata-rata nanopartikel MgO 45.59nm. Pada penelitian ini. Didapatkan nilai faktor elusi sebesar 0.93 untuk binding gel MgO dengan menggunakan 1M NaOH. Nilai koefisien difusi (D) ion ortofosfat dalam DGT-MgO sebesar 2.202 x 10-6 cm2/s sedangkan dalam DGT-Ferrihidrit sebesar 1.5189 x 10-6 cm2/s. Nilai konsentrasi ortofosat terukur DGT-MgO (CDGT) dalam larutan fosfat 10ppm sebesar 9.1991mg/L dengan rasio CDGT/CLarutan sebesar 0.9637 lebih besar dibandingan nilai CDGT Ferrihidrit dengan nilai 6.862 mg/L dengan rasio CDGT-Ferrihidrit /CLarutan sebesar 0.7493. Kapasitas ikat maksimal DGT-MgO adalah 40.16 ꭒg per disk dalam 10mg/L larutan fosfat.. DGT MgO bekerja dengan baik pada rentang pH 4-11.

The excessive amount of phosphate ions in the aquatic environment is a major factor in eutrophication. The interaction of phosphate in waters is very dynamic and easily changes in concentration during the storage process so it requires accurate measurement techniques. The DGT technique was developed as an in situ measurement technique for active phosphate species in waters, sediments and soil. The phosphate species diffuse through the polyacrylamide diffusive gel layer and then bind to the binding agent in the binding gel. In this study, binding agents MgO and Mg (OH)2 were successfully synthesized by green synthesis with Dandang Gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) leaf extract and ferrihydrite binding agent using the precipitation method as a comparison. FTIR, XRD and SEM spectroscopy were used to characterize the synthesis results. TEM characterization showed the average size of MgO nanoparticles 45.59nm. In this research. The elution factor value was 0.93 for MgO binding gel using 1M NaOH. The diffusion coefficient (D) of orthophosphate ion in DGT-MgO is 2.202 x 10-6 cm2 /s, while in DGT-Ferrihydrite it is 1.5189 x 10-6 cm2/s. The measured orthofosate concentration value DGT-MgO (CDGT) in 10ppm phosphate solution was 9.1991mg/L with a CDGT/CL solution ratio of 0.9637, greater than the CDGT- Ferrihydrite value with a value of 6.862 mg / L with a CDGT-Ferrihydrite /CL solution ratio of 0.7493. The maximum binding capacity of DGT-MgO is 40.16 ꭒg per disk in 10mg/L of phosphate solution. DGT MgO works well in a pH range of 4-11."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Citrani Prameswari
"Telah dibuat alat ukur kelembaban udara dengan menggunakan humidity sensor tipe HSP15P dengan keluaran yang diukur berupa tegangan. Besarnya impedansi yang terukur pada percobaan tergantung pada perubahan kelembaban. Semakin besar kelembaban maka semakin besar impedansi. Reaktansi kapasitif pada sensor yang disebabkan oleh kadar uap air di udara, memberikan pengaruh pada besarnya keluaran yang diukur. Pada percobaan juga dilakukan pengambilan data menggunakan sensor SHT11 sebagai referensi. Rangkaian yang dipergunakan berfungsi untuk mempermudah pembacaan keluaran pada multimeter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
TA626
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA231
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>