Ditemukan 128973 dokumen yang sesuai dengan query
Parlin Adi Sugiarto
"Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Kelemahan pada kasus gizi buruk yang mencuat akhir-akhir ini adalah lemahnya akan pemantauan status gizi di suatu daerah. Untuk mengetahui kekurangan gizi khususnya pada anemia gizi besi biasanya dipantau dengan pengambilan sampel darah di suatu daerah, baik di perkotaan, pedesaan maupun di daerah terpencil. Pengambilan sampel darah di lapangan tidak terlepas dari media penyimpanan yang biasanya memakai ice box dengan menggunakan iced pack sebagai media pendinginannya. Penyimpanan sampel darah ini penting artinya untuk menghindari kerusakan sampel darah yang diperoleh dan keakurasian pengukuran parameter yang dibutuhkan di Laboratorium. Kelemahan media penyimpanan ice box tersebut adalah ketergantungan pada iced pack yang sebelumnya harus didinginkan dalam pendingin/kulkas, daya tahan pendinginan yang tidak terukur dengan pasti, serta terbatasnya kapasitas iced pack untuk menjaga temperatur optimum sampel darah pada 4-6°C.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan alat Blood carrier dengan sistem pendinginan elemen peltier ganda dan heat sink fan sehingga dapat memenuhi standar prosedur transportasi darah. Dari hasil pengujian, blood carrier mampu menurunkan suhu ruang dibawah 6°C dalam waktu 44 menit tanpa beban. Hasil penelitian ini diharapkan mampu Untuk memudahkan peneliti mendapatkan sampel darah yang terjaga kualitasnya di daerah pedalaman yang sulit dijangkau, baik pengambilan sampel darah pada manusia untuk kebutuhan pemantauan kondisi gizi maupun untuk mendapatakan sampel darah binatang khususnya primata untuk kebutuhan penelitian kedokteran lainnya misalanya masalah virus.
The insufficient nutrient is a chronic epidemic and commonplace spreads mostly at the suburb area and rural. Recently, it emerges because of the unmonitored nutrient's growth for the society living in these areas. Taking the blood sample is a common method to observe this epidemic, especially anemia. These samples are taken from the societies living at cites, suburbs, and rural areas. This must be supported by good blood storages to avoid the blood's destruction and to generate the accuracy of test's results at the laboratory. The common storage is an ice box that uses iced pack as a cooler mediator. Unfortunately, some shortcomings of this ice boxes -as the blood carrier- are their high dependency on the iced pack -that firstly must be cooled at a refrigerator/cooler-, un exactly measured of its cold endurance, and the limited capacity to keep the optimum temperature, about 4-6°C.The objective of this research is to develop a blood carrier supported by double peltier element cooling system and heat sink fan to meet the good qualification of blood transportation's procedure. The result of the research is blood carrier that has been designed can lower maximal the blood cabin's temperature to under 6°C in 44 minutes without load. May the result of this research could facilitate researchers to get the wellmaintained blood sample especially from the suburbs and rural areas. Basically, this result might also properly be used for the research of mammalian, viruses, and others medical purposes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37923
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hiban Hardanu
"Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Kelemahan pada kasus gizi buruk yang mencuat akhir-akhir ini adalah lemahnya akan pemantauan status gizi di suatu daerah. Untuk mengetahui kekurangan gizi khususnya pada anemia gizi besi biasanya dipantau dengan pengambilan sampel darah di suatu daerah, baik di perkotaan, pedesaan maupun di daerah terpencil. Pengambilan sampel darah di lapangan tidak terlepas dari media penyimpanan yang biasanya memakai ice box dengan menggunakan iced pack sebagai media pendinginannya. Penyimpanan sampel darah ini penting artinya untuk menghindari kerusakan sampel darah yang diperoleh dan keakurasian pengukuran parameter yang dibutuhkan di Laboratorium. Kelemahan media penyimpanan ice box tersebut adalah ketergantungan pada iced pack yang sebelumnya harus didinginkan dalam pendingin/kulkas, daya tahan pendinginan yang tidak terukur dengan pasti, serta terbatasnya kapasitas iced pack untuk menjaga temperatur optimum sampel darah pada 4-6°C.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan alat Blood carrier dengan sistem pendinginan elemen peltier ganda dan heat sink fan sehingga dapat memenuhi standar prosedur transportasi darah. Dari hasil pengujian, blood carrier mampu menurunkan suhu ruang dibawah 6°C dalam waktu 44 menit tanpa beban. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memudahkan peneliti mendapatkan sampel darah yang terjaga kualitasnya di daerah pedalaman yang sulit dijangkau, baik pengambilan sampel darah pada manusia untuk kebutuhan pemantauan kondisi gizi maupun untuk mendapatakan sampel darah binatang khususnya primata untuk kebutuhan penelitian kedokteran lainnya misalanya masalah virus.
The insufficient nutrient is a chronic epidemic and commonplace spreads mostly at the suburb area and rural. Recently, it emerges because of the unmonitored nutrient's growth for the s_Ciety living in these areas. Taking the blood sample is a common method to observe this epidemic, especially anemia. These samples are taken from the s_Cieties living at cites, suburbs, and rural areas. This must be supported by good blood storages to avoid the blood's destruction and to generate the accuracy of test's results at the laboratory. The common storage is an ice box that uses iced pack as a cooler mediator. Unfortunately, some shortcomings of this ice boxes -as the blood carrier- are their high dependency on the iced pack -that firstly must be cooled at a refrigerator/cooler-, un exactly measured of its cold endurance, and the limited capacity to keep the optimum temperature, about 4-6°C.The objective of this research is to develop a blood carrier supported by double peltier element cooling system and heat sink fan to meet the good qualification of blood transportation's procedure. The result of the research is blood carrier that has been designed can lower maximal the blood cabin's temperature to under 6°C in 44 minutes without load. May the result of this research could facilitate researchers to get the wellmaintained blood sample especially from the suburbs and rural areas. Basically, this result might also properly be used for the research of mammalian, viruses, and others medical purposes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37953
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ardian Roekettino
"Thermoelectric Generator (TEG) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik dimana ketika perbedaan temperatur terjadi antara dua logam yang berbeda, elemen peltier ini akan mengalirkan arus sehingga menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier (Thermoelectric cooling/TEC). Dengan menggunakan prinsip tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hibrid dengan menggunakan panas buang dari mesin.
Pengujian dilakukan dengan variasi susunan peltier yaitu seri, pararel dan seripararel, variasi tegangan pemanas/heater yaitu 110V dan 220V serta variasi ada tidaknya kipas angin dimuka alat uji sebagai pendekatan dengan kondisi sebenarnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat menghasilkan arus output maksimum 0,46 A, tegangan output maksimum 18 V dan daya ouput maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 42,82 °C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik. Selain itu elemen peltier memiliki beberapa keunggulan diantaranya; sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi dan kebisingan. Kedepan perlu adanya penemuan baru untuk elemen peltier agar meningkatkan efisiensi peltier sehingga daya yang dihasilkan dapat optimal.
Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electricity generation for many years. The basic principle is when temperature difference occurred between two dissimilar metals, there is current flowing and producing voltage. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect (Thermoelectric Cooling/TEC). The research using Sebeck effect has been conducted to find out the potential of electric source from twelve of peltier module. Then, Thermoelectric Generator will be applied in hybrid car using waste heat from the engine.The experimental has been conducted with variations of peltier module arrangement (series, pararel, series-pararel), variations of heater voltage input (110V and 220V) and variations of with or without fan use which is put in front of the experimental device. The experimental result with twelve of peltier module arranged in series and heater voltage of 220V has indicated that able to produce amount maksimum output current of 0,46 A, maksimum output voltage of 18 Volt and maksimum power output of 8,11 Watts with average temperature difference of 42,82 °C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electric source. Peltier module has advantages such as friendly for environment, not polluted and noise. For next years, it is needed to find out a new technology of peltier module so that increase peltier?s efficiency and produce greater power output."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37326
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Nainggolan, David Johansen Marojahan
"Bedah beku adalah pengobatan yang efektif untuk memusnahkan sel kanker ataupun jaringan dengan proses pendinginan yang cepat dan teratur pada temperatur rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti studi kelayakan dalam penggunaan pendingin termoelektrik untuk mendinginkan cryoprobe sampai temperatur sekitar -50oC untuk diapliaksikan pada proses bedah beku. Temperatur sisi dingin (Tc) dan ?T diantara sisi dingin dan sisi panas (?T=Th-Tc) dipakai sebagai parameter dalam eksperimen ini. Untuk mendapatkan perbedaan temperatur yang besar di antara kedua sisi termoelektrik, maka digunakan alat penukar kalor berpendingin air yang memiliki heat pipe di dalamnya. Penelitian ini menggunakan 2 desain awal untuk cryosurgery, yaitu desain ke-I dimaksudkan sebagai alat pengujian tahap pertama dari modul termoelektrik dengan menggunakan material polyurethane dan polyethylene dan desain ke-II menggunakan material teflon. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa modul termoelektrik dapat menjadi media pendingin yang baik untuk bedah beku serta dapat dikembangkan prototipe alat bedah beku yang cocok untuk pengobatan medis.
Cryosurgery is highly effective treatment for destroying cancer cell or tissue by consecutive rapid freeze at low temperature. The focus of this project was to investigate the feasibility of using Peltier thermoelectric cooler (TEC) to cool down a cryoprobe to a temperature of approximately -50oC for cryosurgery. The cold side temperature (Tc) and temperature difference between TEC cold and hot sides (?T=Th-Tc) were used as the parameters of these experiments. To achieve a bigger temperature difference among the two sides of thermoelectric, so a heat pipe water block is used. This research is using 2 early stages design for cryosurgery, 1st design uses polyurethane and polyethylene material for characterize of thermoelectric module, and 2nd design uses Teflon material. The conclusion is TEC module can be great cooling source for cryosurgery and this could be accomplished a prototype cryosurgical instrument, suitable for clinical trials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50799
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Idam Bariyanto
"Imunisasi sangat penting untuk masa depan anak-anak Indonesia, karena dapat mencegah penyakit dan infeksi yang menular dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh. Untuk mendukung Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Laboratorium Perpindahan Kalor Departemen Teknik Mesin FTUI telah mengembangkan vaccine carrier atau alat pembawa vaksin yang menggunakan peltier ganda berpendingin air untuk menjaga temperatur ruang vaksin pada kisaran temperatur hidup vaksin polio . Akan tetapi alat ini sulit dibawa kemana-mana karena berat dan memiliki komponen tambahan berupa sistem pendingin air untuk mendinginkan sisi panas peltier. Sistem pendingin air ini memiliki pompa air, selang, dan water block yang terpisah dari vaccine carrier, sehingga membuat vaccine carrier tersebut menjadi tidak ringkas. Sebagai solusinya digunakanlah heatsink-fan sebagai pendingin sisi panas peltier untuk menggantikan sistem pendingin air. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah ingin mengetahui unjuk kerja vaccine carrier apabila heatsink-fan digunakan sebagai pendingin sisi panas peltier. Pertimbangan utama digunakannya heatsink-fan karena bentuk dan dimensinya yang ringkas sehingga sesuai untuk aplikasi vaccine carrier yang portable. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapat hasil penting bahwa vaccine carrier dengan peltier ganda berpendingin udara mampu mendinginkan ruang vaksin hingga dibawah 8_C dalam waktu 10 menit, dapat menjaga konstan temperatur 0_C selama lebih dari 3 jam, dan memiliki desain serta unjuk kerja yang lebih baik dari vaccine carrier berpendingin air.
Immunization is very important because it can prevent children from disease and infection by raised the antibody. For supporting the national immunization. Heat Transfer Laboratory on Mechanical Engineering University of Indonesia has developed vaccine carrier that uses water-cooled two-stage pettier to cool the vaccine's cabin. The vaccine carrier has successfully worked at the temperature range of 2-8_C, which is where polio vaccines live, but this equipment is not easily portable because it is heavy and has an additional component which is the water-cooled system that consists of water pump, hose, and water block that are separated from it. As a solution, heatsink-fan is use to cool the pe liter's hot side as a replacement of the water cooling system. The objective of this research is to know cooling performance of vaccine carrier if heatsink-fan is use to cool the hot side of peltier. The main consideration for using heatsink-fan is because its shape and dimension are compact so that it is appropriate for a portable vaccine carrier. The results of the research are vaccine carrier with air-cooled double peltier can lower the vaccine cabin's temperature to under 8_C in 10 minutes, it can keep the temperature constantly at 0_C for over 3 hours, and it has better design and performance than water-cooled vaccine carrier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37878
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tikkos Oscar Margorga
"Skripsi ini membahas tentang termoelektrik generator yang merupakan alat untuk merubah beda temperatur menjadi daya listrik. Termoelektrik generator ini menggunakan modul Peltier yang bekerja sesuai prinsip efek Seebeck. Untuk menjaga temperatur digunakan sistem pemanasan yang baik untuk menerima kalor pada sisi panas modul Peltier dan juga sistem pendingin yang baik untuk menjaga agar tetap terdapat beda suhu pada modul termoelektrik.
Pada penelitian ini digunakan sistem pendingin dengan heatsink dan air pendingin. Termoelektrik generator yang menggunakan heatsink menghasilkan tegangan terbesar yaitu 6.9 Volt dengan daya 0,72 Watt. Termoelektrik generator yang menggunakan air pendingin menghasilkan tegangan maksimum 0.459 Volt, dengan daya 0.0105 Watt.
This thesis is disccused about thermoelectric generator that are the device that can convert the difference of temperature to electrical power. Thermoelectric generator is using Peltier modules which works with the Seebeck Effect rsquo s law. In order to keep the delta temperature between hot junction and cold junction there are some system that being needed to supply some calor and to keep the calor being thrown away. In this research is using cooling system such are heatsink and water coolant. Thermoelectric generator with heatsink is produced the highest voltage output is 6.9 Volt and power 0.72 Watt. Thermoelectric generator with water cooling is produced the highest voltage output is 0.459 Volt and power 0.0105 Watt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69616
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ridho Irwansyah
"Cryosurgery adalah salah satu metode pengobatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker yang ada di dalam maupun luar tubuh manusia dengan melakukan pendinginan secara berulang-ulang hingga mencapai temperatur pendinginan cryo pada temperatur -50ºC. Alat cryosurgery yang sudah ada dipasaran saat ini menggunakan sistem pendingin nitrogen cair. Kelemahan dari sistem alat cryosurgery ini adalah membutuhkan media penyimpanan harus didesain khusus untuk menghindari penguapan ini dan temperatur pendinginan yang tidak terkontrol.
Tujuan dari penelitian adalah melakukan pengembangan dari alat cryosurgery yang sudah ada dengan mengganti sistem pendinginan utama dengan modul termoelektrik bertingkat dan membuktikan apakah "mekanisme sentuhan" antara modul termoelektrik bertingkat dengan probe sebagai beban dapat digunakan dalam sistem.
Material isolator casing yang digunakan adalah polyurethane high density dengan variasi temperatur CTB yaitu 0ºC dan -10ºC. Temperatur end probe terendah yang berhasil dicapai adalah -27.24ºC. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme sentuhan antara sisi dingin modul termoelektrik dengan probe dapat digunakan sebagai sistem pendinginan utama alat cryosurgery ini.
Cryosurgery is one of medical method used to destroy cancer cells that exist within and outside the human body by performing cooling repeatedly until reaching the cryo temperature at -50ºC. Typical cryosurgery device which exist in the market usually use liquid nitrogen as cooling system. The weakness of this existing systems require specially designed container to avoid evaporation and the cooling temperature cannot be controlled. The purpose of this research is focused on the development of cryosurgery device by replacing the existing cooling system with multistage thermoelectric cooler and proves whether the "direct contact mechanism" between the cold side of thermoelectric module with the probe can be used in the cryosurgery system. The insulator material used on this research is polyurethane high density with variations of CTB temperature at 0ºC and -10ºC. The lowest end probe temperature achieved is -27.24ºC. Results from this research indicate that the "direct contact mechanism" between the cold side of thermoelectric module with the probe can be used as the cooling system for cryosurgery device."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50916
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Syariifi Muflih
"Energi matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan sel surya photovoltaic (solar PV). Rentang spektrum matahari dalam jumlah yang signifikan tidak digunakan dalam konversi photovoltaic dan terdisipasi sebagai panas selama pengoperasian sel surya. Teknologi inovatif untuk meningkatkan kinerja sistem photovoltaic adalah menggabungkan panel PV dengan modul termoelektrik untuk lebih meningkatkan efisiensi konversi daya. Modul termoelektrik mampu mengubah energi panas dalam bentuk perbedaan temperatur menjadi energi listrik melalui efek Seebeck. Sel photovoltaic dan generator termoelektrik (thermoelectric generator/TEG) memiliki tujuan yang sama untuk menghasilkan tenaga listrik. Konfigurasi hibrida photovoltaic-thermoelectric (PV-TE) gabungan bisa menjadi sistem potensial yang menghasilkan lebih banyak listrik daripada desain PV saja. Teknologi yang menggabungkan sel PV dan TEG untuk memperbanyak pembangkitan daya listrik dari radiasi matahari dapat dilakukan dengan menambahkan TEG ke sisi belakang panel surya. Energi panas yang terdisipasi oleh sel PV dapat digunakan oleh TEG untuk pembangkit tenaga listrik tambahan. TEG memanfaatkan energi panas yang terdisipasi oleh sel PV untuk bagian hot side, dan menggunakan heat sink untuk bagian cold side. Terjadinya perbedaan temperatur membuat TEG menghasilkan energi listrik tambahan
Solar energy can be converted into electrical energy using photovoltaic solar cells (solar PV). A significant amount of the solar spectrum is not used in photovoltaic conversion and is dissipated as heat during the operation of the solar cell. An innovative technology to improve the performance of photovoltaic systems is to combine PV cells with thermoelectric modules to further improve power conversion efficiency. The thermoelectric module is able to convert heat energy into electrical energy through the Seebeck effect. Photovoltaic cells and thermoelectric generators have the same purpose of generating electric power. A combined photovoltaic-thermoelectric (PV-TE) hybrid configuration could be a potential system that generates more electricity than a PV design alone. The technology that combines PV cells and thermoelectric generator/TEG to increase the generation of electrical power from solar radiation can be done by adding TEG to the back side of the solar panel. The heat energy dissipated by the PV cells can be used by the TEG for additional electric power generation. TEG utilizes heat energy dissipated by PV cells for the hot side, and uses a heat exchanger for the cold side. The occurrence of a temperature difference makes the TEG generate additional electrical energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gagas Hariseto Pratomo
"Seorang penembak dalam kendaraan tempur pengangkut personil akan bekerja dalam posisi setengah berdiri pada keadaan statis dan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut beresiko menyebabkan terjadinya WSDM. Penelitian ini mengevaluasi dan meredefinisi postur kerja penembak dalam lingkungan virtual dengan menggunakan software simulasi ergonomi, Jack 6.1.
Redefinisi postur kerja dilakukan pada penambahan kursi dan pijakan kaki, dengan penyesuaian pada tinggi kursi dan sudut pijakan untuk mendapatkan konfigurasi kursi yang ideal bagi tentara. Postur duduk yang terbentuk dari seluruh konfigurasi yang diujikan dinilai dengan menggunakan metode Posture Evaluation Index (PEI). Hasil penelitian berupa usulan kursi yang ergonomis bagi tentara Indonesia.
A gunner in an Armoured Personnel Carrier Vehicle are positioned in a half- standing static posture in a long period of time, with the risks of WMSD. This study evaluates and redesigns the working posture of a gunner in the virtual environment, using an ergonomics software simulation, Jack 6.1. Working posture redefinition is made by adding seat and foot support, with adjustments on the height of seat, and inclination of foot support to obtain the ideal configuration for the soldiers. Sitting posture which is formed from all the tested configurations is assessed using the method of Posture Evaluation Index (PEI). The result from this study is to design an ergonomic seat passenger models for Indonesian Soldiers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44721
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ferdiansyah Nurudin Iskandar
"Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Kelemahan pada kasus gizi buruk yang mencuat akhir-akhir ini adalah lemahnya akan pemantauan status gizi di suatu daerah. Untuk mengetahui kekurangan gizi khususnya pada anemia gizi besi biasanya dipantau dengan pengambilan sampel darah di suatu daerah, baik di perkotaan, pedesaan maupun di daerah terpencil. Pengambilan sample darah didaerah terpencil yang beriklim tropis dan panas khususnya indonesia sangatlah sulit, sehingga sangat dibutuhkan media penyimpan darah yang tahan dan tidak terpengaruh dengan temperatur lingkungan. Kelemahan media penyimpanan darah yang ada sekarang adalah sulitnya mempertahankan temperatur cabin pada 4-6 ºC ketika temperature lingkungan tiba-tiba naik sangat tinggi. Selain itu kecepatan pendinginan yang buruk ketika berada pada beban penuh juga menimbulkan masalah pada sampel darah yang disimpan.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengembangkan alat blood carier yang mempunyai kecepatan dan kinerja pendinginan yang sangat tinggi dengan menerapkan sistem pendinginan bertingkat, selain itu juga untuk mengetahui potensi dari sistem pendinginan bertingkat. Sehingga diharapkan sistem pendinginan ini dapat digunakan untuk media pendinginan lainnya yang membutuhkan suhu yang sangat rendah.
Dari hasil pengujian, blood carrier mampu menurunkan suhu cabin dibawah 0ºC dalam waktu kurang dari 60 menit dengan berbagai volume beban. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memudahkan para peneliti yang ingin menerapkan teknik pendinginan bertingkat untuk system pendingin lainnya.
The insufficient nutrient is a chronic epidemic and commonplace spreads mostly at the suburb area and rural. Recently, it emerges because of the unmonitored nutrient's growth for the society living in these areas. Taking the blood sample is a common method to observe this epidemic, especially anemia. These samples are taken from the societies living at cites, suburbs, and rural areas. It's very difficult to taking a blood sample from remote place such as Indonesia that have hot weather and tropical climate, a good blood carrier that not depend on ambient temperature is needed. The common blood storage have laxity to maintain cabin temperature between 4-6 ºC, and the cooling velocity is very poor also when used for the maximum capacity, so it can bring a problem to the blood sample when ambient temperature rising very high suddenly. The objective of this research is to develop a blood carrier that have high speed cooling performance by applying multi stage cooling system and also to know the potential of multi stage cooling system in the hope this system can be use for other low temperature cooling device. The result of the research is the blood carrier that has been designed can push the cabin temperatur below 0 ºC for less than 60 minute with variety load. May the result of this research could facilitate researchers for the development of multi stage cooling system for other purpose."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50977
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library